commit to user
b. Pekerjaan perempuan
Pekerja atau buruh perempuan merupakan pekerja yang membutuhkan perhatian dan penanganan khusus dan tersendiri, karena
memang pada kenyatannya dalam beberapa segi terdapat beberapa perbedaan antara pekerja laki-laki dan perempuan yang tidak dapat
dipersamakan. Menurut G Kartasapoetra 1994 : 44 Pihak pekerja yang akan mempekerjakan pekerja perempuan dalam perusahannya hendaknya
mempertimbangkan dengan bijak hal-hal sebagai berikut: 1 Kaum perempuan pada umumnya bertenaga lemah, halus tetapi tekun.
2 Norma-norma susila harus diutamakan agar pekerja perempuan tersebut tidak terpengaruh oleh perbuatan negatif dari pekerja lawan
jenisnya, terutama jika dipekerjakan malam hari. 3 Para pekerja perempuan pada umumnya mengerjakan pekerjaan halus
sesuai dengan sifat dan tenaganya. 4 Para pekerja perempuan itu ada yang masih gadis dan ada pula yang
sudah bersuami atau berkeluarga dengan sendirinya mempunyai beban rumah tangga yang harus ditanggung.
Di Internasional dalam Komisi Eropa telah mengeluarkan sebuah
Kode Etik pada penerapan Kesamaan pengupahan bagi Pekerjaan yang Bernilai Setara atas Laki-laki dan Perempuan. Kode etik ini menyatakan
bahwa, sebagai langkah pertama informasi perlu dikumpulkan untuk menetapkan suatu gambaran umum tentang gender dan pembayaran.
Brussels 1996: 8 Kode etik tersebut menyusun daftar indikator-indikator penting mengenai kemungkinan diskriminasi jenis kelamin, yaitu:
1 Perempuan memiliki pendapatan rata-rata lebih rendah daripada laki- laki dengan pekerjaan yang sama.
2 Perempuan memiliki pendapatan rata-rata lebih rendah daripada laki- laki pada peringkat yang sama.
commit to user
3 Perempuan pada pekerjaan-pekerjaan tak terlatih yang didominasi kaum perempuan dibayar lebih rendah daripada dalam pekerjaan tak
terlatih terendah yang didominasi laki-laki. 4 Pekerjaan-pekerjaan yang sebagian besar ditempati perempuan diberi
peringkat atau dievaluasi lebih rendah daripada pekerjaan-pekerjaan yang sebagian besar ditempati laki-laki pada tingkatan usaha, keahlian
atau tanggung jawab serupa. 5 Perempuan dibayar lebih rendah daripada laki-laki dengan kualifikasi
masuk dan lama bekerja yang setara. 6 Di saat pengaturan perundingan terpisah diharuskan berada dalam satu
organisasi, perundingan-perundingan itu akan didominasi oleh laki- laki yang menerima pembayaran lebih tinggi daripada kelompok
perunding lain yang didominasi oleh perempuan. 7 Sebagian besar laki-laki dan perempuan dipisahkan oleh pemberian
peringkat, klasifikasi, dan sistem evaluasi yang berbeda. 8 Pekerja-pekerja paruh-waktu atau temporer, yang sebagian besar
adalah perempuan,memiliki pendapatan per jam rata-rata lebih rendah daripada pekerja penuh atau tetap dalam pekerjaan atau peringkat
yang sama. 9 Pekerja-pekerja paruh-waktu atau temporer, yang sebagian besar
adalah perempuan, memiliki akses pada pembayaran dan tunjangan kontrak lain yang lebih rendah.
10 Pengaturan bonus yang berlainan, rata-rata bagian dan sistem “pembayaran berdasar hasil” lainnya, diterapkan pada wilayah
produksi berbeda, berpengaruh secara tidak seimbang pada salah satu gender.
11 Rata-rata lembur yang berlainan diterapkan di departemen yang berbeda, berpengaruh secara tidak seimbang pada salah satu gender.
12 Pemberian izin berlibur bervariasi antara pekerjaan-pekerjaan di tingkat yang sama berpengaruh secara tidak seimbang pada salah satu
gender.
commit to user
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka pada umumnya perem- puan serasi dengan pekerjaan-pekerjaan ringan yang tidak memerlukan
kerja otot dan dibutuhkan suatu perlindungan yang benar-benar evektif untuk melindungi kaum wanita yang lemah yang sering kali banyak
dirampas hak-haknya.
c. Waktu kerja