Pembatasan dan Perumusan Masalah
yang jelas dan bermaksud menggali secara lebih jauh lagi why. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari sebab dan alasan reasoning mengapa sesuatu
dapat terjadi, diantaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik, menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan
membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan bukti untuk mendukung sebuah penjelasanteori.
17
Eksplanatif tidak hanya sekadar memberikan gambaran deskriptif dari sebuah permasalahan yang diteliti saja, melainkan juga berusaha menjelaskan
pembahasan yang tengah diteliti secara lebih mendalam lagi. Adapun tahapan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data primer dan
sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat
dijadikan bahan pendukung ataupun pembanding. a. Data primer Primary-Sources, yaitu data tekstual yang diperoleh dari
pemberitaan di Republika Online dan Islampos . Penulis memilih berita yang hanya menyangkut operasi militer koalisi Negara Arab terhadap pemberontak
Syi’ah Houthi di Yaman. b. Data sekunder Secondary-Sources, yaitu dengan mencari referensi
berupa buku-buku dan tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing. Framing adalah
pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh
17
Ipah Farihah, Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006, h. 35-36.
media. Proses pembentukan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.
18
Pendekatan yang akan digunakan dalam analisis framing ini menggunakan model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Model analisis ini dibagi ke dalam
empat struktur besar, yakni meliputi struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. 1. Struktur Sintaksis
Sintaksis dalam pengertian umum adalah susunan kata atau frase dalam kalimat.
19
Sedangkan dalam tataran wacana, struktur sintaksis terdiri atas susunan atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita. Struktur
sintaksis biasanya ditandai oleh “struktur piramida terbalik” dan oleh aturan- aturan atributif penandaan sumber. Piramida terbalik ini mengacu pada
pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti headline judul utama, lead kepala berita atau pendahuluan, episode runtutan cerita,
background latar belakang, dan ending atau conclusion penutup atau kesimpulan.
2. Struktur Skrip Naskah skrip mengacu pada urutan aktivitas yang mapan dan stabil serta
komponen-komponen kejadian yang sudah diinternalisasikan sebagai representasi mental yang terstruktur dari suatu kejadian tertentu. Naskah berita memiliki
struktur yang berbeda, di mana ia ditetapkan oleh aturan-aturan yang dalam perspektif Van Djik disebut story grammars. Struktur naskah dalam wacana, pada
umumnya, merupakan kelengkapan berita yang lazim dan terdiri atas unsur-unsur
18
Eriyanto, Analisis framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 66.
19
Hasan Alwi dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2000, h. 36.