BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyuluhan
Menurut Sarwono dalam Mubarak 2007 penyuluhan pada dasarnya adalah suatu proses mendidik individumasyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah diolah dengan teknik-teknik
tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah
perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu.
Tujuan dari penyuluhan antara lain agar individumasyarakat mengubah perilaku menjadi perilaku hidup sehat, hal ini sesuai dengan pendapat Azwar dalam
Fitriani 2011 bahwa penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan.
2.1.1. Metode Dan Media Penyuluhan
Menurut Van Deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie 2005, pilihan seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung
pada tujuan khusus yang ingin dicapai. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah ceramah dan permainan.
Universitas Sumatera Utara
Metode ceramah cocok digunakan untuk kelompok sasaran yang besar yaitu lebih dari 15 orang, metode ini juga dapat digunakan untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi dan rendah Notoatmodjo, 2007. Selain metode ceramah, digunakan juga metode permainan, metode ini
digunakan karena sasaran penyuluhan adalah siswa kelas 1-3 sekolah dasar, menurut Tedjasaputra 2001 siswa pada kelas 1-3 sekolah dasar mempunyai rentang perhatian
yang terbatas dan masih sulit diatur sehingga dibutuhkan suasana yang menyenangkan melalui permainan.
Untuk dapat menyampaikan pesan secara jelas dan dapat dimengerti maka penyuluhan memerlukan media. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Sadiman,dkk dalam Suiraroka 2012 media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Berdasarkan pengertian ini tersirat bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses komunikasi yang terjadi dari pengrim pesan kepada
penerima pesan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat dilakukan melalui suatu saluran tertentu atau dengan menggunakan pengantar, maka media pendidikan adalah perantara
pesan tersebut. Hamalik, dkk dalam Suiraroka 2012, mengelompokkan media berdasarkan
jenisnya, yaitu: 1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder. 2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.
Universitas Sumatera Utara
3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi
ke dalam dua jenis, yaitu : audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide dan audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD. Pada penelitian ini, media yang digunakan adalah flash card, berdasarkan
pengelompokan media, maka flash card termasuk dalam media visual. Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn
Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania. Pada awalnya flash card digunakan untuk menyembuhkan pasien yang cedera otak, namun dalam
perkembangannya flash card banyak digunakan sebagai media yang membantu proses belajar Surana, 2010.
Menurut Susilana dan Riyana 2008, flash card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar, gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau
foto, atau memanfaatkan gambarfoto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran flash card. Gambar-gambar yang ada pada flash card merupakan rangkaian pesan yang
disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya. Flash card sering digunakan sebagai media dalam pendidikan karena mudah dibawa,
praktis cara pembuatan dan penggunaannya, dan menyenangkan siswa dalam belajar. Penggunaan flash card awalnya adalah sebagai kartu untuk membantu anak
cepat membaca. Penggunaan flash card sebagai kartu untuk cepat membaca sangat efektif. Hal ini sesuai dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
penggunaan flash card untuk pendidikan. Hasil penelitian Firdaus 2010 menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa anak yang diberi perlakuan bermain dengan flash card mempunyai kemampuan membaca yang lebih baik dari pada anak yang tidak diberi permainan tersebut.
Model flash card sekarang sudah berbagai macam dan sudah dikembangkan salah satunya sebagai media untuk belajar bahasa, hasil penelitian Silvie 2012
menunjukkan peningkatan hasil belajar bahasa Jepang siswa setelah menggunakan flash card dan berdasarkan angket yang diisi oleh siswa diperoleh bahwa siswa menyukai dan
merasa belajar lebih mudah dengan menggunakan flash card. Model lain dari pengembangan flash card adalah penggunaan flash card dalam
pelajaran matematika, berdasarkan hasil penelitian Mutiah 2012, penggunaan flash card matematika pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang
materi pokok sudut pusat dan sudut keliling lingkaran dari pada kelas kontrol.
2.1.2. Penyuluhan dan Perubahan Perilaku