Pengaruh pendapatan masyarakat terhadap prilaku konsumsi sepeda motor pasca tsunami dalam perspektif ekonomi islam : Studi di Desa Lambaro Skep Aceh

(1)

PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU

KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

(Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh

RAUDHAH

704046103269

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU

KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF


(2)

(Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh

RAUDHAH

704046103269

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU

KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM


(3)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh:

Raudhah

704046103269

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Djawahir Hejazziey,SH, MA

Zulpawati,MA

NIP. 130 789 745

NIP. 150 408 279

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007 M


(4)

PENG ESA HA N PA NITIA UJIA N

Skripsi yang berjudul: ” Pe ng a ruh Pe nd a p a ta n Ma sya ra ka t Te rha d a p Prila ku Ko nsum si Se p e d a Mo to r Pa sc a Tsuna m i Da la m Pe rsp e ktif Eko no m i Isla m (Stud i Di De sa La m b a ro Ske p A c e h)”. telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 April 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Konsentrasi Perbankan Syariah.

Jakarta, 05 Juni 2008 Disahkan

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM ( )

NIP. 150 210 422

Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag (

)


(5)

Pembimbing I : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA ( )

NIP. 130 789 745

Pembimbing II : Zulpawati, MA ( )

NIP. 150 408 279

Penguji I : Dr. Yayan Sofyan, M.Ag (

) NIP. 150 228 413


(6)

KA TA PENG A NTA R

Bismilla h a l-Ra hma n a l-Ra him.

Segala puji bagi Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kepada junjungan Besar Nabi Muhammad Saw. serta sahabat beliau, beserta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma, SH.MA.MM.

2. Ibu Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Euis Amalia, M.Ag dan bapak Sekretaris Jurusan Muamalat Ah.Azharuddin Lathief, M.Ag.

3. Bapak Jawahir dan Ibu Zulpawati, MA, sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta petunjuk-petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Kepala Desa Lambaro Skep serta masyarakat yang telah


(7)

5. Bapak/Ibu Dosen Uin Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengarahan selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum serta perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan dengan ramah dan meminjamkan buku-buku yang diperlukan penulis.

7. Ayahanda M. Yunus, Ibunda Zainiyah serta De Zein tercinta, terima kasih atas semuanya. Moga kalian diterima disisi-Nya.

8. Buat abang-abang terkasih Bang Yok, Bang Cut, Ngoh Di, Cut Abang

Adlan serta adek2 tersayang Ridha, Akhyar dan Akhi Ma’rifat terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanannya selama ini. Semoga kita sukses dunia akhirat.

9. Teruntuk kaka-kaka yang selalu menyemangati tapi kadang sok sibuk Ka Yani, Ka Khairy dan Ka Yeni. Serta ade-ade tercantik Inong Chayank dan Icha Chayank. Terima kasih atas doa, waktu n laptopnya.

10.Buat Denny Fauzan moga cepat selasai kuliah.

11.Buat sahabat-sahabat yang baik hati dan tidak sombong Opi dan

Firdausi (moga langgeng), Yuni, Aah, Dina, Nuni, Fitri, Nur, Atih, Asih, Fera, Ajay serta Tea.

12.Buat anggota Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Jakarta (IMAPA)

Cabang Ciputat, terima kasih atas ilmunya.

13.Teruntuk Pak Kus, Mas Ari, Mas Salman, Mas Mahmun dan Asih terima

kasih atas ilmu dan doanya. 14.Buat Hida CS


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

... i

DAFTAR ISI

...

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian...

1

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah ...

6

C.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian...

7

D.

Penelitian Terdahulu...

8

E.

Metodologi Penelitian ...

9

F.

Hipotesis ...

13

G.

Sistematika Penulisan ...

16

BAB II

KERANGKA TEORI TENTANG PRILAKU KONSUMSI

A.

Tinjauan Umum Tentang Prilaku Konsumsi ...

18

B.

Prilaku Konsumsi dalam Islam ...

19

1.

Pengertian dan Tujuan Konsumsi...

19

2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen .. 23

3.

Prinsip-prinsip Ekonomi Islam ...

25

C.

Teori Utility dan Sifatnya ...

27

D.

Teori Kebutuhan ...

28

E.

Pendapatan... 36

BAB III GAMBARAN UMUM DESA LAMBARO SKEP

A.

Letak Geografis ...

39


(9)

B.

Kondisi Demografis...

39

C.

Kondisi Sosial Perekonomian...

41

D.

Deskripsi Data ...

44

BAB IV

ANALISA PRILAKU KONSUMSI MASYARAKAT DESA

LAMBARO SKEP

A.

Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap

Konsumsi Sepeda Motor ...

49

B.

Pengujian Hipotesis Penelitian ...

54

C.

Regresi Linear ...

56

D.

Statistik Deskripsi...

60

E.

Solusi Bagi Masyarakat Yang Tidak Sesuai Dengan Pola Konsumsi

Dalam Perspektif Ekonomi Islam...

70

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan... 73

B.

Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

LEMBA R PERNYA TA A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Juni 2008


(11)

BA B I

PENDA HULUA N

A . La ta r Be la ka ng

Setiap sistem ekonomi pasti didasarkan atas ideologi yang memberikan landasan dan tujuannya di satu pihak, dan aksioma-aksioma serta prinsip-prinsipnya di lain pihak. Proses yang diikuti dengan seperangkat aksioma dan prinsip yang dimaksudkan untuk lebih mendekatkan tujuan sistem tersebut merupakan landasan system yang bisa diuji. Setiap sistem ekonomi membuat kerangka di mana suatu komunitas sosio-ekonomik dapat memanfaatkan sumber-sumber alam dan manusiawi untuk kepentingan produksi dan mendistribusikan hasil-hasil produksi ini untuk kepentingan konsumsi.

Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, sebagian konsumen menyatakan kebutuhan dan keinginannya. Namun tidak memahami motivasi mereka secara lebih mendalam, sehingga sering pula bereaksi tidak sesuai dengan kebutuhan. Sebelum akhirnya melakukan keputusan pembelian. Untuk itu ekonom muslim harus mengetahui sejauh mana tingkat wawasan dan kesadaran mereka terhadap ekonomi dalam perspektif Islam. Study perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia


(12)

(waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. 1

Perbincangan masalah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses kebutuhan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 2

Selama beberapa dekade negara-negara Muslim telah mengikuti suatu pola konsumsi yang dijiplak dari budaya konsumen Barat yang mengukur nilai seseorang berdasarkan kemewahan hidup dan frekuensi belanjanya. Dengan begitu, gaya hidup mahal yang bahkan beberapa negara industri yang kaya pun hampir tidak menjangkaunya, telah menjadi sebuah simbol prestise di negara-negara Muslim yang miskin. Ini semua bersamaan dengan sejumlah kebiasaan, berlangsung sejak lahir sampai mati, telah mengarah pada pola konsumsi yang tidak realistis dan tidak berdasar dipandang dari sudut pandang nilai-nilai islami dan sumber dayanya.3

Meskipun pada saat sekarang, belum ada sebuah negara muslim yang menerapkan Ekonomi Islam berdasarkan ajaran Qur’an dan Al-Hadits, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sebagian konsumen muslim

1

Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanok, Consumer Behaviour, Prilaku Konsumen

(Kelompok Gramedia 2004), Seventh editin, h. 6 2

Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 1 dan 3

3

M. Umer Chapra, Islam And The Economic Challenge. Islam dan Tantangan Ekonomi, (1999), cet 1, h. 302


(13)

tetap berpegang pada nilai-nilai agama mereka dalam konsumsi dan

penggunaan pendapatan.4

Konsumen ingin mendapatkan produk dan jasa serta pemuas kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian konsumen di Indonesia yang menjadi masyarakat konsumsi tinggi dalam membeli barang atau produk bahkan sampai ada yang membeli suatu produk sampai keluar negeri. Sedangkan masyarakat yang pendapatannya rendah membeli produk dalam negeri, sesuai dengan kebutuhan hidup, walau harganya murah tetapi dapat mencukupi kebutuhan.

Semakin tinggi peradaban manusia, semakin dikalahkan oleh kebutuhan fisiologik karena faktor-faktor psikologis. Dalam suatu masyarakat primitif, kebutuhan konsumsi sangat sederhana. Tetapi peradaban modern telah menghancurkan kesederhanaan akan kebutuhan. Etika ilmu Ekonomi Islam berusaha untuk mengurangi kebutuhan material manusia zaman sekarang. 5

Kebutuhan manusia tidak pernah terbatas. Ada tiga golongan kebutuhan yaitu: pertama, kebutuhan primer merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi dan ini mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Kedua, kebutuhan sekunder yaitu komoditi yang penggunaannya hanya sebagai pelengkap dari kebutuhan pokok. Ketiga, kebutuhan tersier didukung oleh seberapa besar penghasilan yang diperoleh, tetapi

4

Muflih Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam . hal 3. 5

Muhammad Abdul Mannan, Islamic Ekonomic: Theory and Practice, (Jakarta, 1992), ed. 1, h. 44


(14)

penggunannya tidak menambah efisiensi seseorang bahkan menguranginya.

Dalam rangka menganalisis perilaku konsumen, seseorang bisa saja berpandangan bahwa konsumen dalam masyarakat muslim hanya dituntun secara ketat dengan sederetan larangan-larangan yaitu: makan daging babi, minum minuman keras, mengenakan pakaian sutra dan cincin emas (untuk pria) dan seterusnya. Masyarakat harus berpandangan lebih luas mengenai sikap tidak berlebih-lebihan dalam hal konsumsi yang dituntun oleh prilaku para konsumen muslim yang mengutamakan kepentingan orang lain. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah menentukan apakah tingkatan konsumsi yang berlaku dalam suatu masyarakat berada dibawah atau diatas tingkat sederhana.6

Kehidupan yang sederhana dan pemikiran yang tinggi harus menjadi sebuah moto. Ini tidak berarti bahwa seseorang harus menjalani hidup asketis atau mortifikasi (menganggap hina terhadap dunia) dan menjalani kehidupan menyepi. Islam juga tidak mendukung untuk menekan emosi yang dipraktekkan oleh Scotis (orang yang pandai menahan nafsunya) akan tetapi hanya meletakkan batasan bagi keinginan hedonistis sebagai suatu pencegah kejahatan yang ditimbulkan dari eksesnya, perkembangan yang harmonis badan dan jiwa menjadi sesuatu yang sangat diinginkan. Keadaan dalam keadaan seimbang merupakan

6


(15)

suatu obat bagi penyakit ekonomi yang disebabkan oleh konsumsi kekayaan yang tidak rasional.7

Untuk meningkatkan kondisi kemanusiaan dan untuk memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat, konsumsi dituntuk agar logis. Sebagaimana diatur dalam Islam Al-qur’an surat Al-Isra’ ayat 26, 27 dan 29.

اﺮ ﺬْ

ْرﺬ

ﺎ و

ﺴ ا

ْاو

ﻜْﺴ ْاو

ﻪﻘ

ﻰ ْﺮﻘْا

اذ

تاءو

.

اﻮ ﺎآ

رﺬ ْا

نإ

ﻪ ﺮ

نﺎ ْ ا

نﺎآو

ﺎ ا

ناﻮْﺧإ

ارﻮ آ

.

ﺎ و

ﻚﻘ

ﻰ إ

ﺔ ﻮ ْﻐ

كﺪ

ْ ْﺠ

ﺎ و

ارﻮﺴْ

ﺎ ﻮ

ﺪ ْﻘ

ْﺴ ْا

آ

ﺎﻬْ ﺴْ

.

Artinya: Da n b e rika nla h ha knya ke p a d a ke ra b a t d e ka t, jug a ke p a d a o ra ng miskin d a n o ra ng ya ng d a la m p e rja la na n: d a n ja ng a nla h ka mu me ng ha mb ur-ha mb urka n ha rta mu se c a ra b o ro s (26). Se sung g uhnya o ra ng -o ra ng ya ng p e mb o ro s itu a da la h sa uda ra sya ita n d a n sya ita n itu sa ng a t ing ka r ke p a d a Tuha nnya (27).Da n ja ng a nla h e ng ka u ja d ika n ta ng a nmu te rb e le ng g u p a d a le he rmu d a n ja ng a n (p ula ) e ng ka u te rla lu me ng ulurka nnya (sa ng a t p e mura h) na nti ka mu me nja di te rc e la da n me nye sa l (29).

Namun yang menjadi permasalahan, banyak prilaku konsumsi sekarang ini yang kurang sesuai dengan Islam, dimana cenderung lebih memuaskan hawa nafsunya dalam mengkonsumsi barang-barang dan tidak bisa membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Begitu juga yang terjadi pada masyarakat Aceh khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Lambaro Skep dimana prilaku konsumsi lebih

7

Muhammad Muslehuddin, Economics and Islam Markaz Maktabah Islam, (Delhi, 1982), cet Pertama, h. 116


(16)

meningkat pasca Tsunami, salah satunya mengkonsumsi kendaraan bermotor. Masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam sangat memegang teguh akan ajaran Islam, tetapi dari segi mengkonsumsi barang, kadang kala berlebih-lebihan.

Selama pasca Tsunami, penulis mengamati banyak sepeda motor yang digunakan oleh masyarakat Aceh, dan hal itu mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Tingkat masyarakat yang rendah akan berpengaruh dalam mengkonsumsi sepeda motor. Dilihat dari segi pendapatan, masyarakat Desa Lambaro Skep bisa dibilang mencukupi untuk membeli sebuah sepeda motor. Namun tidak sedikit yang berpenghasilan dibawah rata-rata juga melakukan hal yang sama. Setelah penulis mengamati keadaan tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi yang berjudul ” Pe ng a ruh Pe nd a p a ta n Ma sya ra ka t Te rha d a p Prila ku Ko nsum si Se p e d a Mo to r Pa sc a Tsuna m i Da la m Pe rsp e ktif Eko no m i Isla m (Stud i Ka sus De sa La m b a ro Ske p A c e h)”.

B. Pe m b a ta sa n d a n Pe rum usa n Ma sa la h

1. Batasan Masalah

Supaya permasalahan dalam skripsi ini lebih terfokus, penulis membuat batasan-batasan masalah berkisar pada tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap prilaku konsumsi sepeda

motor, berhubungan dengan Syariat Islam yang diterapkan di Aceh.

Agar prinsip dalam ajaran Islam sebagai suatu yang diyakini sesuai dengan segala keadaan (tempat dan zaman).


(17)

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yaitu:

a. Apakah tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep

mempengaruhi konsumsi sepeda motor?

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat untuk

memiliki sepeda motor?

c. Bagaimana prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep dalam

perspektif ekonomi Islam?

d. Bagaimana solusi bagi masyarakat Desa Lambaro Skep yang tidak

sesuai dengan pola konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam?

C . Tujua n d a n Ke g una a n Pe ne litia n

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pengaruh tingkat pendapatan masyarakat terhadap

konsumsi sepeda motor.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat

untuk memiliki sepeda motor.

c. Untuk mengetahui prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep

dalam Perspektif ekonomi Islam.

d. Mencari solusi bagi masyarakat Desa Lambaro Skep yang tidak

sesuai dengan pola konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam. 2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi mahasiswa pada umumnya, mampu mengembangkan pikiran


(18)

bagi mahasiswa pada khususnya, diharapkan dapat menambah sumbangan pemikiran bagi wacana keilmuan ekonomi Islam, terutama dalam prilakunya.

b. Bagi masyarakat, diharapkan mengetahui dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari.

D. Pe ne litia n Te rd a hulu

Persoalan mengenai prilaku konsumsi di lapangan (dalam masyarakat) banyak yang menyimpang dari ajaran Islam.

Muhamad Fauzi Rahul A, alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2006), pernah melakukan penelitian mengenai karakteristik konsumen. Sifat penelitiannya cenderung kearah perspektif Islam. Kemudian dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul Sikap Konsumen terhadap Promosi Produk Fast Food dalam Perspektif Islam (studi kasus KFC M.T. Haryono, Jakarta Selatan).

Penelitian yang berbentuk skripsi lainnya adalah Pengaruh Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi, Tabungan dan Zakat, oleh Henny Khairani (2006). Penelitian membahas tentang hubungan dimana semakin tinggi pendapatan penduduk Kelurahan Rangkapan Jaya Baru maka semakin besar pula tingkat konsumsi masyarakat tersebut dan berpengaruh juga pada pola tabungan yaitu berhemat serta berpengaruh pada zakat. Tetapi masyarakatnya kurang memiliki minat yang tinggi untuk bersedekah.


(19)

E. Me to d o lo g i Pe ne litia n

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang data tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.

2. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Lambaro Skep pasca tsunami. Mengingat terbatas waktu, dana dan tenaga maka tidak semua jumlah penduduk diteliti sebagai obyek penelitian. Untuk mendapatkan sampel digunakan teknik random sampling (sampel random). Sampel random adalah sampel yang diambil dari suatu populasi dan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel8. Sample yang diambil adalah

jumlah pengguna sepeda motor di Wilayah Kota Banda Aceh karena di Desa Lambaro Skep tidak tersedia data tersebut. Selanjutnya Singarimbun mengatakan bahwa untuk mempergunakan metode random sampling perlu memenuhi beberapa syarat yaitu: (1). Harus

8 Masri Singarimbun dan Efendi S, Me to de Pe ne litia n Surve y, (Jakarta, LP3ES,


(20)

tersedia daftar kerangka sampling, (2). Sifat populasi harus homogen, (3). Keadaan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis.

3. Variabel Penelitian

Pengukuran variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap prilaku konsumsi sepeda motor.

X Y

Pendapatan

X= Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan rata-rata perbulan.

Y= Prilaku Konsumsi

Prilaku konsumsi sepeda motor masyarakat Desa Lambaro Skep.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap prilaku konsumsi sepeda motor antara lain:

a. Jenis Pekerjaan

b. Adakalanya masyarakat menggunakan sepeda motor sebagai ojek.

Namun dari hasil observasi, rata-rata penduduk berprofesi sebagai nelayan.


(21)

c. Penghasilan Bulanan

d. Pembelian Sepeda Motor secara Kredit atau Cash

e. Kesesuaian Pengetahuan Masyarakat tentang Prilaku Konsumsi

dalam Islam dengan Syariat Islam yang Diterapkan Di Aceh.

4. Metode Pengumpulan dan Pengambilan Data

Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, metode dokumentasi kepustakaan dan metode kuesioner.

a. Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi dan situasi masyarakat Desa Lambaro Skep.

b. Metode Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi data dari Desa Lambaro Skep, penelitian terdahulu, laporan dan berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk mendapatkan data sekunder.

c. Metode Kuesioner

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah berbentuk angket atau kuesioner. Jenis kuesioner ini adalah kuesioner tertutup dan terbuka dengan skala Likert. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih pada


(22)

kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cross (X)9.

Kuesioner terbuka dengan cara memberikan hak kepada responden untuk menjawab apa yang sesuai dengan ide mereka. Adapun sebagai alasan bahwa digunakan kuesioner tertutup karena (1). Kedua jenis kuesioner tersebut memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban, (2). Kedua jenis kuesioner tersebut lebih praktis dan sistematis, (3). Keterbatasan biaya dan waktu penelitian.

5. Metode Analisis Data

Instrumen yang baik untuk memenuhi dua persyaratan yaitu Valid dan Reliable. Karena itu kuesioner sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitas dengan cara melakukan uji coba pada prilaku masyarakat Desa Lambaro Skep.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Ite m-To ta l Sta tistic s, menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Co rre c te d Ite m-To ta l Co rre la tio n masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pernyataan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Co rre c te d Ite m- To ta l Co rre la tio n > dari r-tabel. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak, diuji

9 Suharsimi Arikunto, Pro se dur Pe ne litia n: Sua tu p e nde ka ta n p ra kte k,


(23)

dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebuah instrumen dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima adalah apabila nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,610.

Jika kuesioner telah valid dan reliabel, maka kuesioner dapat disebarkan kepada responden. Berdasarkan hasil jawaban responden selanjutnya dibuat tabulasi distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan interpretasi.11 Penyelesaian analisis tersebut akan memanfaatkan fasilitas

yang ada dalam So ftwa re SPSS fo r Windo ws ve r. 12.

F. Hip o te sis

Hubungan antara Variabel-variabel yang diteliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan

dengan prilaku konsumsi masyarakat.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan

dengan prilaku konsumsi masyarakat.

10 Uma Sekaran, Re se a rc h Me tho ds Fo r Busine ss : A Skill-Bulding Ap p ro a c h, John

Wiley & Sons, (New York: 1992), h. 287, Maholtra N.K, Ma rke ting Re se a rc h : Ana lysis Ap p lie d O rie nta tio n, Prentice Hall International Inc., (New Jersey, 1996), Second Edition, h. 304

11 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian


(24)

Untuk kasus ini ada hubungan positif antara tingkat pendapatan dengan prilaku konsumsi sepeda motor.

1.

Uji Signifikansi Parameter Individual (z-test)

Uji statistik-z pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat

signifikan koefisien korelasi jika data sampel lebih dari 30.

12

Jika suatu

koefisien korelasi signifikan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen (

explanatory

) secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai z adalah sebagai

berikut :

z = r √n - 1

dimana : r = korelasi antar variabel independen dengan dependen

n = jumlah sampel

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan hitung dengan

z-tabel :

a.

Jika z hitung > z-tabel, atau z-hitung < - (z-tabel) maka H

0

ditolak, dan H

A

diterima.

b.

Jika z hitung < z-tabel, maka H

0

diterima dan H

A

ditolak.

2.

Model Korelasi


(25)

Uji korelasi ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel.

Untuk itu digunakan Korelasi

Rank Spearman

karena memenuhi asumsi non

parametrik (data ordinal).

13

Rumus Korelasi

rank Spearman

adalah:

14

)

1

(

6

1

2

2

Σ

=

n

n

di

r

s

dimana:

di = Beda (selisih) setiap peringkat rank

n = Jumlah anggota sampel

Uji signifikan korelasi dilakukan dengan cara membandingkan antara

korelasi hitung dengan tabel korelasi. Dengan daerah kritis atau daerah

penolakan yaitu, apabila korelasi hitung > tabel korelasi, atau korelasi hitung < -

(tabel korelasi). Bila syarat tersebut terpenuhi maka hipotesis H

0

ditolak, dan

hipotesis alternatif H

A

diterima, yang berarti variabel independen signifikan

terhadap variabel dependen, dan berlaku sebaliknya. Selain itu juga dapat dilihat

dari probabilitas signifikan

.

Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas

signifikan adalah :

a.

Jika probabilitas signifikan

> 0.05, maka H

0

diterima, berarti bahwa suatu

variabel independen tidak mempunyai hubungan secara signifikan terhadap

variabel dependen.

13

Singgih Santoso, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12 (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 339.

14

Singgih Santoso, Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2005), h. 124.


(26)

b.

Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka H

0

ditolak, berarti bahwa suatu

variabel independen mempunyai hubungan secara signifikan terhadap

variabel dependen.

3.

Regresi Linear

Untuk mencari pengaruh antara tingkat pendapatan dengan prilaku

konsumsi sepeda motor digunakan rumus sebagai berikut:

Persamaan regresi: y=a+bx

x = Variabel Independen

y = Variabel Dependen

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Cara memperoleh data: buka file regresi_sederhana. Menu

Analyze

Regression

Linear, ikuti langkah selanjutnya dengan berpedoman

kepada buku SPSS.

Mengenai tehnik penulisan, penulis mengacu pada buku ”Pedoman

Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2005”, dengan beberapa pengecualian: ayat-ayat al-Qur’an tidak diberi catatan

kaki tetapi cukup dengan memberi nama surat dan nomor ayat. Serta terjemahan

ayat-ayat al-qur’an dan hadis ditulis satu spasi.

G . Siste m a tika Pe nulisa n

Bab I : Pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian, hipotesis serta sistematika penulisan.


(27)

Bab II : Membahas tentang materi konsep-konsep yang berkaitan dengan judul penelitian. Bagian ini membahas tinjauan umum tentang prilaku konsumsi, memuat prilaku konsumsi dalam Islam, berisi pengertian dan tujuan konsumsi, faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen serta prinsip-prinsip ekonomi Islam. Teori utility dan sifatnya. Teori Kebutuhan. Pendapatan.

Bab III : Gambaran umum Desa Lambaro Skep yang merupakan objek penelitian, yang meliputi letak geografis, kondisi demografis, kondisi sosial keagamaan serta deskripsi data.

Bab IV : Menjelaskan analisis prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep, memuat Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Konsumsi Sepeda Motor. Pengujian hipotesis penelitian. Regresi linear. Statistik deskripsi.


(28)

BA B II

KERA NG KA TEO RI TENTA NG PRILA KU KO NSUMSI

A . Tinja ua n Um um Te nta ng Prila ku Ko nsum si

Menurut bahasa, konsumsi adalah pemakaian barang sehari-hari15.

Dalam istilah ekonomi, konsumsi adalah digunakannya jasa-jasa atau

benda-benda materil untuk memenuhi keinginan manusia.16 Perilaku

adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak nampak, dari yang diarasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Jadi, perilaku konsumsi adalah suatu sikap atau perilaku manusia dalam menggunakan suatu produk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Konsumen tidak hanya berbeda secara umum—yaitu umur dan jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, status perkawinan dan pengaturan hidup—tetapi juga berbeda kegiatan dan minat mereka, kelebih-sukaan dan pendapatan mereka, makanan yang mereka makan dan berbagai produk yang mereka beli.

Pada bab 1 telah disebutkan bahwa studi prilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan dalam pembelian

15

Kamisu dan Yose Rizal, Kamus Populer Lengkap Praktis (Jakarta: Saptha Artha Jaya, tt). H. 94.

16

Winardi, Kamus Ekonomi Inggris Indonesia, (Bandung: Alumni Bandung, 1971), edisi 3, h. 128.


(29)

barang. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa, kapan, dan dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan seberapa sering mereka menggunakannya.

Prilaku konsumen merupakan bagian dari prilaku manusia yang telah melibatkan banyak sumbangan disiplin ilmu. Disiplin ilmu yang telah banyak

menyumbangkan pemahaman terhadap prilaku konsumen adalah:17

Psikologi : Pemahaman mengenai prilaku dan proses mental individu.

Sosiologi : Pemahaman mengenai prilaku bersama dari orang dalam

kelompok.

Psikologi sosial : Pemahaman mengenai bagaimana seseorang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu kelompok.

Ekonomi : Pemahaman mengenai produksi, perdagangan dan

konsumsi dari barang dan jasa.

Antropologi : Pemahaman manusia dan kaitannya dengan budaya.

B. Prila ku Ko nsum si d a la m Isla m 1. Pe ng e rtia n d a n Tujua n Ko nsum si

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi

17


(30)

modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan volumenya. Oleh sebab itu perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan penanganan masalah pilihan.18

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. 19

Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam prilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat menunjuk pada kitab Injil (Bib le), dan etika

ekonomi Yahudi banyak menunjuk pada Ta ura t. Demikian pula etika

ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Quran. Namun jika etika agama Kristen-Protestan telah melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam tidak mengarah pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan Sosialisme pada kolektivisme, maka Islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu :

a. Kesatuan (unity)

b. Keseimbangan (e q uilib rium)

18 Achyar Eldine, Prinsip -p rinsip Eko no mi Isla m, (Jurnal Ilmiah).

19 Dikutip dari Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah yang diterbitkan oleh


(31)

c. Kebebasan (fre e will)

d. Tanggungjawab (re sp o nsib ility).

Dalam membangun kesejahteraan masyarakat, ekonomi tidak hanya bisa tergantung pada variabel-variabel politik, sosial, ekonomi, dan demografi, tetapi juga sangat tergantung pada variabel syariah. Syariah membantu masyarakat menanamkan kualitas kebaikan, seperti ketaatan, kejujuran, integritas, kesederhanaan dan keadilan. Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena memberikan cara pandang dunia yang cenderung memengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk perilaku, gaya hidup, selera, sikap-sikap terhadap sesama manusia, sumber daya, dan ekologi. Dalam konteks inilah dibahas tentang pelarangan terhadap isra f atau berlebih-lebihan.20

Batasan konsumsi dalam Islam terdapat dalam Alqur’an surat Al-Baqarah (2): 168-169:

تاﻮ ﺧ

اﻮ

ﺎ و

ﺎ ﺎ

ضْرﺄْا

اﻮ آ

سﺎ ا

ﺎﻬ أﺎ

ْنأو

ءﺎ ْ ْاو

ءﻮﺴ ﺎ

ْ آﺮ ْﺄ

ﺎ إ

ﱞوﺪ

ْ ﻜ

ﻪ إ

نﺎ ْ ا

نﻮ ْ

ﻪ ا

اﻮ ﻮﻘ

Ha i se ka lia n ma nusia , ma ka nla h ya ng ha la h la g i b a ik d a ri a p a ya ng te rd a p a t d i b umi, d a n ja ng a nla h ka mu me ng ikuti la ng ka h-la ng ka h se ta n; ka re na se ta n itu a da la h musuh ya ng nya ta b a g i ka mu. Se sung g uhnya se ta n ha nya me nyuruh ka mu b e rb ua t ja ha t d a n ke ji, d a n me ng a ta ka n te rha da p Alla h a p a ya ng tida k ka mu ke ta hui.

20 Muhammad Muflih, Prila ku Ko nsume n Da la m Pe rsp e ktif Ilmu Eko no mi


(32)

Prilaku isra f diharamkan sekalipun komoditi yang dibelanjakan adalah halal. Namun demikian, Islam tetap membolehkan seorang Muslim untuk menikmati karunia kehidupan, selama itu masih dalam batas kewajaran. Dalam Alqur’an surat Al-A’raf ayat 31 dikatakan:

ﺎ و

اﻮ ﺮْ او

اﻮ آو

ﺪﺠْﺴ

آ

ﺪْ

ْ ﻜ ز

اوﺬﺧ

مداء

ﺮْﺴ ْا

ﻪ إ

اﻮ ﺮْﺴ

Ma ka n d a n minumla h, d a n ja ng a nla h b e rle b ih-le b iha n. Se sung g uhnya Alla h tida k me nyuka i o ra ng -o ra ng ya ng b e rle b ih-le b iha n.

Tokoh-tokoh yang menggunakan kerangka acuan Islami tidak menerima formulasi kontemporer mengenai teori prilaku konsumsi dengan alasan bahwa ia diselewengkan oleh nilai-nilai ideologis dan sosial masyarakat non muslim dimana ia dikembangkan. Namun mereka biasanya tidak memberikan penggantinya. Keberatan mereka terutama ditujukan pada nilai-nilai konsumen bukan pada alat-alat analisis. Sudah sangat umum di kalangan mereka semacam itu untuk memandang teori konsumsi dalam pengertian keabsahan hukum barang-barang konsumen dan jasa-jasa. Hanya sedikit pencetus teori yang berani menanggulangi isu-isu pokok mengenai teori prilaku konsumen tersebut, seperti rasionalisme konsumen dan konsep barang-barang konsumen21.

21

Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam “Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional”, (Yogyakarta, Penerbit GrahaIlmu, 2005), Edisi Pertama, hal. 91.


(33)

2. Fa kto r- fa kto r ya ng Me m p e ng a ruhi Prila ku Ko nsum e n22

Dalam mengkonsumsi barang atau jasa masyarakat dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.

a. Faktor kebudayaan. Kebudayaan sangat menentukan keinginan

dan perilaku seseorang. Perilaku manusia umumnya dipelajari bukan bertindak berdasarkan nurani.

b. Faktor sosial. Yang dimaksud faktor sosial disini pertama adalah

kelompok referensi yaitu yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Kedua keluarga yaitu orang tua dan pasangan hidup anak-anak. Yang ketiga peran dan status. Ini bisa dilihat dari segi posisi, partisipasi seseorang dalam kelompok.

c. Faktor pribadi. Yang mempengaruhinya adalah umur, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri.

d. Faktor psikologis. Terdiri dari motivasi, persepsi, proses belajar dan kepercayaan.

Perilaku konsumsi dalam Islam akan didasarkan pada nilai-nilai al-Qur’an dan hadits akan berdampak kepada seorang muslim dalam beberapa hal:23

1. Konsumsi seorang muslim didasarkan atas pemahaman

bahwa kebutuhannya sebagai manusia terbatas. Seorang

22

Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 11-15.

23

Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), Ed. 1, Cet. Ke 3, h. 187-188.


(34)

muslim akan mengkonsumsi pada tingkat wajar dan tidak berlebihan.

2. Tingkat kepuasan tidak dirasakan atas banyaknya jumlah dari dua atau saru pilihan barang yang dipilih, tetapi berdasarkan atas pertimbangan bahwa pilihan ini berguna bagi kemaslahatan.

3. Seorang muslim tidak akan mengkonsumsi barang-barang

haram atau barang yang diperoleh dengan cara haram, seperti mengkonsumsi makanan atau minuman beralkohol, mengkonsumsi barang atau jasa hasil proses memeras, barang dari hasil menjarah, mencuri dan merampok.

4. Seorang muslim tidak akan memaksa untuk berbelanja

barang-barang yang di luar jangkauan penghasilannya. Walaupun ia dapat menambah penghasilannya dari utang ata kegiatan bersifat subhat, karena ini akan menimbulkan: p e rta ma , terkondisi untuk mempermudah masalah, ke d ua , mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal sama, karena

alasan gengsi (prestise), ke tig a , akan menimbulkan

kecemburuan sosial dan diskriminasi sosial.

5. Tingkat kepuasan bagi seorang muslim berhubungan dengan

tingkat syukur.


(35)

Ada empat prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang diisyaratkan dalam A-Qur’an:24

a. Hidup Hemat dan tidak bermewah-mewahan, tindakan-tindakan

ekonomi hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan memuaskan keinginan. ( Q.S. Al-A’raf: 31-32 dan Al-Israa: 29).

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya. Karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.(Q .S: Al-Isra a : 29)

b. Implementasi zakat; pada tingkat negara mekanisme zakat adalah

o b lig a to ry za ka t siste m bukan vo lunta ry za ka t siste m. (Q.S. At-Taubah: 60 dan 103).

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

24

Ali Sakti. Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern., (Katalog Perpustakaan Nasional Dalam Terbitan (KDT), 2007), Cetakan pertama, h. 59-60.


(36)

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q .S: At-Ta ub a h: 60)

c. Pengahapusan/ pelarangan Riba, Gharar dan Maisir; menjadikan

sistem bagi hasil dengan instrumen mudharabah dan musyarakah. (Q. S. Al-Baqarah: 274-281).

O ra ng -o ra ng ya ng me na fka hka n ha rta nya d i ma la m d a n d i sia ng ha ri se c a ra te rse mb unyi da n te ra ng -te ra ng a n, Ma ka me re ka me nda p a t p a ha la di sisi Tuha nnya . tida k a da ke kha wa tira n te rha da p me re ka da n tida k (p ula ) me re ka b e rse dih ha ti.(Q . S. Al-Ba q a ra h: 274)

d. Menjalankan usaha-usaha yang halal; dari produk atau komoditi,

manajemen, proses produksi hingga proses sirkulasi atau distribusi haruslah ada dalam kerangka halal. (Q.S. Al-Baqarah: 72 dan 168, An-Nisa’: 29).

Ha i o ra ng -o ra ng ya ng b e rima n, ja ng a nla h ka mu sa ling me ma ka n ha rta se sa ma mu d e ng a n ja la n ya ng b a til, ke c ua li d e ng a n ja la n p e rnia g a a n


(37)

ya ng b e rla ku de ng a n suka sa ma -suka di a nta ra ka mu. da n ja ng a nla h ka mu me mb unuh dirimu. An-Nisa ’ : 29).

Dari empat prinsip utama diatas terlihat jelas corak dari perilaku manusia Islam dalam menyikapi harta.

C . Te o ri Utility d a n Sifa tnya

Istilah manfaat ekonomi bermaksud suatu sifat khusus (khasiat) yang apabila ia ada dan wujud dalam suatu barang, maka barang tersebut mampu memenuhi suatu hajat dan keperluan. Istilah hajat dan keperluan dari aspek ekonomi bermakna kemauan atau keinginan. Oleh karena itu, suatu barang yang mempunyai utiliti dan berguna dari sudut ilmu ekonomi ialah suatu barang yang diinginkan dan dikehendaki. Apabila tidak lagi dinginkan dan dikehendaki, maka hilanglah utiliti dan kegunaannya.25

Be b e rap a sifat utiliti e ko no m i26

1. Utiliti ekonomi bukanlah suatu sifat yang selalu muncul dari asal suatu barang, tetapi ia muncul apabila barang itu diperlukan dan dikehendaki, oleh sebab itu suatu barang tidak boleh dianggap mempunyai utiliti kecuali ia diinginkan dan dikendaki. Apabila ia tidak dikehendaki, maka hilanglah utilitinya.

25

Muhammad Abdul Mun’in al-Jamal, Ensiklopedia Ekonomi Islam, (penterjemah: Salahuddin Abdullah, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur), (2000), Jilid 2, h. 555.

26


(38)

2. Utiliti atau kegunaan suatu barang yang sama itu berbeda antara seseorang dengan yang lainnya.

3. Nisbah antara utiliti dan kegunaan dalam beberapa hal memiliki

perbedaan perkara untuk seseorang, karena barang berubah dan berbeda mengikuti tabiat dan keperluan yang dapat dipenuhinya serta mengikuti darjah dan kadar keperluannya.

4. Bagi seorang manusia, utiliti suatu barang tidak semestinya sama karena biasanya tergantung kepada jumlah barang itu dan juga kepada darjah suatu keperluan ataupun beberapa keperluan yang mampu ditunaikan oleh barang itu. Dengan demikian, suatu unit barang yang dapat memenuhi keperluan merupakan sesuatu yang paling besar utiliti dan faedahnya.

5. Utiliti dan faedah itu tidak berwujud kecuali barang-barang dan harta yang mampu digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, tenaga dan kekuatan yang terpendam dalam aliran pasang surut ombak, dan juga berbagai jenis kekayaan alam yang terpendam di dasar samudra yang masih belum dapat ditemui oleh manusia tidak akan mempunyai utiliti dan faedah dari sudut ekonomi.

D. Te o ri Ke b utuha n

Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.


(39)

Yang perlu dilakukan oleh masyarakat muslim adalah membedakan ”yang penting” (ne c e ssa ry) dan ”yang tidak penting” (un-ne c e ssa ry) dengan membagi semua barang dan jasa ke dalam tiga kategori: kebutuhan, kemewahan, dan perantara (inte rme dia te s).27 Kebutuhan

mengacu kepada semua barang dan jasa untuk memenuhi hajat atau mengurangi tingkat kesulitan. Kemewahan mengacu kepada semua barang dan jasa yang diinginkan semata-mata untuk pamer dan tidak menciptakan perbedaan riil dalam kesejahteraan seseorang. Sedangkan perantara mengacu kepada semua barang dan jasa yang tidak mungkin diklasifikasikan secara tegas ke dalam kebutuhan atau kemewahan. Ada tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu:

1. Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok/ sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.

Kebutuhan primer dalam Islam yaitu nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang diperkirakan dapat mewujudkan lima tujuan syariat (memelihara jiwa, akal, agama, keturunan, dan kehormatan). Tanpa kebutuhan primer, hidup manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan, dan pernikahan.

27

Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer,


(40)

2. Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.

Kebutuhan sekunder dalam Islam yaitu kebutuhan manuia untuk

memudahkan kehidupan, jauh dari kesulitan. Kebutuhan ini tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuan primer terpenuhi. Kebutuhan inipun masih berhubungan dengan lima tujuan syariat.

3. Kebutuhan Tersier/ Mewah/ Lux

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke Hawai, apartemen, dan lain sebagainya.

Kebutuhan tersier dalam Islam yaitu kebutuhan yang dapat

menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan sekunder dan semuanya berkaitan dengan tujuan syariat.


(41)

Untuk dapat mewujudkan lima tujuan syariat, setiap muslim harus memperhatikan ketiga jenis kebutuhan diatas dengan jalan mengutamakan kebutuhan yang lebih penting (primer). Disisi lain, mengeluarkan harta untuk hal-hal yang dapat menimbulkan kebinasaan dan kehancuran, seperti membeli candu, sabu-sabu, rokok, khamr, film yang merusak, dan lain-lainnya merupakan hal yang tidak penting.

Dalam Islam terdapat pembahasan intrinsik dalam literatur fiq ih mengenai kebutuhan pokok (dha ruriyya t), kecukupan (ha a jiya a t), dan

keindahan (ta hsiniyya t). Pembahasan ini dapat dikembangkan lebih

lanjut berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga negara-negara

muslim bisa merealisasikan ma q a shid dan mengurangi

ketidakseimbangan yang sedang terjadi.28

Hasal Al-Banna memberikan komentar khusus tentang masalah ini, beliau berkata : “Pe me rinta h ha rus me mb e ri p e ng a ra ha n ke p a da ra kya t untuk tid a k b a nya k me nuruti ke b utuha n hidup ya ng b e rsika p p e le ng ka p . Me re ka dia njurka n a g a r me mp rio rita ska n p a da p e me nuha n ke b utuha n hid up ya ng b e rsifa t d ha ruri (p o ko k d a n me nd e sa k).

Para pemimpin dapat menjadi teladan bagi anggota masyarakatnya. Dengan demikian, pemerintah harus segera melarang semua pesta gila-gilaan dan fenomena pemborosan harta benda. Tampilnya para pemimpin dengan sederhana, bersahaja, dan berwibawa di gedung-gedung, istana, dan acara resmi adalah sesuatu

28

M. Umer Chapra,: Islam And The Economic Challenge. Islam dan Tantangan Ekonomi (penerjemah:Nur Hadi Ihsan, Rifki Amar, S.E). Cet 1. 1999. hal. 282, 283.


(42)

yang diajarkan oleh Islam yang hanif. Semua itu membutuhkan persiapan.

Dibawah ini ada dua imam yang menguraikan tentang maslahat.

a . Ma sla ha t Me nurut A l- G ha za li

Pemikiran sosio ekonomi Al-Ghazalai berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai ”fungsi kesejahteraan sosial Islami”. Tema yang menjadi pangkal tolak seluruh karyanya adalah konsep maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama), yakni sebuah konsep yang mencakup semua aktifitas manusia dan

membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.29

Dia mengidentifikasi masalah berupa ma sa lih (manfaat) maupun

ma fa sid (kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Ia juga mendefinisikan fungsi sosial dalam kerangka hierarki kebutuhan individu dan sosial.

Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (ma sla ha h) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar, yakni agama (al-dien), hidup atau jiwa (nafs), keluarga atau keturunan (nasl), harta atau kekayaan (mal), dan intelek atau

akal (aql).30 Tujuan utama kehidupan umat manusia adalah untuk

mencapai kebaikan di dunia dan akhirat.

29

Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakrta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Edisi Kedua, h. 282.

30


(43)

Al-Ghazali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosialnya dalam kerangka sebuah hierarki utilitas individu dan sosial yang trip a rtite , yakni:

1) Kebutuhan (d a ruria t), kunci pemeliharaan dari kelima tujuan dasar ini terletak pada penyediaan tingkatan ini, yaitu kebutuhan terhadap makanan, pakaian dan perumahan. Namun demikian, Al-Ghazali menyadari bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar yang demikian cenderung fleksibel, mengikuti waktu dan tempat, bahkan dapat mencakup kebutuhan-kebutuhan sosio psikologis. 2) Kesenangan atau kenyamanan (ha ja t), kelompok kebutuhan ini

terdiri dari semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi lima fondasi tersebut, tetapi dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan kesukaran dalam hidup.

3) Kemewahan (ta hsina a t). Kelompok ketiga mencakup kegiatan-kegiatan dan hal-hal yang lebih jauh dari sekedar kenyamanan saja meliputi hal-hal yang melengkapi, menerangi atau menghiasi hidup.

Hierarki tersebut merupakan sebuah klasifikasi peninggalan tradisi Aristotelian yang disebut sebagai kebutuhan ordinal yang terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan terhadap barang-barang psikis.31

Pencaharian kegiatan-kegiatan ekonomi harus dipenuhi karena jalan untuk mencapai keselamatan. Dan menitikberatkan

31


(44)

jalan tengah dan kebenaran niat seseorang dalam setiap tindakan. Bila niatnya sesuai dengan aturan ilahi, aktivitas tersebut dapat bernilai ibadah.

Di samping itu, Al-Ghazali memandang perkembangan ekonomi sebagai bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial (fa rd a l-kifa ya h) yang sudah di tetapkan Allah: jika hal-hal ini tidak dipenuhi, kehidupan dunia akan kacau. Ia menegaskan bahwa aktivitas ekonomi merupakan bagian dari ibadah. Selanjutnya, ia mengidentifikasi tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu: p e rta ma , untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia; ke dua , untuk mensejahteraan keluarga; dan, ke tig a , untuk membantu orang lain yang membutuhkan.32

b . Ma sla ha t Me nurut A sy- Sya tib i

Dalam kerangka muamalah, Asy-Syatibi mengemukakan konsep ma q a shid a l-sya ria h. Ma q a shid berarti kesengajaan atau tujuan, sedangkan a l-sya ria h berarti jalan menuju sumber air, yang

berarti sumber pokok kehidupan.33 Menurut istilah, Al-Syatibi

menyatakan, ”Sesungguhnya syariah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat.”34

Menurut Al-Syatibi, kemaslahatan manusia dapat terealisasi apabila lima unsur pokok kehidupan manusia dapat diwujudkan dan

32

Ibid, hal. 284-285. 33

Fazlurrahman, Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), hlm. 140. 34


(45)

dipelihara, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Al-Syatibi membagi ma q a shid menjadi tiga tingkatan, yaitu:35

1) Dharuriyat

Pengabaian terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta akan menimbulkan kerusakan di muka bumi serta kerugian yang nyata di akhirat kelak. Pemeliharaan terhadap kelima unsur pokok tersebut dapat dilakukan dengan cara memelihara eksistensinya dalam kehidupan manusia dan melindunginya dari berbagai hal yang dapat merusak.

2) Hajiyat

Hajiyat dimaksudkan untuk memudahkan kehidupan, menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan yang lebih baik terhadap lima unsur pokok kehidupan manusia. Contohnya adalah berbagai aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk memberi kemudahan dalam hidup atau menghilangkan kesulitan manusia di dunia seperti melakukan akad mudha ra b a h dan lain sebagainya.

3) Tahsiniyat

Tujuannya adalah agar manusia dapat melakukan yang terbaik untuk menyempurnakan pemeliharaan lima unsur pokok. Tidak dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai kesulitan, tetapi hanya bertindak sebagai pelengkap,

35


(46)

penerang dan penghias kehidupan manusia. Seperti kehalusan dalam berbicara dan pengembangan kualitas produksi dan hasil pekerjaan.

E. Pe nd a p a ta n

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil

kerja (usaha dan sebagainya).36 Sedangkan pendapatan dalam kamus

manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.37

Pendaptan atau upah dapat didefinisikan dengan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atas

jasanya sesuai perjanjian.38 Islam menawarkan suatu penyelesaian yang

sangat baik atas masalah upah dan menyelamatkan kepentingan kedua belah pihak, kelas pekerja dan para majikan tanpa melanggar hak-hak yang sah dari majikan. Prinsip ini terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 279.

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),

36

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 185.

37

BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 230. 38


(47)

Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Q.S: Al-Ba q a ra h: 279)

Sum b e r Pe ndap atan

Pemenuhan kebutuhan pokok harus dilakukan lewat upaya-upaya individu itu sendiri. Penekanan kewajiban personal bagi setiap muslim (fardhu ‘ain) untuk memperoleh penghidupannya sendiri dan keluarga. Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, seorang muslim tidak dapat mempertahankan kondisi kesehatan badan dan mentalnya serta efisiensinya yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban ubudiyahnya.39

Ibnu Sina berpendapat bahwa adanya harta milik pribadi pada umumnya berasal dari dua jalan, yaitu:40

1. Harta warisan, yaitu harta yang diterima dari keluarga yang meninggal. Orang yang beruntung mendapatkan harta warisan tidak perlu susah payah untuk bekerja memperoleh kekayaan karena mereka telah menerima peninggalan harta dari bapak yang telah meninggalkannya. Bahkan ada juga harta warisan diperoleh dari neneknya. Mereka dapat memuaskan diri dengan rezeki (harta warisan) tanpa memerlukan kerja untuk memperoleh harta.

2. Harta usaha, yaitu yang diperoleh dari bekerja. Lain halnya dengan

harta warisan, untuk memperoleh harta seseorang harus bekerja keras untuk memperoleh harta agar dapat hidup. Terdapat perbedaan besar

39

Chapra, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, h. 213. 40

Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi Dalam PerspektifIslam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002)., h. 175.


(48)

antara pekerja intelektual dengan pekerja kasar, pekerja terampil dengan pekerja tidak terampil. Akibatnya, tingkat keseimbangan pendapatan diantara mereka akan berbeda. Perbedaan pendapatan juga bisa timbul karena perbedaan keuntungan yang bukan berupa uang. Beberapa pekerjaan lebih menyenangkan dari pekerjaan lainnya. Hal ini terdapat dalam kitab suci al-qur’an surat an-nisa ayat 32. Islam tidak percaya pada persamaan yang tetap dalam distribusi kekayaan, karena menghendaki kesempatan bagi perkembangan bakat masing-masing.41

41

Muhammad Abdul Mannan, Islamic Ekonomic: Theory and Practice, (Jakarta, 1992), ed. 1, h. 117-118.


(49)

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA LAMBARO SKEP

A.

Letak Geografis

Desa Lambaro Skep terletak di wilayah Kecamatan Kuta Alam pemerintahan

Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Berdasarkan data, Desa

Lambaro Skep memiliki luas wilayah 228,8 Ha. Batas-batas wilayah Lambaro Skep

adalah

42

:

1.

Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).

2.

Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Syiah Kuala.

3.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Pocut Baren Asrama TNI PHB.

4.

Sebelah Utara berbatasan dengan Jembatan Syiah Kuala.

Berdasarkan uraian diatas Desa Lambaro Skep berdekatan dengan Sungai.

Selain itu, dekat dengan tambak ikan. Walaupun terletak di Kota Banda Aceh, Desa

Lambaro Skep berjauhan dari jalan raya sehingga untuk mendapatkan kendaraan

umum harus berjalan kaki. Untuk memasuki Desa tersebut masyarakat biasanya

menggunakan jasa ojek, tukang becak atau berjalan kaki.

B.

Letak Demografis

Pemerintahan Desa Lambaro Skep dipimpin oleh kepala desa yang disebut

dengan Keuchik Gampong serta dibantu oleh lurah. Selain itu keuchik juga dibantu

oleh lima (5) kepala dusun dan tiga belas (13) kepala lorong.

Dusun Desa Lambaro Skep terdiri dari:

43

1.

Dusun Blang dikepalai oleh Drs. Asbawi, MM

42

Data Desa Lambaro Skep, Desember 2007. 43


(50)

2.

Dusun Suka Maju dikepalai oleh Muchtar

3.

Dusun Inti Jaya dikepalai oleh Drs. Sufyan Nurdin

4.

Dusun Diwai Makam dikepalai oleh Razali Syamaun.

Tabel 3.1.

Lorong Desa Lambaro Skep beserta jumlah penduduk.

44

Jenis Kelamin

No. Lorong

KK Jiwa

Laki-Laki Perempuan

1. Anggur

68

292

148

144

2. Cermai

92

406

201

205

3. Apel

49

229

126

103

4. Makmur

75

309

167

142

5. Diwai

Makam

120

326

195

131

6. Bak

Panah

129

584

314

270

7. Durian

129

524

266

258

8 Geulumpang

I

86

374

183

191

9 Geulumpang

II

71

304

137

167

10. Mangga

29

115

61

54

11. Kelapa

83

326

175

151

12 Beringin

73

309

164

145

13 Semangka

41

182

97

85

Total

1.040

4.280

2.234

2.046

Desa Lambaro Skep termasuk wilayah yang tertimpa tsunami, sehingga

jumlah penduduknya berkurang. Menurut data yang ada jumlah penduduk secara

keseluruhan 4.280 jiwa, yang terdiri 2.234 laki-laki dan 2.046 berjenis kelamin

perempuan dan 1.040 kepala keluarga.

C.

Kondisi Sosial Perekonomian

Pasca tsunami pembangunan terjadi dimana-mana tidak terkecuali Desa

Lambaro Skep. Dengan demikian, profesi masyarakat banyak beralih menjadi

tukang bangunan baik yang dikepalai oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

44


(51)

atau Non Goverment Organization (NGO). Mata pencaharian masyarakat antara lain

dosen, guru, tani tambak, tukang bangunan, tukang becak, kontraktor dan lain-lain.

Jenis pekerjaan masyarakat yang diteliti bisa dilihat di tabel 3.2. Berdasarkan

tabel 3.2 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 4 orang (4%) bidang

pertanian, 1 orang (1%) bidang peternakan, 9 orang (9%) bidang perikanan, 1 orang

(1%) bidang pertambangan, 16 orang (16%) bidang perdagangan, 18 orang (18%)

bidang produksi/pabrik, 5 orang (5%) bidang pelayanan jasa konsultasi, 10 orang

(10%) bidang pelayanan administrasi, 4 orang (4%) bidang pelayanan jasa angkutan,

18 orang (18%) bidang pelayanan kesehatan, 12 orang (12%) bidang pendidikan, 1

orang (1%) siswa, 1 orang (1%) ibu rumah tangga.

Tabel 3.2.

Bidang Pekerjaan

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pertanian

4

4.0

4.0

4.0

Peternakan

1

1.0

1.0

5.0

Perikanan

9

9.0

9.0

14.0

Pertambangan

1

1.0

1.0

15.0

Perdagangan

16

16.0

16.0

31.0

Produksi/ Pabrik

18

18.0

18.0

49.0

Pelayanan Jasa

Konsultasi

5

5.0

5.0

54.0

Pelayanan

Administrasi

10

10.0

10.0

64.0


(52)

Angkutan

Pelayanan

Kesehatan

18

18.0

18.0

86.0

Pendidikan

12

12.0

12.0

98.0

Siswa

1

1.0

1.0

99.0

Ibu Rumah

Tangga

1

1.0

1.0

100.0

Total

100

100.0

100.0

Sumber: Data diolah, 2007

Berdasarkan tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 67 orang (67%) memiliki pekerjaan tetap, 33 orang (33%) tidak

memiliki pekerjaan tetap. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap

rata-rata adalah mahasiswa semester atas serta masyarakat yang baru menyelesaikan

kuliah. Dan sebagian besar dari yang tidak memiliki pekerjaan tetap bekerja di

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Goverment Organization

(NGO) yang ada pasca tsunami.

Tabel 3.3.

Pekerjaan Tetap

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Ya

67

67.0

67.0

67.0

Tidak

33

33.0

33.0

100.0

Total

100

100.0

100.0

Sumber: Data diolah, 2007

Berdasarkan tabel 3.4 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat yang

diteliti 10 orang (10%) memiliki pendapatan <Rp.500.000, 68 orang (68%) memiliki

pendapatan >Rp.500.000, 18 orang (18%) memiliki pendapatan Rp. 1.000.000 - Rp.

2.500.000 dan 4 orang (4%) memiliki pendapatan > Rp. 5.000.000. Rata-rata

pendapatan masyarakat yang diteliti adalah >Rp.500.000. Peneliti sengaja memilih


(53)

masyarakat yang berpendapatan kurang tetapi mampu mencukupi kebutuhan hidup

serta membeli sepeda motor.

Tabel 3.4.

Rata-rata Penghasilan Bulanan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

< Rp. 500.000

10

10.0

10.0

10.0

> Rp. 500.000

68

68.0

68.0

78.0

Rp. 1.000.000 -

Rp. 2.500.000

18

18.0

18.0

96.0

> Rp. 5.000.000

4

4.0

4.0

100.0

Total

100

100.0

100.0

Sumber: Data diolah, 2007

Penduduk miskin yang berada di Desa Lambaro Skep 2.745 jiwa. Itu berarti

setengah dari jumlah penduduknya adalah masyarakat miskin. Jumlah anak yatim

110 jiwa dan jumlah janda 104 jiwa.

D.

Deskripsi Data

1.

Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 3.5 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 1

orang (1%) berumur 18 tahun, 2 orang (2%) berumur 19 tahun, 4 orang (4%)

berumur 20 tahun, 3 orang (3%) berumur 21 tahun, 12 orang (12%) berumur 22

tahun, 10 orang (10%) berumur 23 tahun, 8 orang (8%) berumur 24 tahun, 11

orang (11%) berumur 25 tahun, 6 orang (6%) berumur 26 tahun, 9 orang (9%)

berumur 27 tahun, 9 orang (9%) berumur 28 tahun, 3 orang (3%) berumur 29

tahun, 5 orang (5%) berumur 30 tahun, 4 orang (4%) berumur 31 tahun, 3 orang

(3%) berumur 32 tahun, 4 orang (4%) berumur 33 tahun, 2 orang (2%) berumur

34 tahun, 3 orang (3%) berumur 35 tahun, 1 orang (1%) berumur 57 tahun.

Pada mulanya, peneliti hanya ingin mengambil responden yang berusia

15-30 tahun, akan tetapi ketika melihat ada beberapa yang berusia diatas 35 tahun


(54)

bisa menjawab lebih mendalam tentang masyarakat tersebut, maka dipilih 1

orang yang berusia 57 tahun.

Tabel 3.5.

Usia Responden

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 18

1

1.0

1.0

1.0

19

2

2.0

2.0

3.0

20

4

4.0

4.0

7.0

21

3

3.0

3.0

10.0

22

12

12.0

12.0

22.0

23

10

10.0

10.0

32.0

24

8

8.0

8.0

40.0

25

11

11.0

11.0

51.0

26

6

6.0

6.0

57.0

27

9

9.0

9.0

66.0

28

9

9.0

9.0

75.0

29

3

3.0

3.0

78.0

30

5

5.0

5.0

83.0

31

4

4.0

4.0

87.0

32

3

3.0

3.0

90.0

33

4

4.0

4.0

94.0

34

2

2.0

2.0

96.0

35

3

3.0

3.0

99.0

57

1

1.0

1.0

100.0

Total

100

100.0

100.0

Sumber: Data diolah, 2007

2.

Jumlah Sepeda Motor di Kota Banda Aceh

Dari tabel dibawah dapat disimpulkan bahwa jumlah sepeda motor di

Kota Banda Aceh pada tahun 2004 adalah 51.927 unit. Tsunami pada Desember


(55)

2004 mengakibatkan berkurangnya jumlah sepeda motor di Aceh. Jumlah

sepeda motor pada tahun 2005 adalah 33.312 unit, dibandingkan dengan tahun

2004 terjadi pengurangan sebesar 18.615 unit atau 35,85%. Pada tahun 2006

daya beli masyarakat terhadap sepeda motor meningkat menjadi 49.683 unit,

peningkatannya 49,14% atau 16.371 unit dari tahun 2005. Tahun 2007 semakin

bertambah sepeda motor yang memadati Kota Banda Aceh yaitu 59.730 unit,

peningkatannya 20,22% atau 10.047 unit. Disimpulkan bahwa pasca Tsunami

konsumsi terhadap sepeda motor meningkat dan yang paling drastis adalah dari

tahun 2005 ke tahun 2006.

Tabel 3.6.

Data Sepeda Motor

Tahun Jumlah

sepeda

motor

per unit

Pengurangan

dari Tahun

Sebelumnya

Peningkatan

dari Tahun

Sebelumnya

Prosentase

2004 51.927

2005 33.312

18.615

35,85%

2006 49.683

16.371

49,14%

2007 59.730

10.047

20,22%

Sumber: Kapolda Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Penulis memakai data jumlah sepeda motor Kota Banda Aceh karena

data tersebut tidak ada di Desa Lambaro Skep. Jadi, yang dilihat adalah jumlah

penurunan dan peningkatannya.

3.

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 3.6 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 60

orang (60%) diantaranya pria dan 40 orang (40%) diantaranya wanita.

Tabel 3.7.

Jenis Kelamin Responden

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent


(56)

Wanita

40

40.0

40.0

100.0

Total

100

100.0

100.0

Sumber: Data diolah, 2007

4.

Karakteristik Berdasarkan Status Perkawinan

Berdasarkan tabel 3.7 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 54

orang (54%) berstatus belum menikah, 37 orang (37%) berstatus menikah, 7

orang (7%) berstatus duda/janda mati, 2 orang (2%) berstatus duda/janda cerai.

Tabel 3.8.

Status Perkawinan

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid belum

menikah

54

54.0

54.0

54.0

menikah

37

37.0

37.0

91.0

duda/janda

mati

7

7.0

7.0

98.0

duda/janda

cerai

2

2.0

2.0

100.0

Total

100

100.0

100.0

Sumber: Data diolah, 2007

5.

Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel 3.8 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 1

orang (1%) tidak sekolah, 6 orang (6%) tingkat SD, 8 orang (8%) tingkat

SLTP/M.Ts, 47 orang (47%) tingkat SLTA/M.Aliyah, 4 orang (4%) tingkat

diploma (1/2), 15 orang (15%) tingkat diploma 19 orang (19%) tingkat sarjana.

Dari uraian diatas terlihat bahwa masyarakat yang tidak sekolah 1 %. Walaupun

tidak bersekolah, masyarakat Desa Lambaro Skep bisa mengaji Al-Qur’an.

Tabel 3.9.

Tingkat Pendidikan


(57)

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak

sekolah

1

1.0

1.0

1.0

SD/MI

6

6.0

6.0

7.0

SLTP/ M.TS

8

8.0

8.0

15.0

SLTA/

M.Aliyah

47

47.0

47.0

62.0

Diploma

(1/2)

4

4.0

4.0

66.0

Diploma 3

15

15.0

15.0

81.0

Sarjana

19

19.0

19.0

100.0

Total

100

100.0

100.0


(58)

BAB IV

ANALISA PRILAKU KONSUMSI MASYARAKAT DESA LAMBARO SKEP

A.

Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Prilaku Konsumsi Sepeda

Motor

Penelitian ini membahas mengenai pendapatan masyarakat dan prilaku

konsumsi. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan dan prilaku konsumsi,

penulis menggunakan metode survey dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen penelitian. Kemudian dilakukan pengujian statistik dengan metode

korelasi untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu pengaruh tingkat

pendapatan terhadap prilaku konsumsi masyarakat.

1.

Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendapatan mempengaruhi Konsumsi

Sepeda Motor Masyarakat Lambaro Skep

Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan pada tiap-tiap variabel

valid atau tidak dilakukan dengan membandingkan dengan r tabel. Dari r tabel untuk

df= (30-2) = 28, dengan alpha 5% didapat angka 0,361. Pengambilan keputusan

adalah jika r hasil hitung positif dan serta r hasil hitung lebih besar dari r tabel maka

butir tersebut valid. Sebaliknya jika r hasil hitung negatif atau r hasil hitung lebih kecil

dari r tabel maka butir tersebut tidak valid. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas

dijelaskan sebagai berikut

.

Cara memperoleh datanya adalah klik Analyze

Scale

Reability

Analysis. Pindahkan variabel yang ingin diteliti ke sebelah Items. Klik


(59)

Statistics, beri tanda di Descriptives for Item, Scale dan Scale if item deleted.

Beri tanda di Inter-Item Correlations. Klik Continue dan OK.

Berdasarkan tabel 4.1 pada kolom

corrected item-total correlation

diperoleh

hasil yang tertinggi sebesar 0,646 dan yang terendah sebesar -0,314. Butir

pertanyaan nelayan tidak membeli atau membutuhkan sepeda motor memiliki nilai

corrected item-total correlation

lebih kecil daripada 0,361 sehingga dapat

disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan.

Tabel 4.1.

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Pendapatan

mempengaruhi Konsumsi Sepeda Motor Masyarakat Lambaro Skep

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Rata-rata penghasilan

bulanan 11.97 4.723 .470 .540 .358 nelayan tidak membeli

atau membutuhkan sepeda motor

11.67 7.057 -.314 .284 .701

Tukang ojek memiliki

sepeda motor pribadi 11.93 4.133 .646 .505 .242 Bapak/Ibu/Sdr

mengetahui prilaku

konsumsi secara Islami 9.97 5.413 .309 .189 .448 Penerapan syariat Islam

di Aceh, tidak mempengaruhi pola konsumsi masyarakat

11.93 1.651 .641 .512 .050

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.497 .481 5

Sumber : data diolah

Kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kembali tanpa

menyertakan butir pertanyaan yang tidak valid. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa


(60)

semua nilai

corrected item-total correlation

lebih besar daripada 0,361. Sehingga semua

pertanyaan telah valid dan dapat dipergunakan.

Tabel 4.2.

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Pendapatan

mempengaruhi Konsumsi Sepeda Motor Masyarakat Lambaro Skep

Dengan Mengeluarkan Variabel yang tidak Valid

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlatio n Cronbach's Alpha if Item

Deleted Rata-rata

penghasilan bulanan

9.27 4.961 .618 .404 .604

Tukang ojek memiliki sepeda motor pribadi

9.23 4.668 .657 .496 .572

Bapak/Ibu/Sdr mengetahui prilaku konsumsi secara Islami

7.27 5.926 .364 .184 .715

Penerapan syariat Islam di Aceh, tidak

mempengaruhi pola konsumsi

masyarakat

9.23 1.909 .698 .512 .639

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.701 .761 4

Sumber : data diolah

Output hasil pengujian reliabilitas terlihat bahwa nilai

Cronbach's alpha

pada tabel 4.2 sebesar 0,701 lebih besar daripada 0,60 sehingga dapat disimpulkan

bahwa 4 butir pertanyaan tersebut valid dan reliabel.

2.

Pengujian Validitas Variabel Prilaku Konsumsi Masyarakat

Berdasarkan tabel 4.1 pada kolom

corrected item-total correlation

diperoleh

hasil yang tertinggi sebesar 0,754 dan yang terendah sebesar -0,481. Butir

pertanyaan 4, 6 dan 8 memiliki nilai

corrected item-total correlation

lebih kecil


(1)

4. Apakah di Desa Lambaro Skep masyarakatnya sesuai dengan konsumsi yang dianjurkan oleh Islam?

5. Seperti yang pernah saya dengar bahwa di desa ini masyarakatnya mo ne y o rie nte d, apakah itu benar?

No

Tingkat Pendapatan

Prilaku Konsumsi

1 9 18

2 13 22

3 9 18

4 9 18

5 9 20

6 9 18

7 14 23

8 11 22

9 11 19

10 11 20

11 10 19


(2)

13 10 19

14 10 21

15 14 23

16 11 20

17 9 18

18 11 19

19 11 20

20 11 22

21 13 23

22 13 24

23 12 20

24 11 19

25 12 26

26 13 20

27 13 22

28 13 22

29 13 22

30 9 18

31 12 26

32 12 22

33 11 24

34 7 18

35 13 25

36 12 20

37 12 27

38 9 18

39 9 18

40 10 19

41 11 19

42 13 28

43 9 18

44 9 18

45 9 18

46 11 19

47 10 17

48 11 19

49 9 18

50 10 19

51 9 18

52 9 18

53 9 18

54 11 19

55 13 22

56 9 18

57 9 18

58 9 18

59 13 29

60 13 29

61 9 18


(3)

63 9 18

64 9 18

65 9 18

66 13 21

67 9 18

68 9 18

69 9 18

70 12 20

71 9 18

72 10 19

73 11 20

74 15 25

75 11 20

76 11 19

77 13 20

78 9 18

79 9 18

80 9 18

81 13 29

82 11 20

83 13 22

84 9 18

85 13 22

86 13 22

87 9 18

88 13 22

89 13 22

90 13 22

91 13 22

92 14 25

93 13 22

94 13 22

95 13 22

96 11 25

97 13 20

98 13 22

99 13 22


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro, Departemen Agama RI, 2006

Abubakar, Al, Yasa’, Syari’at Islam Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD, 2005

Agung Nugroho, Bhuono, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta, Andi, 2005

BN. Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2003

Chapra, M. Umar, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer, Surabaya, Risalah Gusti, Cet. Pertama, 1999

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989

Fazlurrahman, Islam, Bandung, Penerbit Pustaka, 1984 Gujarati, D. Basic Econometrics. McGraw-Hill. Inc, 1978

Hamid, M. Arfin, Membumikan Ekonomi Syariah, Jakarta, eLSAS, cet. I, 2007

J. Setiadi, Nugroho, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta Kencana, 2003

Kaaf, Al, Abdullah Zaky, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2002

Kahf, Monzer, Ekonomi Islam (Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam), Yogyakarta Pustaka Pelajar Yogyakarta , Cet. Pertama, 1995

Kamisu dan Yose Rizal, Kamus Populer Lengkap Praktis, Jakarta, Saptha Artha Jaya, tt Karim, Azwar, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta, PT.


(5)

Mannan, Muhammad Abdul, Islamic Ekonomic: Theory and Practice, Jakarta, ed. 1, 1992

Muflih, Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam

Mun’in, Jamal, Al, Muhammad Abdul, Ensiklopedia Ekonomi Islam, (penterjemah: Salahuddin Abdullah, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur), Jilid 2, 2000 Muslehuddin, Muhammad, Economics and Islam Markaz Maktabah Islam, Delhi, cet

Pertama, 1982

Muflih, Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam Nugroho, Adi, Perilaku Konsumen, Cet. Pertama, 2002

Sakti, Ali, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern., (Katalog Perpustakaan Nasional Dalam Terbitan (KDT), Cetakan pertama, 2007

Santoso, Singgih, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2004

---, Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2005

Schiffman, G, Leon. dan Leslie Lazar Kanok, Consumer Behaviour, Prilaku Konsumen,

PT. INDEKS, Kelompok Gramedia, Seventh editin, 2004

Sekaran, Uma, Research Methods For Business : A Skill-Bulding Approach, John Wiley & Sons, New York 1992, Maholtra N.K, Marketing Research : Analysis Applied Orientation, Prentice Hall International Inc., New Jersey, Second Edition, 1996 Setiadi, J, Nugroho, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran, Jakarta, Kencana, 2003

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek, Yogyakarta, Rineka Cipta, 1998

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis & Disertasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.


(6)