commit to user 35
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali
dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat
kembali sebentar pada catatan lapangan.
6. Validitas Data
Validitas data adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek penelitian.
40
Sedangkan untuk validitas data triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data pada sifat valid dan
reliable. Validitas data lebih menunjuk pada tingkat sejauhmana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti.
40
Sugiyono, Op.Cit, hal. 117
commit to user 36
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat konsistensi hasil dari penggunaan cara pengumpulan data.
41
Ada empat macam teknik triangulasi, yaitu 1 triangulasi data atau sering disebut dengan triangulasi sumber, 2 triangulasi metodologis, 3
triangulasi peneliti, dan 4 triangulasi teori.
42
Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data, suatu pemeriksaan dengan membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat
dicapai dengan 1 Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2 Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi, 3 Membandingkan apa yang dikatakan saat situasi penelitian dengan apa yang dilakukan sehari-hari, 4
Membandingkan apa yang menjadi perspektif responden dengan berbagai pendapat dan pandangan orang banyak atau lawan interaksi objek
penelitian, 5 Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
41
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta, LkiS, 2008, hal. 97
42
HB. Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta, Sebelas Maret University Press, 2002, hal. 78.
commit to user 37
BAB II GAMBARAN UMUM YAYASAN TRIPUSAKA
A. Sejarah Perkembangan Yayasan Tripusaka
Di kota Surakarta Perkumpulan Wushu, Liong dan Barongsai Tripusaka MAKIN Sala merupakan Group Liong dan Barongsai satu-
satunya yang mampu beratraksi dengan penampilan yang memukau antara lain permainan Barongsai diatas bangku setinggi ± 3 meter dan permainan lantai,
permainan diatas bola raksasa dan lain-lain. Perkumpulan ini baru berusia sekitar 11 tahun didirikan 5 Februari 1999, tetapi dalam prestasinya
perkumpulan Tripusaka ini mampu membuat prestasi dalam berbagai Acara, Festival dan Kejuaraan.
Perkumpulan yang merupakan seksi olah raga dan kesenian di bawah Panji Majelis Agama Khonghucu Indonesia Surakarta dan Yayasan
Pendidikan Tripusaka ini mulai karirnya saat untuk pertama kalinya di Surakarta berlangsung perayaan Implek 1999, bersama Group Barongsai Jien
Hoo Tong dan Hoo Hap dari Semarang serta Group Kiem Liong Naga Emas dari Salatiga, 4 empat perkumpulan ini menampilkan kebolehannya
beratraksi di Stadion Sriwedari yang diawali dengan kirab diberbagai ruas jalan utama Surakarta.
Berbagai suka dan duka di alami oleh Group Tripusaka yang mulai dari Nol tak punya apa-apa dibantu oleh seorang tokoh dari Solo Baru yaitu
Bapak Hendra Yauw yang memberikan Barongsai bekas, anak-anak Tripusaka mulai belajar memainkan Barongsai, dari pinjaman yang diberikan MAKIN