Output Bagian Pertama dan Kedua Output Bagian Ketiga dan Keempat

= 8,85 Karena z hitung 8,85 z tabel 1,96, maka hipotesis nol H ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendapatan terhadap prilaku konsumsi sepeda motor. Selanjutnya dengan melihat angka probabilitas, karena angka pada bagian sig. 2-tailed adalah 0,000, nilai tersebut di bawah alpha 5. 0,0000.05 Dengan demikian berdasarkan probabilitas signifikan diperoleh keputusan yang sama bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan terhadap prilaku konsumsi sepeda motor. Tabel 4.5. Koefisien Korelasi Tingkat Pendapatan terhadap Prilaku Konsumsi Sepeda Motor Correlations Pendapatan Masyarakat Prilaku Konsumsi Spearmans rho Pendapatan Masyarakat Correlation Coefficient 1.000 .889 Sig. 2-tailed . .000 N 100 100 Prilaku Konsumsi Correlation Coefficient .889 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 100 100 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber : data diolah, 2007

C. Regresi Linear

1. Output Bagian Pertama dan Kedua

Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Pendapatan Masyarakat 11.02 1.826 100 Prilaku Konsumsi 20.61 2.974 100 Correlations Pendapatan Masyarakat Prilaku Konsumsi Pearson Correlation Pendapatan Masyarakat 1.000 .757 Prilaku Konsumsi .757 1.000 Sig. 1-tailed Pendapatan Masyarakat . .000 Prilaku Konsumsi .000 . N Pendapatan Masyarakat 100 100 Prilaku Konsumsi 100 100 Analisis: - Rata-rata pendapatan masyarakat dengan jumlah angket 100 buah adalah 11,02 dengan standar deviasi 1,826. - Rata-rata prilaku konsumsi dengan jumlah angket 100 buah adalah 20,61 dengan standar deviasi 2,974. - Besar hubungan antarvariabel pendapatan masyarakat dengan prilaku konsumsi yang hilang dengan koefisien korelasi adalah 0,757. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat diantara pendapatan masyarakat dengan prilaku konsumsi. Arah hubungan positif pada angka 0,757 menunjukkan semakin besar pendapatan masyarakat akan membuat prilaku konsumsi cenderung meningkat. Demikian pula sebaliknya, makin kecil pendapatan masyarakat makin menurun prilaku konsumsi. - Tingkat signifikansi koefisien korelasi atau sisi dari output diukur dari Probabilitas menghasilkan angka 0,000 atau praktis 0. Oleh karena probabilitas menghasilkan angka jauh dibawah 0,05, maka korelasi antara pendapatan masyarakat dengan prilaku konsumsi sangat nyata.

2. Output Bagian Ketiga dan Keempat

Variables EnteredRemovedb Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Prilaku Konsumsia . Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .757a .573 .568 1.200 a Predictors: Constant, Prilaku Konsumsi b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat Analisis: - Table pertama menunjukkan variable yang dimasukkan adalah prilaku konsumsi dan tidak ada variable yang dikeluarkan removed. Hal ini disebabkan metode yang dipakai adalah single step enter dan bukannya Stepwise. - Angka R square adalah 0,573 adalah pengkuadratan dari koefisien, atau 0,757 x 0,757 = 0,573. R square bisa disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 57,3 dari variasi pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep, bisa dijelaskan oleh variable prilaku konsumsi. Untuk sisanya 100 - 57,3 = 42,7 dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. R square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square, semakin lemah hubungan kedua variable. - Standard Error of Estimate adalah 1,200. Perhatikan pada analisis sebelumnya, bahwa standar deviasi pendapatan masyarakat adalah 1,826 lebih besar dari standar error of estimate

3. Output Bagian Kelima dan Keenam