Tarmos Bangun Sekretaris
Tarmos Bangun Tarmos Bangun
Tarmos Bangun Tarmos Bangun
Tarmos Bangun Tarmos Bangun
Tarmos Bangun Sekretaris
Salamudin Bangun Sejahtera Bangun
Wartawan Purba Marhayanda Sebayang
Rismawati Br Tarigan Peranan Bangun
Lusia Br Tarigan Wakil Ketua
Kamron Tarigan royong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian
d Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
3.6 STRUKTUR BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BATUKARANG
Bagan 2
Ketua BPD Dhani Bangun
Genda Kacaribu Reken Tarigan
56 Tarmos Bangun
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan struktur BPD desa Batukarang di atas bahwa Badan Permusyawaratan Desa BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama
Kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat UU No. 32 Tahun 2004 pasal 209. Oleh karenanya BPD sebagai Badan Permusyawaratan
yang berasal dari masyarakat desa, di samping menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala desa dengan masyarakatt desa, juga dapat
menjadi lembaga yang berperan sebagai lembaga representasi dari masyarakat.
Kepemimpinan BPD Anggota BPD Desa Batukarang
Berdasarkan PP RI No. 72 tahun 2005 Pasal 33 Pimpinan BPD terdiri dari 1 satu orang Ketua, 1 satu orang Wakil Ketua, dan 1 satu orang Sekretaris.
Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus. Rapat
pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.
Pada Pasal 38 Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD. Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya satu per dua dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak. Dalam hal tertentu Rapat BPD
dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2
3 dua per tiga dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya
1
2 satu per dua ditambah 1 satu dari jumlah anggota BPD yang
57
Universitas Sumatera Utara
hadir. Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris BPD.
Pada Pasal 39 Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan desa. Tunjangan pimpinan dan anggota BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ditetapkan dalam APBDes. Dalam Pasal 41 Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan
merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. Pimpinan dan Anggota BPD dilarang :
1. Sebagai pelaksana proyek desa
2. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain 3.
Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang danatau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya 4.
Menyalahgunakan wewenang, dan 5.
Melanggar sumpahjanji jabatan.
2. Kendala Pelaksanaan Tugas BPD Desa Batukarang
Setiap menjalankan tugas tentunya ada kendala yang diperoleh termasuk BPD itu sendiri. Dalam melaksanakan tugas, BPD Desa Batukarang masih
terkendala dengan pekerjaan sampingan yang dilakukan beberapa anggota BPD 58
Universitas Sumatera Utara
sehingga tidak fokus pada fungsinya. Profesi di luar menjadi anggota BPD yang menyita banyak kesibukan membuat frekuensi kerja para anggota menjadi
berkurang dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Di desa batukarang sendiri anggota BPD mempunyai kerja sampingan
sebagai pegawai swasta dan petani yang hanya mempunyai waktu malam hari, sedangkan sebagian anggota lainnya berprofesi sebagai pedagang yang hanya
memiliki waktu pagi hari sampai siang hari untuk menuangkan tenaga dan pikirannya dalam memenuhi tanggung jawab sebagai anggota BPD. Dari ketiga
profesi yang dimiliki para anggota BPD tidak terdapat keselarasan waktu antara anggota BPD satu dengan lainnya sehingga menyebabkan komunikasi antar
anggota tidak terjalin dengan baik. Kendala yang lain juga yang menghambat kinerja BPD desa Batukarang,
tidak adanya sarana dan prasarana yang dimiliki BPD desa Batukarang untuk menunjang kinerja BPD dalam pembangunan pertanian. Sehingga kinerja BPD
tidak bisa dilakukan secara optimal dan terbatasi karena belum tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kinerja mereka.
Tingkat pendidikan anggota BPD desa Batukarang yang masih rendah rata-rata hanya lulusan SLTP dan kurangnya pengalaman dari masing-masing
anggota dalam keikutsertaan organisasi. Meskipun ada beberapa orang yang berpendidikan sarjana seperti ketua dan sebagian anggota, namun tentu saja terjadi
jarak yang amat jauh dengan anggota lainnya yang hanya berpendidikan tingkat SLTP, sehingga menimbulkan ketidaksinambungan dalam kinerjannya.
59
Universitas Sumatera Utara
Belum adanya supporting staff dan supporting administration yang membantu BPD desa Batukarang mengelola kinerjanya dalam penyelenggaraan
pemerintah desa dan pelaksanaan pembangunan pertanian desa. BPD desa Batukarang hanya menggunakan pengelolaan tradisional seperti dengan
pendekatan kekeluargaan. Agenda-agenda yang dibentuk dan pembukuan- pembukuan yang dibentukpun tidak tersusun secara jelas, sehingga pengelolaan
BPD yang belum maksimal ini menjadikan kinerja BPD desa Batukarang tidak bisa efektif dan efisien.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENYAJIAN DATA
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada.
Data tersebut terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan kunci dan informan utama.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak
disajikan dalam bab ini yaitu Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Pertanian di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.
B. Pelaksanaaan Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; Pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis tentang kondisi
umum Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo seperti, profil Desa Batukarang, dan data-data lain yang berkaitan dengan Desa Batukarang. Kedua,
penulis melakukan pengumpulan data mengenai Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Pertanian. Serta pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pembangunan pertanian desa Batukarang. Ketiga, penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan
61
Universitas Sumatera Utara
informasi dan fakta-fakta yang lebih konprehensif menyangkut permasalahan penelitian.
C. Hasil Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan tentang Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan
Pertanian. Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. pertanyaan-pertanyaan yang disusun sudah pasti berhubungan dengan peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Pembangunan Pertanian tersebut. Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang
dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.
4.1 Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembangunan Pertanian