Definisi dan Konsep Framing

terima. Todd Gitlin Strategi bagaimana realitasdunia dibentuk dan disederhakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas. David E. Snow and Robert Benford Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dari kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi, dan kalimat tertentu. Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi, dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa. Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki Strategi komunikasi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas konvensi pembentukan berita. Sedangkan menurut George Junus Aditjondro sebagaimana dikutip Arifatul Choiri Fauzi, mengartikan framing sebagai sebuah penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, tetapi dibelokkan secara halus, memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu, bantuan foto, karikatur, dan menggunakan alat ilustrasi lainnya. 24 Lebih lanjut Aditjondro menjelaskan bahwa proses framing merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak. Reporter di lapangan menentukan pelaksana, menentukan apakah laporan reporter akan dimuat atau tidak, menentukan judul apa yang akan diberikan. Petugas layout tidak berkonsultasi dengan para redaktur untuk menentukan apakah teks berita itu perlu diberi aksentuasi foto, karikatur, atau bahkan ilustrasi mana yang dipilih. Menurut Aditjondro, proses framing tidak hanya melibatkan pekerja pers, tetapi pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu dan masing- masing berusaha menampilkan sisi-sisi informasi yang ingin ditonjolkan dengan menyembunyikan sis-sisi lain serta mengaksentuasikan pada kesahihan pandangannya dengan mengacu pada pengetahuan, ketidaktahuan, dan perasaan pembaca. Proses framing media massa sebagai arena di mana informasi masalah 24 Arifatul Choiri Fauzi, Kabar-kabar Kekerasan dari Bali Yogyakarta: LKIS, 2007, h. 28 tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya didukung oleh pembaca. 25 Dengan demikian, framing merupakan seleksi dan penekanan aspek-aspek realitas melalui beberapa cara, seperti penempatan kontekstualisasi, pengulangan, asosiasi simbol-simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dll. Tujuannya adalah untuk membuat aspek-aspek dari realitas yang diwacanakan menjadi lebih noticeable, meaningful, dan memorable untuk khalayak.

F. Framing menurut Model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki

Dalam skripsi ini, framing yang digunakan adalah model Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki. Menurut Pan dan Kosicki, wacana media merupakan proses kesadaran sosial yang melibatkan tiga pemain, yaitu sumber, jurnalis, dan audience dalam memahami budaya dan menyangkut dasar-dasar kehidupan sosial yang telah diatur, sedangkan framing yang digunakan oleh kaum konstruktivis dalam menguji wacana media difokuskan pada konseptualiasasi teks media ke dalam dimensi yang bersifat empiris dan operasional berupa struktur sintaksis syntatical structures, struktur naskah script structures. Struktur tematik thematic structures, dan struktur retoris rethorik structures. 26 25 Arifatul Choiri Fauzi, Kabar-kabar Kekerasan dari Bali, h. 29. 26 Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki, Framing Analysis: An Approach to News Discourse, Politicial Communication. Vol.10 No.1, h.55.

G. Kerangka Pemikiran

Tabel. 5 Kerangka Pemikiran Media Massa Republika Online Islampos Fakta Berita Penyerangan Koalisi Negara Arab terhadap kelompok syiah Houthi di Yaman Proses Konstruksi 5 Level Yang Mempengaruhi Pembentukan Berita: 1 Level Individual, 2 Level Rutinitas Media, 3 Level Organisasi, 4 Level Ekstra Media, 5 Level Ideologi Paradigma Konstruksionis Analisis framing merupakan metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang bahwa berita adalah hasil konstruksi dari pekerja media. Berita bukanlah fakta yang utuh melainkan hasil realitas bentukan media. Ideologi Realitas Khalayak 41

BAB III PROFIL

REPUBLIKA ONLINE, ISLAMPOS DAN SYI ’AH HOUTHI

A. Profil Republika Online

1. Sejarah Berdirinya Republika Online

Kehadiran internet telah mengubah perilaku manusia dalam memperoleh informasi. Media sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang semula didominasi oleh media cetak dan elektronik, kini mulai bergeser ke internet. Di internet, semua informasi dapat kita akses dengan cepat tanpa terhalang jarak dan waktu, baik informasi dalam maupun luar negeri. Seiring dengan fenomena di atas, Republika pun turut memainkan peranannya dalam konglomerasi media guna dapat bersaing lebih matang dengan media-media lainnya. Integrasi jaringan dan content akan menjadi tulang punggung konglomerasi media oleh Republika. Tuntutan itu kian kencang manakala perkembangan teknologi informasi mengarah kepada konvergensi. 1 Konvergensi media adalah penggabungan teknologi komunikasi tradisional dengan teknologi komunikasi yang baru. penggabungan tersebut menjadikan bentuk informasi yang tersaji bisa berupa teks, audio, maupun visual. 2 Pada tahu 1990-an, internet masih relatif baru di Indonesia, tetapi sudah menunjukkan perkembangan yang menarik. Karena masih baru, jasa penyedia internet juga masih terbatas, di mana salah satu pionir di jasa ini adalah PT 1 Anif Punto Utomo. Republika 17 Tahun Melintas Zaman, Jakarta: Republika, 2010 h. 78. 2 Anif Punto Utomo. Republika 17 Tahun Melintas Zaman, h. 78.