commit to user
Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan jelas dikatakan
merupakan suatu kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan. Pada PT. Kusuma Mulia sendiri belum ada nota atau peringatan yang dikeluarkan oleh Disnakertrans Kabupaten
Karanganyar dalam hal PT tersebut belum melakukan kewajibannya sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 dan Kepmennakertrans Nomor Kep.224MEN2003 tentang tata cara memperlakukan pekerja wanita pada malam hari, ini
merupakan koreksi dari pemerintah pada Disnakertran agar melaksanakan tugasnya secara benar, dan menindaklanjuti
pelanggaran yang dilakukan pleh para pengusaha yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
c. Non-diskriminasi
Kebijakan perlindungan ini diarahkan pada tidak adanya perlakuan yang bersifat diskriminatif terhadap tenaga kerja perempuan
ditempat kerjanya. Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984
tentang pengesahan konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, maka
pengesahan perlindungan tenaga kerja perempuan dari perlakuan diskriminatif semakin kuat.
Dalam Pasal 11 UU Nomor 7 tahun 1984 dijelaskan tentang hak-hak wanita dalam ketenagakerjaan yaitu :
1 Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia. 2 Hak atas kesempatan kerja yang sama, termasuk kriteria seleksi
yang sama dalam penerimaan pekerja. 3 Hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan
pangkat jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja.
commit to user
4 Hak untuk memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang, termasuk masa kerja sebagai magang.
5 Hak untuk menerima upah, termasuk tunjangan, perlakuan yang sama untuk kerja yang sama nilainya.
6 Persamaan penilaian kualitas pekerjaan. 7 Hak atas jaminan sosial.
8 Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk perlindungan fungsi reproduksi.
Berkaitan dengan hal-hal yang diatur diatas kenyataannya di PT. Kusuma Mulia cabang palur adalah sebagai berikut :
1 Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia. Pada Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Diskriminasi masih sering terjadi terutama dalam hal penerimaan tenaga kerja diperusahaan atau instansi pemerintah, di mana tenaga
kerja laki-laki lebih diutamakan dari tenaga kerja perempuan. Sebagai akibat adanya peraturan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia pasal 27 ayat 2 tersebut PT. Kusuma Mulia dalam hal perekrutan para pekerja tidak terdapat diskriminasi
dalam penerimaan para pekerja laki-laki dan perempuan, semua orang boleh mendaftar pada lowongan yang ada baik laki-laki atau
wanita dan penerimaan kerja didasarkan pada kemampuan dari para pekerja sendiri dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Perusahaan dalam melakukan tes dan pemeriksaan dalam proses seleksi sepenuhnya adalah milik perusahaan dan merupakan rahasia
perusahaan, perusahaan juga tidak berkewajiban untuk menjelaskan hasil seleksi pada calon karyawan dan pihak ketiga.
2 Hak atas kesempatan kerja yang sama, termasuk kriteria seleksi yang sama dalam penerimaan pekerja.
commit to user
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination Againts Woman atau
disebut dengan Konvensi Wanita. Tolak ukur terjadinya diskriminasi terhadap perempuan di
tempat kerja dapat dijelaskan pula bahwa wujud patriarki dalam kehidupan sehari-hari dapat berupa perlakuan diskriminatif,
ketidakadilan atau tidak diterimanya di suatu lingkungan tertentu. “Termasuk ke dalam pengertian diskriminasi adalah cara dan bentuk
sehalus apapun sehingga orang yang bersangkutan tidak menyadari tindakan diskriminatif tersebut” Jurnal Perempuan Dalam Birokrasi
Telaah Tentang Persoalan Perempuan Meniti Karir,Elly Ferdiana Latief,2006:467.
Berkaitan dengan Konvensi tentang larangan diskriminasi terhadap wanita Konvensi Wanita, hal ini diperkuat dengan Pasal 5
dan 6 Undang-undang No.13 Tahun 2003 dimana setiap pekerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk
memperoleh pekerjaan dan perlakuan yang sama antara buruh laki- laki dan perempuan tanpa diskriminasi dari pengusaha.
Pada Pasal 32 ayat 1 Undang-undang Ketenagakerjaan di mana dinyatakan penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan
asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil dan setara tanpa diskriminasi. Yang dimaksud adil dan setara adalah penempatan
tenaga kerja dilakukan berdasarkan kemampuan tenaga kerja dan tidak didasarkan atas ras, jenis kelamin, warna kulit, agama dan
aliran politik. Akan tetapi tetap harus ada hak-hak yang harus diperoleh buruh perempuan yang harus dipenuhi perusahaan yang
tidak bisa disamakan atau tidak diperoleh buruh laki-laki. PT. Kusuma Mulia dalam melakukan pemberian kesempatan
kerja dilakukan dengan seluas-luasanya Kepada para calon pekerja
commit to user
yang akan mengikuti seleksi penerimaan para pekerja tidak pernah ada larangan bagi perempuan yang akan melamar pekerjaan di PT.
Kusuma Mulia semua boleh mendaftar tetapi yang berhak menentukan adalah PT. Kusuma Mulia sendiri, seleksi yang
diberikan dalam penerimaan para pekerja adalah sama tidak ada diskriminasi, kalau laki-laki minimal harus SLTA ketentuan tersebut
berlaku pula bagi wanita, pada saat pemilihan para pekerja wanita yang bekerja pada malam hari seleksi pemilihanya pun sama dengan
laki-laki tidak ada diskriminasi. 3 Hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan
pangkat jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja. Pasal 32 ayat 2 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
mengatakan Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian,
keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak asasi, dan perlindungan hukum.
Setiap manusia baik wanita atau laki-laki berhak memilih pekerjaan atau profesi yang diharapkannya, namun dalam hal ini
sering kali terbentur dengan kebutuhan yang digunakan dalam sebuah perusahaan, di PT. Kusuma Mulia sendiri, jika membuka
sebuah lowongan pekerjaan siapa yang mau dia akan mendaftar jadi secara langsung dapat dilihat jika para pekerja tersebut mendaftar
pada lowongan yang ada berarti mereka telah mememilih pekerjaan sesuai haknya karena tidak mungkin PT. Kusuma Mulia melakukan
pemaksaan . Sedangkan untuk kenaikan pangkat di PT. Kusuma Mulia
dilakukan dengan penilaian dari pimpinan, untuk para tenaga kerja yang bekerja pada sektor lapangannya di PT. Kusuma Mulia ini
kenaikan upah mengikuti kenaikan Upah Minimum Regional Kabupaten Karanganyar yang ada. Untuk fasilitas kerja semua
karyawan baik karyawan kantor atau para pekerja dengan tidak
commit to user
membedakan antara pekerja perempuan maupun laki PT ini menyediakan sarana P3K dan jika ada kecelakaan kerja PT. Kusuma
Mulia akan menanggung semua biaya berobat sampai sembuh, para pekerja jika sakit dan terpaksa harus rawat inap pihak PT ini juga
ikut membantu, PT ini juga telah bekerjasama dengan balai pengobatan seperti balai pengobatan Kusuma Hati yang berada di
Jetis, serta puskesmas yang terdekat. jika mengalami kematian akibat kecelakaan kerja PT tersebut memberikan kompensasi.
4 Hak untuk memperoleh latihan kejuruan dan latihan ulang, termasuk masa kerja sebagai magang.
Sesuai dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Setiap tenaga kerja berhak untuk
memperoleh danatau meningkatkan dan atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya
melalui pelatihan kerja, dan pasal 12 ayat 3 mengatakan bahwa Setiap pekerjaburuh memiliki kesempatan yang sama untuk
mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk program pelatihan yang terdapat di PT. Kusuma Mulia
ada, dengan dilatih oleh para senior yang telah ditentukan dan dilakukan dengan diklat-diklat yang berada di ruang trening secara
bertahap pada tiga bulan pertama sebelum bekerja lebih lama, pada bula pertama dan kedua diberikan pengarahan atau pengetahuan
secara umum dan pada bulan terakhir baru dilakukan latihan yang sesuai dengan jurusan dan akan dinyatakan lulus, setelah mendapat
surat pernyataan lulus barulah para pekerja ditempatkan ditempat yang sesuai dengan kemampuannya.
Untuk selajutnya dalam enam bulan pertama setelah melakukan program latihan kejuruan para tenaga kerja tersebut diamati dengan
melihat tingkat kedislipinan dan hasil pekerjaan sampai kemudian akan dinyatakan mampu.
commit to user
Pelaksanaan latihan kejuruan tersebut berada dibawah pengawasan dari bagian personalia PT. Kusuma Mulia dan para
pekerja yang melakukan latihan seperti itu mendapat fasilitas perlindungan seperti alat peraga yang ada, sedangkan dari segi
keamanan diberikan sepatu bood, masker dan sarung tangan. 5 Hak untuk menerima upah, termasuk tunjangn, perlakuan yang sama
untuk kerja yang sama nilainya. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Perlindungan Upah. Pada Pasal 2 yang menyatakan hak untuk menerima upah timbul pada saat adanya hubungan kerja dan
berakhir pada saat hubungan kerja putus, Pasal 3 menyatakan Pengusaha dalam menetapkan upah tidak boleh mengadakan
diskriminasi antara buruh laki-laki dari buruh perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerjaburuh. Peraturan ketenagakerjaan melarang pengusaha melakukan
diskriminasi pemberian upah terhadap para pekerja Karena jenis kelamin, suku, ras, agama dan juga status pekerja, misalnya, sebagai
pekerja kontrak. Pasal 88 sampai dengan 98 Undang-undang Ketenagakerjaan tentang ketentuan-ketentuan pengupahan yang
didukung Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 tahun 1981 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja yaitu Kep.49MENIV2004
tentang ketentuan struktur dan skala upah. Kebanyakan buruhnya berpendidikan minimal SLTA atau setara
karena hal ini merupakan salah satu syarat penerimaan buruh di PT
commit to user
ini, untuk bagian Knitting juga begitu Dan dalam hal ini tingkat pendidikan para buruh tidak mempengaruhi besarnya pemberian
upah, selama mereka mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan benar.besarnya upah yang diterima oleh para pekerja tidak ada yang
berada dibawah Upah minimum Regional Kabupaten Karanganyar sebesar Rp. 801.500, semua pekerja baik wanita atau laki-laki
mendapat upah yang sama tanpa ada perbedaan. Upah diberikan pada buruh bila telah bekerja selama 1 satu bulan.
6 Persamaan penilaian kualitas pekerjaan. Persamaan peneilaian atas kualitas para pekerja dapat dilihat
dari perlakuakan sebuat perusahaan pada para pekerjanya, jika tidak ada diskriminasi maka secara langsung dapat disimpulkan bahwa
penilaian kualitas para pekerja dilakukan dengan sama tanpa ada diskriminasi, di PT Kusuma Mulia sendiri tidak pernah membedakan
penilaian antara para pekerja laki-laki dan wanita, siapa yang bekerja bagus dan mempunyai kualitas pekerja itu lah yang mendapatkan
nilai tersendiri, meskipun kadang kala para pengusaha cenderung menomor dua kan para pekerja wanita karena tenaga nya tetapi di PT
ini tidak berlaku begitu, mereka memaklumi kodrat wanita lebih lemah dari laki-laki sehingga PT ini bisa memaklumi dengan tidak
memberikan pekerjaan yang berat. 7 Hak atas jaminan sosial .
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek, Pengusaha diwajibkan untuk mengikutsertakan
pekerjanya dalam program jamsostek karena memenuhi syarat-syarat antara lain :
a Perusahaan berbadan hukum. b Usaha sosial lainnya yang tidak berbentuk perusahaan dan
mempunyai pengurus. c Memperkerjakan pekerja 10 orang atau lebih atau telah
mengeluarkan upah Rp.1.500.000,00 atau lebih setiap bulannya.
commit to user
Pada Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang jamsostek, Pasal 3 dinyatakan sistem jamsostek nasional bertujuan untuk
memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau anggota keluarga. Pada Pasal 3
ayat 2 dinyatakan tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. Pada Pasal 7 ayat 2 dinyatakan jaminan sosial tenaga kerja
berlaku pula untuk keluarga tenaga kerja. Pada Pasal 20 ayat 2 dinyatakan anggota keluarga peserta berhak menerima manfaat
jaminan kesehatan. Belum terdapat perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jamsostek di PT. Kusuma Mulia. Karena PT. Kusuma Mulia yang berada di palur merupakan cabang dan termasuk perusahaan berskala
kecil yang terbilang masih baru didirikan, memperkerjakan pekerja dalam jumlah sedikit dengan kontrak kerja waktu tertentu
merupakan beberapa hal yang menjadi alasan PT ini untuk belum mengikutkan para pekerjanya ke dalam perlindungan jamsostek. Bila
terdapat hal yang berkaitan dengan kesejahteraan, kematian terhadap para buruh maupun keluarganya, maka tetap terdapat pemberian
santunan dari perusahaan yang disesuaikan dengan peraturan Perundang-undangan.
Berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu, dan buruh- buruhnya disebut sebagai pekerja kontrak yang rentan tidak
mendapatkan jamsostek. Jamsostek merupakan hak setiap pekerja baik pekerja tetap meupun pekerja kontrak. Jika ada pengusaha yang
oleh undang-undang menetapkan wajib untuk menyertakan para pekerjanya dalam program jamsostek, namun pengusaha tersebut
tidak mengikutsertakan pekerjanya maka hal tersebut dianggap kejahatan oleh undang- undang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
sanksi pidana dan sanksi administratif bagi perusahaan yang tidak mengikutsertakan pekerjanya pada program jamsostek. Sanksi
commit to user
pidananya yang dapat dikenakan atas pelanggaran terhadap ketentuan Jamsostek yaitu :
a Pidana kurungan paling lama 6 bulan b Denda paling tinggi Rp.50 juta
Sedangkan sanksi administratif yang dapat dijatuhkan pada perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya untuk ikut program
jamsostek adalah berupa pencabutan izin usaha. Jadi walaupun buruh di PT ini adalah pekerja kontrak, mereka tetap berhak diikutsertakan
dalam program jamsostek. Ini merupakan koreksi pemerintah, karena masih bayak terdapat pelanggaran terhadap ketentuan Undang-
undang Ketenagakerjaan yang masih tetap terjadi. 8 Hak atas perlindungan kesehatan sarta keselamatan kerja termasuk
perlindungan fungsi reproduksi. Dalam Pasal 86 ayat 1 huruf a undang-undang Ketena-
gakerjaan disebutkan bahwa setiap pekerjaburuh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja. Hal ini didukung pula dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pada Pasal 49 ayat 2, 3.
Pasal 49 ayat 2 menyatakan wanita berhak mendapat perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan dan profesinya terhadap hal-hal
yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita. Sedang pada ayat 3
dinyatakan hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya dijamin dan dilindungi oleh hukum.
Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau kecelakaan industri.
Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas. Terdapat 4 empat faktor penyebab terjadinya kecelakan industri atau
kecelakaan kerja yaitu pertama faktor manusianya, kedua faktor
commit to user
materialnya atau bahannya atau peralatannya. Ketiga faktor bahaya atau sumber bahaya yang terdapat 2 dua sebab yaitu perbuatan
berbahaya metode kerja yang salah, sikap kerja yang tidak sempurna dan kondisi atau keadaan berbahaya keadaan mesin atau
peralatan-peralatan, lingkungan, proses. Keempat faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan atau perawatan mesin-
mesin peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna. Pekerja berhak mendapat perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja, di PT ini pekerja wanita yang bekerja pada malam hari ditempatkan di bagian Knitting atau perjutan jadi tidak
menggunakan mesin-mesin berat yang disediakan di pabrik. Karena banyak debu yang tidak baik bagi kesehatan para pekerja jadi PT.
Kusuma Mulia mengharuskan Penggunaan masker wajah dan celemek untuk melindungi pernafasan mereka.
Pada perlindungan fungsi reproduksi para pekerja wanita yang mendapat waktu kerja pada malam hari tidak ditempatkan pada
bagian mesin-mesin yang bising sehingga mengganggu kesehatan, atau pada tempat-tempat pewarnaan kain yang banyak menggunakan
zat kimia sehingga seringkali berbahaya bagi pekerja wanita, PT ini hanya menempatkan dibagian rajut yang tidak berbahaya dan tidak
mengandung zat-zat yang membahayakan organ reproduksi wanita. Tentang perlindungan moral dan kesusilaan, di PT ini diatur
bahwa setiap pekerja dan pengusaha harus saling menghormati dan menjaga nilai-nilai kesusilaan. Perlakuan yang sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta nilai-nilai agama antara pekerja dan pengusaha di PT ini.
Selain tolak ukur ketiga perlindungan seperti diatas hak-hak, pemberian hak-hak pada pekerja juga dapat dilakukan dengan adanya
kesepakatan internal dengan melihat ada tidaknya perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau dengan peraturan perusahaan tetapi da-
lam pasal 108 ayat 2 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 dise-
commit to user
butkan Kewajiban membuat peraturan perusahaan tidak berlaku bagi perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerja bersama, sedangkan
yang dimaksud perjanjian kerja dalam Undang-undang No 13 Tahun 2003 adalah perjanjian antara pekerjaburuh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak, sedangkan yang dimaksud Perjanjian Kerja Bersama adalah
perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerjaserikat buruh atau beberapa serikat pekerjaserikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang kete- nagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau
perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Karena dengan adanya sebuah perjanjian
kerja akan mengetahui hak-hak yang diterima oleh para pekerja dan kewajiban-kewajiban pengusaha, itu merupakan hal-hal yang harus
termuat dalam sebuah perjanjian kerja. Jika pengusaha akan mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari harus ada dalam
perjanjian kerja yang mengatur tentang hak-hak apa saja yang didapat oleh pekerja tersebut, di PT. Kusuma Mulia sendiri tidak memilik
peraturan perusahaan dan hanya memiliki tata tertib perusahaan saja itu berarti berarti perjanjian kerja merupakan hal penting untuk mengatur
hak-hak dan kewajiban yang ada, perjanjian kerja yang ada di PT. Kusuma Mulia tersebut telah memenuhi syarat-syarat dalam pasal 52
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, sedangkan untuk syarat pasal 54 belum terpenuhi semua dengan tidak adanya besarnya upah yang
diterma oleh pekerja, dan dalam perjanjian kerja tersebut tidak mengatur masalah-masalah mengenai hak-hak yang didapat para
pekerja wanita pada malam hari, bahkan tidak ada kesepakatan tentang waktu kerja malam hari. Dalam hal perjanjian kerja bersama dalam
pasal 116 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Perjanjian kerja bersama dibuat oleh serikat pekerjaserikat buruh atau beberapa serikat
pekerjaserikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang
commit to user
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha, di PT. Kusuma Mulia tidak ada serikat pekerja
jadi tidak ada perjanjian kerja bersama, dengan tidak adanya perjanjian kerja yang mengatur akan hak-hak para pekerja wanita yang mendapat
waktu kerja pada malam hari akan memudahkan penyimpangan para pengusaha.
Dalam Pasal 187 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan Barang siapa melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 2, Pasal 44 ayat 1, Pasal 45 ayat 1, Pasal 67 ayat 1, Pasal 71 ayat 2, Pasal 76, Pasal 78 ayat
2, Pasal 79 ayat 1, dan ayat 2, Pasal 85 ayat 3, dan Pasal 144, dikenakan sanksi pidana kurungan paling singkat 1 satu bulan dan
paling lama 12 dua belas bulan danatau denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah dan paling banyak Rp
100.000.000,00 seratus juta rupiah. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan tindak pidana pelanggaran. Dari
sanksi yang ada tersebut jelas itu sangat ringan dan tidak membuat seorang pengusaha yang mempekerjakan wanita pada malam hari
merasa takut, harusnya sanksi tersebut diperberat agar timbul kesadaran para pengusaha untuk melakukan kewajibannya. Dibenarkan dengan
pendapat Soerjono Soekanto 2010 :41 bahwa salah satu masalah yang dihadapi dalam penegakan hukum adalah efektivitas sanksi yang
diancamkan terhadap peristiwa-peristiwa dan tujuan sanksi tersebut dapat mempunyai efek yang menakutkan terhadap pelanggaran
potansial. Kurangnya penerangan dari pihak yang terkait yaitu Departemen
Tenaga Kerja mengenai Hukum Ketenagakerjaan baik pada pengusaha maupun pda tenaga kerja perempuan itu sendiri, hal itu dibenarkan
dengan melakukan klarifikasi pada beberapa pekerja di PT. Kusuma Mulia yang mengatakan bahwa selama ini belum pernah diadakan
penyuluhan atau sosialisasi dari Disnakertrans terkait. Di samping itu
commit to user
kurangnya pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja perempuan di malam hari merupakan
salah satu penyebab banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh pengusaha yang mempekerjakan perempuan di malam hari. Pemerintah
selaku pihak yang berwenang mengurus masalah-masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan seharusnya mempunyai sikap yang
proaktif dalam menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. Dalam bukunya Ardian Sutedi 2010:287
pengawasan yang merupakan kunci dari perlindungan hukum di bidang tenaga kerja perlu lebih diintensifkan. Pemerintah tidak harus
menunggu di kantor datangnya laporan atau datangnya pengusaha untuk meminta izin mempekerjakana tenaga kerja perempuan di malam
hari. Akan tetapi pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja harus mencari informasi sebelum informasi itu datang.
Penusaha sendiri kurang mempedulikan hal–hal yang bersifat memberikan efek yang kurang menguntungkan bagi dirinya. Seperti
diketahui bahwa semua kewajiban yang dibebankan Kepada pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja perempuan di malam hari, bersifat
pengeluaran bagi pengusaha, antara lain penyediaan makanan dan minuman yang bergizi, penyediaan fasilitas antar jemput, penyediaan
kamar mandiWC yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, dan lain-lain, semuanya merupakan sumber pengeluaran bagi pengusaha.
Seperti yang telah dikemukakan pihak PT. Kusuma Mulia karena banyaknya biaya yang harus dibutuhkan dalam hal pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan tersebut, misalnya perusahaan terlalu berat saat diharuskan memberikan fasilitas ruang dan peralatan yang higeinis,
pengeluaran bensin yang digunakan untuk biaya transport, yang seringkali para pekerja lebih memilih dialigkan dalam bentuk uang saja,
seperti pemberian makan dan minum para pekerja lebih senang diganti dengan uang. Banyaknya pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk
pemenuhan kebutuhan seperti yang diatur dalam peraturan yang ada
commit to user
sangat berimbas pada kenaikan produksi apalagi dalam masa seperti ini kebutuhan produksi sangat mahal dan persaingan sangat ketat, jadi
tidak mungkin perusahaan akan menaikan harga jual dengan kualitas yang sama tetapi kenaikan tersebut digunakan untuk pemenuhan
kesejahteraan para pekerja, apalagi seperti PT. Kusuma Mulia yang berada di palur merupakan cabang dan baru berdiri beberapa tahun yang
lalu. Sementara di lain pihak naluri seorang pengusaha adalah untuk mendapatkan keuntungan yang setinggi-tingginya dari pengorbanan
yang sekecil-kecilnya. Oleh karena itu semua kewajiban yang dibebankan Kepadanya sebagai pengusaha yang mempekerjakan tenaga
kerja perempuan di malam hari dianggapnya sebagai sesuatu yang merugikannya saja, sehingga pengusaha cenderung mengabaikannya.
Kecenderungan pengusaha untuk berlaku seperti itu juga didukung oleh kondisi tenaga kerjanya yang cenderung tidak berani menuntut apa
yang menjadi haknya dengan alasan takut dipecat. Hal ini semakin meningkatkan arogansi pengusaha. Ada satu prinsip dari pengusaha
tentang kesewenang-wenangannya dalam mempekerjakan tenaga kerja perempuan, yaitu, siapa yang mau menerima kondisi kerja seperti apa
adanya, maka dia dapat diterima bekerja, akan tetapi siapa yang tidak mau menerima kondisi seperti itu bisa keluar dari pekerjaannya.
Tingkat pendidikan tenaga kerja yang rendah, untuk mencukupi kebutuhan, tenaga kerja biasanya mengesampingkan hak-hak yang
seharusnya diperoleh agar mendapatkan upah yang utuh, kurangnya pengetahuan tenaga kerja perempuan mengenai undang-undang dan
peraturan-peraturan yang melindungi tenaga kerja perempuan itu sendiri hal ini dikuatkan dengan seperti wawancara yang telah
dilakukan pada tenaga kerja wanita yang bekerja pada malam hari di PT. Kusuma Mulia mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang hak-
hak apa saja yang sebenarnya menjadi haknya seperti dalam peraturan yang ada, mereka hanya pasrah dengan apa yang diberikan oleh
pengusaha tanpa meminta fasilitas-fasilitas yang sebenarnya jadi
commit to user
haknya, asal sudah dibayar yang mereka kebanyakan sudah beranggapan mendapatkan haknya. Kurang sadarnya para tenaga kerja
dalam pemahaman peraturan yang ada membuat mereka kadang lebih senang jika fasilitas yang berikan seperti angkutan antar jempu dan
pemberian makan tersebut diganti dengan uang, alasanya mereka lebih senang karena jika mendapat uang makan lebih bisa menentukan
makanan apa yang ingin mereka makan, sedangkan untuk pemberian angkutan antar jemput mereka para pekerja malas untuk menunggu
angkutan tersebut karena mereka harus berangkat lebih awal, jika mereka berangkat sendiri akan lebih banyak waktunya, tidak terburu-
buru. Selain itu Kaum perempuan yang rela bekerja di malam hari identik
dengan orang-orang dari kalangan menengah ke bawah. Sebagai kalangan menengah ke bawah mereka biasanya tidak mampu untuk
mencapai jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu kemampuan mereka terbatas mengenai hal-hal yang bersifat peraturan perundang-
undangan atau apapun yang berkaitan dengan hukum Bambang Sunggono dan Aries Harianto . 2009 : 119
Di lain pihak mereka dituntut untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang sering kali hanya mengandalkan mereka untuk dapat
menyambung hidupnya. Berdasarkan kondisi ini maka biasanya Kepekaan tenaga kerja perempuan tersebut terhadap keselamatan dan
keamanan dirinya tidak begiti tinggi. Bahkan walaupun Kepekaan itu sebenarnya ada, sering kali mereka dikesampingkan hanya karena takut
tidak mendapatkan pekerjaan lain, sehingga nanti mengancam kelangsungan penghasilannya. Oleh karena sebab-sebab di atas, maka
ketika tenaga kerja perempuan itu tidak mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya sebagai tenaga kerja perempuan yang bekerja di malam
hari, mereka diam saja. Mereka takut untuk memprotes atasan mengenai tidak dipenuhinya hak-hak mereka Bamabang Sunggono dan
Aries Harianto. 2009 : 125
commit to user
Pada dasarnya hambatan yang berasal dari tenaga kerja ini dapat diatasi jika Kepada tenaga kerja itu diberikan jaminan bahwa menuntut
sesuatu yang menjadi hak mereka dari atasannya, tidak akan menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya. Selain itu perlu diberikan
pula penanaman pengetahuan tentang hak-hak seorang tenaga kerja perempuan yang bekerja di malam hari, karena bisa jadi mereka tidak
memprotes karena sebenarnya mereka tidak tahu apa yang menjadi hak mereka. Hal ini dikarenakan para pengusaha biasanya cenderung untuk
tidak memberitahukan hal-hal yang menjadi hak dari tenaga kerja, tetapi lebih cenderung untuk menuntut pelaksanaan kewajiban dari para
tenaga kerjanya.
2. Kewajiban Yang Harus Dilakukan Oleh Perusahaan dalam