Pengertian tenaga kerja atau buruh perempuan

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang pengaturan pekerja atau buruh perempuan

a. Pengertian tenaga kerja atau buruh perempuan

Dalam kehidupan sehari-hari masih terdapat beberapa peristilahan mengenai pekerja. Misalnya ada yang menyebutkan buruh, karyawan atau pegawai. Namun sesungguhnya dapat dipahami , bahwa maksud dari semua peristilahan tersebut adalah sama yaitu orang yang bekerja pada orang lain dan dengan mendapat upah sebagai imbalan dari pekerjaan yang telah dilakukannya. Darwan Prinst, 2000 : 34 Pada pasal 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa : 1 Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 2 Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 3 Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pengertian tenaga kerja dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tersebut menyempurnakan pengertian tenaga kerja dalam Undang- undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok ketenagakerjaan yang memberikan pengertian, tenaga kerja adalah “ setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat “. Dari pengertian tersebut tampak perbedaan yakni dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tidak lagi memuat kata-kata baik didalam maupun diluar hubungan kerja dan adanya penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat. commit to user Pengurangan kata didalam maupun diluar hubungan kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna tenaga itu sendiri seakan-akan ada yang didalam dan ada pula diluar hubungan kerja serta tidak sesuai dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum. Sedangkan penambahan kata sendiri karena barang dan jasa yang dihasilkan tidak hanya digunakan masyarakat saja tetapi juga dirinya sendiri. Lalu Husni , 2005 : 16 Dapat dilihat dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, Pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Selanjutnya Pasal 1 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1981 tentang perlindungan upah menetukan bahwa buruh adalah tenaga kerja yang bekerja peda pengusaha dengan menerima upah. Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tenaga kerja perempuan yang dimaksud adalah perempuan dewasa, perempuan dianggap sudah dewasa adalah perempuan yang sudah berumur delapan belas atau lebih. Sedangkan perempuan yang berumur kurang dari delapan belas tahun termasuk orang yang belum dewasa atau anak-anak. Pengertian tentang tenaga kerja wanita dikemukakan oleh Soedijoprapto 1982:73, yang menyatakan bahwa “Tenaga kerja wanita adalah tiap-tiap wanita yang melakukan pekerjaan di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”. Dalam hal ini yang dimaksudkan bukan hanya buruh wanita, karyawati atau pegawai wanita yang merupakan tenaga kerja, tetapi juga diperuntukan bagi wanita yang bekerja mandiri. commit to user

b. Pekerjaan perempuan