commit to user 16
yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.
15
3. Masyarakat Majemuk
Dalam interaksi sosial, masyarakat adalah sebuah sistem di mana terdapat interaksi antar komponen baik individu, kelompok, atau lembaga-
lembaga.
16
Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut dengan soiety yasng berasal dari kata latin sosious yang berarti kawan. Istilah masyarakat
berasal dari akar kata arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi, atau “masyarakat” yang berarti saling bergaul, sehingga masyarakat dapat
didefinisikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat
oleh suatu rasa identitas bersama.
17
. Lebih jelas lagi Kontjaraningrat memberikan penjelasan tentang
masyarakat, bahwa masyarakat memang sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau istilah ilmiahnya saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan
manusia dapat mempunyai prasarana melalui apa warga-warganya dapat saling berinteraksi, tidak semua kesatuan manusia yang berinteraksi itu
disebut masyarakat karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan yang khusus. Ikata yang membuat suatu kesatuan manusia yaitu
pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam
15
Ibid, hal. 19.
16
Andrik Purwasito. Op.Cit. hal. 95.
17
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta, Rineka Cipta, 1990, hal. 143.
commit to user 17
batas kesatuan itu.
18
Dalam definisi tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia atau bisa
disebut dengan sekelompok manusia yang mendiami suatu daerah tertentu yang tidak dapat hidup sendiri-sendiri dengan kata lain mereka hidup
bersama dan saling membutuhkan di mana mereka mempunyai hubungan baik antar sesama secara terus menerus dengan diikat oleh norma-norma
dan adat istiadat yang diakui ditaati dan dianut oleh warganya demi keberlangsungan hidup bersama.
4. Akulturasi
Akulturasi banyak berkenaan dengan usaha menyesuaikan diri dengan menerima pola-pola dan aturan-aturan komunikasi dominan.
Akulturasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses di mana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada
unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan asing lambat laun dapat diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Akulturasi merupakan suatu proses yang dilakukan satu etnis tertentu yang disebut Young Yun Kim sebagai ‘imigran’ untuk
menyampaikan informasi mengenai kebudayaannya agar dapat diterima oleh masyarakat pribumi, yang akhirnya mengarah kepada asimilasi.
Asimilasi merupakan derajat tertinggi akulturasi yang secara teoritis
18
Ibid, hal. 144.
commit to user 18
mungkin terjadi.
19
Hal ini berarti bahwa secara bertahap masyarakat pribumi belajar menciptakan situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat
dalam menerima budaya imigran sejalan dengan berbagai transaksinya yang dilakukan dengan orang lain. Sehingga pada saatnya, masyarakat
pribumi akan menggunakan cara-cara berperilaku orang imigran untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang sesuai dengan orang imigran.
Perubahan perilaku juga terjadi ketika seorang pribumi menyimpang dari pola-pola budaya lama yang dianutnya dan mengganti pola-pola lama
tersebut dengan pola-pola baru dalam budaya imigran. Proses komunikasi mendasari proses akulturasi seorang pribumi.
Akulturasi terjadi melalui identifikasi dan internalisasi lambang-lambang masyarakat imigran yang signifikan. Sebagaimana orang-orang imigran
memperoleh pola-pola budayanya sendiri lewat komunikasi, seorang pribumi juga memperoleh pola-pola budaya imigran lewat komunikasi.
Seorang pribumi akan mengatur dirinya sendiri untuk mengetahui dan diketahui dalam berhubungan dengan orang lain.
Bila akulturasi dipandang sebagai proses mengembangkan kecakapan berkomunikasi dalam sistem sosio-budaya pribumi, maka perlu
bahwa kecakapan berkomunikasi demikian diperoleh melalui pengalaman- pengalaman komunikasi.
20
Proses akulturasi yang berjalan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur kebudayaan asing dan unsur
kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur kebudayaan asing tidak lagi
19
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 hal. 139.
20
Ibid, hal. 140
commit to user 19
dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi telah dianggap sebagai unsur kebudayaan sendiri. Pola-pola akulturasi tidaklah seragam di antara
individu-individu, mereka merespon perubahan harus berdasarkan pengalaman masing-masing dan bergantung pada potensi akulturasi yang
dimiliki tiap individu atau kelompok. Potensi akulturasi ditentukan kemiripan antara budaya asli imigran dan budaya pribumi. Selain itu,
ditentukan juga oleh usia dan latar belakang pendidikan yang terbukti berhubungan dengan potensi akulturasi. Yang terakhir yang menentukan
juga potensi akulturasi adalah pengetahuan pribumi tentang budaya imigran sebelum memasuki wilayah budaya pribumi kontak budaya.
21
5. Komunikasi Antar Budaya