5.2 Kerjasama BPD Dengan Kelompok Tani Dalam Pembangunan Pertanian
Kelompok tani
berfungsi sebagai
wadah terpeliharanya
dan berkembangnya pengertian, pengetahuan dan keterampilan serta gotongroyongan
berusahatani para anggotanya. Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam pembangunan pertanian dengan kontak tani dalam kelompok tani adalah sebagai
berikut: 1. Badan Permusyawaratan Desa berfungsi sebagai pengarah, pembimbing, dan
penasehat serta memberi materi guna kegiatan kelompok. 2. Kelompok tani berfungsi sebagai motor penggerak kelompok tersebut dengan
mengembangkan pengaruhnya. Jadi dalam meningkatkan pembangunan pertanian desa hubungan antara
BPD dengan kelompok tani sangat diperlukan guna tercapainya pelaksanaan pembangunan tersebut. Karena kelompok tani merupakan yang paling mengetahui
masalah pertanian dalam masyarakat sebelum BPD. Dan juga kelompok tani tersebut keseluruhannya adalah seorang petani jadi mereka tahu apa yang harus
dibutuhkan masyarakat petani. Sehingga kerjasama BPD dengan kelompok tani tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan pertanian.
Begitu juga dengan desa Batukarang dalam pengadaan proyek desa dalam pertanian masyarakat keterlibatan antara Badan Permusyawaratan Desa dan
kelompok tani sangat diperlukan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Sesuai dengan yang diterangkan pada bab sebelumnya BPD dan kelompok tani bersama-
81
Universitas Sumatera Utara
sama dalam pelaksanaan pembangunan irigasi pertanian masyarakat dan juga bersama-sama melihat permasalahan yang ada pada pertanian masyarakat.
Biasanya kelompok tani dan Badan Permusyawaratan Desa melakukan musyawarah atau rapat tentang masalah pertanian masyarakat di rumah warga
ataupun bisa juga di warung kopi. Mereka biasannya membahas penentuan bibit tanaman dan juga proyek irigasi seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Selain BPD dan kelompok tani maka P3A Pengurus, Penyalur, dan Pemakai Air juga dilibatkan dalam proyek pembangunan irigasi tersier tersebut
karena merekalah yang mengetahui bagaimana tekstur suatu pembangunan irigasi yang baik. Sehingga dana yang dikhususkan dalam pembangunan pertanian di
desa Batukarang benar-benar digunakan dan dilaksanakan sesuai fungsinnya. Tetapi pandangan masyarakat terhadap BPD dan kelompok tani masih
kurang efektif dalam pekerjaannya. Karena masyarakat menganggap mereka bekerjasama hanya jika diperlukan atau jika ada proyek saja. Seharusnya memang
ada atau tidak ada pekerjaan mereka selalu bermusyawarah guna mengatasi masalah-masalah yang datang di kemudian hari.
Bagaimana bisa suatu perencanaan pembangunan yang berhasil tanpa dibarengi dengan keterlaksanaannya. Begitu juga dengan BPD sebagai wakil
masyarakat dan kelompok tani sebagai penggerak pembangunan pertanian desa harus mampu membuat suatu keadaan yang baik guna mensejahterakan
masyarakat petani di desa Batukarang tersebut.
82
Universitas Sumatera Utara
5.3 Keterlibatan Masyarakat Desa Batukarang Dalam Pembangunan