Atraksi Kesenian Barongsai GAMBARAN UMUM YAYASAN TRIPUSAKA

commit to user 44 dimakan dan membuka gulungan kain merah dengan tulisan Mandarin Emas yang disesuaikan dengan eventnya.

B. Atraksi Kesenian Barongsai

Barongsai merupakan suatu atraksi yang berbentuk tarian, dimana para pemainnya yang berjumlah 2 dua orang mengenakan topeng Kepala dan kostum badan berbentuk Singa yang disebut Sam Sie atau Barongsai, namun ada juga berbentuk Ular Naga panjang Liong yang dibuat dari kerangka bambu rotan tertutup kain, diberi penyangga tongkat dari bambu rotan dan dimainkan oleh 9 sembilan orang. Untuk Barongsai gerakan yang ditampilkan saat pentas yang utama bertumpu pada kekuatan kuda-kuda Ma Shi, oleh karena itu para pemain Barongsai dan Liong biasanya terlebih dahulu harus berlatih jurus Wu Shu bela diri Cina agar penampilannya semakin sempurna. Namun walaupun demikian gerakan yang ditampilkan Barongsai sangat dominan dengan gerak akrobatik, hal tersebut bisa dilihat pada permainan Barongsai diatas Bangku dan Tonggak besi. Dalam pementasannya Barongsai dan Liong dapat dipadukan tampil bersama atau dimainkan terpisah. Menurut falsafah Cina kuno tarian Barongsai yang dipadukan dengan tari Liong bermakna memadukan menyelaraskan unsur Yin dan Yang Negatif dan Positif, Malam dan Siang, Hitam dan Putih, Wanita dan Pria. Biasanya kesenian Barongsai dan Liong ditampilkan pada hari raya keagamaan Khonghucu khusus seperti Imlek, Cap Go Meh, Tiong Chiu atau commit to user 45 hari kelahiran Nabi Khongcu 27 Bulan 8 Imlek biasanya sekitar September Oktober, kesenian ini dimainkan di sepanjang jalan karena dipercaya mampu menghalau segala unsur jahat dan negatif di sepanjang jalan yang dilewatinya sehingga akan membawakan kedamaian dan kesejahteraan bagi yang melihatnya. Khusus untuk Group Tripusaka Surakarta, kesenian Barongsai yang kembali dihidupkan sekitar Februari 1999 ini mempunyai 3 tiga misi yaitu : 1. Misi Acara Ritual Untuk acara ini Barongsai maupun Liong yang dimainkan biasanya dominan dengan warna Hitam Putih atau Merah Putih sebagai simbol unsur Yin dan Yang karena dipercaya bisa menolak bala. Barongsai dan Liong yang akan dimainkan sebelumnya dibawa ke Klenteng atau Lithang tempat ibadah Khonghucu untuk disembahyangkan dan diberi Hu kertas Kuning bertuliskan huruf Mandarin yang dipercaya sebagai jimat penolak bala dikepala Liong dang Barongsai dikaitkan seuntai daun Jeruk yang dipercaya akan membawa kesejukan bagi manusia. Untuk Barongsai baru belum pernah dipakai dalam tradisi kepercayaan Tridharma Klenteng Taoisme biasanya sebelum digunakan terlebih dahulu diadakan upacara pemberkatan dengan urutan acara sebagai berikut : a. Barongsai baru yang akan dipakai diletakkan diatas altar khusus dengan mata ditutup kain merah, mulut juga ditutup. commit to user 46 b. Pimpinan upacarapendeta Klenteng mengawali dengan bersembahyang kealtar Tuhan menghadap keluar klenteng dan altar utama di bagian tengah Klenteng. c. Badan Barongsai diperciki dengan air klenteng, kemudian pada kepala Barongsai diteteskan darah Ayam jago putih, sebagai sarana agar iblisroh jahat lari ketakutan melihat sang Barongsai. d. Kemudian kain merah penutup mata dan mulut Barongsai dilepas, pada mata Barongsai diberi tanda dengan cat Merah, juga pada telinga, hidung dan mulutnya, ada juga yang memberi tanda pada kaki Barongsai celana berbulu sama dengan badan Barongsai yang dipakai pemainnya. e. Selanjutnya pada tanduk Barongsai diikatkan kain merah dan daun jeruk. Kemudian Barongsai dan Liong akan dibawa diarak berkeliling kota dimana sepanjang jalan banyak orang yang memasang Angpao bungkusan Merah berisi uang yang digantung di depan di tas rumah dan kemudian akan diambil disambar oleh Liong dan Barongsai yang melewatinya. Masyarakat percaya bahwa Angpao yang mereka berikan sebagai ungkapan kegembiraan warna Merah melambangkan ketulusan, kebahagiaan dan rejeki dan tolak bala ini akan mendapat balasan dari Tuhan berpuluh kali lipat, itulah sebabnya Group Barongsai banyak memperoleh dana lewat Angpao pada hari raya tertentu. Untuk Group Tripusaka sudah yang kesekian kalinya mendapat giliran kirab Imlek selalu di sekitar Coyudan, Singosaren dan Nonongan. commit to user 47 2. Misi Acara Entertaiment Show Dalam acara ini warna yang digunakan pada Barongsai maupun Liong bebas bahkan terkesan menyolok berwarna warnai, acara ini bisa disaksikan setiap saat yaitu pada Pesta Pernikahan, Pesta Ulang Tahun, Promosi dan lain sebagainya, tergantung kepada permintaan konsumen, biasanya warna yang disukai adalah : a. Merah melambangkan kebahagiaan, ketulusan dan rejeki berlimpah maka sering kita lihat warna Merah dominan dalam kehidupan suku Tionghwa misalnya kain merah di atas pintu rumah saat rumah tersebut mantu, hiasan dari lampu, lampion, kartu ucapan selamat dan lain sebagainya. b. Kuning melambangkan keagungan, kewibawaan dan kesuksesan c. Biru lambang keharmonisan dan kedamaian d. Hijau lambang kesejukan dan kerukukan e. Orange seperti pada Barongsai yang dipakai Xiao Yen Zhe pada serial Film di Televisi yatu Putri Huan Zhu. Berbeda dengan acara ritual, untuk Entertaiment show Barongsai atau Liong tidak wajib untuk disembahyangkan lebih dahulu, tetapi tiada salahnya apabila sebelum berangkat ke tempat atraksi, semua pemain berdoa mohon kepada Tuhan agar acara yang mereka laksanakan bisa berjalan dengan lancar. Dalam penampilannya untuk acara pernikahan, Barongsai dan Liong pertama tama akan beratraksi menyambut dan mengantar mempelai menuju ke kursi pelaminan, selanjutnya akan hadir lagi dengan membawa commit to user 48 Pedang untuk diserahkan kepada kedua mempelai yang akan melakukan acara pemotongan kue pengantin. Kemudian Barongsai akan beratraksi diatas panggung bangku untuk memeriahkan acara pesta pernikahan kedua mempelai, dan selanjutnya mengantar mempelai menuju ke pintu masuk saat acara sudsah selesai. 3. Misi Acara Olah Raga Untuk acara ini setiap Tahun biasanya Group Tripusaka mengikuti berbagai lomba festival yang diadakan baik oleh PBWI Pengurus Besar Wushu Indonesia, PKBLSI Persatuan Kungfu, Liong Barongsai Seluruh Indonesia dan berbagai Federasi Barongsai lain baik tingkat Lokal, Propinsi, Nasional bahkan di tingkat Internasional dunia setiap Tahunnya selalu ada Festival Liong dan Barongsai di Malaysia, satu catatan penting yang perlu diketahui Indonesia di wakili Team Barongsai Padang untuk tahun 2003 sudah masuk urutan 5 besar. Untuk festival perlombaan ini Barongsai dibagi menjadi 2 kategori yaitu : a. Barongsai Permainan Lantai Kejuaraan dinilai dari permainan Barongsai diatas lantai, kedua pemain yang di depan berfungsi memegang kepala dan memainkan mimik Barongsai kaget, marah, sedih, gembira mengantuk dan lainnya sementara pemain belakang berfungsi sebagai badan Barongsai serta menggerakkan ekor sehingga dengan kekompakan yang serius dan indah kita akan menyaksikan seolah seekor Singa sedang beraksi di depan kita. commit to user 49 Adegan yang diperagakan kedua pemain untuk dinilai ini juga berdasarkan aturan yang telah disepakati baik tingkat nasional ataupun internasional, misal : 1 Lama atraksi sekitar 10 sampai 12 menit 2 Jumlah personil 10 personil terdiri dari 2 pemain, 4 atau 6 pemusik, 1 ketua, 1 pelatih. 3 Tidak boleh memakai alat bantu lebih dari ketentuan biasanya hanya boleh dengan bangku, kursi dengan ketinggian kurang dari 1 meter, guci mainan berbentuk binatang dan lain sebagainya. 4 Tidak boleh memakai Pawang, yaitu pemain yang bertugas sebagai pasangan lomba sehingga Barongsai lebih mudah diarahkan mimiknya. 5 Arena yang digunakan berukuran 10 x 10 meter 6 Harus ada adegan Barongsai makan sayur 7 Peserta harus melampirkan sinposis adegan yang diperagakan. b. Barongsai Permainan Tonggak Untuk jenis perlombaan ini pemain Barongsai diwajibkan beratraksi diatas Pilar Tonggak besi yang ditata berderet memanjang, setiap deret memiliki tingkat kesulitan berbeda, misalnya deret pertama hanya untuk awal Barongsai beratraksi dengan memulai memanjat dan bersikap untuk maju. Deret kedua biasanya untuk jembatan tali, yaitu dari ujung tonggak satu ke ujung lainnya dipasang memanjang sebuah tali yang akan digunakan Barongsai lewat ke deret di ujung commit to user 50 seberangnya, sementara deret berikutnya biasanya yang paling sulit tingkat permainannya karena selain tinggi, ditonggak paling ujung biasanya Barongsai akan menyambar daun di bawah untuk disantapnya. Baik untuk permainan Lantai maupun Tonggak, kekompakan antara pemusik dengan penampilan Barongsai serta adegan yang mendebarkan biasanya akan memperoleh tambahan nilai. Sama dengan permainan Lantai, pada permainan Tonggak kedua pemain harus berusaha menampilkan aktivitas seekor Singa yang sedang marah, kaget, sedih, gembira dan lain sebagainya tetapi kesemua adegan itu dilakukan diatas tonggak besi.

C. Unsur Pendukung Atraksi

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Budaya dan Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban (Studi Deskriptif Pengaruh Komunikasi Antar Budaya terhadap Pernikahan Adat Aceh sebagai Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban Masyarakat Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia)

4 52 132

Akulturasi budaya Betawi dengan Tionghoa : studi komunikasi antarbudaya pada kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah

2 34 100

PERAN KESENIAN LIONG DAN BARONGSAI SEBAGAI SARANA ASSIMILASI ANTARA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA (Studi kasus perkumpulan Liong dan Barongsai Tripusaka MAKIN Solo)

0 5 6

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES AKULTURASI WARGA JEPANG DI SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Peran Komunikasi Antarbudaya dalam Proses Akulturasi Warga Jepang di Surakarta)

1 17 181

Perancangan Media Promosi Pengenalan Tarian Barongsai Sebagai Akulturasi Etnis Tionghoa dan Indonesia.

0 0 16

PERILAKU KOMUNIKASI DALAM AKULTURASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Kualitatif tentang perilaku komunikasi dalam akulturasi budaya antar etnis Jawa dan etnis Madura di kab Sampang Madura).

0 0 131

Akulturasi Komunikasi Antar Budaya (1)

0 0 4

View of Persimpangan Antara Agama dan Budaya (Proses Akulturasi Islam dengan Slametan dalam Budaya Jawa)

0 0 16

AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN BUDAYA ISLAM PADA BANGUNAN MASJID AGUNG DEMAK

0 1 18

PERILAKU KOMUNIKASI DALAM AKULTURASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Kualitatif tentang perilaku komunikasi dalam akulturasi budaya antar etnis Jawa dan etnis Madura di kab Sampang Madura)

0 0 17