commit to user 24
mengurangi timbulnya keluhan nyeri pinggang maka diberikan kursi yang ergonomi kursi dengan desain yang sesuai dengan antropometri
pekerja Samara, 2003.
4. Keluhan Muskuloskeletal
Upper extremity
Lower extremity
Gambar 3 Sistem Skeletal Sumber : Adjeng, 2008.
Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian- bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan
sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan
commit to user 25
musculoskeletal disorders
MSDs atau
cedera pada
sistem musculoskeletal Grandjean, 1993; Lemasters, 1996 dalam Tarwaka 2010.
Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Keluhan sementara reversible, yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut
akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan. b. Keluhan menetap persistent, yaitu keluhan otot yang bersifat
menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut Tarwaka, 2010.
Otot-otot skeletal merupakan otot-otot sadar dimana kita dapat mengendalikanmemerintahkannya untuk melakukan sesuatu. Bersama-
sama otot skeletal dan tulang memberikan kekuatan dan tenaga pada tubuh. Pada banyak kasus, otot skeletal ini melekat pada salah satu ujung
tulang. Otot-otot ini menekan seluruh bagian sendi dan lantas melekat lagi pada ujung tulang yang lain. Otot-otot skeletal melekat pada tulang dengan
bantuan tendon. Tendon adalah semacam cord yang terbuat dari material kuat dan bekerja sebagai penghubung khusus antara tulang dan otot.
Tendon ini juga melekat dengan bagus sehingga saat kita menggerakkan salah satu otot kita, tendon dan tulang akan bergerak bersama pula. Otot
skeletal ini muncul dalam banyak bentuk dan ukuran yang berbeda yang membuat mereka mampu melakukan banyak pekerjaan. Otot-otot ini yang
melakukan pekerjaan paling besar dan paling berat adalah otot-otot di
commit to user 26
punggung dekat pinggang kita yang memungkinkan kita berdiri tegak. Otot-otot ini juga memberikan tenaga pada saat kita mendorong atau
menarik sesuatu. Otot-otot di dekat leher dan bagian atas punggung kita tidak begitu besar namun mampu melakukan sesuatu yang sangat
mengagumkan: menahan beban saat kepala kita berputar, bergerak ke kiri kanan dan ke atas serta ke bawah. Bahkan otot-otot inilah yang mampu
menahan posisi kepala agar tetap berada di atas Adjeng, 2008. Studi tentang Keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs pada
berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot
rangka skeletal yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantara keluhan otot
skeletal tersebut adalah Low Back Pain LBP yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian pinggang Tarwaka, 2004.
Faktor Penyebab Keluhan pada Sistem Muskulosekeletal : a. Kesalahan dan lamanya waktu duduk
Sakit pinggang terjadi karena kesalahan dan lamanya waktu duduk. Saat bekerja tubuh dituntut untuk berada dalam posisi yang
sama untuk waktu yang lama terutama pekerja dalam bidang manufaktur. Jika kondisi tidak nyaman terjadi, maka tubuh akan
tertekan dan berakibat timbulnya sakit pinggang atau pegal-pegal.
commit to user 27
b. Pengaruh kursi kerja Kursi yang ergonomic adalah kursi yang dapat diatur agar
sesuai dengan kondisi badan baik tinggi maupun sandaranya. Hal ini akan membuat bagian belakang tubuh seseorang merasakan rileks
sebab terdapat sandaran untuk menopang bagian punggungnya. Jika kursi terlalu tinggi kita dapat menggunakan bantalan atau pijakan
untuk kaki agar kaki kita tidak menggantung. Kita juga dapat menggunakan kursi yang empuk dengan meletakkan busa pada letak
dudukan. Ini akan menyebabkan pinggang kita merasakan nyaman. Terakhir jika kita menggunakan kursi yang memiliki sandaran tangan
kita harus memperhatikan bentuk sandaran itu agar posisi tangan tidak ketinggian. Dalam bekerja faktor tempat duduk sangat penting karena
dengan tempat duduk yang nyaman kita akan dapat bekerja dengan baik dan sehat.
Suma’mur, 2009. Peter Vi 2000 menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal antara lain sebagai berikut :
a. Peregangan otot yang berlebihan Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering
dikeluhkan oleh pekerja di mana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat,
mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan
commit to user 28
melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot,
bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal. b. Aktivitas Berulang
Aktivitas Berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar,
angkat-angkut dan sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa
memperoleh kesempatan untuk relaksasi. c. Sikap Kerja Tidak alamiah
Sikap Kerja Tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi
alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat, dan sebagainya. Semakin jauh posisi
bagian tubuh dari pusat grafitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal Sikap kerja tidak
alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan pekerja Grandjean, 1993; Anis McConville, 1996; Waters Anderson,1996 Manuaba, 2000.
commit to user 29
Adapun faktor penyebab sekunder antara lain : a. Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot
tangan yang lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri
otot menetap Tarwaka, 2010. b. Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah
tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot
Suma’mur, 1982 dalam Tarwaka 2010. c. Mikroklimat
Paparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga
gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak dan kekuatan otot menurun Astrand Rodhl,1977;Pulat, 1992;Wilson Corlett, 1992
dalam Tarwaka,2010. Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar
menyebabkan sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan
tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai oksigen ke otot. Sebagai
commit to user 30
akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi
penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot Suma’mur, 1982;Grandjean,1993 dalam Tarwaka 2010
Beberapa faktor internal penyebab keluhan otot-otot skeletal, yaitu : a. Umur
Chaffin 1979 dan Guo, dkk. 1995 menyatakan bahwa pada umumnya keluhan otot skeletal mulai pertama dirasakan pada umur 35
tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur setengah baya,
kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko terjadinya keluhan otot meningkat Tarwaka, 2004.
Sebagai contoh, Betti’e, dkk 1989 dalam Tarwaka 2010 telah melakukan studi tentang kekuatan
statik otot untuk pria dan wanita dengan usia antara 20 sampai dengan diatas 60 tahun. Penelitian difokuskan untuk otot lengan, punggung
dan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot maksimal terjadi pada saat umur antara 20 - 29 tahun, selanjutnya terus
terjadi penurunan sejalan dengan bertambahnya umur. b. Jenis kelamin
Beberapa hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot.
Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita memang lebih rendah daripada pria. Astrand, dkk 1997 menjelaskan
commit to user 31
bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot priapun lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita. Hasil penelitian Betti’e, dkk 1989 menunjukkan bahwa rerata kekuatan otot wanita kurang lebih hanya 60 dari
kekuatan otot pria, khususnya untuk otot lengan, punggung dan kaki. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Chiang, dkk. 1993, Bernard,
dkk. 1994, Heles, dkk. 1994 dan johanson 1994 yang menyatakan bahwa perbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3.
Dari uraian tersebut, maka jenis kelamin perlu dipertimbangkan dalam mendesain beban tugas Tarwaka, 2004.
c. Kesegaran Jasmani Pada umumnya, keluhan otot lebih jarang ditemukan pada
seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Sebaliknya, bagi yang dalam kesehariannya
melakukan pekerjaan yang memerlukan pergerahan tenaga yang besar, di sisi lain tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat, hampir
dapat dipastikan akan terjadi keluhan otot. Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran tubuh. Laporan NIOSH
yang dikutip dari hasil penelitian Cady, dkk. 1979 menyatakan bahwa untuk tingkat kesegaran tubuh yang rendah, maka risiko
terjadinya keluhan adalah 7,1, tingkat kesegaran tubuh sedang adalah 3,2 dan tingkat kesegaran tubuh tinggi adalah 0,8. Hal ini juga
diperkuat Betti’e, dkk 1989 yang menyatakan hasil penelitian
commit to user 32
terhadap para penerbang menunjukkan bahwa kelompok penerbang dengan tingkat kesegaran tubuh yang tinggi mempunyai risiko yang
sangat kecil terhadap risiko cedera otot. Dari uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa, tingkat
kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat sejalan bertambahnya
aktivitas fisik Tarwaka, 2004. d. Kondisi Kesehatan
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan
jasmani, rohani mental, dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut
sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun 1975 sebagai berikut : sehat adalah suatu kondisi yang
terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Faktor eksternal penyebab keluhan otot-otot skeletal, yaitu :
a. Lama kerjawaktu kerja Waktu kerja bagi seseorang menentukan efesiensi dan
produktivitasnya. Lamanya seorang bekerja sehari baik pada umumnya 6
– 8 jam. Dalam Seminggu orang hanya bisa bekerja dengan baik selama 40 - 50 jam. Lebih dari itu kecenderungan
timbulnya hal-hal yang negatif. Makin panjang waktu kerja, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jumlah
40 jam kerja. Seminggu ini dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung
commit to user 33
kepada berbagai faktor. Penelitian-penelitian menunjukan bahwa pengurangan jam kerja dari delapan jam lebih seperempat ke delapan
jam disertai meningkatnya efesiensi kerja dengan kenaikan produktivitas 3 sampai 10. Kecenderungan ini lebih terlihat pada
pekerjaan yang dilakukan dengan tangan Suma,mur, 1991. b. Tekanan melalui fisik beban kerja
Beban kerja pada suatu waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan juga berupa pada
makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga
oleh tekanan –tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu
masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut –larut
mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga kelelahan klinis atau kronis. Perasaan lelah pada keadaan ini kerap muncul
ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari perasaan emosi
Sugeng, dkk, 2002. Sejumlah orang kerapkali menunjukkan gejala seperti berikut :
1 Meningkatnya ketidakstabilan jiwa 2 Depresi
3 Kelesuan umum seperti tidak bergairah kerja 4 Meningkatnya sejumlah penyakit fisik
commit to user 34
5. Hubungan Perbaikan Kursi Kerja terhadap Keluhan