BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 KEADAAN GEOGRAFIS
Desa Batukarang yang terletak di kecamatan payung adalah desa yang sangat strategis tempatnya karena diapit oleh dua sungai yaitu sungai Lau Biang
dan sungai Lau Borus. Desa Batukarang telah ada sebelum penjajahan Belanda, dan pada waktu itu di Kepalai oleh Raja Urung. Setelah terbentuknya Proklamasi
Kemerdekaan RI maka Raja Urung diubah menjadi Pengulu, dari nama Pengulu diubah menjadi Kepala Kampung, dan kemudian menjadi Kepala Desa sampai
sekarang. Desa Batukarang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Payung dan terletak di wilayah Kabupaten Karo berjarak ± 27 Km ke Ibukota Kabupaten Karo. Desa Batukarang berada pada ketinggian antara ± 850 sd
11.200 meter di atas permukaan laut. Secara umum Desa Batukarang beriklim tropis dengan udara sejuk yang dipengaruhi oleh iklim pegunungan dengan tipe-
tipe iklim kering. Rata-rata suhu udara sebesar 19,8°C dengan suhu maksimum 25,8°C dengan suhu minimum 14,3°C.
Batas-batas desa Batukarang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Lau Borus
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rimo Kayu Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Lau Biang
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jandi Meriah 41
Universitas Sumatera Utara
Desa Batukarang memiliki luas wilayah 1370 Ha atau 13,70 Km
2
. Luas Pemukiman 14 Ha, Luas lahan sawah 415 Ha, Luas tanah Ladang Kering 351 Ha,
Perkuburan Umum 5 Ha, Luas lahan tidurhutan 585 Ha. Dengan lahan sawah 415 Ha dan luas tanah ladang kering 351 Ha maka
sangat berpotensi untuk penggunaan lahan pertanian. Penggunaan tanah di Desa Batukarang sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian cabai baik pertanian
lahan kering maupun pertanian lahan basahsawah. Kesuburan tanahnya menjadikan sebagai desa yang ideal dan pertanian menjadi sumber kehidupan
pokok dan utama bagi penduduknya. Dengan penggunaan lahan yang besar tersebut maka Peran Badan
Permusyawaratan Desa BPD terhadap pembangunan dalam peningkatan pertanian
tersebut sangat
dibutuhkan. Tidak
akan bisa
masyarakat mengembangkan sendiri pertanian mereka tanpa dibantu oleh BPD baik itu dalam
mendatangkan bantuan pertanian dari pemerintah kepada masyarakat seperti pupuk subsidi maupun dalam memberikan penyuluhan pertanian kepada
masyarakat petani. Pertanian padi adalah yang utama sehubungan dengan makanan pokok adalah beras. Padi ditanam disawah dikenalnya teknologi sawah
sangat membantu perbaikan kehidupan rakyat. Air untuk sawah diperoleh dari dibangunnya bendungan sebuah sungai, Lau Borus yang berhulu disebuah danau
kecil, Lau Kawar, di kaki Gunung Sinabung. Selain pertanian padi, terutama setelah penduduk desa masuk kedalam
rejim perekonomian uang, tanaman yang dapat dijual dipasar untuk memperoleh uang cash crops menjadi sumber utama yang kedua. Tomat, kentang, wortel,
42
Universitas Sumatera Utara
kol, buncis, arcis, cabai, adalah beberapa jenis tanaman untuk memperoleh uang. Didalam hal tanaman yang baru itu sawah menjadi lahan yang ideal, meskipun
lahan kering juga dapat dipergunakan. Berdasarkan kesesuaian lahan, serta ciri khas Desa masyarakat Batukarang
khususnya, dan Kabupaten Karo umumnya yang dikenal dengan spesifikasi tanaman tertentu, maka penggunaan lahan pertanian terutama pada tanaman
holtikultura berupa sayur - sayuran dan beberapa jenis buah - buahan. Buah jeruk merupakan buah yang cukup mandapat perhatian pada kawasan ini, tetapi jika
dinilai dari potensi lahan berdasarkan kekuatan dan arah angin. maka komoditi ini tidak dapat dikembangkan secara optimal karena bentuk lahan yang terbuka.
Beberapa komoditi primadona Sumatera Utara untuk eksport juga berasal dari kawasan ini, terutama kentang dan kubis. Selain itu, berdasarkan kesesuaian jenis
tanah dengan komoditi, terdapat kecocokan terhadap tanaman buah marquisa, dan terong belanda.
3.2 KEADAAN DEMOGRAFIS