Gambar Proses Produksi Karakteristik Subjek Penelitian

commit to user 71

BAB V PEMBAHASAN

A. Gambar Proses Produksi

Home industri konveksi khususnya penjahitan merupakan sektor industri informal yang mempunyai prospek bagus ke depannya karena tuntutan kebutuhan hidup manusia yang tidak lepas dari sandang, pangan dan papan. Dalam proses pembuatan pakaian tidak lepas dari bahaya-bahaya yang bisa menyebabkan Penyakit Akibat Kerja maupun Kecelakaan Akibat Kerja salah satunya yaitu pada proses penjahitan, pada proses penjahitan dilakukan dengan posisi duduk yang mana tenaga kerja dalam kegiatannya tidak lepas dari peralatan kerja yaitu kursi. Apabila kursi yang digunakan tidak sesuai dengan anthropometri bisa menyebabkan keluhan pada sistem muskuloskeletal. Menurut Sutarman 1972 dalam Tarwaka 2010, bahwa dengan mengetahui ukuran anthropometri tenaga kerja akan dapat dibuat suatu desain alat-alat kerja yang sepadan bagi tenaga kerja yang akan menggunakan, dengan harapan dapat menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan estetika kerja yang dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu penggunaan kursi yang sesuai dengan anthropometri akan mampu mengurangi keluhan muskuloskeletal, maka dari itu dalam pemilihan dan pembuatan kursi harus diperhatikan. 74 commit to user 72

B. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Jenis Kelamin Subjek penelitian yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis kelamin laki-laki karena secara umum laki-laki mempunyai kekuatan fisik atau kemampuan otot lebih besar daripada perempuan, selain itu Waters, dkk 1996 dalam Tarwaka 2010 menjelaskan bahwa wanita mempunyai maksimum tenaga aerobik sebesar 2,4 Lmenit, sedangkan pada laki-laki sedikit lebih tinggi yaitu 3,0 Lmenit. Wanita lebih tahan suhu dingin daripada suhu panas sehingga wanita akan memberikan banyak reaksi perifer jika bekerja pada cuaca panas, namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Ifadah 2011 dalam judul “ Faktor yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal pada operator komputer Studi pada karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk DCS V Jawa Timur Gedung OPMC Ketintang” didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap keluhan muskuloskeletal dengan nilai p value 0.05. 2. Umur Subjek penelitian yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini berumur antara 35 - 55 tahun, dengan rerata X ± SD adalah 43,2 tahun ± 5,2. Menggunakan umur 35 – 55 tahun dengan pertimbangan bahwa keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan umur 55 tahun adalah batas umur produktif. Tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur, pada saat umur 75 commit to user 73 mencapai 60 tahun rerata kekuatan otot menurun sampai 20. Pada saat kekuatan otot mulai menurun maka risiko terjadinya keluhan otot akan meningkat Tarwaka, 2010. Di dalam penelitian ini variabel umur dikendalikan sehingga umur tidak berpengaruh terhadap keluhan muskuloskeletal, hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Firdausia 2011 dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara Faktor Individu dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Pekerja Kasir di salah satu Hipermarket di Surabaya” didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan keluhan muskuloskeletal dengan nilai p value 0,409. 3. Lama Kerja Di dalam penelitian ini menggunakan lama kerja 8 jam 7 jam kerja dan 1 jam istirahat karena Suma’mur 1991 mengatakan lamanya seorang bekerja sehari pada umumnya 6 - 8 jam. Semakin panjang waktu kerja maka semakin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Penelitian menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja dari delapan seperempat jam ke delapan jam disertai meningkatnya efesiensi kerja dengan kenaikan produktivitas 3 sampai 10. Dalam penelitian ini lama kerja antara kelompok subjek penelitian sebelum dan sesudah perbaikan adalah sama yaitu 8 jam 7 jam kerja dan 1 jam istirahat. Dalam penelitian ini variabel lama kerja dikendalikan sehingga tidak memberikan pengaruh terhadap keluhan muskuloskeletal, namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Firdausia 2011 tentang hubungan 76 commit to user 74 lama kerja dengan keluhan muskuloskeletal yang hasilnya didapatkan bahwa nilai p value adalah 0,007 yang artinya ada hubungan lama kerja terhadap keluhan muskuloskeletal. 4. Beban Kerja Tenaga kerja dibagian penjahitan termasuk dalam kerja sedang karena dari hasil pengukuran denyut nadi sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai rata-rata denyut nadi tenaga kerja adalah 104.9 denyutmin dan 105 denyutmin, sedangkan kisaran untuk kerja sedang adalah 100 - 125 denyutmenit Tarwaka, 2010. Meskipun reratanya berbeda namun berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh hasil bahwa nilai P value denyut jantung sebelum dan sesudah perlakuan adalah 0.831 P value 0.05 yang artinya denyut jantung sebelum dan sesudah perlakuan tidak mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu pengaruh yang diberikan kepada kelompok sebelum dan sesudah perlakuan tidak berbeda.

C. Pengukuran Lingkungan Kerja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR PEKERJAAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL AKIBAT KERJA (STUDI PADA NELAYAN DI DESA PUGER WETAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER)

69 391 123

PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA.

0 2 12

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN OTOT (STRETCHING) TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN KEJENUHAN PADA Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching) Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Dan Kejenuhan Pada Pekerja Bagian Menjahit Divisi Garment Di Pt. Tyfounte

0 5 15

PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN OTOT (STRETCHING) TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN KEJENUHAN PADA Pengaruh Pemberian Peregangan Otot (Stretching) Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Dan Kejenuhan Pada Pekerja Bagian Menjahit Divisi Garment Di Pt. Tyfounte

1 8 16

Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Batu Bata di Kecamatan Darussalam Aceh Besar

0 0 18

Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Batu Bata di Kecamatan Darussalam Aceh Besar

0 0 2

Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Batu Bata di Kecamatan Darussalam Aceh Besar

0 0 10

Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Batu Bata di Kecamatan Darussalam Aceh Besar

0 0 15

Pengaruh Sikap Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Perajin Batu Bata di Kecamatan Darussalam Aceh Besar

0 0 2

PENGARUH TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL TENAGA KERJA DI PT

0 0 51