Perjanjian Kerja Tinjauan tentang perjanjian kerja

commit to user Syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam melakukan suatu perjanjian salah satunya harus sesuai dengan pasal 1320 KUHPdt. Syarat sahnya suatu perjanjian menurut pasal 1320 KUHPdt adalah : a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri. b. Kecakapan membuat suatu perjanjian. c. Suatu hal tertentu. d. Suatu sebab yang halal. Beberapa asas dalam suatu perjanjian adalah a. Asas kebebasan berkontrak atau open system Maksutnya dalah setiap orang beleh mengadakan perjanjian apa saja dan dengan siapa saja. dalam melakukan suatu perjanjian kerja asas ini masih dipakai sebagai asas yang utama yaitu perjanjian kerja dapat menciptakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan kerja antara majikan dan buruh dimana mereka telah membuatnya Djumadi. 2006 . 23. b. Asas konsensual atau asas kekuasaan bersepakat Perjanjian itu ada sejak tercapai kata sepakat antara pihak yang mengadakan perjanjian. c. Asas kelengkapan atau optimal system Apabila para pihak yang mengadakan perjanjian, berkeinginan lain mereka bisa menyingkirkan beberapa pasal-pasal yang ada pada Undang- undang akan tetapi jika tidak secara tegas ditentukan dalam suatu perjanjian, maka ketentuan dalam undang-undanglah yang dinyatakan tidak berlaku.

a. Perjanjian Kerja

1 . pengertian perjanjian kerja Dalam ketentuan pasal 1601a KUHPdt mengenai perjanjian kerja yang dimaksud perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu siburuh, mengikatkan dirinya untuk dibawah perintah pihak yang lain, simajikan untuk suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah. commit to user Pengertian perjanjian kerja menurut pakar hukum perburuhan Prof R. Imam Soepomo mengemukakan “perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pijak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lain, majikan yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar upah “ Djumadi . 2006 .30 Selanjutnya pengertian perjanjian kerja menurut Prof Subekti yang dikutip dalam bukunya Djumadi yang berjudul Perjanjian Kerja , disebutkan perjanjian kerja adalah “perjanjian antara seorang buruh dengan seorang majikan, perjanjian mana ditandai dengan ciri-ciri adanya suatu upah atau gaji tertentu diperjanjiankan dan adanya hubungan diperatas yaitu suatu hubungan bedasarkan mana pihak satu majikan berhak memberikan perintah-perintah yang harus ditaati oleh pihak yang lain. 2. Unsur-unsur dalam perjanjian kerja Dalam perjanjian kerja pada prinsipnya unsur-unsur seperti dalam pasal 1320 KUHPdt masih juga menjadi pegangan dan harus diterapkan agar suatu perjanjian tersebut keberadaanyan bisa dianggap sah dan konsekuensinya dianggap sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Menurut Prof, Mr. M.G. Rood yang dikutip dalam bukunya Djumadi 2006. 35 menyebutkan dalam perjanjian kerja ada unsur- unsur yang harus dipenuhi antara lain: a Adanya unsur pekerjaan Harus ada pekerjaan yang diperjanjikan dan dikerjakan sendiri oleh pekerja yang membuat perjanjian kerja tersebut. Pekerja yang melaksanakan pekerjaan atas dasar perjanjian tersebut pada pokoknya wajib untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. b Adanya unsur pelayanan commit to user Dalam melakukan pekerjaan yang dilakukan sebagai manifestasi adanya perjanjian kerja tersebut pekerja haruslah tunduk pada perintah orang lain yaitu pihak pemberi kerja dan harus tunduk pada simajikan, dalam prinsip ini dapat diartikan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh si pekerja dan harus bermanfaat bagi sipemberi kerja dan sesuai dengan apa yang dimuat dalam isi perjanjian kerja. c Adanya unsur waktu. Dalam melakukan hubungan kerja tersebut haruslah dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan perundang-undangan, pekerja tidak boleh melakukan sekehendak dari simajikan dan tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan setempat dan ketertiban umum. d Adanya unsur upah Upah merupakan imbalan prestasi yang wajib dibayar oleh majikan untuk pekerjaan itu, jika pekerja diharuskan memenuhi prestasi yaitu melakukan pekerjaan dibawah perintah orang lain yaitu simajikan, maka simajikan sebagai pihak pemberi kerja wajib pula memenuhi prestasinya dengan membayar upah. Pembayaran upah pada prinsipnya harus diberikan dalam bentuk uang, namun demikian dalam prakteknya dapat berupa non uang tetapi jumlahnya harus dibatasi Djumadi. 2006 .41

b. Kewajiban para pihak dalam perjanjian kerja