Analisis Framing Pemberitaan Penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di Yaman Dalam Republika Online Dan Islampos

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Strata 1 Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom. I)

Oleh: Ichsan Marsha NIM: 1110051000088

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/ 2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

v

pemeberitaan ditanah air, baik media cetak maupun media elektronik, yang diantaranya adalah media Republika Online dan Islampos yang memberitakan dengan prinsipnya masing-masing. Dimana pemberitaan tersebut juga mencakup Konflik yang membenturkankan dua kekuatan besar di Timur Tengah yakni kerajaan arab saudi dan republik Islam Iran yang kian memanas, disaat kedua negara tersebut berusaha memainkan perannya dalam konflik yang berlangsung di negara Yaman.

Pertanyaannya adalah bagaimana kedua media tersebut yakni Republika Online dan Islampos, membingkai gagasan dan ideologi mereka, terhadap konflik yang terjadi di Yaman, yang kemudian disajikan kepada khalayak pembaca?

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan analisis eksplanatif yang menganalisa secara sistematis fakta-fakta tentang berita yang diusung oleh media Republika Online dan Islampos khususnya yang berkaitan dengan bingkai pemberitaan yang mereka bentuk dalam upaya rekonstruksi sosial. Adapun sumber utama yang digunakan dalam pemberitaan ini ialah teks pemberitaan mengenai konflik di Yaman pada media Republika Online dan

Islampos

Penelitian ini menggunakan teori analisi framing yang dikemukakan Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki yang mencoba meramu bingkai pemberitaan dengan menggunakan pendekatan analisis melalui penerapan stuktur sintaksis, skrip, tematik dan struktur retoris.

Hasil penelitian ini mengungkap bagaimana kedua media tersebut membingkai konflik yang terjadi dalam proses penyerangan Koalisi Negara Arab

Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di Yaman, dimana Republika Online dapat disimpulkan mencoba memberitakan informasi tersebut melalui pendekatan politik yang mempunyai kecenderungan menyeret kepada permasalahan ideologis, sementara Islampos disimpulkan lebih konsisten mengangkat berita tersebut dalam bingkai pendekatan ideologis, dengan menginformasikan bahwa konflik yang tengah terjadi merupakan konflik Syi’ah dan Sunni, selain itu adanya bias keberpihakan antara kedua media terhadap masing-masing pihak yang berseteru juga dapat penulis simpulkan sebagai sebuah bentuk penekanan terhadap ideologi yang diusung oleh masing-masing media.

Kata kunci : Koalisi Negara Arab, Pemberontak Syi’ah Houthi, Republika


(6)

vi

KATA PENGANTAR Bismill hirrahm nirrahīm...

Alhamdulill hirobbil‘ lamīn, segala puja dan puji sebagai rasa syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah azz wajjalla, Tuhan semesta alam, yang senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, hidayah serta inayah-Nya kepada hamba-Nya, dengan limpahan itulah yang senantiasa memberikan kemudahan kepada penulis, yang akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa dilafazkan kepada sosok makhluk paling mulia disisi-Nya, sang pembawa risalah kenabian, Sang khataman Nabiyyiin, Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam, sosok pendakwah yang tiada henti berjuang, membawa umat di dunia yang penuh dengan kejahilan dan kegelapan hingga zaman yang cerdas dan tercerahkan saat ini. Beliaulah yang telah membekali umat di dunia untuk senantiasa mendapat keselamatan dan kebahagian

dunia dan akhirat, yakni dengan Alqur’an dan sunnahnya.

Skripsi yang berada di tangan pembaca dengan judul Analisis Framing

Penyerangan Koalisi Negara Arab Terhadap Pemberontak Syi’ah Houthi Di Yaman Dalam Pemberitaan Media Republika Online Dan Islampos ini,

merupakan karya ilmiah yang penulis susun sebagai syarat untuk memenuhi gelar sarjana pada Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, tentu banyak kendala yang harus dihadapi, terutama terkait dengan pengkajian pustaka, karenanya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun


(7)

vii

demikian, dengan bimbingan dari Allah ta’ala dan juga bimbingan serta bantuan baik moril dan materil dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Untuk itu, dengan kerendahan hati izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Allah Subh nahū W ta’ l atas segala cinta, izin dan kekuatan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Orang tua tercinta Ayahanda Albasri Datuk Bagindo Nan Gadang dan Ibunda Marni, yang dengan kasih sayang dan do’anya tiada henti terlafazkan disela sujud dan tafakurnya memohon kepada Sang Khaliq untuk keselamatan, keberhasilan, dan kesuksesan bagi anaknya yang berjuang menuntut ilmu di negeri orang, hingga akhirnya perlahan do’a -

do’a itu pun terus di ijabah Allah azz wa jalla, sehingga dengan kerendahan hati berucap syukur, penulis dapat mempersembahkan karya ilmiah ini untuk kedua orang tua yang juga senantiasa hadir dalam setiap

do’a penulis.

3. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada segenap keluarga besar media Republika Online dan Islampos, selaku objek utama dalam penelitian ini. Syukur dan Terima kasih kepada kedua media yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam bagaimana Republika Online dan Islampos


(8)

viii

bahan kajian, hingga penelitian tersebut dapat diselesaikan. Syukran

jaz kumull h khair n katsīr n.

4. Dekan Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag.

5. Bapak Suparto, S.Ag. MED, P.hD selaku wakil dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Kepada Bapak Drs.Masran, M.Ag selaku ketua Jurusan komunikasi dan penyiaran islam.

7. Sekretaris Jurusan komunikasi dan Penyiaran Islam ibu Fita Faturrokhmah, M.Si.

8. bunda Umi Musyarofah, MA selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, nasihat dan arahan kepada penulis.

9. Terima kasih tak terhingga penulis haturkan kepada bapak Rachmat Baihaky, MA selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini, ucapan terima kasih atas segala masukan dan saran-saran yang telah diberikan sejak awal penulisan hingga penelitian ini dapat penulis selesaikan. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang telah diberikan untuk mengarahkan dan membimbing penulis dan atas waktu luang yang diberikan kepada penulis di tengah kesibukan yang begitu padat.

10.Terima kasih pula kepada segenap jajaran dosen Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan tambahan wawasan keilmuan penulis khususnya di bidang dakwah,


(9)

ix

komunikasi dan penyiaran, serta kepada jajaran staff Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga senantiasa memberikan dukungan dan kealancaran bagi penulis, dan kepada Pengurus Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas yang telah memberikan kemudahan jalan bagi penulis untuk menelaah berbagai sumber karya ilmiah yang membantu penulisan skripsi ini.

11.Selanjutnya ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada seluruh keluarga penulis baik moril maupun materil, kepada uni Seftira dan uda Chairul Ummaya, uda Surya Delvira, uda Ahda Yanzar dan kak Desy yang terus membantu penulis sejak awal menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, uda Muhammad Ilham, uda Raysa Ghulam Ahmad, dan adikku Reska Aprilla dan uda Ade Syafei yang juga senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk terus menuntut ilmu, dan kepada keluarga besar penulis yakni keluarga dan keluarga nenek Hindun dan nenek Nursiar.

12.Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada neng Dini Fitriani S.Th. I, sosok yang terus bersabar memberikan dukungan, yang senantiasa menjadi penyemangat disaat penulis larut dalam pekerjaan dan ke alpaan, hingga skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan darinya. Serta kepada para sahabat-sahabat baik penulis dalam suka dan duka, Imam Febrian, Umar Ahmad Azhari, Halimatu Sa’diyah, S. Kom. I, Atssauratul Maimanah S. Pd. I, , Puti Hasanatus Sa’diah, S. Kom. I, dan kepada keluarga besar Televisi Muhammadiyah, yang telah


(10)

x

memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini ditengah tanggung jawab pekerjaan.

13.Dan ucapan terimakasih kepada teman KKN Get Woless, teman-teman KPI C 2010, keluarga besar IMM Ciputat, jajaran pengurus Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Syukr n jaz kumullah khair n katsīr n y akhifill h.

Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan menjadi amal shaleh dan diridhoi oleh allah jalla jallaluh.

mīn y rabbal ‘ lamīn..

Ciputat, 07 oktober 2015

Ichsan Marsha NIM: 1110051000088


(11)

xi

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15

D. Metodologi Penelitian ... 16

E. Tinjauan Pustaka ... 20

F. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 23

A. Pengertian Media Massa ... 23

B. Ciri-Ciri Media Massa ... 24

C. Fungsi Media Massa ... 26

D. Berita Media Massa ... 29

E. Definisi dan Konsep Framing ... 34

F. Framing menurut Model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki ... 39

G. Kerangka Pemikiran ... 40

BAB III PROFIL REPUBLIKA ONLINE, ISLAMPOS DAN SYI’AH HOUTHI ... 41

A. Profil Republika Online ... 41

B. Profil Islampos ... 53

C. Profil Syi’ah Houthi ... 57

BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS ... 65

A. Frame Republika Online: Hizbullah Kecam Operasi Militer Saudi di Yaman ... 66

B. Frame Islampos : Raja Salman Siap Beri Bantuan 247 Juta Dolar untuk Yaman ... 74

C. Frame Republika Online: Iran Bersumpah Lindungi Kepentingannya di Yaman ... 82

D. Frame Islampos: Saudi Bersumpah Habisi Syi’ah Houthi ... 91

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 103


(12)

xii

Tabel 1 Nilai-nilai Berita ... 31

Tabel 2 Kategori Berita ... 32

Tabel 3 Jenis Berita ... 34

Tabel 4 Teori Framing ... 36

Tabel 5 Kerangka Pemikiran ... 40

Tabel 6 Redaksi dan Manajemen Republika Online ... 47

Tabel 7 Pengakses dan Frekuensi Republika Online ... 49

Tabel 8 Canal dan Content Berita Republika Online... 51

Tabel 9 Susunan dan Redaksi Islampos ... 54

Tabel 10 Canal dan Content Berita Islampos ... 55

Tabel 11 Frame Republika ... 72

Tabel 12 Frame Islampos ... 81

Tabel 13 Frame Republika ... 89


(13)

1

Fenomena gerakan kelompok pemberontak yang militan seperti AlQaeda, Taliban, dan juga Hizbullah yang sukses menjadi tembok hegemoni Barat di Timur Tengah tentunya mendapat perhatian sendiri oleh dunia Internasional, di mana oleh kalangan Barat ketiga kelompok militan ini dicap sebagai teroris internasional yang masing-masing dari kelompok tersebut kekuatannya tidak bisa dipandang sebelah mata mengingat sepak terjangnya yang sangat merepotkan bagi Barat, terlebih Amerika pada khususnya. Kelompok Syi’ah Houthi, walaupun tidak sefenomenal ketiganya tentunya memiliki kekuatan yang tidak bisa dipandang remeh khususnya dalam pemberontakan yang dilakukan di negaranya, yakni Yaman. Organisasi massa yang besar serta kekuatannya yang terorganisir, membuat pemerintah Yaman kelabakan.

Meskipun hanya dalam skala konflik internal, tentunya konflik yang terjadi tidak bisa dianggap enteng. Perbedaan ideologi yang sangat kentara terlihat merupakan satu hal yang prinsipil antara keduanya baik dari pemerintahan Yaman maupun dari kelompok Houthi. Di samping itu, indikasi keterlibatan Iran dalam mendukung gerakan kelompok Houthi dan juga keterlibatan langsung Arab Saudi dalam konflik di Yaman membuat konflik ini semakin sengit.

Kelompok Houthi sendiri merupakan suatu kelompok beraliran Syi’ah

yang menentang pemerintahan di Yaman yang beraliran Sunni. Secara etimologi Syi`ah berarti kelompok yang setuju terhadap sesuatu; kelompok yang mengikuti


(14)

seseorang dan menolongnya.1 Sedangkan menurut istilah, Syahrastani2 memberikan definisi Syi`ah sebagai nama bagi orang-orang yang secara khusus mendukung (menjadi pengikut) `Ali bin Abi Talib dan berpendirian bahwa pengangkatan `Ali sebagai imam itu berdasarkan nass dan wasiat, baik itu dilakukan secara terang-terangan maupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan mereka percaya bahwa imamah itu tidak akan keluar dari keturunan `Ali.

Sebenarnya kata syi`ah sudah dikenal pada masa Nabi. Kata ini digunakan untuk menunjuk para sahabat yang dekat dengan `Ali. Mereka adalah salman al-Farisi, Abu Zar al- Gifari, Al-Miqdad bin al-Aswa al-Kindi, dan `Ammar bin Yasir.3 Namun demikian kata ini belum sepenuhnya monopoli pendukung `Ali karena kata ini masih digunakan bagi kelompok lain. Baru setelah Mu`awiyah naik tahta kata Syi`ah tertuju kepada pendukung `Ali.4

Dalam perkembangan selanjutnya kelompok Syi`ah pecah ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terpecah lagi ke dalam beberapa kelompok.5 Sebab- sebab perpecahan di antara mereka berkisar pada masalah penetapan imam dan strategi perjuangan dalam meraih jabatan tersebut.

1

Al-Imam Abi al-Fadl Jamal al-Din Muhammad bin Mukrim Abi Manzur, Lisan

al-`Arab, cet. 2, (Beirut: Dar al-Kitab al-`Ilmiyyah, 1413 H/1992 M), II, h. 6. 2

Al-Imam Abi al-Fath Muhammad `Abd al-Karim al-Syahrastani, Al-Milal wa al-Nihal,

cet. 1, (Beirut: Dar al-Sadi, 1412 H/1992 M), I, h. 144. 3

E.J. Brill`S, First Encyclopedia of Islam, Vol. VII, (Leiden: New York, 1993), h. 350.

Lihat juga Abu bakar Aceh, Syi`ah: Rasionalisme dalam Islam, cet 2, (Semarang: Ramdani, 1985), h. 20.

4

Setelah terjadi pemberontakan pada akhir masa pemerintahan Usman bin `Affan, umat Islam terbagi ke dalam dua kelompok besar, pendukung `Ali dan pendukung Mu`awiyah. Kata syi`ah yang berarti kelompok digunakan untuk kedua kelompok yang bertikai, walaupun yang banyak dipakai pada saat itu adalah `Usmaniyah bagi pendukung `Usman dengan Mu`awiyah sebagai tokoh gerakan dan `Alawiyah bagi pendukung `Ali dengan `Ali sebagai tokonya. Lihat

Julius Welhausen, The Religio-Political Faction in Early Islam, ed. E,C. Ostle, (Nederland:

Holland, 1975), h. 45. Lihat juga Abu Bakar Aceh, Syi`ah, h. 21.

5

Pembagian kelompok Syi`ah lebih lanjut lihat Moojan Momen, An Introduction to Shi`i


(15)

Gerakan Houthi dibentuk oleh Husein Badruddin Al-Houthi pada pertengahan 1990-an. Husein Al-Houthi adalah anak Allamah Sheikh Badruddin Al-Houthi, tokoh Syiah Zaidiah Yaman. Husein Al-Houthi memulai pendidikan

dasarnya di tempat tinggalnya di Provinsi Sa’ada, utara Yaman. Setelah itu ia

melanjutkan pendidikannya di sekolah Wahhabi yang berafiliasi ke gerakan Ikhwanul Muslimin Yaman. Houthi merupakan kelompok pemberontak yang berbasis di Yaman Utara. Pengikut Al-Houthi terkenal dengan sebutan Houthis.6

Pada tahun 1991, Partai Sosialis berkuasa di Yaman berusaha untuk mencegah meluasnya pemikiran ekstrim Partai Asosiasi Reformasi Yaman dan untuk itu mereka membentuk Partai Al-Haq yang pandangannya berdasarkan Islam. Husein Al-Houthi termasuk pendiri partai ini. Pada tahun 1993 Husein AlHouthi mengikuti pemilu legislatif dan terpilih menjadi anggota parlemen. Pada tahun 1996 mulai terjadi friksi dan perpecahan dalam tubuh pemerintah Yaman. Hal itu diakibatkan kembalinya warga Yaman bermazhab Wahhabi dari Afganistan. Demi mencegah tersebarnya pemikiran ekstrim dan keras ini, pemerintah meminta bantuan Husein Houthi. Pada tahun 1997 Husein Houthi keluar dari Partai Haq dan membentuk Gerakan Syabab Al-Mukmin(Pemuda Mukmin). Di masa itu pemerintah masih memberikan bantuan kepada gerakan ini dan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas

6

Menguak Konflik Yaman dan Dampaknya bagi Dunia Islam, diakses pada tanggal 06

Juni 2015); diunduh dari dari


(16)

melawan pemikiran Wahhabi. Pemerintah Amerika waktu itu juga menekan pemerintah Yaman untuk memberantas AlQaeda.7

Namun segalanya berubah total pada tahun 2003. Sekitar 650 anggota Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara akibat menyerukan slogan "mampus Amerika dan mampus Israel". Upaya keras Husein Al-Houthi dan teman-temannya untuk membebaskan mereka tidak kunjung berhasil, bahkan mencapai jalan buntu. Sejak saat itu friksi antara Gerakan AlSyabab Al-Mukmin dengan pemerintah semakin lebar. Awalnya pemerintah menekan gerakan ini lewat politik, namun lambat laun tekanan ini mulai memasuki tahapan militer dan hal itu terus berlangsung hingga saat ini. Kini konstelasi politik Yaman telah berubah seratus delapan puluh derajat. Bila sebelumnya untuk mencegah penyebaran Wahhabi, pemerintah memanfaatkan Husein Al-Houthi dan para pendukungnya, kini pemerintah malah meminta bantuan Wahhabi untuk menumpas Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin.

Dalam pemberontakannya, Kelompok Syi’ah Houthi bergabung dengan banyak kelompok separatis, kabilah, dan sebagian kalangan Zaidiyah. Meleburnya sebagian pengikut Zaidiyah ke dalam barisan pemberontak Houthi bukan sepenuhnya karena kedekatan ideologi, tapi juga faktor kemiskinan Yaman Utara akibat ketidakadilan pemerintah di Yaman Selatan. Pada tahun 2004 Pemerintah Yaman memulai penyerangan kelompok Syi’ah Houthi di pegunungan utara negaranya dengan dalih bahwa kelompok ini menuntut ditegakkannya Keimaman

7

ANTARA Ngawur Anggap Al-Houthi Pemberontak Syiah Yaman (diakses pada tanggal 06 Juni 2015 diunduh dari


(17)

(Imamah) Zaidiyah. Tuduhan ini memberikan gambaran bahwa kelompok Syi’ah ini menginginkan kedaulatan sendiri dengan ke-Imam-an sendiri. Maka pemerintahan Sana'a menggunakan tuduhan separatis sebagai alasan "rasional" bagi mempertahankan kedaulatannya yang terancam oleh anak bangsanya sendiri. Dengan pola pandang ini maka konflik yang terjadi antara pemerintah

Yaman dengan kelompok Syi’ah Houthi diyakini sebagai perang untuk menangkal gerakan separatis, yang kemudian dapat juga dikatakan hanya sebagai 'civil war'.

Tetapi, jika dipelajari latar belakang dibalik pola pikir ini maka akan ditemukan banyak hal yang tidak sama dengan slogan atau dalil yang dinyatakan oleh pemerintah Yaman melalui media massanya. Husein Badruddin Al-Houthi, dinyatakan sebagai tokoh sentral yang memicu konflik. Tuduhan pemerintah menyatakan bahwa ia telah mengorganisasi Syabab Al-Mukminin (Pemuda Mukminin) untuk menegakkan syariat di propinsi disebelah utara, Sa'ada. Propinsi yang sudah dikenal sebagai daerah miskin yang ditinggalkan oleh pemerintah. Karena kondisi inilah maka pemimpin masyarakat daerah itu, seperti Husein Badrudin Al-Houthi menuntut pemeritah untuk memperhatikan daerah yang masih menjadi bagian dari kedaulatan Yaman. Maka jadilah ini sebagai dalil bagi pemerintah untuk menyatakan bahwa daerah yang mayoritas penduduknya Syiah Zaidiyah ini dianggap sebagai pergerakan masyarakat untuk menentang pemerintah guna mendirikan ke-imamah-an dengan membuat gerakan Syabab Al-Mukminin.


(18)

Menteri Pertahanan Yaman melalui situs resminya menyatakan bahwa memerangi kelompok Syabab Al-Mukimin merupakan "jihad". Fatwa berupa seruan ini lansung ditanggapi posistif oleh kelompok Salafi Yaman. Dengan dukungan keponakannya, Jenderal Ali Muhsin Al-Ahmar, Presiden Yaman Abdullah Bin Saleh menggerakkan masa untuk memerangi kelompok Syiah. Jadi secara lokal tampak terjadi gejolak peperangan antar kelompok agama dengan alasan separatis negara. Hukum Jihad digunakan oleh pemerintah untuk menarik kelompok Salafi bergabung dengan pemerintah. Jenderal Ali Muhsin Al-Ahmar adalah seorang yang membantu Osama bin Laden merekrut orang untuk dijadikan tentara Salafi di Afganistan pada tahun 1980-an.8

Pemerintah menggunakan Salafi Jihadi untuk "memerangi" Syi’ah di utara negeri dengan dalih bahwa orang Syi’ah ini hendak mendirikan pemerintahan atau Imamah Syiah di perbatasan Yaman dan Saudi. Selain itu, Abdullah Saleh juga menuntut kabilahnya (Hashid) untuk ikut dalam "jihad" itu. Maka tua dan muda juga anak anak ikut di mobilisasi kemudian diberangkatkan ke medan perang melawan kelompok Syiah Al Houthi. Pemerintah Qatar berupaya memediasi kedua belah pihak tersebut ke meja perundingan pada tahun 2008. Namun, kesepakatan yang diperantarai Qatar itu pecah. Selain itu, pemerintah Yaman mengklaim berhasil menewaskan dua pemberontak Al-Houthi, yaitu Mohsen Hadi Al-Qaoud dan Saleh Jarman. Keduanya terbunuh di Haraf Sufyan, di wilayah Amran. Dengan tewasnya dua tokoh pemberontak ini nampaknya akan

8

Konflik Huthi, Separatisan atau Strategi Internasional, (diakses pada tanggal 06 Juni 2015); diunduh dari http://www.islamtimes.org/vdcb8wb8.rhbs5pnqur.html


(19)

mempengaruhi perjuangan serta gerakan pemberontakan yang dilakukan kelompok Syiah di wilayah utara.

Usaha-usaha mediasi untuk mengakhiri pemberontakan ini telah melibatkan berbagai negara termasuk pemerintah Iran. Para pemberontak Al-Houthi menuntut untuk pembebasan semua tahanan, membangun kembali

propinsi Sa’ada, dan memungkinkan mereka untuk membentuk partai politik. Sebelum revolusi 1962, bagian utara adalah dipimpin oleh sistem Imamah dimana garis keturunan Nabi Muhammad (cucu rasul) menguasai daerah yang berbatasan

dengan Arab Saudi. Sa’ada, sebuah propinsi di Yaman utara adalah sebuah cabang dari muslim Syiah , tetapi kepercayaan mereka dianggap akidahnya berseberangan dengan muslim Sunni.

Asap pemberontakan Al-Houthi yang berkepul hebat dari Juni hingga Oktober 2009, sebenarnya tak jauh berbeda dengan peristiwa pembangkangan Husein Al-Houthi di tahun 2004 silam. Pemerintah Yaman di selatan menuding Al-Houthi ingin menggulingkan sistem pemerintahan dan menggantikannya dengan imamah. Sedangkan Al-Houthi yang didukung penduduk Yaman Utara menuding pemerintah Yaman melakukan diskriminasi dan marginalisasi ekonomi kawasan Sa'ada di utara Yaman.9

Di tahun 2009, motif konflik sebenarnya cukup kecil, yaitu pada Juni 2009 lalu pemerintah Yaman menuduh Houthi menculik 9 WNA yang piknik di Prov. Sa'ada. Tuduhan ini berlarut-larut hingga pemerintah melancarkan "Operasi Bumi

9

Konflik Huthi, Separatisan atau Strategi Internasional, (diakses pada tanggal 06 Juni 2015); diunduh dari http://www.islamtimes.org/vdcb8wb8.rhbs5pnqur.html


(20)

Hangus (Scorched Earth)" pada 11 Agustus yang menelan banyak korban. Menurut Palang Merah Internasional,konflik Yaman tahun 2009 mengakibatkan sekitar 30.000 warga sipil terlantar. Sejak pemberontakan Houthi 2004-2009, total korban tewas mencapai sekitar 1.000 orang dan 150.000 jiwa lainnya terlantar. Sedangkan menurut situs resmi Yaman, jumlah korban tewas mencapai 5.000 orang dan 500.000 lainnya mengungsi.

Kadang-kadang konflik di Yaman digambarkan sebagai masalah pemahaman ideologi, namun banyak analisberpendapat bahwa konflik tersebut tidak lebih dari perebutan kekuasaan. Namun, beberapa pengamat ekonomi menyoroti keluhan dari suku-suku utara itu. Selanjutnya, pemberontak menuduh pemerintah memberikan kebijakan lebih pada Sunni yang mayoritas suaranya di Yaman.10

Motif ideologis juga berperan. Isu penyeimbangan antara komunitas Salafi dan Zaidi juga tersebar. Di sisi lain, kedekatan ideologi pencetus sekaligus pemimpin Al-Houthi dengan Syi’ah Itsna Asyariah di Iran, menjadikan konflik internal Yaman melebar kekonflik regional. Di mana Al-Houthi disokong Iran dan pemerintah Yaman disokong oleh Arab Saudi karena persamaan ideologi. Meskipun sering dilaporkan tentang kesediaan Al-Houthi menerima syarat tersebut namun kenyataan di lapangan menunjukkan perkembangan lain yakni pertempuran masih berlangsung sehingga timbul kecurigaan kuat tentang adanya keterlibatan asing (Iran) termasuk pasokan senjata canggih lewat perbatasan Arab

10

Konflik Huthi, Separatisan atau Strategi Internasional, (diakses pada tanggal 06 Juni 2015); diunduh dari http://www.islamtimes.org/vdcb8wb8.rhbs5pnqur.html


(21)

Saudi dan tapal batas laut Yaman yang tidak terjangkau pengawasan aparat pengawal pantai.

Perang Sa`ada yang sangat menyedot anggaran Yaman diperkirakan masih akan berlanjut dan nampaknya dapat dihentikan bila Yaman bersedia minta juru penengah dari negara-negara besar kawasan terutama Iran dan Arab Saudi sehingga dapat dicapai persetujuan permanen bukan persetujuan setengah hati yang selama ini tercapai antara Al-Houthi dengan pemerintah sejak perang meletus secara sporadis pada pertengahan tahun 2004.

Hingga saat ini, keadaan negara Yaman masih terus bergejolak. Pada 27 Januari 2011, gelombang protes mencapai Yaman. Warga menuntut turunnya Presiden Yaman saat itu, Ali Abdullah Saleh. Protes-protes yang terjadi menimbulkan banyak korban jiwa. Sampai Presiden Ali Abdullah Saleh mundur dari jabatan, korban jiwa dari warga sipil telah mencapai 2.000 orang lebih. Keadaan ini diperparah dengan aktifnya kelompok Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) yang berkonflik dengan Pemerintah Yaman.

Pada 24 Februari 2012, Presiden Ali Abdullah Saleh resmi mundur dari jabatan Presiden Yaman. Pihak oposisi kemudian menunjuk Wakil Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi untuk menggantikannya. Penunjukan Hadi sebagai Presiden Yaman langsung mendapat reaksi kvveras dari AQAP yang menuduhnya antek Amerika Serikat (AS). Ketidakstabilan politik di Yaman yang terjadi selama upaya penggulingan Ali Abdullah Saleh menjadi celah bagi kelompok pemberontak Houthi yang beraliran Syiah untuk coba merebut kekuasaan dari pemerintah.


(22)

Konflik antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Houthi sebenarnya berlangsung jauh sebelum gelombang Arab Spring melanda. Konflik ini disebabkan perbedaan perlakuan pemerintah terhadap warga Syiah Yaman. Keadaan Yaman makin memanas dengan memuncaknya konflik Sektarian Syiah yang diwakili oleh Kelompok Houthi dengan kaum Sunni yang berada di pihak Pemerintah Yaman.

Pada 17 September 2014, pertempuran antara pasukan Pemerintah Yaman dengan Kelompok Houthi berlangsung di tepi ibu kota Sanaa. Pasukan pemberontak menghujani Sanaa dengan serangan mortir. Kemudian pada 20 September 2014, gedung stasiun televisi milik Pemerintah Yaman dibakar setelah konflik antara mereka dengan Kelompok Houthi semakin panas. Beberapa gedung lain juga menjadi rusak parah. Televisi Yaman telah meminta bantuan internasional dan nasional untuk melakukan evakuasi. Pada 24 September 2014, Perdana Menteri Yaman Salem Basindwa mengundurkan diri sebagai syarat pembicaraan gencatan senjata yang diajukan oleh Kelompok Houthi. PM Salem digantikan oleh Khaled Bahhah. Kemudian pada 20 Januari 2015, Kelompok Houthi menyerang Istana PM Yaman setelah sehari sebelumnya menyerang istana kepresidenan. Serangan ini diakhiri dengan gencatan senajata oleh kedua belah pihak. Selanjutnya, pada 23 Januari 2015, Abd Rabbo Mansour Hadi menyatakan mundur dari jabatan Presiden Yaman. Mundurnya Hadi membuat kekuasaan di Yaman lowong. Pemerintahan bentukan Kelompok Houthi tidak mendapat dukungan dari warga Yaman. Februari 2015, Beberapa negara menutup kedutaan mereka di Yaman karena mengetahui situasi di Sanaa semakin buruk. 22 Februari


(23)

2015, Presiden Hadi berhasil melarikan diri ibu kota Sanaa dengan bantuan Dewan Keamanan PBB. 24 Februari 2015, Presiden Hadi menarik pengunduran dirinya. Dia kemudian mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman. 20 Maret 2015, dua bom bunuh diri mengguncang Yaman, menewaskan 142 orang dan melukai ratusan lainnya. Kel vompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas kejadian ini, sekaligus mengumumkan keterlibatan mereka dalam konflik.11 23 Maret 2015, Presiden Hadi mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman, sekaligus meminta bantuan dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk untuk memulihkan kekuasaannya di sana. 26 Maret 2015, Arab Saudi bersama sembilan negara lainnya menyanggupi permintaan Presiden Hadi dan memulai serangan udara ke Yaman.

Penyerangan „Koalisi Liga Arab’ yang tergabung dalam operasi militer

bernama ‘Amaliyah ‘Ashifah al Hazm’ yang memiliki arti Badai Tegas terhadap pemberontak Houthi di Yaman cukup menyedot perhatian Indonesia dan dunia Internasional. Operasi militer yang dikomandoi oleh Arab Saudi ini sontak menjadi headline pemberitaan di berbagai media massa. Sejak awal penyerangan pada 26 Maret 2015 lalu, berbagai pemberitaannya dapat disaksikan dilayar kaca dan media cetak, akan tetapi pemberitaan terkait peristiwa tersebut dibingkai menurut idieologi pembuat berita, disinilah letak pentingnya media dalam pembentukan opini di masyarakat. Media massa memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan opini publik pada suatu peristiwa

11

Kronologi Konflik Yaman Hingga Kini Diakses dari

http://news.okezone.com/read/2015/03/28/18/1125649/kronologi-konflik-yaman-hingga-kini pada tanggal 7 Juni 2015.


(24)

tertentu bahkan terkadang membuat audiensnya tidak sadar akan persitiwa yang sesungguhnya terjadi.

Menurut Reese and Shoemaker, setiap berita yang disajikan oleh media

tentunya telah didesain sesuai dengan “kepentingan” media baik secara internal

maupun eksternal. Dengan demikian, maka teks media sangat dipengaruhi oleh pekerja media secara individu, rutinitas media, organisasi media itu sendiri, institusi diluar media, dan oleh ideologi.12 Menurut Innis, media merupakan perpanjangan tangan dari pikiran manusia dan beranggapan bahwa kecenderungan utama dalam periode sejarah mana pun adalah pengaruh media yang berkuasa saat itu. Dengan kata lain, apa yang terjadi dan apa yang tampak penting dalam suatu periode sejarah ditentukan oleh media.13

Berita atau pesan yang ditampilkan oleh media seringkali dimaknai apa adanya oleh masyarakat. Artinya, masyarakat lebih terpengaruh pada judul berita yang dimunculkan dan kesan yang disimpulkan oleh media massa daripada menganalisis secara mendalam isi berita tersebut. Padahal dalam kenyataannya sering terjadi misinformasi dan misinterpretasi antara apa yang seharusnya disampaikan dan kenyataan yang diterima oleh pembaca.14

Menurut Robert N. Entman seperti dikutip Eriyanto, media melakukan framing dalam dua dimensi besar, yaitu proses seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Sehingga realitas yang disajikan

12

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of

Influence on Mass Media Content (New York: Longman Publishing Group, 1996), h. 223. 13

Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, seventh edition (USA:

Wadsworth Publishing Company, 2001), h. 326. 14

Arifatul Choiri Fauzi, Kabar-kabar Kekerasan dari Bali (Yogyakarta: LKIS, 2007), h.


(25)

secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.15

Dengan demikian, media massa atau pers bukanlah sesuatu yang objektif. Pers bukan alat potret mekanik yang mampu menampilkan dan menggambarkan suatu peristiwa serta even kehidupan secara apa adanya. Keterbatasan teknis jurnalistik dan berbagai kepentingan manusia yang ada di balik media massa menyebabkan penggambaran dan pemotretan yang dilakukan oleh pers mengalami reduksi, simplifikasi, dan interpretasi.

McLuhan menyatakan, pers merupakan alat untuk memotret suatu peristiwa tertentu dan bertindak sebagai translator yang memformulasi, merancang, dan memformat yang ingin dicitrakan oleh pers itu sendiri.16

Republika Online dan Islampos adalah media online berskala nasional yang cukup menonjol di Indonesia, khususnya terkait persoalan tentang Islam dalam maupun luar negeri. Hal ini tentu saja menyebabkan kedua media yang bersegmentasi umum ini, memiliki potensi unutuk dibaca oleh berbagai kalangan diseluruh Indonesia.

Bedasarkan latar belakang diatas, penulis melihat dua media tersebut memiliki perbedaan prinsip dalam memberitakan realitas konflik yang terjadi di Timur Tengah khususnya konflik Yaman. Hal tersebut yang menjadi alasan penulis memilih kedua media tersebut sebagai objek penelitian skripsi ini, untuk mengetahui lebih jauh peran kedua media tersebut yang secara umum memiliki

15

Eriyanto, Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta:

LKIS, 2007), h. 186.

16

Marshall McLuhan, Understanding Media: The Extensions of Man (Cambridge: The


(26)

prinsip yang berbeda, sehingga menghasilkan judul “Analisis Framing Pemberitaan Penyerangan Koalisi Negara Arab terhadap Pemberontak

Syi’ah Houthi di Yaman dalam Republika Online dan Islampos

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan

Pembatasan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana media Republika Online dan IslamPos membingkai realitas operasi militer koalisi Arab di Yaman. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba menganalisis dua buah berita dari dua media online yang berbeda yaitu: media Republika Online pada tanggal 18 April 2015 dan 03 Mei 2015 dan media Islampos pada tanggal 18 April 2015 serta pada tanggal 08 Mei 2015. Periode ini dipilih karena gejolak operasi militer tersebut sedang menjadi sorotan berbagai media di dalam maupun luar negeri.

2. Perumusan

Mengacu pada pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana tim redaksi media Republika Online dan IslamPos menyajikan informasi seputar operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman?

b. Bagaimana media Republika Online dan IslamPos mengemas informasi

terkait konflik sektarian Sunni dan Syi’ah melalui operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman?


(27)

c. Apakah terdapat perbedaan struktur wacana framing (sintaksis, skrip, tematik, retoris) dalam pemberitaan operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada media Republika Online dan IslamPos?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian analisis teks media dengan menggunakan perangkat framing terhadap operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada media Republika Online dan Islampos adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana tim redaksi media Republika Online dan

Islampos menyajikan informasi seputar operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman.

b. Untuk mengetahui bagaimana media Republika Online dan Islampos mengemas informasi terkait konflik sektarian Sunni dan Syi’ah melalui

operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman.

c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan struktur wacana framing

(sintaksis, skrip, tematik, retoris) dalam pemberitaan operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada media Republika Online dan


(28)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian menggunakan perangkat framing terhadap operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada media

Republika Online dan Islampos antara lain:

a. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya pada kajian teks media (framing), mengenai pengkonstruksian realitas sosial oleh media massa.

b. Manfaat Praktis. Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat memberi masukan kepada media massa, agar dalam pemberitaannya dapat lebih memerhatikan aspek-aspek tertentu dari realitas, sehingga pembaca memiliki pemahaman yang mendekati kenyataan.

D. Metodologi Penelitian

Dalam skripsi ini, Penulis menggunakan Analisis Framing yang merupakan salah satu teori Alternatif untuk memperoleh gambaran isi pesan yang disampaikan dan mengetahui bagaimana media tersebut mengkonstruksi realitas. Analisis framing lebih bersifat kualitatif. Subjek penelititan ini adalah media

Republika Online dan Islampos sebagai media online yang cukup menonjol di Indonesia dan yang menjadi objek penelitian ini adalah teks berita seputar pemberitaan operasi militer koalisi Negara Arab di Yaman pada kedua media

online yang dimaksud.

Penelitian yang dilakukan penulis bersifat eksplanatif. Sifat eksplanatif ini bertujuan untuk menjelaskan sebuah permasalahan yang telah memiliki gambaran


(29)

yang jelas dan bermaksud menggali secara lebih jauh lagi (why). Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari sebab dan alasan (reasoning) mengapa sesuatu dapat terjadi, diantaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik, menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan bukti untuk mendukung sebuah penjelasan/teori.17

Eksplanatif tidak hanya sekadar memberikan gambaran (deskriptif) dari sebuah permasalahan yang diteliti saja, melainkan juga berusaha menjelaskan pembahasan yang tengah diteliti secara lebih mendalam lagi. Adapun tahapan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pendukung ataupun pembanding.

a. Data primer (Primary-Sources), yaitu data tekstual yang diperoleh dari pemberitaan di Republika Online dan Islampos . Penulis memilih berita yang hanya menyangkut operasi militer koalisi Negara Arab terhadap pemberontak

Syi’ah Houthi di Yaman.

b. Data sekunder (Secondary-Sources), yaitu dengan mencari referensi berupa buku-buku dan tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing. Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh

17

Ipah Farihah, Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Lembaga


(30)

media. Proses pembentukan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.18

Pendekatan yang akan digunakan dalam analisis framing ini menggunakan model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Model analisis ini dibagi ke dalam empat struktur besar, yakni meliputi struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

1. Struktur Sintaksis

Sintaksis dalam pengertian umum adalah susunan kata atau frase dalam kalimat.19 Sedangkan dalam tataran wacana, struktur sintaksis terdiri atas susunan atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita. Struktur

sintaksis biasanya ditandai oleh “struktur piramida terbalik” dan oleh aturan-aturan atributif (penandaan) sumber. Piramida terbalik ini mengacu pada pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti headline (judul utama), lead (kepala berita atau pendahuluan), episode (runtutan cerita), background (latar belakang), dan ending atau conclusion (penutup atau kesimpulan).

2. Struktur Skrip

Naskah (skrip) mengacu pada urutan aktivitas yang mapan dan stabil serta komponen-komponen kejadian yang sudah diinternalisasikan sebagai representasi mental yang terstruktur dari suatu kejadian tertentu. Naskah berita memiliki struktur yang berbeda, di mana ia ditetapkan oleh aturan-aturan yang dalam perspektif Van Djik disebut story grammars. Struktur naskah dalam wacana, pada umumnya, merupakan kelengkapan berita yang lazim dan terdiri atas unsur-unsur

18

Eriyanto, Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 66.

19

Hasan Alwi dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000),


(31)

5W+1H: Siapa (Who), Apa (what), Kapan (When), Di mana (Where), Mengapa (Where), dan Bagaimana (How). Dengan menghilangkan salah satu dari enam kelengkapan berita tersebut, wartawan mampu menekankan atau menghilangkan bagian terpenting dalam mengisahkan sebuah fakta.

3. Struktur Tematik

Struktur tematik sebenarnya merupakan alat analisis untuk melihat bagaimana fakta ditulis, kalimat yang dipakai, serta menempatkan dan menulis sumber kedalam teks berita secara keseluruhan. Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema tertentu untuk peristiwa dan tema inilah yang akan dibuktikan dengan susunan atau bentuk tertentu.

Struktur tematik dapat mengandung sebuah rangkuman dan isi utama. Rangkuman biasanya dijelaskan melalui headline, peranan atau kesimpulan. Sedangkan isi utama adalah bukti yang mendukung hipotesis yang diperkenalkan dan berisi, antara lain: episode, informasi, latar dan kutipan. Dalam mengidentifikasi sub-sub sebuah tema dan dukungan empirik dapat melalui episode, informasi latar dan kutipan dalam bentuk artikel berita yang sangat kompleks.20

4. Struktur Retoris

Istilah retorika (rhetoric) memiliki beragam definisi. Namun dari berbagai definisi, pada prinsipnya terdapat dua hal yang selalul berkaitan dengan istilah retorika. Pertama, aktivitas retorika sering kali berhubungan dengan wilayah politik. Kedua, retorika juga sebagai wacana yang cukup diperhitungkan dalam

20

Hasan Alwi dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000),


(32)

mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini, struktur retoris dimaksudkan sebagai komponen yang digunakan para wartawan untuk menekankan fakta yang diberikan. Struktur ini menggambarkan pilihan-pilihan gaya bahasa yang disusun oleh para jurnalis dalam hubungannya dengan akibat yang diharapkan. Perangkat framing yang termasuk kedalam struktur ini adalah leksikon, grafis, methapor, dan pengandaian.

E. Tinjauan Pustaka

Skirpisi ini merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu dan buku-buku yang membahas tentang analisis Framing pada media cetak. Merujuk kepada penelitian terdahulu, seperti Analisis Framing sebelas Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam majalah Sabili dan Syirah oleh saudara Ade Saefullah,

Konstruksi wacana atas Realitas (Analisis Framing Pemberitaan Insiden Monas di Koran Tempo dan Republika Edisi Juni 2008) oleh saudari Febianti Junaedi, selain itu terdapat pula skripsi berjudul Analisis Framing Berita Konflik Muslim Rohingya dan Budha Rakhine di Myanmar pada Republika Online dan Detikcom Periode Juni 2012 oleh Reza Andrian, selanjutnya skripsi berjudul Eksekusi Amrozi CS; Analisis Framing Pemberitaan pada Majalah Al-Mujtama dan Tempo

oleh Badrotul Laila, serta skripsi yang berjudul Konstruksi Realitas Sosial terhadap IsuKonflik Syi’ah dan Sunni Sampang pada Majalah Sindo Weekly oleh Nurul Fadhilla. Beberapa skripsi tersebut menjelaskan bagaimana media cetak, baik itu majalah ataupun surat kabar dalam mengkostruksikan suatu realitas khalayak melalui teks teks berita yang berkaitan dengan kasus fatwa MUI dan insiden Monas.


(33)

Perbandingan skripsi-skripsi diatas dengan skripsi yang penulis susun adalah terletak pada berita yang diteliti serta pisau analisis yang digunakan, jika saudara Ade Saefullah, Febiyanti dan Reza Andrian menggunakan pisau analisis Framing model Robert N. Entment maka penulis mengunakan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Adapun skripsi karya Badrotul Laila pisau analisisnya sama dengan penulis yakni menggunakan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, namun objek yang diteliti serta hasilnya penulis yakini berbeda dengan karya tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan, skripsi ini terdiri dari beberapa bab secara teliti dan terperinci, penulis akan menyajikan karya ilmiah ini kedala beberapa pembahasan mengenai sistematika penulisan tersebut dengan bab-bab yang ada sebagai berikut:

Bab satu, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari : Latar belakang Masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Serta kajian pustaka, sistematika penulisan.

Bab dua, membahas kerangka teori yang meliputi: pengertian media massa, ciri media massa, fungsi media massa, berita media masa, nilai media massa, kategori berita; Definisi dan kosep Framing, Framing model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki; kerangka pemikiran.

Bab tiga, membahas tentang profil media cetak, yang terdiri dari profil media Republika Online dan Islampos, yang meliputi; sejarah perusahaan, visi, misi dan nilai-nilai dasar kedua media tersebut.


(34)

Bab empat, membahas analisis Framing operasi militer koalisi Negara

Arab terhadap pemberontak Syi’ah Houthi di Yaman. Bab lima, merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan penulisan dan sekaligus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, serta menyampaikan saran-saran dan lampiran-lampiran yang terkait dengan penelitian.


(35)

23

A. Pengertian Media Massa

Sebelum membahas mengenai media Massa, maka penulis perlu memaparkan Komunikasi Massa, definisi Komunikasi massa adalah Komunikasi melalui media massa (modern). Media massa atau mass media berasal dari bahasa Inggris, singkatan dari Mass Media of Communication atau Media of Mass Comunication, yang artinya komunikasi media massa atau komunikasi masa. Komunikasi massa adalah komunikasi dengan mengunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak banyaknya dan dengan area seluas luasnya.1 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.2

Lebih rinci mengenai definisi komunikasi massa dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain yaitu G Gerbner: komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dari masyarakat industri.3 G. Meltzke memberikan definisi komunikas massa yang diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang

1

Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Grasindo,1998), Cet. ke-1, h.75

2

Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000) , Cet. Ke-

2, h. 13 3


(36)

menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media, penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.4

Selain definisi–definisi komunikasi massa diatas, masih banyak lagi para ahli komunikasi massa yang memberikan definisi komunikasi massa. Jalaludin Rahmat merangkumnya dalam suatu definisi yakni; “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serempak dan sesaat”.5

Dari pemamparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa media massa adalah media atau sarana yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dalam komunikasi massa.

B. Ciri-Ciri Media Massa

Media massa mempunyai ciri-ciri yang beragam, diantaranya memiliki kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan sesaat (instantaneous). Pers atau media cetak memiliki cirri-ciri yang berbeda dibandingkan dengan media massa lainya. Diantaranya khalayak yang diterapkanya bersifat aktif dan pesan yang disampaikan diungkapkan dengan kata-kata. Adapun ciri-ciri media massa diantaranya; 6

1. Komunikator yang Melembaga

4

Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa, h. 14

5

Siti karlinah,et.al., Komunikasi Massa h. 17

6


(37)

Komunikator dalam media massa itu bukanya satu orang –wartawan- melaikan kumpulan orang. Media massa hanya bisa muncul karena gabungan kerjasama beberapa orang. Artinya, gabungan antar brbagai macam unsur bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

2. Komunikan yang Bersifat Heterogen

Komunikan media massa bersifat hetorogen maksudnya adalah komunikanya terdiri dari berbagai macam individu yang bebeda beda, juga tidak saling mengenal satu sama lain, yang tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, agama, suku, status sosial lainya

3. Pesan yang Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam media massa tidak ditujukan kepada salah satu kelompok tertentu tetapi harus bersifat umum. dalam surat kabar biasanya artikel yang dikehendaki adalah yang mengunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua khalayak.

4. Berlangsung Satu Arah

Dalam media massa khusunya media cetak komunikasi yang terjadi berlangsung satu arah (one way communication). Ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikan. Dengan kata lain, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan dari pembacanya terhadap pesan atau berita yang disampaikannya. Namun kalaupun terjadi umpan balik atau reaksi biasanya memerlukan waktu yang tertunda atau disebut juga arus balik tertunda (delayed feedback), contohnya dalam media cetak umpan balik berlangsung melalui surat pembaca.


(38)

5. Menimbulkan keserempakan

Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Acara yang ditayangkan televisi, akan ditonton oleh berjuta-juta pemirsa secara bersamaan merupakan salah satu contohnya.

6. Mengandalkan Peralatan Teknis

Media massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sangat membutuhkan peralatan teknis, seperti dalam surat kabar adalah mesin cetak, tape recorder, komputer dan sebagainya.

7. Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper sering disebut juga sebagai palang pintu, penjaga gawang atau penyaring informasi adalah orang yang paling berperan dalam penyebaran berita melalui media massa. Dengan kata lain gatekeeper adalah tim redaksi yang melakukan pemilahan, penyesuaian dengan media yang bersangkutan.

C. Fungsi Media Massa

Ada banyak pendapat yang menjeaskan fungsi dari media massa, definisi ini mempunyai latar beakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Meskipun satu pendapat dengan pendapat yang lain berbeda, tetapi titik mereka mungkin bisa sama. Menurut Joseph R. Domminick sebagaimana dikutip Onong Uchjana


(39)

Effendy7, ada dua tahap untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi komunikasi massa atau media massa.

Pertama, kita dapat menggunakan perspektif seorang sosiolog dan meneropongnya melalui lensa lebar seraya mempertimbangkan fungsi-fungsi yang ditunjukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat (pendekatan ini kadang-kadang disebut makroanalisis). Titik pandang ini terfokus kepada tujuan yang jelas dari komunikator dan menekankan tujuan yang tampak itu melekat pada isi media.

Kedua, sebaliknya kita dapat melihatnya melalui lensa close-up kepada khalayak secara perseorangan, dan meminta kepadanya agar memberikan laporan mengenai bagaimana mereka menggunakan media massa (pendekatan ini dinamakan mikroanalisis). Kadang-kadang hasilnya menunjukkan hal yang sama dalam arti bahwa khalayak menggunakan isi media massa yang sejalan dengan yang dituju oleh komunikator. Adakalanya tidak sama, khalayak menggunakan media dengan cara yang tidak diduga oleh komunikator.

Berikut merupakan fungsi media massa atau komunikasi massa menurut Joseph R. Dominick:8

a. Pengawasan (Surveillance)

Media massa menyampaikan pesan-pesannya, baik dalam bentuk informasi maupun berita secara terus menerus untuk membuat masyarakat menyadari perkembangan di dalam lingkungannya. Fungsi pengawasan ini terbagi menjadi dua. Pertama, Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance),

7

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), h. 28 8


(40)

pengawasan ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman angin topan, letusan gunung merapi, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi atau bahaya serangan militer.

Kedua, Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance), yaitu berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang harga barang kebutuhan pokok di pasar, film yang dipertunjukan di bioskop, produk-produk terbaru adalah contoh pengawasan instrumental.

b. Interpretasi (interpretation)

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi/tafsiran mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh dari fungsi ini adalah tajuk rencana/editorial surat kabar.

c. Hubungan (linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Contohnya hubungan para elit partai politik dengan pengikut-pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para pengikutnya itu.

d. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok.


(41)

Media massa menghadirkan tayangan-tayangan yang bersifat menghibur bagi pembacanya, yang berguna untuk melepaskan penat dari aktifitas keseharian maupun setelah melihat berita-berita berat. Dari uraian di atas, fungsi media massa yang begitu beragam dapat disederhanakan menjadi empat fungsi saja, yakni: menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), mempengaruhi (to influence).9

D. Berita Media Massa

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia definisi berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.10 berita berasal dari bahasa Inggris

yakni ”news”. Menurut Mitchel V.Carnley dan James M. Neal berita atau news

adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dansecepatnya disampaikan.11 Ada beberapa definisi tentang berita diantaranya;12

a. Dean M. Spencer mendefinisakan berita sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian pembaca.

b. Dr. Williard C.Blayer, berita adalah termasuk (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam media cetak karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca.

9

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, hal. 31.

10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 40

11

AS. Haris Sumandira, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan

Praktis Jurnalis Professional, ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2005), cet. Ke-1, hal. 64 26 12

Totok Djunarto, Manajemen Penerbitan Pers, (Badung: PT. Remaja Rosdakarya,


(42)

c. Willian S. Maulsby menyebutkan berita sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi.

d. Eric C. Hefwod berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan manarik perhatian pembaca.

Dengan demikian berita adalah fakta, opini, pesan, informasi yang mengandung nilai nilai yang diumumkan, diinformasikan, yang menarik perhatian sejmlah orang yang memiliki persyaratan diantaranya:13

a. Akurat, singkat, padat, jelas dan sesuai dengan kenyataan. b. Tepat waktu dan aktual.

c. Objektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tampa opini dari penulis. d. Menarik, disajikan dengan kata-kata dan kalimat yang khas, segar, dan

enak dibaca. e. Baru.

1. Nilai Berita dalam Media Massa

Setiap hari ada jutaan peristiwa yang terjadi, dan jutaan peristiwa itu semuanya potensial dibentuk menjadi berita. Kenapa hanya peristiwa tertentu yang diberitakan? Dan kenapa hanya sisi tertentu saja dari peritiwa yang ditulis oleh wartawan? Karena hanya peristiwa yang mempunyai ukuran-ukuran atau nilai –nilai tertentu saja yang layak dan bisa disebut sebgai berita.14

13

Sr.Maria Asumpta Kumanti, Dasar- Dasar Pulic Realition Teori dan Praktik,(Jakarta:

Grasindo,2002), h 130 14

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan politik Media, (Yogyakarta :


(43)

Berita berasal dari peristiwa yang dianggap memiliki nilai, nilai berita adalah produksi dari konstruksi media. Untuk melihat pembagian konstruksi berita oleh media lihat pada tabel-1 berikut ini:

Tabel. 1

Nilai –Nilai Berita

Prominace Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti pentingnya. Peristiwa yang diberitakan hanya kejadian-kejadian penting. Seperti pelantikan Presiden atau peritiwa yang menewaskan seluruh penumpangnya.

Human Interest Peristiwa baru tersebut sebagai berita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung unsur haru, sedih, dan menguras emosi khalayak. (Bencana tsunami)

Conflict/controversy Peristiwa itu baru dianggap suatu berita, kalau peristiwa itu lebih banya mengandung konflik atau kontroversi.

Unusual Peristiwa yang jarang terjadi atau tidak biasa

Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan, baik fisik maupun emosional.

Dari daftar tabel diatas kita bisa melihat bagaimana peritiwa yang begitu banyak setiap saat dan setiap waktu dapat diseleksi. Nilai berita merupakan konstruksi sosial. Ia menentukan apa yang layak dan apa yang bisa disebut berita. Jika mengacu pada nilai berita maka peristiwa yang negatif, Konflik, Kontroversi,


(44)

jarang terjadi,penting dan semakin berkaitan peritiwa tersebut dengan khalayak maka semakin dapat dianggap sebagai berita.15

2. Kategori Berita dalam Media Massa

Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Kenapa sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai berita sementara peristiwa yang lain tidak. Ini adalah sebuah konstruksi. Sebagai sebuah konstruksi ia menentukan mana yang dianggap berita mana yang tidak. Mana yang penting dan yang tidak penting. Selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang disebut sebagai kategori berita.16

Secara umum seperti yang dicatat oleh Tuchman, wartawan memaknai lima kategori berita. Kategori tersebut dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan kategori subjek peristiwa yang mnjadi berita. Kelima Kategori tersebut dapat digambarkan seperti pada tabel-2.17

Tabel. 2

Kategori Berita

Hard News Berita yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan aktualisasi. Semakin cepat diberitakan semakin baik, bahkan ukuran keberhasilan dari kategori ini adalah kecepatannya diberitakan

Soft News Yang termasuk kategori ini adalah hal-hal yang

15

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan politik Media h. 107

16

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan politik Media h. 108

17


(45)

berhubungan dengan kisah manusiawi (Human Interest). Pada jenis berita ini tidak dibatasi oleh waktu. Ia bisa diberitakan kapan saja

Spot News Spot news adalah sub klasifikasi dari berita yang berkategori hard news. Dalam spot news, peristiwa yang diliput tidak direncanakan

Devloping News Devloping news adalah sub klasifikasi dari hard news yang umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga seperti spot news. Tetapi dalam devloping news

dimasukan elemen lain, seperti peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian berita yangakan diteruskan keesokan hari atau dalam berita selanjutnya.

Continuing News Continuing news adalah sub klasifikasi lain dari hard news. Dalam continuing news peristiwa-peristiwa bisa diprediksi dan direncanakan

Adapun pendapat yang lain mengenai kategori berita dikemukakan oleh asep Syamsul Romli, diantaranya seperti dalam tabel-3.18

18


(46)

Tabel. 3

Jenis Berita

Straight News Berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar yang menjadi berita utama merupakan berita jenis ini.

Deep news Berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan.

Investigation News berita yang dikembangakan bedasarkan penelitian dari berbagai sumber

Interpretative News Berita yang dikembangakan bedasarkan pendapat wartawan bedasarkan faktan yang ditemukan

Opinion News Berita mengenai pendapat seseorang , biasanya pendapat para cendikiawan mengenai suatu hal

E. Definisi dan Konsep Framing

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang


(47)

mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing individu dalam membaca realitas.19

Dalam perkembangan terakhir, konsep ini digunakan untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas oleh media. Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.20

Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut.21 Karenanya, berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.22

Framing, seperti dikatakan Todd Gitlin, adalah sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam

19

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 161-162.

20

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 162.

21

Bimo Nugorho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita (Jakarta:

Institut Studi Arus Informasi, 1999), h. 21 22

Teguh Imawan, Media Surabaya Mengaburkan Makna (Jakarta: Pantau Edisi 09/Tahun


(48)

pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Frame adalah prinsip dari seleksi, penekanan dan presentasi dari realitas.23

Ada berbagai macam definisi mengenai framing. Berbagai definisi tersebut dapat diringkas dalam tabel dibawah ini. Dari tabel tersebut, terdapat berbagai definisi mengenai framing yang disampaikan dari para ahli. Berikut definisi tersebut:

Tabel. 4

Teori Framing

Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari penelitian itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain. William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir

sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu dibentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang disampaikan, serta untuk manafsirkan makna pesan-pesan yang ia

23


(49)

terima.

Todd Gitlin Strategi bagaimana realitas/dunia dibentuk dan disederhakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas.

David E. Snow and Robert Benford

Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dari kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kalimat tertentu.

Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa.

Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki

Strategi komunikasi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas konvensi pembentukan berita.


(50)

Sedangkan menurut George Junus Aditjondro sebagaimana dikutip Arifatul Choiri Fauzi, mengartikan framing sebagai sebuah penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, tetapi dibelokkan secara halus, memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu, bantuan foto, karikatur, dan menggunakan alat ilustrasi lainnya.24

Lebih lanjut Aditjondro menjelaskan bahwa proses framing merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak. Reporter di lapangan menentukan pelaksana, menentukan apakah laporan reporter akan dimuat atau tidak, menentukan judul apa yang akan diberikan. Petugas layout tidak berkonsultasi dengan para redaktur untuk menentukan apakah teks berita itu perlu diberi

aksentuasi foto, karikatur, atau bahkan ilustrasi mana yang dipilih. Menurut Aditjondro, proses framing tidak hanya melibatkan pekerja pers,

tetapi pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu dan masing-masing berusaha menampilkan sisi-sisi informasi yang ingin ditonjolkan dengan menyembunyikan sis-sisi lain serta mengaksentuasikan pada kesahihan pandangannya dengan mengacu pada pengetahuan, ketidaktahuan, dan perasaan pembaca. Proses framing media massa sebagai arena di mana informasi masalah

24

Arifatul Choiri Fauzi, Kabar-kabar Kekerasan dari Bali (Yogyakarta: LKIS, 2007), h.


(51)

tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya didukung oleh pembaca.25

Dengan demikian, framing merupakan seleksi dan penekanan aspek-aspek realitas melalui beberapa cara, seperti penempatan (kontekstualisasi), pengulangan, asosiasi simbol-simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dll. Tujuannya adalah untuk membuat aspek-aspek dari realitas yang diwacanakan menjadi lebih noticeable, meaningful, dan memorable untuk khalayak.

F. Framing menurut Model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki

Dalam skripsi ini, framing yang digunakan adalah model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki. Menurut Pan dan Kosicki, wacana media merupakan proses kesadaran sosial yang melibatkan tiga pemain, yaitu sumber, jurnalis, dan audience dalam memahami budaya dan menyangkut dasar-dasar kehidupan sosial yang telah diatur, sedangkan framing yang digunakan oleh kaum konstruktivis dalam menguji wacana media difokuskan pada konseptualiasasi teks media ke dalam dimensi yang bersifat empiris dan operasional berupa struktur sintaksis (syntatical structures), struktur naskah (script structures). Struktur tematik (thematic structures), dan struktur retoris (rethorik structures).26

25

Arifatul Choiri Fauzi, Kabar-kabar Kekerasan dari Bali, h. 29.

26

Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki, Framing Analysis: An Approach to News


(52)

G. Kerangka Pemikiran Tabel. 5

Kerangka Pemikiran

Media Massa (Republika Online & Islampos)

Fakta

Berita

Penyerangan Koalisi Negara Arab terhadap kelompok syiah Houthi di Yaman

Proses Konstruksi

5 Level Yang Mempengaruhi Pembentukan Berita: (1) Level Individual, (2) Level Rutinitas Media, (3) Level Organisasi, (4) Level Ekstra Media, (5) Level Ideologi Paradigma Konstruksionis

Analisis framing merupakan metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang bahwa berita adalah hasil konstruksi dari pekerja media. Berita bukanlah fakta yang utuh melainkan hasil realitas bentukan media.


(53)

Ideologi

Realitas


(54)

41 BAB III

PROFIL REPUBLIKA ONLINE, ISLAMPOS DAN SYI’AH HOUTHI

A. Profil Republika Online

1. Sejarah Berdirinya Republika Online

Kehadiran internet telah mengubah perilaku manusia dalam memperoleh informasi. Media sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang semula didominasi oleh media cetak dan elektronik, kini mulai bergeser ke internet. Di internet, semua informasi dapat kita akses dengan cepat tanpa terhalang jarak dan waktu, baik informasi dalam maupun luar negeri.

Seiring dengan fenomena di atas, Republika pun turut memainkan peranannya dalam konglomerasi media guna dapat bersaing lebih matang dengan media-media lainnya. Integrasi jaringan dan content akan menjadi tulang punggung konglomerasi media oleh Republika. Tuntutan itu kian kencang manakala perkembangan teknologi informasi mengarah kepada konvergensi.1 Konvergensi media adalah penggabungan teknologi komunikasi tradisional dengan teknologi komunikasi yang baru. penggabungan tersebut menjadikan bentuk informasi yang tersaji bisa berupa teks, audio, maupun visual.2

Pada tahu 1990-an, internet masih relatif baru di Indonesia, tetapi sudah menunjukkan perkembangan yang menarik. Karena masih baru, jasa penyedia internet juga masih terbatas, di mana salah satu pionir di jasa ini adalah PT

1

Anif Punto Utomo. Republika 17 Tahun Melintas Zaman, (Jakarta: Republika, 2010) h.

78.

2


(55)

Rahajasa Media Internet (Radnet). Sebagai penyedia jasa internet, Radnet

membantu sisi desain dan penempatan web, sedangkan isi tetap disediakan oleh Republika.3

Sejarah kelahiran Republika online tak lepas dari peranan Harian Umum Republika yang telah berkiprah lebih dahulu di dunia media massa. Tepat pada hari kemerdekaan, 17 Agustus 1995 Republika online berdiri sebagai media online pertama yang siap akses di Indonesia. Peresmian Republika online waktu itu diresmikan oleh Alm. Soeharto di Jakarta Convention Center (JCC). Saat ini Republika baru kuat di media cetak, di mana selain koran, Republika juga wib. memiliki penerbitan buku. Di internet, Republika online dengan alamat www.Republika.co.id terus melakukan pembenahan. Dengan tagline ‘Jendela Umat’, kualitas informasi dan tampilan terus ditingkatkan. Sekarang ini, di antara puluhan situs koran, Republika online sudah masuk ke peringkat tiga besar.4

Latar belakang didirikannya Republika online karena mengingat daya kemampuan edar koran yang terbatas. Terbatas di sini karena koran tidak bisa menjangkau edaran hingga luar negeri, contohnya Arab dan Malaysia, yang sudah menjadikan Republika sebagai sajian informasi utama seputar berita islam di Indonesia sejak beberapa tahun silam.

Selain alasan daya edar koran yang terbatas, koran juga tidak bisa melayani jangkauan sirkulasi yang terlalu jauh. Ini menyebabkan Harian Umum Republika melengkapi medianya melalui versi online atau media yang

3

Anif Punto Utomo. Republika 17 Tahun Melintas Zaman, h. 78.

4


(56)

menggabungkan teks, audio, video menjadi satu kesatuan utuh informasi (media konvergen).

Menjadi media konvergen tentunya harus menjadikan media ini berakrab dengan perkembangan teknologi yang telah mencuat dengan pesat. Hal itu pulalah yang menurut Slamet Riyanto, salah seorang yang turut mendirikan dan membesarkan Republika online, dirasa perlu untuk melengkapi medianya dalam versi online karena tantangan teknologi agar dapat selalu melayani pencintanya yang lebih senang dengan dunia online dibandingkan membaca koran.

Teknologi yang tengah berkembang dengan pesat itulah yang turut mendorong Republika sebagai media massa yang cukup lama mempertahankan eksistensinya untuk menyesuaikan perkembangan zaman agar tetap dicintai oleh para pembacanya, baik dalam versi cetak maupun online, baik dalam informasi global dari dalam dan luar negeri, terlebih informasi seputar keislaman.

Dalam penjajakan perdananya pada tahun 1995 hingga tahun 1998, Republika online hanya memindahkan berita dari versi cetak semata ke dalam versi online, tanpa ada inovasi dan perkembangan yang signifikan. Namun, pada akhir tahun 1998 Republika online mulai melakukan berbagai inovasi dengan penambahan fitur (canal) yaitu breaking news (berita aktual yang ditampilkan setiap jam yang tidak ada dalam versi cetak), jadwal shalat, dan konsultasi.

Pasca tahun 1998 hingga sekarang, Republika resmi menjadi media konvergen, yaitu media menggabungkan semua berita melalui teks, audio, video,


(57)

dan streaming (berupa even-even Republika yang dapat secara langsung dilihat dan didengar melalui web Republika).

Republika online juga turut bekerja sama dengan beberapa jaringan internet agar Repubika online dapat siap akses setiap saat. Situs Republika online

pertama kali bekerja sama dengan Radnet, namun kerja sama itu tak berlangsung lama karena pihak Radnet merasa terganggu dengan Republika online yang pengaksesnya cukup banyak setiap harinya.

Menghadapi kenyataan demikian, Republika online terus mencari jaringan terbaik, tercepat daya akses serta bersedia menjadi partner kerjanya. Oleh sebab itu dipilihlah Indosat, sebagai pengganti Radnet. Setelah berlangsung cukup lama dengan Indosat, kenyataan pahit pun kembali harus diterima. Indosat juga merasakan terganggu karena adanya situs Republika yang pengaksesnya kian hari kian membengkak.

Setelah Republika online bekerja sama dengan dua jaringan di atas,

Republika online pun akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan jaringan terbesar di Indonesia- Cyber- hingga saat ini.

Meskipun demikian, setelah bergonta-ganti kerja sama jaringan, Republika online tetap mendapatkan simpati dan respon yang baik dari masyarakat. Hal itu terbukti saat launching Republika online di Nusa Dua, Bali, tahun 1995 silam, pengunjungnya hampir ribuan karena ingin menyaksikan peluncuran situs media massa pertama di Indonesia itu.


(58)

Saat ini, Republika online pun terus membenahi kinerjanya baik dari segi tampilan (performance), content berita, para stafnya, termasuk pelayanan yang baik untuk para pembaca dan pengaksesnya. Oleh sebab itu, Republika online

juga bekerja sama dengan salah satu provider untuk mendeliver berita melalui mobile (handphone) layaknya menerima short message service (sms) dengan dikenakan biaya perbulan. Cara ini pun sangat efektif dan mendapatkan respon yang baik dari para pencintanya agar mereka dapat selalu update berita apa yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri, terlebih berita dunia keislaman.

Content informasi keislaman Republika online ialah 80% dan informasi umum 20%, namun kami tidak mengabaikan informasi umum baik dalam kancah nasional maupun internasional.

Republika online, sebagai media online yang lebih mengedepankan informasi keislaman, Republika online tidak melulu menyajikan berita seputar keislaman. Republika online turut berusaha untuk memberikan informasi yang berimbang, akurat, dan berusaha menjaga keutuhan bangsa dan negara.

2. Filosofi Republika Online

Sebagai media online yang telah berdiri belasan tahun silam, Republika online memiliki tagline yaitu ‘Jendela Umat’. Tagline tersebut memiliki arti

bahwa Republika online berkeinginan untuk mengantarkan masyarakat Indonesia memasuki era baru media konvergen yang akan mempengaruhi berbagai perubahan di segala aspek, menjadikan Republika online sebagai media umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran,


(1)

ALBERTHA FURQON : ya, target kita jelas bahwa untuk memberiktan pemahaman kepada masyarkat terkait konflik tersebut, amaknya di awal dalam rapat redaksi kita mengatakan bahwa jangan sekali-kali kit amenggunakan kata-kata pejuang Syi’ah Houthi, dan bisanya kita sudah sepakat dengan menggunakan kata pemberontak, dan Houthinya kita tambah Syi’ah jadi pemberontak Syi’ah Houthi, bukan pemberontak Houthi, karena untuk menegaskan bahwa Houthi itu adalah Syi’ah dan walaupun mengatakan zaidiah tapi faktanya mengatakan bahwa Syi’ah zaidiahnya Houthi itu sekarang seperti itu kelakuannya, bahkan ahlussunnahpun dibantai oleh mereka,

ICHSAN : kalo berbicara tentang wahabi, dimana Islampos juga disebutkan sebagai media yang cenderung pro terhadap gerakan wahabi bagaimana pendapat anda?

ALBERTHA FURQON : sebenarnya istilah wahabisme itu baru ada menjelang abad ke 19 yang disandarkan kepada muhammad bin abdul wahab, sebenarnya tidak cocok juga kalo disebut wahabbi harusnya kan muhammadiyah , sebenarnya kata wahabi disandarkan kepada abdul wahab bin rustum , tapi kita tidak masalah jika disebut sebagai media yang pro terhadap wahabi, bahkan kita pernah wawancara idrus romli yang merupakan ketua pemuda nu yang gencar banget ribut sama salafy , dia bilang, karena wawancarnya tidak kita muat, maka di bloknya dia tulis inilah hasil wawancara saya dengan wartawan media wahabi, disana dijelasin kenapa kita benci wahabi, dan itu tidak masalah, padahal faktanya kita bingungnya juga jika dikatakan wahabi, masa gara-gara kita tidak qunut kita dibilang wahabi , kan kasus di aceh sekarang seperti itu ,di cirebon juga seperti


(2)

itu, bahkan sampai beberapa keluarga di usir dari kampungnya karena mereka tidak ikut tahlilan dianggap murtad, di aceh juga begitu pesantren ditutup , bahkan kalangan aswaja disana meminta MPU nya untuk mengeluarkan fatwa untuk mengusir semua orang-orang yang tidak mau begini dan begini, itu akhirnya dipukul rata, yang tidak mau qunut di usir, yang tidak mau tahlilan di usir dan yang tidak mau maulid pun di usir, yang seperti itu disebut wahabi semua, jadi kita melihat bahwa Islampos dituduh wahabi ya kita biarin, terserah . faktanya kita memang berusaha menegaskan bahwa media kita sesuai dengan tutuntan ahlussunnah dan kita tidak ingin terjebak dnegan khilafiyah yang rame di masyarakat seperti qunut dan tidak qunut , bahkan persoaln tahlilan pun kita hati-hati membahasnya karena kita tidak mau terjadi konflik di tengah masyarakat, walaupun disitu nu online atau aswaja kita masuk list sebagai media wahabi dan gerakan wahabi ini kan kalo kita katakan metamorfosanya sudah kemana-mana , ikhwanul muslimin dituduh wahabi, padahal hasan albana itu orang sufi atau tarekat , kemudian HTI, ini justru aneh HTI dituduh wahabi ,bahkan ini lucu karena hti itu paling benci kepada Saudi, karena mereka menganggap Saudi lah penyebab runtuhnya khilafah , mereka menyebut ibnu saud inilah yang menyebabkan turki ustmani ini jatuh,

ICHSAN : untuk saat ini bagaimana Islampos melihat konflik Yaman dari awal hingg saat ini dimana konflik tersebut masih berlangsung?

ALBERTHA FURQON : kita masih mengandalkan situs-situs luar dan beberapa teman – teman kita ditimur-tengah, kita tanya bagaimana kondisi Yaman saat ini , dan sering juga mahasiswa mengirim berita tentang kondisi di Yaman , dan


(3)

perkembangan konflik pemberontak Syi’ah Houthi di Yaman , dan itu sebagai tambahan wawasan kita untuk pemberitaan, bahkan kita tahu konflik Yaman sendiri sampai saat ini belum selesai, dan kita juga belum tahu selesainya sampai kapan padahal kalau secara logika kan harus nya saat ini sudah selesai, Syi’ah Houthi kan sangat sedikit tapi ini kan mereka masih tetap bertahan ditambaha lagi dengan pasukan loyalis Ali Abdullah Saleh juga ikut mendukung pemberontak Houthi, karena Ali Abdullah Saleh ingin kembali berkuasa.

ICHSAN : bagaimana proses pemberitaan di Islampos terkait konflik ini? ALBERTHA FURQON : caranya memang kita lihat informasi Yaman saat ini sedang panas, maka kita rapat, dan rapatnyapun tidak harus tatap muka, bisa melalui grup whatsapp, kita akan merumuskan pemberitaan tentang konflik Yaman, dan angel yang harus kita ambil seperti ini- dan seperti ini, semua redaksi harus sepakat begini, sumber-sumber yang kita ambil harus jelas, kalo pun kita ambil sumber-sumber dari luar negeri atau kantor berita luar , dan kita juga harus mengambil perbandingan kepada media-media yang pro terhadap pemberontak Houthi , seperti presstv, irna, dan kita lihat bagaimana cara pandang mereka terhadap konflik ini, kalo kita lihat presstv kita lihat pandangannya sangat beda yang mati siapa, beritanya apa , sama kaya media-media mereka biasanya seperti itu, jadi kita sangat perhatian dan kritis terhadap pemberitaan yang sumbernya tidak dapat dipertanggung jawabkan, dan kita akan merujuk kepada salah satu media yang dapat dipertanggung jawabkan informasinya khusunya terkait perkembangan situasi di timur tengah , dan tidak terlalu ribet untuk mekanismenya, kita sebenarnya di awal konflik tersebut rencana nya akan


(4)

langsung turun ke Yaman tapi banyak kekhawatiran, karena kondisi Yaman saat ini sangat berbahaya, kecuali kalo kita ke Suriah kita bisa lewat turki dan masuk lewat perbatasan , beda kalo di Yaman kita masuk dan ya udah mati aja yang kita hadapi , Yaman itu termasuk wilayah konflik yang paling tidak aman bagi wartawan.


(5)

DOKUMENTASI WAWANCARA

Gambar 1:

Suasana saat wawancara penulis dengan Pimpinan Redaksi Islampos Saad Saefullah pada tanggal 14 September 2015 pukul 12.30 WIB di Kantor Pusat Islampos, di Gedung Graha SPU, Purwakarta Jawa Barat.

Gambar 2:

Foto bersama penulis dengan Pimpinan Redaksi Islampos Saad Saefullah usai wawancara


(6)

Gambar 3:

Foto bersama setelah wawancara dengan Redaktur Pelaksana Republika Online Djibril Muhammad pada tanggal 21 September 2015 pukul 15.10 WIB di kantor pusat Republika Online Jakarta Selatan