kol, buncis, arcis, cabai, adalah beberapa jenis tanaman untuk memperoleh uang. Didalam hal tanaman yang baru itu sawah menjadi lahan yang ideal, meskipun
lahan kering juga dapat dipergunakan. Berdasarkan kesesuaian lahan, serta ciri khas Desa masyarakat Batukarang
khususnya, dan Kabupaten Karo umumnya yang dikenal dengan spesifikasi tanaman tertentu, maka penggunaan lahan pertanian terutama pada tanaman
holtikultura berupa sayur - sayuran dan beberapa jenis buah - buahan. Buah jeruk merupakan buah yang cukup mandapat perhatian pada kawasan ini, tetapi jika
dinilai dari potensi lahan berdasarkan kekuatan dan arah angin. maka komoditi ini tidak dapat dikembangkan secara optimal karena bentuk lahan yang terbuka.
Beberapa komoditi primadona Sumatera Utara untuk eksport juga berasal dari kawasan ini, terutama kentang dan kubis. Selain itu, berdasarkan kesesuaian jenis
tanah dengan komoditi, terdapat kecocokan terhadap tanaman buah marquisa, dan terong belanda.
3.2 KEADAAN DEMOGRAFIS
Masyarakat Desa Batukarang merupakan komunitas masyarakat yang majemuk yang sebagian besar masyarakatnya adalah suku Karo. Bahasa
pengantar sehari-hari adalah bahasa Karo. Berdasarkan data yang ada pada Desa Batukarang, penduduk desanya berjumlah 4830 jiwa atau 1416 kepala keluarga
yang terdiri dari laki-laki 2482 jiwa dan perempuan 2449 jiwa. Dengan jumlah penduduk tersebut tentunya pembangunan yang akan dilaksanakan Badan
Permusyawaratan Desa BPD di desa Batukarang tersebut sangat dibutuhkan oleh penduduknya.
43
Universitas Sumatera Utara
Dengan jumlah
penduduk tersebut
maka hubungan
Badan Permusyawaratan Desa BPD dengan penduduknya haruslah berjalan dengan
baik. Setiap program pembangunan yang dilaksanakan oleh BPD haruslah bersama-sama dengan masyarakat agar tercipta pembangunan yang berhasil.
Karena pembangunan yang dilakukan BPD tersebut adalah untuk masyarakatnya. Dalam penelitian tersebut permasalahan yang ada, masih kurangnya
keterlibatan penduduk desa Batukarang dalam perencanaan atau pelaksanaan pembangunan. Masyarakat menganggap bahwa keterlibatan masyarakat hanyalah
masyarakat yang tertentu saja dan orangnya tidak pernah berganti. Seharusnya baik pemerintah desa Batukarang maupun Badan Permusyawaratan Desa harus
membuat suatu konsep melibatkan masyarakat dalam pembangunan desa tersebut. Baik itu meminta ide-ide kepada penduduk desa maupun mengadakan
musyawarah kerumah-rumah warga ataupun ke warung-warung. Karena pada umumnya penduduk desa Batukarang pada malam hari ibu-
ibu berkumpul di teras rumah dan bapak-bapaknya kebanyakan ke warung kopi sehingga sangat gampang dijumpai dalam melakukan musyawarah oleh BPD.
3.3 KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI
1. Mata Pencaharian Pada umumnya penduduk Desa Batukarang bermata pencaharian dari
pertanian dengan bercocok tanam tanaman holtikultura berupa sayur-sayuran dan beberapa jenis buah-buahan karena dari struktur pertanahannya yang basah dan
sejuk. Berdasarkan data yang didapat penulis dari kantor Kepala desa Batukarang 44
Universitas Sumatera Utara
bahwa komposisi penduduk desa Batukarang menurut mata pencahariannya adalah Petani jumlahnya 3669, Pegawai Negeri Sipil jumlahnya 215, Pegawai
Swasta jumlahnya 42, Jasa jumlahnya 19, Wiraswasta jumlahnya 196. Dengan data yang diperoleh tersebut bisa diketahui bahwa pekerjaan yang
paling besar penduduk desa Batukarang adalah petani. Masyarakat bertani dan hasil dari pertanian tersebut memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga Badan
Permusyawaratan Desa BPD sebagai wakil penduduk desa harus mampu membantu masyarakat dalam mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dengan pekerjaan terbanyak sebagai petani di desa Batukarang dan desa tersebut penyedia sayur-sayuran, beras dan buah-buahan kepada masyarakat kota
maka sudah selayaknya pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa bekerja sama untuk meningkatkan pertanian masyarakat dengan membangun dan
mengembangkan potensi pertanian masyarakat desa tersebut. Meskipun ada pekerjaan PNS berjumlah 215 dan wiraswasta berjumlah
196. Tetap saja mereka mempunyai pekerjaan sampingan yaitu bertani. Karena bertani merupakan pekerjaan yang utama dan terbesar pada masyarakat desa
Batukarang maka peran dari Badan Permusyawaratan Desa sangat dibutuhkan dalam pembangunan pertanian tersebut. Agar masyarakat dapat mengenal
teknologi pertanian dan mampu mengikuti pertanian yang sukses di daerah lain. 2. Agama
Berdasarkan sumber data yang didapat penulis dari kantor Kepala desa Batukarang. Dari segi agama, penduduk desa masyarakat batukarang terbagi ke
45
Universitas Sumatera Utara
dalam tiga agama besar, yaitu Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Khatolik. Tetapi dari ketiga agama tersebut, yang terbesar dianut oleh penduduk desa
masyarakat batukarang adalah agama Kristen Protestan yaitu sebanyak 1981 orang. Sedangkan agama Islam 418 orang, Kristen Khatolik 1672 orang, dan
agama lain-lain 109 orang. Dalam pembangunan desa hendaknya dilakukan dengan pemerataan.
Jangan sampai penduduk desa merasakan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah desa maupun Badan Permusyawaratan Desa hanya pada agama
tertentu atau pemeluk agama yang paling banyak saja. Seharusnya seluruh penduduk desa Batukarang Kecamatan Payung baik itu yang beragama Kristen
Protestan, Islam, dan Kristen Khatolik harus dapat merasakan pemerataan dalam pembangunan yang dilaksanakan BPD desa Batukarang Kecamatan Payung.
Sebagai perwakilan masyarakat dan penampung aspirasi masyarakat maka Badan Permusyawaratan Desa jangan hanya fokus pada pembangunan pertanian
saja. Karena pembangunan sarana-sarana ibadah juga sangat diperlukan guna terciptanya kegiatan ibadah masyarakat yang baik.
Jumlah sarana-sarana ibadah yang ada di desa Batukarang adalah Gereja 7 Unit dan Masjid 2 Unit. Sehingga perlu peran dari BPD dalam pengawasan
perawatan rumah ibadah tersebut. Jika ada masyarakat desa Batukarang yang sukses diluar desa dan ingin memberikan dana dalam pembangunan tempat ibadah
maka harus diketahui BPD terlebih dahulu dan disetujui dan dilakukan pelaksanaan pembangunannya.
46
Universitas Sumatera Utara
3. Prasarana Desa a. Pendidikan
Dari segi pendidikan, masyarakat desa Batukarang hanya terdapat lembaga pendidikan formal dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah
Menengah Pertama. Sarana pendidikan yang lebih banyak adalah sarana pendidikan untuk Sekolah Dasar.
Prasarana pendidikan yang ada di desa tersebut TK 2 unit, SD Negeri 4 unit, SMP Negeri 1 unit dan Madrasyah 1 unit. Pendidikan merupakan faktor
penting dalam perekonomian dan pembangunan suatu daerah yang menunjang kesejahteraan masyarakat desa dan salah satu untuk mengentas kemiskinan.
Pendidikan berhubungan dengan sumber daya manusia. Jadi untuk memperoleh sumber daya manusia yang maju maka tidak bisa terlepas dari proses
belajar melalui sarana sekolah. Dalam menunjang aktifitas para pelajar tersebut maka akses jalan juga bagian terpenting dari mereka.
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa BPD harus terus memperhatikan kondisi jalan raya. Jika jalan raya sudah harus diperbaiki pada
waktunya maka PEMDES dan BPD harus bekerja cepat mengusulkan kepada pemerintah agar pelaksanaan pembangunan jalan tersebut cepat dilaksanakan.
Sehingga nantinya dalam kegiatan para pelajar kesekolah dapat lancar. Manfaat dalam program BPD dalam pembangunan desa juga sangat
dirasakan oleh para pelajar. Jika ada pelaksanaan pembangunan sekolah maka 47
Universitas Sumatera Utara
harus diajukan kepada Badan Permusyawaratan Desa agar dapat diketahui dan disetujui.
b. Kesehatan Masyarakat desa Batukarang dapat dikatakan telah peduli tentang
kesehatan. Dapat dilihat melalui penyediaan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Prasarana-prasarana kesehatan yang ada BPU 1 unit, BKIA 1 unit,
dan POLINDES 4 unit. Namun dalam ijin pendirian bangunannya harus disetujui oleh Pemerintah
Desa maupun Badan Permusyawaratan Desa yang keduannya sebagai pembuat kebijakan dalam desa Batukarang tersebut. Badan Permusyawaratan Desa selain
dalam melaksanakan pembangunan desa harus mampu mengawasi kegiatan tempat kesehatan masyarakat agar tidak terjadi malpraktek yang dapat merugikan
penduduk desa. c. Perdagangan
Keadaan sarana perdagangan di Desa Batukarang sangat baik karena dalam
memasarkan hasil
pertanian masyarakat
tidak jauh-jauh
lagi memasarkannya ke kota Kaban Jahe yang jaraknya ± 27 Km. Karena di desa
Batukarang sendiri sudah mempunyai penulak-penulak yang datang membeli hasil pertanian mereka.
Istilah penulak dalam masyarakat desa Batukarang adalah Perkopor baik yang datang dari luar maupun orang desa sendiri yang nantinya membeli hasil
pertanian masyarakat dan menjualnya ke kota seperti kota medan. 48
Universitas Sumatera Utara
Peran Badan Permusyawaratan Desa dalam kegiatan perdagangan tersebut sangat terasa karena BPD melakukan pengawasan agar orang luar yang datang ke
desa Batukarang tidak sembarangan dan tidak merugikan masyarakat desa.
3.4 PETA DESA BATUKARANG