Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 209, urusan pemerintah yang menjadi kewenangan desa adalah sebagai berikut.
a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa. b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten atau kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa. c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau
pemerintah kabupaten atau kota. d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan
diserahkan kepada desa.
1.5.3 Badan Permusyawaratan Desa BPD
1.5.3.1 Definisi Badan Permusyawaratan Desa BPD
Badan Permusyawaratan Desa adalah merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dapat dianggap sebagai
“Parlemen”-nya desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi daerah di Indonesia. Sedangkan penggunaan nama atau istilah BPD tidak harus
seragam pada seluruh desa di Indonesia dan dapat disebut dengan nama lain. BPD mempunyai peran yang besar dalam membantu Kepala Desa untuk
menyusun perencanaan desa dan pembangunan desa secara keseluruhan. Dalam UU No. 32 dijelaskan bahwa pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan
oleh kabupaten kota dan atau pihak ketiga mengikutsertakan pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Dalam rangka pemberdayaan dan penguatan desa,
20
Universitas Sumatera Utara
pemerintah mendorong terbentuknya Badan Perwakilan Desa BPD yang dalam UU.No.32 tahun 2004 , menjadi Badan Permusyawaratan Desa.
Dalam melaksanakan kewenangan yang dimilikinya untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, Badan Permusyawaratan Desa BPD
sebagai lembaga legeslasi menetapkan kebijakan desa dan menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat bersama Kepala Desa. Lembaga ini pada
hakikatnya adalah mitra kerja pemerintah desa yang memiliki kedudukan sejajar dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa, pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga legislasi, Badan Permusyawaratan Desa BPD memiliki hak untuk menyetujui atau tidak terhadap kebijakan desa
yang dibuat oleh Pemerintah Desa. Lembaga ini juga dapat membuat rancangan peraturan desa untuk secara
bersama-sama Pemerintah Desa ditetapkan menjadi peraturan desa. Disini terjadi mekanisme check and balance system dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa yang
lebih demokratis.
Sebagai lembaga
pengawasan, Badan
Permusyawaratan Desa BPD memiliki kewajiban untuk melakukan kontrol terhadap implementasi kebijakan desa, Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa
APBDes serta pelaksanaan keputusan Kepala Desa. Selain itu, dapat juga dibentuk lembaga kemasyarakatan desa sesuai kebutuhan desa untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan. Dengan adanya kontrol BPD tersebut membuat pembangunan di desa
semakin terarah dan program-program dalam meningkatkan pembangunan pertanian di desa akan lebih terawasi dan terlaksana dengan pembentukan BPD.
21
Universitas Sumatera Utara
1.5.3.2 Fungsi, Wewenang dan Hak Anggota Badan Permusyawaratan Desa