informasi dan fakta-fakta yang lebih konprehensif menyangkut permasalahan penelitian.
C. Hasil Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan tentang Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan
Pertanian. Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. pertanyaan-pertanyaan yang disusun sudah pasti berhubungan dengan peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Pembangunan Pertanian tersebut. Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang
dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.
4.1 Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Pertanian
Pada dasarnya pembangunan pertanian desa sesuai hakikat pembangunan dari, oleh rakyat dan untuk rakyat. Fungsi pemerintah yang lebih utuh hanyalah
sebatas memberikan bantuan dan bimbingan. Berarti pembangunan pertanian desa dilaksanakan oleh desa sendiri, bukan oleh pemerintah yang lebih utuh. Sehingga
melalui proses seperti inilah apa yang diinginkan dan diharapkan oleh masyarakat dapat tersalurkan.
Karena pelaksanaan pembangunan pertanian desa pada dasarnya dilaksanakan dan direncanakan oleh desa maka peranan Badan Permusyawaratan
Desa sebagai wadah resmi perwakilan dari penduduk desa sangat penting. BPD 62
Universitas Sumatera Utara
lah yang akan menyalurkan aspirasi masyarakat desa dalam pembangunan pertanian desa Batukarang tersebut. Untuk itu merupakan suatu kewajiban bagi
anggota Badan Permusyawaratan desa untuk mengetahui aspirasi masyarakat desa yang diwakilinya dalam pembangunan pertanian tersebut.
Kenyataan yang sama juga terjadi di desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo. Dimana Badan Permusyawaratan Desa sebagai wakil dari
masyarakat untuk menyampaikan aspirasinnya mempunyai peranan sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan pertanian. Bisa dikatakan anggota
Badan Permusyawaratan Desa ini sebagai tulang punggung dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian desa Batukarang. Walapun peran yang utama
dari aparatur desa yaitu Kepala desa dan perangkatnya tidak bisa dikesampingkan. Anggota Badan Permusyawaratan Desa Batukarang terdiri dari 12 orang.
Kepengurusan terdiri dari satu orang Ketua, satu orang Wakil Ketua, satu orang Sekretaris, dan sebanyak sembilan anggota. Mereka dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan yang demokratis. Sesuai penjelasan dari informan kunci Badan Permusyawaratan Desa
Batukarang juga tidak luput dari melaksanakan perannya sebagai pengawas dari Kepala desa. Jadi jika masyarakat desa menganggap Kepala desa tidak memihak
rakyatnya atau merugikan rakyatnya maka BPD dengan usulan dari masyarakat desa berhak melakukan pengusulan pemberhentian Kepala desa tersebut.
Dengan penjelasan diatas Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam proses pembangunan pertanian di desa Batukarang sangat menentukan karena
63
Universitas Sumatera Utara
BPD sebagai perwakilan dari penduduk desa membuat suatu kebijakan-kebijakan atau peraturan tentang pembangunan pertanian untuk memajukan masyarakat di
desa tersebut. Karena BPD sebagai wakil dari penduduk Batukarang maka penyerapan terhadap aspirasi masyarakat desa wajib mereka lakukan agar
masalah-masalah dalam pertanian masyarakat bisa diambil solusi dalam penanggulangannya.
Menurut informan utama masyarakat Badan Permusyawaratan Desa dalam menjalankan perannya bahwa setiap masuknya pupuk dan pestisida subsidi dari
pemerintah yang diusulkan oleh BPD maka BPD tersebut harus mengetahuinya agar pupuk tersebut tidak menjadi rebutan untuk masyarakat desa dan
memberikan pupuk tersebut kepada yang lebih membutuhkan artinya disini peran Badan Permusyawaratan Desa sangat pro terhadap masyarakat.
Badan Permusyawaratan desa sering bermusyawarah dengan masyarakat untuk membahas apa yang menjadi kendala yang diperoleh oleh masyarakat
dalam pelaksanaan pertanian mereka. BPD juga sering berkoordinasi dengan kelompok tani dan P3A dalam pembahasan pola jadwal tanaman dan juga masalah
irigasi agar pengairan sawah masyarakat dapat lancar dan terbagi ke semua daerah persawahan masyarakat.
Maka, sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat sudah merupakan hal yang wajar apabila Badan Permusyawaratan Desa memiliki peranan yang sangat
penting dalam pembangunan pertanian desa Batukarang. Karena BPD bisa membantu masyarakat dalam pengadaan pupuk subsidi dan bantuan dana dari
64
Universitas Sumatera Utara
pemerintah atau dinas pertanian untuk pembangunan pertanian Batukarang dan membantu masyarakat dalam mendapatkan bibit unggul.
Demikianlah pelaksanaan peranan yang dilakukan oleh Badan
Permusyawaratan Desa di Batukarang dalam membantu masyarakat dalam proses pembangunan pertanian di desa tersebut. Pembangunan pertanian tersebut sangat
penting untuk menambah wawasan masyarakat untuk bisa meningkatkan cara bertani mereka agar bisa mengikuti cara bertani daerah lain yang sangat maju baik
dari cara bertani maupun dari hasil yang diperoleh. Penduduklah yang paling mengetahui pembangunan apa yang berguna bagi mereka dan Badan
Permusyawaratan Desa sebagai wadah atau membantu masyarakat tersebut dalam proses pembangunan pertanian tersebut. Diharapkan apa yang menjadi
pelaksanaan peran BPD tersebut harus sangat didukung oleh masyarakat dan memberikan respon yang positif terhadap BPD. Dan juga masyarakat harus ikut
berperan aktif dalam mensukseskan pembangunan pertanian tersebut karena pembangunan tersebut ditujukan kepada mereka.
4.1.1 Perencanaan Yang Dilakukan BPD Untuk Pembangunan Pertanian Pelaksanaan pembangunan khususnya di sektor pertanian tidak terlepas
dari pengaruh Badan Permusyawaratan Desa. Untuk itu, Badan Permusyawaratan Desa mempunyai peran penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan
yang telah di rencanakan. Konsep dasar perencanaan adalah rasionalitas, ialah cara berpikir ilmiah dalam menyelesaikan problem dengan cara sistematis dan
menyediakan berbagai alternatif solusi guna memperoleh tujuan yang diinginkan.
65
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan di desa Batukarang sampai saat ini terus dilaksanakan untuk pembangunan masyarakat agar suatu kebutuhan masyarakat tersebut bisa
diberikan pelayanan yang baik. Sampai saat ini jika ada masalah didalam masyarakat maka Badan Permusyawaratan Desa berusaha untuk menjadi mediator
dalam masalah tersebut sehingga nantinya BPD bisa memberikan solusi atau bisa memberikan penanggulangan terhadap masalah tersebut.
Menurut Ketua Badan Permusyawaratan Desa dalam suatu kesempatan wawancara dengan penulis menyatakan bahwa dalam merencanakan suatu
program pembangunan pertanian di desa Batukarang jika ada masalah tanaman padi misalnya hama atau hasil yang tidak memuaskan padahal perawatannya besar
maka diusahakan mendatangkan PPL Penyuluhan Pertanian Lapangan . Sehingga masyarakat bisa mempraktekkan pertanian mereka bersama dengan PPL
tersebut. Bagi Badan Permusyawaratan Desa menyusun rencana adalah hal yang utama dalam membuat tujuan perencanaan dibuat agar bisa mengetahui untuk
penyelenggaraan tugas kedepan karena mebuat suatu perencanaan pembangunan adalah suatu tugas dari BPD. Merekalah yang menyusun perencanaan dengan
melihat potensi yang ada pada desa Batukarang tersebut. Sehingga nantinya suatu perencanaan pembangunan yang dibuat dapat dilaksanakan sebagai mana
fungsinya dan memberikan dampak yang positif terhadap keberlanjutan kegiatan pertanian masyarakat desa Batukarang.
Pendapat yang sama juga disampaikan masyarakat dengan kesempatan wawancara dengan penulis masyarakat melihat dalam penyusunan perencanaan
yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa sudah tepat. Masyarakat 66
Universitas Sumatera Utara
menyatakan perencanaan pasti ada contohnya mengatur perairan pasti peran dari BPD pengawasan pelaksanaan pertanian masyarakat pasti selalu diawasi oleh
BPD agar masyarakat dapat mengadu selalu jika timbul permasalahan. Hal yang seperti ini harus memang dilakukan oleh BPD agar hubungan
timbal balik juga bisa terjadi dimana BPD sebagai pelaksana program dan masyarakat sebagai objek atau penerima program tersebut bisa mendukung
sepenuhnya dan antusias dalam melihat peran yang dilaksanakan Badan Permusyawaratan Desa tersebut.
Namun sampai sekarang penyusunan rencana hanya itu-itu saja karena memang dari dulu sampai sekarang perencanaan program pembangunan pertanian
belum sepenuhnya berhasil sehingga kesalahan BPD dalam pelaksanaan tugasnya kurang mencoba suatu program yang baru atau pembuatan kegiatan yang baru
untuk melaksanakan aspek pembangunan yang baru yang mungkin bisa meningkatkan pembangunan.
4.1.2 Usaha Yang Telah Dilakukan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Pertanian
Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, peran Badan
Permusyawaratan Desa BPD memiliki posisi yang strategis dalam menjawab kebutuhan masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat desa
setempat. Perannya sangat besar dalam mempercepat keberhasilan pembangunan desa. Lebih-lebih dalam melaksanakan otonomi desa.
67
Universitas Sumatera Utara
Karena itu, selain memahami dan mampu melaksanakan kedudukan, fungsi, wewenang, hak dan kewajiban sesuai ketentuan yang berlaku, setiap
anggota BPD harus benar-benar dapat menjadi lembaga tersebut sebagi saluran aspirasi masyarakat kepada pemerintah desa. Sehingga pemerintahan desa dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat desa. Oleh sebab itu, setiap anggota
BPD juga
harus mampu
membaca kepentingan-kepentingan
masyarakatnya. Menyalurkan aspirasi serta menjembatani apa yang menjadi kebutuhan masyarakat desa.
Dengan penjelasan di atas penulis melakukan wawancara dengan masyarakat desa Batukarang tentang usaha apa yang sudah dilakukan Badan
Permusyawaratan desa sesuai dengan perannya dalam pembangunan dan masyarakat menjawab yang telah dilakukan Badan Permusyawararatan Desa
tersebut sudah didatangkannya PPL agar bisa memberikan masukan kepada masyarakat petani. Misalnya dalam masa tanam apa yang dibutuhkan harus
dilakukan penyuluhan dan mencoba mempraktekkan pertanian yang berhasil dari daerah lain.
Informan utama yang lain juga menyatakan usaha yang telah dilakukan BPD terhadap pembangunan pertanian sudah sangat baik. Dilihat dari sudah
terbantunya masyarakat dalam penyuluhan pertanian, telah dilaksanakannya pembangunan irigasi daerah pertanian masyarakat dan telah diberikannya pupuk
subsidi bantuan dari pemerintah kepada masyarakat desa Batukarang tetapi masih sebagian masyarakat yang menerimanya dan juga adanya pemberian bibit unggul
kepada masyarakat. 68
Universitas Sumatera Utara
Memang usaha dari Badan Permusyawaratan Desa sudah baik tetapi dari baiknya usaha tersebut belum ada hasil yang memuaskan dari penjelasan
masyarakat karena masyarakat beranggapan hasil pertanian desa Batukarang masih biasa-biasa saja. Hanya saja dalam segi peraturan yang dibuat oleh BPD
mengenai penjadwalan tanaman yaitu perbedaan musim tanaman antara ladang panggong mbaru dan panggong lama sudah dilaksankan dengan baik oleh
masyarakat meskipun masih ada masyarakat yang melanggar peraturan tersebut. Badan Permusyawaratan Desa membuat peraturan jika ladang panggong
mbaru menanam padi maka ladang panggong lama harus menanam cabai atau tanaman lain artinya tidak bisa kedua ladang tersebut satu musim tanaman. Hal ini
dimaksudkan untuk pengairan irigasi dapat terbagi semua kedaerah persawahan karena jika semua ladang menanam padi maka pengairan irigasi tidak mencukupi
untuk mengairi semua daerah persawahan masyarakat. Kerjasama yang dilakukan antara Badan Permusyawaratan desa dengan
kelompok tani sudah baik dalam mengatur penjadwalan pola tanaman. BPD juga bekerjasama dengan P3A Pengurus, Penyalur, dan Pemakai Air dalam
pembangunan irigasi tersier yang sudah ditentukan oleh proyek desa. Tetapi pembangunan irigasi tersier yang dilaksanakan masih sebagian saja. Artinya,
pembangunan irigasi tersebut dilakukan secara bertahap tergantung dari dana untuk proyek pembangunan desa.
69
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Keadaan Pertanian di Desa Batukarang Sejak Dibentuknya BPD Sebagai Badan Legislatif Desa
Desa Batukarang adalah desa yang terbesar kedua di Kabupaten Karo setelah desa Juhar yang terbesar di urutan pertama. Luas kawasan desa
Batukarang adalah 1370 HA sehingga merupakan penggunaan lahan yang mendukung untuk pertanian. Pada umumnya keadaan pertanian di desa
Batukarang sebagian besar digunakan untuk pertanian cabai baik lahan kering maupun lahan basahsawah.
Pertanian padi juga yang utama dalam kegiatan pertanian yang dilakukan masyarakat sehingga dibutuhkan peran dari Badan Permusyawaratan Desa dalam
mendukung segala aktifitas dari kegiatan pertanian masyarakat tersebut. Menurut informan kunci anggota Badan Permusyawaratan Desa setelah
penulis melakukan wawancara keadaan pertanian desa Batukarang sejak dibentuknya BPD sebagai Badan Legislatif Desa biasa-biasa saja. Namun,
Pertanian di desa Batukarang akan semakin baik dan terarah karena dikontrol oleh BPD. Segala kegiatan akan lebih terprogram sehingga kegiatan tersebut dapat
terlaksana dengan baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Hanya saja hasil dari program yang dilaksanakan tersebut belum maksimal diterima oleh masyarakat
petani. Dalam keadaan pertanian desa Batukarang sekarang BPD membutuhkan
pengadaan alat jektor dan alat untuk mengecek asli atau palsu suatu pupuk atau pestisida sehingga masyarakat tidak ragu-ragu dalam menggunakan pupuk
70
Universitas Sumatera Utara
tersebut. BPD juga beranggapan harus diadakannya sekolah lapangan untuk petani untuk menambah wawasan terhadap perkembangan pertanian pada masa sekarang
ini. Setelah penulis melakukan wawancara juga dengan masyarakat petani di
desa Batukarang sebagai informan utama. Mereka menyatakan Pertanian masih biasa-biasa saja karena cara kerjan Badan Permusyawaratan Desa masih belum
maksimal. Namun usaha penertiban petani dalam bercocok tanam lebih teratur dan tidak berantakan dalam proses pertanian sehingga pelaksanaan pertanian
dapat seragam guna mencegah timbulnya hama jika penanaman berbeda. Masyarakat juga semakin paham dalam kegiatan pertanian karena
seringnya Badan Permusyawaratan Desa mendatangkan ahli pertanian dari luar desa Batukarang untuk melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
Dengan peraturan yang dibuat oleh BPD maka sebagian besar juga masyarakat mengikuti peraturan tersebut. Saluran irigasi untuk menyalurkan air ke daerah
ladang persawahan juga semakin baik karena sebelum dibangun dinding saluran irigasi masih dari gundukan tanah yang terus dilakukan penimbunan agar irigasi
tidak lebih tinggi daripada ladang karena bisa terjadi banjir. Setelah adanya Badan Permusyawaratan Desa sekarang ini maka program
pembangunan desa dapat terkontrol. Jika ada pupuk subsidi atau pestisida yang datang dari pemerintah atau dinas pertanian untuk diberikan bantuan kepada
masyarakat maka harus diketahui oleh BPD.
71
Universitas Sumatera Utara
4.2 Kerjasama