Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Beragam Seimbang dan Aman Dengan Menggunakan Flash Card Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Anak Kelas 1-3 SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2014

(1)

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN BERGIZI BERAGAM SEIMBANG

DAN AMAN DENGAN MENGGUNAKAN FLASH CARDDALAM

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK KELAS 1 – 3 SD ISLAM TITI BERDIKARI

KECAMATAN MEDAN LABUHAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh:

SYOFIA

NIM: 081000166

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN BERGIZI BERAGAM SEIMBANG

DAN AMAN DENGAN MENGGUNAKAN FLASH CARDDALAM

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK KELAS 1 – 3 SD ISLAM TITI BERDIKARI

KECAMATAN MEDAN LABUHAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

SYOFIA

NIM: 081000166

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

(4)

ABSTRAK

Tingginya angka kekurangan gizi dan kelebihan gizi pada anak sekolah dasar memerlukan penanganan yang serius. Pemberian informasi tentang makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman merupakan salah satu cara promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa untuk memilih makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman dalam menu mereka sehari-hari.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap siswa SDI Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pre- and post- test. Jumlah populasi adalah 80 orang siswa dan jumlah sampel adalah sebanyak 67 orang siswa. Perlakuan adalah penyuluhan berupa ceramah disertai permainan dengan alat bantu flash card. Pengukuran pengaruh penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Hasil pengarus perlakuan dianalisis dengan uji t-berpasangan pada tingkat kemaknaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan adalah kategori kurang (67,2%), sesudah mendapatkan penyuluhan pengetahuan siswa yang dengan kategori cukup (94,0%). Sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan dalam kategori cukup (70,2%), sesudah mendapatkan penyuluhan sikap siswa meningkat menjadi kategori baik (76,1%). Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan skor pengetahuan dan sikap sesudah mendapatkan penyuluhan (p = 0,000).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan dengan flash card terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman. Saran dari penelitian ini adalah kepada Dinas Kesehatan setempat agar lebih memperhatikan pentingnya penyuluhan gizi di sekolah dan kepada pelaksana bidang gizi di Puskesmas dan pihak sekolah untuk menggunakan flash card sebagai media untuk memberikan pengetahuan gizi kepada siswa dengan design yang dibuat semenarik mungkin.


(5)

ABSTRACT

The high rates of malnutrition and over nutrition in primary school students require a serious handling. Giving information about various nutritional balanced and secure foods is one way of health promotion to increase the knowledge and attitude of students to choose the various nutritional balanced and secure foods in their everyday menus. The purpose of this research was to find out the influence of health education on knowledge and attitude of students in Titi Berdikari Primary School of Medan Labuhan Subdistrict Medan City in 2014. The study was quasi experiment with one group pretest and posttest design. The numbers of population were 80 students and the numbers of sample were 67 students. Treatment was counseling in lecture method and gaming with flash cards. Measurements were taken twice, before and after getting counseling. Result would be analyzed by using paired t-test with confidence interval 95%.

Result showed that the students’ knowledge before getting counseling was in bad category 67,2%; the students’ knowledge after getting counseling was in adequate category 94,0%. The students’ attitude before getting counseling was in adequate category 70,2%; the students’ attitude after getting counseling was in good category 76,1%. The test results showed there were different score of knowledge and attitude after the counseling (p=0,000).

The conclusion of this research is the counseling with flash card has an influence on improving students’ knowledge and attitude about various nutritional balanced and secure foods, it is proved by the improvements of students’ knowledge and attitude about various nutritional balanced and secure foods. Suggestion of this study is given to the local health department to pay more attention about nutrition counseling in school; and to the nutrition department in public health center and school to use the attractive-designed flash cards as a media for learning.

Keywords: various nutritional balanced and secure foods; flash cards, primary school students


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Syofia

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 15 Agustus 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1dari 4 bersaudara

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Yos Sudarso km 17,5 Medan Labuhan

RIWAYAT PENDIDIKAN :

Tahun 1996-2002 : SD Wahidin Sudiro Husodo Medan Tahun 2002-2005 : SMP Wahidin Sudiro Husodo Medan Tahun 2005-2008 : SMA Wahidin Sudiro Husodo Medan Tahun 2008-2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

RIWAYAT ORGANISASI :

1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FKM USU 2. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) Cabang Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Beragam Seimbang dan Aman Dengan Menggunakan Flash Card Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Anak Kelas 1-3 SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2014”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahanda Alm. H. Syaiful Bahri dan Ibunda Hj. Inderiati, S.pdyang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta dukungan dan doa yang tiada pernah henti diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si dan ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, kritikan dan saran kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Taufik Ashar, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Marihot Oloan Samosir, ST, selaku staf departemen Gizi Masyarakat

yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membantu penulis. 5. Seluruh dosen beserta staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

6. Kepala sekolah SDI Titi Berdikari, Ibu Hj. Aziah, yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan memberikan informasi terkait dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Guru-guru SDI Titi Berdikari yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam penelitian.

8. Pimpinan XYZ Central English Course yang telah memberikan kesempatan penulis untuk bekerja part time dan memberikan keluangan waktu dalam mengajar ketika penulis sibuk, serta para tutor dan pegawai motivasi selama penulis melaksanakan perkuliahan dan penelitian.

9. Keluargaku Sofiani, Nina Safitri, Yeni Safira, nenek dan Ibu Anik terima kasih untuk kasih sayang, dukungan dan doa yang telah diberikan selama ini. 10. Sahabat terbaikku Titan Amaliani, SKM, Marina Aprina, SKM, dan Budi

Hardiansyah, SKM terima kasih untuk semangat, dukungan, dan doa yang diberikan.

11. Teman-teman HMI Komisariat FKM USU serta teman-teman lainnya yang telah memotivasi penulis.


(9)

12. Untuk semua pihak yang banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak untuk semangat, dukungan, dan doa yang diberikan.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan sehingga diperlukan kritik dan saran yang membangun. Semoga Allah senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2014


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….…... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Penyuluhan ... 6

2.1.1. Metode dan Media Penyuluhan ... 6

2.1.3. Penyuluhan dan Perubahan Perilaku ... 9

2.2. Anak Kelas 1-3 Sekolah Dasar... 12

2.3. Makanan Bergizi Beragam Seimbang dan Aman... 13

2.3.1. Makanan Bergizi ... 13

2.3.2. Makanan Beragam... 15

2.3.3. Makanan Seimbang... 15

2.3.4. Makanan Aman ... 16

2.4. Kerangka Konsep ... 18

2.5. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1. Jenis Penelitian ... 20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 20

3.2.2. Waktu Penelitian ... 21

3.3. Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1. Populasi ... 21

3.3.2. Sampel ... 22

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

3.4.1. Data Primer... 23

3.4.2. Data Sekunder ... 23

3.5. Variabel Penelitian ... 24

3.6. Pelaksanaan Penelitian ... 24

3.7. Defenisi Operasional ... 26

3.8. Aspek Pengukuran ... 27


(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN... ... 29

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 29

4.2. Karakteristik Responden... ... 29

4.3. Gambaran Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Berimbang, dan Aman Tahun 2014 ... ... 30

4.4. Gambaran Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Berimbang, dan Aman Tahun 2014 ... ... 32

BAB V PEMBAHASAN ... 34

5.1. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 1-3 Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman ……… 34

5.2. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Siswa Kelas 1-3 Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman ……… 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 40

6.1. Kesimpulan... 40

6.2. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Distribusi Sampel Dengan Teknik Proportionate Stratified

Random Sampling……… 23

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi karakteristik Jenis Kelamin dan Umur

Responden……… 30

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Dengan Flash Card Tahun

2014……… 31

Tabel 4.3. Perbedaan Rata-Rata Nilai Pre-testdan Post-test Pengetahuan

Responden………... 32

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Intervensi Penyuluhan Dengan Flash Card Tahun 2014….. 33 Tabel 4.5. Perbedaan Rata-Rata Nilai Pre-test dan Post-test Sikap


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Beragam Seimbang dan Aman Dengan Menggunakan Flash cardDalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Anak kelas 1 – 3 SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan tahun 2014

Lampiran 2 TOR (Term Of References) Penyuluhan dan Permainan Flash Card Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman

Lampiran 3 Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan dan Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Dengan Flash Card Berdasarkan Hasil Kuesioner Tahun 2014

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Lampiran 5 Master Data Penelitian Lampiran 6 Model Flash Card Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian


(14)

ABSTRAK

Tingginya angka kekurangan gizi dan kelebihan gizi pada anak sekolah dasar memerlukan penanganan yang serius. Pemberian informasi tentang makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman merupakan salah satu cara promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa untuk memilih makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman dalam menu mereka sehari-hari.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap siswa SDI Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pre- and post- test. Jumlah populasi adalah 80 orang siswa dan jumlah sampel adalah sebanyak 67 orang siswa. Perlakuan adalah penyuluhan berupa ceramah disertai permainan dengan alat bantu flash card. Pengukuran pengaruh penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Hasil pengarus perlakuan dianalisis dengan uji t-berpasangan pada tingkat kemaknaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan adalah kategori kurang (67,2%), sesudah mendapatkan penyuluhan pengetahuan siswa yang dengan kategori cukup (94,0%). Sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan dalam kategori cukup (70,2%), sesudah mendapatkan penyuluhan sikap siswa meningkat menjadi kategori baik (76,1%). Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan skor pengetahuan dan sikap sesudah mendapatkan penyuluhan (p = 0,000).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan dengan flash card terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman. Saran dari penelitian ini adalah kepada Dinas Kesehatan setempat agar lebih memperhatikan pentingnya penyuluhan gizi di sekolah dan kepada pelaksana bidang gizi di Puskesmas dan pihak sekolah untuk menggunakan flash card sebagai media untuk memberikan pengetahuan gizi kepada siswa dengan design yang dibuat semenarik mungkin.


(15)

ABSTRACT

The high rates of malnutrition and over nutrition in primary school students require a serious handling. Giving information about various nutritional balanced and secure foods is one way of health promotion to increase the knowledge and attitude of students to choose the various nutritional balanced and secure foods in their everyday menus. The purpose of this research was to find out the influence of health education on knowledge and attitude of students in Titi Berdikari Primary School of Medan Labuhan Subdistrict Medan City in 2014. The study was quasi experiment with one group pretest and posttest design. The numbers of population were 80 students and the numbers of sample were 67 students. Treatment was counseling in lecture method and gaming with flash cards. Measurements were taken twice, before and after getting counseling. Result would be analyzed by using paired t-test with confidence interval 95%.

Result showed that the students’ knowledge before getting counseling was in bad category 67,2%; the students’ knowledge after getting counseling was in adequate category 94,0%. The students’ attitude before getting counseling was in adequate category 70,2%; the students’ attitude after getting counseling was in good category 76,1%. The test results showed there were different score of knowledge and attitude after the counseling (p=0,000).

The conclusion of this research is the counseling with flash card has an influence on improving students’ knowledge and attitude about various nutritional balanced and secure foods, it is proved by the improvements of students’ knowledge and attitude about various nutritional balanced and secure foods. Suggestion of this study is given to the local health department to pay more attention about nutrition counseling in school; and to the nutrition department in public health center and school to use the attractive-designed flash cards as a media for learning.

Keywords: various nutritional balanced and secure foods; flash cards, primary school students


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan modal pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Upaya kesehatan tersebut adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah dasar yaitu usia 7-12 tahun. Gizi yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Jadi perbaikan gizi anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM yang berkualitas (Depkes RI, 2005).

Hasil analisis data Riskesda 2010 yang diterbitkan oleh Depkes (2010) menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi kekurusan pada anak umur 6-12 tahun adalah 12,2 persen terdiri dari 4,6 persen sangat kurus dan 7,6 persen kurus. Prevalensi kekurusan pada anak laki – laki lebih tinggi yaitu 13,2 persen daripada anak perempuan yaitu 11,2 persen. Secara nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2 persen atau masih di atas 5,0 persen. Salah satu provinsi yang mengalami prevalensi kegemukan adalah Sumatera Utara. Prevalensi kegemukan pada anak laki-laki umur 6-12 tahun lebih tinggi dari prevalensi pada anak perempuan yaitu berturut-turut sebesar 10,7 persen dan 7,7 persen.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak adalah kebiasaan makan. Anak sekolah umumnya lebih memilih makan jajanan daripada makan masakan ibu di rumah. Kebiasaan anak senang jajan dapat berdampak buruk sebab banyak makanan jajanan yang tidak aman dan tidak sehat beredar. Mengonsumsi makanan jajanan yang


(17)

tidak aman dan tidak sehat dapat menyebabkan anak terkena penyakit dan dapat menurunkan status gizi anak (Haryanto, 2002).

Walaupun mempunyai nilai gizi yang cukup untuk memenuhi kecukupan gizi anak usia sekolah, namun jajanan yang ada di sekolah banyak yang tidak aman. Hal ini dibuktikan dari profil Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dalam laporan semester BPOM (2012), pengambilan sampel yang dilakukan pada para penjaja PJAS di 876 Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota di Indonesia. Jumlah sampel yang diambil adalah 6.213 sampel dengan rincian : 4.778 (76.9%) sampel memenuhi syarat dan 1.435 (23.10%) sampel tidak memenuhi syarat. Penyebab sampel tidak memenuhi syarat antara lain karena menggunakan bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan, menggunakan bahan tambahan pangan melebihi batas maksimal, mengandung cemaran logam berat melebihi batas maksimal, mengandung cemaran mikroba melebihi batas maksimal dan mengandung cemaran bakteri patogen.

Promosi kesehatan untuk memberikan informasi gizi merupakan sarana yang tepat. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan adalah dengan melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan makanan bergizi, beragam, berimbang, dan aman kepada anak sekolah dasar kelas 1 – 3 di lingkungan sekolah. Menurut Lucie (2005) promosi kesehatan di lingkungan sekolah sangat efektif karena anak sekolah merupakan sasaran yang mudah dijangkau sebab terorganisasi dengan baik serta merupakan kelompok umur yang peka dan mudah menerima perubahan. Anak sekolah juga berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga mudah untuk dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik.


(18)

Dalam melakukan pendidikan kesehatan diperlukan alat bantu atau media. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Menurut Elgar Dale dalam Notoatmodjo (2007) alat peraga berupa gambar berada pada lapisan kedua dari kerucut intensitas media. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, alat peraga berupa gambar mempunyai intensitas yang tinggi untuk mempersepsikan bahan pendidikan/pengajaran karena gambar dapat memperjelas konsep abstrak dan mentransformasikan pengetahuan verbal yang disampaikan.

Salah satu bentuk media gambar adalah flash card. Flash cardmerupakan kartu bergambar yang dilengkapi kata – kata. Flash cardmerupakan kartu permainan yang juga digunakan untuk belajar. Penggunaan flash cardsebagai media penyuluhan dengan metode ceramah sambil bermain sangat tepat karena menurut Kurniawan (2008) karakteristik anak usia Sekolah Dasar awal yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.

Penggunaan flash card sebagai media penyuluhan juga sesuai untuk perkembangan kecerdasan anak usia kelas awal SD/MI yang ditunjukkan dengan kemampuannya dalam mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab dan akibat, dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu (Haditono, 2004).


(19)

Sebelumnya, peneliti telah menguji coba flash card makanan yang terdapat informasi gizi di belakangnya untuk memperkenalkan makanan bergizi kepada anak sekolah dasar pada sekolah yang berbeda yang berusia 6 – 8 tahun sebanyak 17 orang. Dalam uji coba tersebut sebanyak 14 orang dapat menjawab pertanyaan dengan sempurna seputar makanan bergizi, beragam, berimbang, dan aman dengan menggunakan flash cardtersebut.

Sekolah Dasar Islam Titi Berdikari terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan jumlah seluruh murid 250 orang. Ketika penulis melakukan survei dan pengukuran berat badan siswa kelas 1 sampai dengan kelas 3 yang berjumlah 80 siswa di sekolah tersebut diperoleh bahwa 36% siswa mempunyai status gizi kurang, 53% siswa mempunyai status gizi normal, dan 11% mempunyai status gizi lebih, kemudian di sepanjang pagar sekolah terdapat banyak penjual makanan seperti bakso, gorengan, jagung rebus dengan saus, dan es doger dengan kondisi yang kurang bersih dan warna makanan terlalu mencolok, peneliti juga mengamati bahwa pada saat istirahat dan pulang sekolah anak – anak selalu membeli jajanan yang ada di sepanjang pagar sekolah tersebut. Menurut kepala sekolah SDI Titi Berdikari, Hj. Syamsiah, penyuluhan kesehatan di sekolah SDI Titi Berdikari pernah dilakukan oleh Puskesmas Labuhan Deli dan Lembaga Swadaya Masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya cuci tangan pakai sabun dan juga pernah menerima Pendamping Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) berupa roti dari Puskesmas Labuhan Deli. Namun, penyuluhan gizi tentang makanan bergizi dan jajanan sehat belum pernah dilakukan.


(20)

Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang makanan bergizi beragam berimbang dan aman menggunakan media flash carddalam meningkatkan pengetahuan dan sikap anak usia sekolah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media flash card terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah tentang makanan bergizi, beragam, berimbang, dan aman di SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media flash card terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah tentang makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman di SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan.

1.4. Manfaat Penelitian

Untuk mendapatkan alternatif atau metode baru dalam penyuluhan gizi pada anak usia sekolah dasar.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluhan

Menurut Sarwono dalam Mubarak (2007) penyuluhan pada dasarnya adalah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu.

Tujuan dari penyuluhan antara lain agar individu/masyarakat mengubah perilaku menjadi perilaku hidup sehat, hal ini sesuai dengan pendapat Azwar dalam Fitriani (2011) bahwa penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan.

2.1.1. Metode Dan Media Penyuluhan

Menurut Van Deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie (2005), pilihan seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung pada tujuan khusus yang ingin dicapai. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah ceramah dan permainan.


(22)

Metode ceramah cocok digunakan untuk kelompok sasaran yang besar yaitu lebih dari 15 orang, metode ini juga dapat digunakan untuk sasaran yang berpendidikan tinggi dan rendah (Notoatmodjo, 2007).

Selain metode ceramah, digunakan juga metode permainan, metode ini digunakan karena sasaran penyuluhan adalah siswa kelas 1-3 sekolah dasar, menurut Tedjasaputra (2001) siswa pada kelas 1-3 sekolah dasar mempunyai rentang perhatian yang terbatas dan masih sulit diatur sehingga dibutuhkan suasana yang menyenangkan melalui permainan.

Untuk dapat menyampaikan pesan secara jelas dan dapat dimengerti maka penyuluhan memerlukan media. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata mediumyang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Sadiman,dkk dalam Suiraroka (2012) media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Berdasarkan pengertian ini tersirat bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses komunikasi yang terjadi dari pengrim pesan kepada penerima pesan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat dilakukan melalui suatu saluran tertentu atau dengan menggunakan pengantar, maka media pendidikan adalah perantara pesan tersebut.

Hamalik, dkk dalam Suiraroka (2012), mengelompokkan media berdasarkan jenisnya, yaitu:

1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.

2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.


(23)

3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu : audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide dan audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.

Pada penelitian ini, media yang digunakan adalah flash card, berdasarkan pengelompokan media, maka flash card termasuk dalam media visual. Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania. Pada awalnya flash card digunakan untuk menyembuhkan pasien yang cedera otak, namun dalam perkembangannya flash card banyak digunakan sebagai media yang membantu proses belajar (Surana, 2010).

Menurut Susilana dan Riyana (2008), flash card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar, gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran flash card. Gambar-gambar yang ada pada flash cardmerupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya. Flash card sering digunakan sebagai media dalam pendidikan karena mudah dibawa, praktis cara pembuatan dan penggunaannya, dan menyenangkan siswa dalam belajar.

Penggunaan flash card awalnya adalah sebagai kartu untuk membantu anak cepat membaca. Penggunaan flash card sebagai kartu untuk cepat membaca sangat efektif. Hal ini sesuai dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan flash card untuk pendidikan. Hasil penelitian Firdaus (2010) menunjukkan


(24)

bahwa anak yang diberi perlakuan bermain dengan flash cardmempunyai kemampuan membaca yang lebih baik dari pada anak yang tidak diberi permainan tersebut.

Model flash card sekarang sudah berbagai macam dan sudah dikembangkan salah satunya sebagai media untuk belajar bahasa, hasil penelitian Silvie (2012) menunjukkan peningkatan hasil belajar bahasa Jepang siswa setelah menggunakan flash carddan berdasarkan angket yang diisi oleh siswa diperoleh bahwa siswa menyukai dan merasa belajar lebih mudah dengan menggunakan flash card.

Model lain dari pengembangan flash card adalah penggunaan flash card dalam pelajaran matematika, berdasarkan hasil penelitian Mutiah (2012), penggunaan flash card matematika pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi pokok sudut pusat dan sudut keliling lingkaran dari pada kelas kontrol.

2.1.2. Penyuluhan dan Perubahan Perilaku

Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan.

Menurut Green dalam Notoadmodjo (2007) bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu :

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.


(25)

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku

Berdasarkan teori Green tentang faktor yang menyebabkan perubahan perilaku, penyuluhan merupakan salah satu proses untuk meningkatkan faktor predisposisi (predisposing factors), yang termasuk pengetahuan dan sikap.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). (Notoatmodjo, 2007). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang mengharuskan untuk berbuat.

Sikap yang ditunjukkan bersifat subjektif karena sikap berasal dari diri individu, Alport dalam Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen yaitu kepercayaan, kehidupan emosional, dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen tersebut bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dengan adanya informasi yang diberikan, maka dapat mempengaruhi komponen kecenderungan untuk bertindak karena telah diberikan pengetahuan yang sesuai untuk bertindak yang sesuai.


(26)

Oleh karena itu penyuluhan yang menggunakan metode dan media yang tepat dan sesuai dengan sasaran dapat mempengaruhi pengetahuan individu/masyarakat yang dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa penyuluhan dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap antara lain penelitian Khairunnisak (2008) tentang pengaruh penyuluhan sayur dan buah terhadap pengetahuan remaja putri SMAN 1 Julok Kabupaten Aceh Timur, menyimpulkan bahwa penyuluhan dalam bentuk ceramah dengan memperlihatkan contoh sayur dan buah serta pemberian leaflet mampu meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang sayur dan buah.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sitepu, A (2008) tentang efektivitas penyuluhan menggunakan metode ceramah disertai pemutaran VCD dan tanpa pemutaran VCD dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit pneumonia pada balita di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, menyimpulkan bahwa penyuluhan disertai pemutaran VCD memberikan dampak positif yang lebih nyata dibandingkan dengan metode ceramah tanpa disertai pemutaran VCD baik secara pengetahuan maupun sikap.

Penelitian yang dilakukan oleh Saragih, F (2010) yang menunjukkan bahwa penyuluhan tentang makanan sehat dan gizi seimbang dengan metode ceramah dan pemberian leaflet meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu.

Demikian juga penelitian yang dilakukan Sari (2008) dengan judul pengaruh penyuluhan Kadarzi terhadap pengetahuan dan sikap tentang Kadarzi serta pola konsumsi pangan pada ibu hamil di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, menyimpulkan bahwa penyuluhan yang disertai dengan pemberian


(27)

leaflet dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil.

2.2. Anak Kelas 1-3 Sekolah Dasar

Kelompok anak sekolah (umur 6-12 tahun) termasuk ke dalam kelompok rentan gizi. Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Kelompok ini berada pada masa pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dan apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya.

Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5 jam. Aktivitas fisik anak semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah, bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak tidak memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi pengambilan cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga anak menjadi lebih kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010).

Masalah-masalah yang timbul pada kelompok ini antara lain berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah), dan defisiensi vitamin E. Masalah ini timbul karena pada umur umur ini anak banyak kegiatan di sekolah maupun di lingkungan rumah-tangganya dan sangat aktif bermain yang menguras banyak tenaga seperti berkejar-kejaran, petak-umpet, bermain lompatan atau bermain bola. Di pihak lain, anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makannya menurun. Dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar atau konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan (Notoatmodjo, 2003).


(28)

Berdasarkan tingkat kematangan emosional dan kecerdasannya menurut Yusuf (2005) bahwa sifat khas anak pada masa kelas rendah antara lain adanya hubungan yang positif dan tergantung antara keadaan jasmani dengan prestasi, tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional, cenderung memuji diri sendiri, suka membandingkan dirinya dengan anak lain.

Selain itu anak yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (berfikir holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. (Haditono, 2004).

2.3. Makanan Bergizi Beragam Berimbang Dan Aman 2.3.1. Makanan Bergizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, dkk, 2002).

Menurut Almatsier (2009) makanan bergizi adalah makanan yang memiliki kandungan-kandungan atau unsur ikatan kimia yang dapat membantu seluruh pertumbuhan pada tubuh, mulai dari pertumbuhan badan hingga pertumbuhan otak. Pengelompokkan bahan makanan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi yaitu sebagai (1) sumber energi/tenaga; (2) sumber zat pembangun; (3) sumber zat pengatur.


(29)

Energi diperlukan untuk beraktifitas, sumber energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Sumber energi yang paling besar adalah pada makanan yang mengandung karbohidrat(Almatsier, 2009).

Protein diperlukan untuk menjalankan berbagai fungsi antara lain: membangun sel tubuh, mengganti sel tubuh yang mengalami kerusakan, membuat air susu, enzim dan hormon, membuat protein darah, menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh, dan pemberi kalori. Sumber protein terbagi dua yaitu protein hewani seperti telur, dan susu dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti tempe, tahu, dan kacang-kacangan. (Irianto, 2007).

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral. Makanan ini berperan melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Vitamin dan mineral merupakan komponen penting di dalam bahan pangan walaupun terdapat dalam jumlah sedikit, karena diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.

2.3.2. Makanan Beragam

Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur (Almatsier, 2009).


(30)

Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaraman yang minimal. Yang ideal adalah jika setiap kali makan siang dan makan malam, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah).

2.3.3. Makanan Seimbang

Gizi seimbang merupakan pedoman dalam mengonsumsi makanan yang sehat dan aman untuk mempertahankan gizi yang optimal. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok gizi dalam jumlah yang cukup tidak kurang dan tidak lebih (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, 2002).

Dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) susunan makanan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan setiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya. Ketiga golongan makanan digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urutan menurut banyaknya digunakan dalam hidangan sehari-hari. Dasar kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan makanan yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pengatur, sedangkan bagian atas menggambarkan sumber zat pembangun yang secara relatif paling sedikit dimakan setiap hari. (Almatsier, 2009).


(31)

Dalam praktek sehari-hari perbandingan tersebut dapat diperoleh jika makan dilakukan dengan frekuensi tiga kali sehari dengan jumlah cukup dan tidak berlebihan. Menu yang tidak berimbang terjadi jika salah satu zat gizi mayor terutama lemak atau protein berlebihan dikonsumsi (Liputo, 2007).

2.3.4. Makanan Aman

Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi ambang batas zat kimia (Iswaranti, 2007). Pendapat lain tentang makanan aman yaitu menurut Soekirman (2000) Makanan dapat dikatakan aman apabila kecil kemungkinan atau sama sekali tidak mungkin menjadi sumber penyakit atau yang dikenal sebagai penyakit yang bersumber dari makanan (foodborne disease). Oleh sebab itu, makanan harus dipersiapkan, diolah, disimpan, diangkut dan disajikan dengan serba bersih dan telah dimasak dengan benar.

Pangan jajanan yang sehat dan aman adalah pangan jajanan yang bebas dari bahaya fisik, cemaran bahan kimia dan bahaya biologis (Direktorat Perlindungan Konsumen, 2006). Bahaya tersebut adalah:

1. Bahaya fisik dapat berupa benda asing yang masuk kedalam pangan, seperti isi stapler, batu/kerikil, rambut, kaca.

2. Bahaya kimia dapat berupa cemaran bahan kimia yang masuk ke dalam pangan atau karena racun yang sudah terkandung di dalam bahan pangan, seperti: cairan pembersih, pestisida, cat, jamur beracun, jengkol.

3. Bahaya biologis dapat disebabkan oleh mikroba patogen penyebab keracunan pangan, seperti: virus, parasit, kapang, dan bakteri.


(32)

Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain: berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warna makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal daluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut harus segera dimusnahkan. Tanda lain dari makanan yang tidak memenuhi syarat aman, adalah bila dalam pengolahannya ditambahkan bahan tambahan berbahaya, seperti asam borax/bleng, formalin, zat pewarna rhodamin B dan methanil yellow, seperti banyak dijumpai pada makanan jajanan pasar.

2.4. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Ket:

= tidak diteliti

Menurut Green dalam Notoadmodjo (2007) bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors),

INTERVENSI:

Penyuluhan menggunakan flash card

Faktor Predisposisi


(33)

Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), dan Faktor-faktor penguat (reinforcing factors). Faktor – faktor predisposisi (predisposing factors), adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Untuk memengaruhi faktor predisposisi adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan. Oleh karena itu intervensi penyuluhan dengan menggunakan flash card dilakukan untuk memengaruhi pengetahuan dan sikap anak kelas 1 – 3 Sekolah Dasar tentang makanan bergizi, beragam, berimbang, dan aman sehingga dapat mengubah perilaku konsumsi sasaran. Pada penelitian ini, peneliti hanya meneliti pada perubahan pengetahuan dan sikap, tidak sampai pada perubahan perilaku.

2.5. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan bergizi beragam berimbang dan aman.

2. Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan bergizi beragam berimbang dan aman.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pre- and post- test, sesudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan (post-test) (Notoatmodjo, 2002). Rancangan ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Postest

O1 X O2

Keterangan:

O1 = Pretest sebelum diberi penyuluhan pada Anak usia Sekolah Dasar tentang makanan bergizi, beragam, berimbang, dan aman

O2 = Postest setelah diberi penyuluhan pada anak usia Sekolah Dasar tentang makanan bergizi, beragam, berimbang, dan aman

X = Memberikan perlakuan dengan memberikan penyuluhan dengan media flash card

pada anak usia Sekolah Dasar tentang makanan bergizi, beragam, berimbang, dan aman.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitan

Penelitian dilakukan di SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan karena berdasarkan survei dan pengukuran berat badan siswa kelas 1 sampai dengan


(35)

kelas 3 di sekolah tersebut diperoleh bahwa 37% siswa mempunyai status gizi kurang, 53% siswa mempunyai status gizi normal, dan 10% mempunyai status gizi lebih, kemudian di sepanjang pagar sekolah terdapat banyak penjual makanan seperti bakso, gorengan, jagung rebus dengan saus, dan es doger dengan kondisi yang kurang bersih dan warna makanan terlalu mencolok, peneliti juga mengamati bahwa pada saat istirahat dan pulang sekolah anak – anak selalu membeli jajanan yang ada di sepanjang pagar sekolah tersebut.siswa SD tersebut lalu berdasarkan pengakuan dari kepala sekolah SD tersebut, Hj. Syamsiah, bahwa belum pernah diadakan penyuluhan gizi di sekolah.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada hari Sabtu pada tanggal 22 Maret 2014. Penyuluhan dilakukan pada pukul 08.00-13.00 WIB, penyuluhan dimulai pada siswa kelas 3, lalu dilanjutkan penyuluhan pada kelas 1 dan 2.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1-3 yang bersekolah di SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan yang berjumlah 80 orang, dengan perincian kelas 1 sebanyak 23 siswa, kelas 2 sebanyak 26 siswa dan kelas 3 sebanyak 31 siswa. Pemilihan sasaran penelitian pada siswa kelas 1-3 Sekolah dasar karena menurut Kurniawan (2008) karakteristik anak usia sekolah dasar awal adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.sehingga sesuai untuk dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah dan permainan dengan flash card.


(36)

Penggunaan flash card sebagai media penyuluhan juga sesuai untuk perkembangan kecerdasan anak usia kelas awal yang ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan mengelompokkan obyekmemahami sebab dan akibat, dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu (Haditono, 2004).

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik probability samplingdengan jenis proportionate stratified random sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Teknik sampling ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2007). Rumus untuk menentukan sampel dengan teknik proportionate stratified random samplingadalah:

݊ ݅

=

ܰ ݅ ݔ ݊

ܰ

Menurut Notoarmodjo (2005) untuk menentukan jumlah sampel pada populasi yang lebih kecil dari 10.000, maka digunakan formula sederhana sebagai berikut:

݊ = ܰ

1 +ܰ(݀ଶ)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel: n = ୒

ଵ ା ୒(ୢమ) n = ଼ ଴

ଵ ା ଼ ଴(଴,଴ ହమ) n = ଼ ଴

ଵ ା ଼ ଴(଴,଴ ଴ ଶ ହ)


(37)

Lalu hasil dari perhitungan jumlah sampel tersebut dimasukkan ke dalam rumus proportionate stratified random samplingdan diperoleh hasil berikut ini:

Tabel 3.1. Distribusi Sampel Dengan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling

No. Kelas Jumlah siswa Rumus Proporsi sampel

1. 1 SD 23 23

80 ݔ67

19

2. 2 SD 26 26

80 ݔ67

22

3. 3 SD 31 31

80 ݔ67

26

Total sampel 67

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data diperoleh dengan wawancara dengan mengacu pada kuesioner kepada Siswa kelas 1-3 SD Islam Titi Berdikari. Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti

3.4.2. Data Sekunder

Data diperoleh dari lembaga-lembaga terkait antara lain dinas kesehatan dan sekolah.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan dengan flash card dan variabel dependen adalah pengetahuan dan sikap anak Sekolah Dasar.


(38)

3.6. Pelaksanaan Penelitian

1. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian yang dilakukan di SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan.

2. Menyusun rencana penyuluhan

Penyusunan rencana penyuluhan berupa penyusunan proposal penelitian dan instrumen penelitian (kuesioner dan flash card).

3. Pengumpulan data tahap pertama (pre-test)

Pre-test dilakukan sebanyak 1 kali yaitu satu hari sebelum penyuluhan dilakukan pengisian kuesioner yang dilakukan dengan wawancara kepada responden dan dilakukan di SD Islam Titi Berdikari.

4. Pelaksanaan penyuluhan

Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan permainan dengan media flash cardtentang makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman kepada responden siswa kelas 1-3 sekolah dasar.

Berikut tahapan pelaksanaan penyuluhan:

a. Responden dikumpulkan dalam bentuk kelompok dengan jumlah setiap kelompok 10-11 orang siswa.

b. Penyuluhan dimulai dengan ceramah dilakukan selama 10 menit c. Masing-masing kelompok dibagikan setumpuk flash cards

d. Responden dalam kelompok dikenalkan pada gambar dan zat gizi yang ada di dalam flash card dan penyuluh mengajak responden untuk menebak gambar


(39)

dalam flash cardbersama-sama dalam waktu cepat. Kegiatan ini dilakukan pada masing-masing kelompok pada waktu bersamaan.

e. Penyuluh mengajak responden dalam kelompok untuk mengelompokkan flash cardsesuai dengan kategorinya. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali dan bersamaan dengan kelompok lainnya.

Kegiatan permainan dengan flash card ini dilakukan tiga kali karena materi yang diberikan terbagi tiga. Dimulai dari materi makanan bergizi dan beragam, lalu materi makanan seimbang, dan terakhir materi makanan yang aman. Peneliti juga memberikan kesempatan berdiskusi dengan para siswa tentang apa yang ingin mereka pertanyakan seputar apa yang telah dijelaskan atau yang berkaitan dengan hal tersebut. Rincian waktu dan pelaksanaan penyuluhan dapat dilihat pada lampiran TOR (Term of Reference) pelaksanaan penyuluhan pada skripsi ini.

5. Pengumpulan data tahap kedua (post-test)

Dua minggu setelah penyuluhan gizi dilakukan post-test seperti halnya pada pengumpulan data tahap pertama dengan menggunakan kuesioner untuk dilakukan dengan metode wawancara kepada masing-masing responden. Kuesioner yang diberikan saat post-test adalah kuesioner yang sama dengan pre-test

6. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan editing dan koding serta dilanjutkan dengan entry

data dengan menggunakan komputer. Selanjutnya dilakukan analisis data dan penyusunan laporan penelitian..


(40)

3.7. Defenisi Operasional

1. Penyuluhan adalah pemberian informasi tentang makanan bergizi beragam berimbang dan aman kepada anak Sekolah Dasar.

2. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat gizi yang dapat membantu seluruh pertumbuhan pada tubuh.

3. Makanan beragam adalah beraneka macam makanan yang dikonsumsi yang mempunyai nilai gizi.

4. Makanan seimbang adalah adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok gizi dalam jumlah yang cukup tidak kurang dan tidak lebih.

5. Makanan aman adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi ambang batas zat kimia.

6. Media flash card adalah suatu alat bantu dalam menyampaikan informasi makanan bergizi beragam berimbang dan aman yang berupa lembaran kartu yang berisi gambar dan kata – kata.

7. Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui anak sekolah dasar tentang makanan bergizi beragam berimbang dan aman sebelum dan sesudah penyuluhan. 8. Sikap yaitu segala sesuatu yang direspon oleh anak sekolah dasar terhadap tentang makanan bergizi beragam berimbang dan aman sebelum dan sesudah penyuluhan. 9. Anak kelas 1-3 sekolah dasar adalah siswa yang masih berada dalam rentang usia dini dimana aspek perkembangan kecerdasannya sedang berkembang dan memerlukan proses pembelajaran dengan metode bermain.


(41)

3.8. Aspek Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan adalah dengan menggunakan skala Guttman (Ridwan,2005). Sebelumnya setiap jawaban diberi nilai terlebih dahulu, setiap jawaban yang benar bernilai 1 dan jawaban yang salah bernilai 0. Kemudian nilai yang ada ditotal secara keseluruhan. Berdasarkan jumlah nilai dari aspek pengetahuan yang ada, dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu : 1. Baik, responden dikategorikan baik bila skor jawaban >75% dari nilai tertinggi

yaitu 10 – 12.

2. Sedang, responden dikatgorikan sedang bila skor jawaban 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 5 - 9

3. Kurang, responden dikategorikan kurang bila skor jawaban <40% dari nilai tertinggi yaitu 0 - 4

Sikap diukur melalui pernyataan dengan menggunakan skala Guttman (Ridwan, 2005), jika responden memilih sikap baik pada pernyataan akan diberi nilai 1, jika memiliki sikap tidak baik akan diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai dari aspek sikap yang ada, dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :

1. Baik, responden dikategorikan baik bila skor jawaban >75% dari nilai tertinggi yaitu 7-8.

2. Sedang, responden dikatgorikan sedang bila skor jawaban 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 4-6

3. Kurang, responden dikategorikan kurang bila skor jawaban <40% dari nilai tertinggi yaitu 0-3


(42)

3.9. Metode Pengolahan Dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisa melalui proses pengolahan data yang mencakup kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi

2. Coding, pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entri data

3. Entrydata, setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer

4. Cleaning, sebelum analisa data dilakukan pengecekkan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk

5. Untuk menilai pengaruh penyuluhan makanan bergizi beragam berimbang dan aman dengan menggunakan flash cardterhadap pengetahuan dan sikap dilakukan uji statistikpaired t-test sehingga terlihat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan, dengan menggunakan rumus (Hastono, 2006).

T = d

SD_d√n

Keterangan:

- d = rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2 - SD_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2


(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDI Titi Berdikari

Sekolah Dasar Islam Titi Berdikari terletak di Jalan Hamparan Perak Lingkungan VII Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Luas sekolah ini sebesar 600 m2. Sekolah ini berdekatan dengan Sungai Deli, sehingga anak-anak setelah pulang sekolah sering bermain di tepi sungai untuk bermain bola atau untuk berenang di sungai.

Saat ini sekolah dipimpin oleh Hj. Aziah. Terdapat 9 orang tenaga pengajar dengan jumlah siswa 189 orang. Adapun sarana pendukung untuk penyelenggaraan kegiatan sekolah adalah ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kamar mandi, dan lapangan upacara. Sekolah tidak mempunyai kantin sekolah sehingga siswa membeli jajanan pada penjual jajanan yang berjualan di luar sekolah.

Lokasi Sekolah juga dekat dengan Puskesmas Labuhan Deli, dimana sekolah sering mendapat PMT-AS dari Puskesmas berupa biskuit dan susu, namun pemberian PMT-AS tidak disertai dengan penyuluhan gizi.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dibagi atas jenis kelamin dan umur responden. Jenis kelamin dibagi menjadi laki – laki dan perempuan, sedangkan umur responden yang merupakan siswa kelas 1 – 3 sekolah dasar umumnya berumur 6 – 9 tahun.


(44)

Dalam penelitian ini jumlah responden laki – laki lebih banyak daripada perempuan yaitu 38 orang (56,7%). Jumlah responden juga lebih banyak pada umur 7 tahun yaitu 28 orang (41,8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1. di bawah ini:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin dan Umur Responden No. Karakteristik Responden Jumlah (n) Presentase (%) 1. 1. Jenis Kelamin

- Laki – Laki - Perempuan

38 29

56,7 43,3 2. 2. Umur

- 6-7 tahun - 8-9 tahun

41 26

61,2 38,8

Total 67 100,0

4.3. Gambaran Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Berimbang, dan Aman Tahun 2014

Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden terbanyak sebelum diberikan penyuluhan adalah kategori kurang baik sebanyak 45 orang (67,2%), dan tidak ada yang berada di kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman sebelum penyuluhan masih dalam kategori kurang baik.

Pada jawaban dari pertanyaan kuesioner pre-test diketahui bahwa siswa kurang mengetahui makanan bergizi dan sumber makanan bergizi, siswa menganggap bahwa makanan bergizi adalah makanan mahal dan banyak dan siswa menganggap bahwa sayur adalah sumber dari energi. Pada pertanyaan tentang makanan yang beragam, siswa menganggap bahwa makanan beragam adalah makanan yang banyak. Siswa juga menganggap makanan yang seimbang adalah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan selera mereka. Pengetahuan siswa tentang makanan aman sudah cukup baik, siswa


(45)

menganggap makanan aman adalah makanan yang terlindungi, namun siswa banyak yang belum mengetahui apa itu formalin dan boraks.

Sementara itu setelah dilakukan post-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden terbanyak sesudah diberikan penyuluhan adalah pada kategori pengetahuan sedang sebanyak 63 orang (94,0%) dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang (3,0%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan pada umumnya sudah mengalami peningkatan menjadi kategori sedang. Hal ini dijelaskan pada tabel 4.2. di bawah ini:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Dengan Flash Card Tahun 2014

Pengetahuan Pre-test Post-test

n % n %

Baik Sedang Kurang

0 22 45

0,0 32,8 67,2

2 63 2

3,0 94,0 3,0

Total 67 100,0 67 100,0

Hasil distribusi frekuensi pengetahuan dianalisis dengan menggunakan Paired Sample T-Test untuk menguji apakah ada pengaruh penyuluhan makanan bergizi beragam berimbang dan aman dengan menggunakanflash cardterhadap pengetahuan responden dengan membandingkan hasil pre-testdan post-testdengan α=0,05.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa rerata responden meningkat dengan perbedaan nilai pre-test dan post-test 3,55 dan nilai probabilitas (p=0,000). oleh karena (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini dijelaskan pada tabel 4.3. di bawah ini:


(46)

Tabel 4.3. Perbedaan Rata-Rata Nilai Pre-test dan Post-test Pengetahuan Responden

Variabel Pengetahuan Nilai Mean

(SD) Perbedaan t-hitung p

Pre-test

3,90 (1,587) 3,55 -15,763 0,000

Post-test

7,45(1,318)

Dari jawaban pada kuesioner post-testdiketahui bahwa ada perbedaan jumlah responden yang menjawab benar pada saat pre-testdan post-test. Jumlah responden yang menjawab benar meningkat pada pertanyaan tentang pengertian makanan bergizi, pengertian makanan beragam, pengertian makanan seimbang dan pengertian makanan aman. Namun jumlah responden yang tetap menjawab salah pada saat post-test adalah tentang makanan yang merupakan sumber energi dan protein, responden masih menganggap bahwa protein sama dengan energi. Gambaran secara jelas untuk peningkatan pengetahuan per item pertanyaan dapat dilihat pada lampiran di skripsi ini. 4.4. Gambaran Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang

Makanan Bergizi, Beragam, Berimbang, dan Aman Tahun 2014

Sikap responden sebelum penyuluhan paling banyak berada pada tingkat sedang sebanyak 47 orang (70,2%). Sikap responden sebelum penyuluhan umumnya sudah cukup baik, banyak jumlah responden yang menjawab setuju untuk makan yang beraneka macam, makan makanan yang bergizi, makan sayur dan buah setiap hari, dan sarapan sebelum berangkat sekolah, tapi banyak responden yang menjawab salah untuk memilih jajanan yang aman.

Sesudah diberikan penyuluhan menunjukkan adanya peningkatan sikap dan didapatkan hasil bahwa sikap responden paling banyak yaitu pada tingkat baik sebanyak 51 orang (76,1%). Dapat dikatakan bahwa sikap responden setelah diberikan penyuluhan


(47)

mengalami peningkatan menjadi baik sebesar 50,7%. Setelah dilakukan penyuluhan jumlah responden yang menjawab benar meningkat, terutama pada peryataan yang sebelum penyuluhan sudah dijawab benar, tapi untuk pernyataan jajanan yang disuka walau dijual dipinggir jalan responden yang menjawab tidak peduli malah meningkat. Distribusi frekuensi sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Dengan Flash CardTahun 2014.

Sikap Pre-test Post-test

n % n %

Baik Sedang Kurang

17 47 3

25,4 70,2 4.4

51 16 0

76,1 23,9 0,0

Total 67 100,0 67 100,0

Berdasarkan hasil analisis dengan paired sample t-testdiperoleh rata-rata skor sikap responden setelah penyuluhan meningkat daripada sebelum penyuluhan dengan perbedaan skor 1,39 dan nilai probabilitas (p=0,000), oleh karena (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada variabel sikap sebelum dan sesudah penyuluhan. Gambaran secara jelas untuk peningkatan pengetahuan per item pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.5. di bawah ini:

Tabel 4.5. Perbedaan Rata-Rata Nilai Pre-testdan Post-testSikap Responden Variabel Sikap Nilai Mean

(SD) Perbedaan t-hitung p

Pre-test

5,54 (1,247) 1,39 -8,037 0,000

Post-test


(48)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 1-3 Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Berimbang, dan Aman

Pengetahuan siswa tentang makanan bergizi beragam seimbang dan aman merupakan segala sesuatu yang diketahui anak sekolah dasar tentang makanan bergizi beragam berimbang dan aman sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil analisis dengan menggunakan paired sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan siginifkan antara pengetahuan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil post-test siswa lebih tinggi nilainya daripada hasil pre-test. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh positif penyuluhan terhadap pengetahuan siswa tentang makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman.

Perubahan dan peningkatan nilai pengetahuan pada responden dimungkinkan karena berbagai hal yang berkaitan dengan proses penyuluhan diantaranya adalah materi yang terdapat dalam media yang menarik minat responden dan metode pendidikan yang menarik berupa permainan, sehingga responden mudah untuk memahami isi materi pendidikan kesehatan yang disampaikan. Kondisi tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh WHO dalam Mubarak (2007) bahwa pengunaan metode/media pendidikan sangat menentukan keberhasilan penyampaian pendidikan kesehatan.

Penelitian Adi (2003) yang dikutip Aini (2010) mengemukakan bahwa penyuluhan dengan media mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap antara lain penyuluhan kepada remaja terhadap penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan media booklet. Sementara itu hasil pada penelitian ini relative sama dengan penelitian


(49)

yang pernah dilakukan oleh Pandiangan (2005) yang menyatakan bahwa pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah, pada pengetahuan dan sikap remaja tidak lebih baik dari pada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual.

Pengetahuan siswa tentang makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman saat pre-testpaling banyak berada pada tingkat kurang baik, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, menurut penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (1989) pada empat SD di Semarang, Jawa Tengah diketahui bahwa tingkat pengetahuan gizi siswa dipengaruhi beberapa hal, antara lain kepandaian anak, pendidikan ibu, dan sumber informasi dalam penerangan gizi.

Setelah dilakukan penyuluhan dengan flash card diperoleh hasil post–test pengetahuan siswa terbanyak berada pada tingkat sedang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain karakteristik responden yang berada pada umur 6-9 tahun dimana siswa pada umur ini berada pada periode kritis dan sensitif, menurut Reber dalam Mutiah (2010), periode kritis dan sensitif merupakan periode dimana anak berada pada keadaan siap menerima rangsangan dari luar. Pemberian rangsangan yang tepat pada masa kritis akan merangsang pertumbuhan otak yang optimal dan dapat meningkatkan pengetahuannya. Rangsangan yang diberikan pada penelitian ini adalah berupa penyuluhan dengan media flash card.

Penggunaan permainan dengan media flash card dalam penyuluhan yang dilakukan kepada siswa juga berdasarkan teori proses belajar sambil bermain, hal ini dilakukan karena pada usia 6-9 tahun masih membutuhkan bermain dan perkembangan kognitif siswa berada pada tahap pra-operasional sampai tahap konkrit yang ditandai dengan kemampuan berfikir dengan menggunakan lambang tertentu. Dengan adanya


(50)

proses belajar sambil bermain maka siswa dapat dengan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan tanpa terpaksa (Semiawan, 1998).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paramitha dan Pramono (2011) yang menunjukkan bahwa teknik KIE dengan permainan elektronik meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang PHBS dan penyakit menular.

Media flash card merupakan media yang sudah lama dikenal dan digunakan sebagai media visual untuk proses belajar dan mengajar karena memiliki empat fungsi media pembelajaran menurut Levi dan Lenz dalam Arsyad (2010) yaitu fungsi atensi (menarik), fungsi afektif (kenikmatan dalam belajar), fungsi kognitif (memperlancar pencapaian tujuan belajar), dan fungsi kompensatoris (mengakomodasikan siswa yang lemah belajar).

Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan dengan media flash card dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Sartika (2014) bahwa permainan edukatif seperti kartu bergambar (flash card) puzzle, alat menggambar, menggunting, menggambar, simulasi alat kebersihan diri dan bahan makanan meningkatkan skor pengetahuan anak tentang praktek kebersihan diri (p<0,05) dan makanan sehat bergizi (p<0,05).

5.2. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Siswa Kelas 1-3 Tentang Makanan Bergizi, Beragam, Berimbang, dan Aman

Menurut Purwanto (1993), sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Sikap adalah pandangan yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek. Dalam penelitian ini objek adalah pesan atau isi penyuluhan yaitu


(51)

makan makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman sedangkan penyuluhan merupakan stimulus yang diharapkan dapat memberi pengaruh terhadap siswa untuk bersikap dan berprilaku sesuai dengan pesan atau isi penyuluhan.

Berdasarkan analisis data menjelaskan bahwa penyuluhan gizi dengan media flash carddapat meningkatkan sikap siswa. Pada pre-testsikap siswa terbanyak pada tingkat sedang dan pada saat post-test, terjadi peningkatan pada sikap siswa, sehingga siswa pada tingkat baik dan tidak ada yang berada pada tingkat kurang baik. Dari pengujian dengan menggunakan paired sample t-test diketahui bahwa ada pengaruh penyuluhan gizi terhadap sikap siswa terhadap pemilihan makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman.

Peningkatan skor sikap siswa setelah penyuluhan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pulungan (2008) mengenai pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kecamatan Helvetia terbukti bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dengan leaflet maupun ceramah dengan film berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan dengan menggunakan media dapat menarik perhatian responden sehingga dapat diserap untuk meningkatkan pengetahuan responden yang secara tidak langsung mempengaruhi sikap responden.

Sikap siswa yang pada saat pre-test termasuk pada tingkat sedang, hal ini menunjukkan bahwa sikap siswa umumnya sudah cukup baik untuk memilih makanan bergizi, beragam, dan seimbang. Namun dengan dilakukan penyuluhan diharapkan sikap tersebut akan bertahan lama karena menurut Notoatmodjo (2007) perilaku yang


(52)

dilakukan atas dasar pengetahuan akan bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan.

Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2010) sikap yang terbentuk pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa komponen di antaranya adalah komponen kognitif yang berhubungan dengan kepercayaan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Dalam hal ini, sikap siswa terhadap pemilihan makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman dipengaruhi oleh kepecayaan yang didapatkan dari penginderaan terhadap gambar atau objek pada flash card yang telah dikenalkan selama proses penyuluhan. Oleh karena itu flash card mempermudah siswa untuk mengenal makanan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk gambar.

Namun pada pernyataan tentang makanan aman yaitu tentang kepedulian siswa untuk jajan di pinggir jalan, siswa tetap menjawab tidak peduli untuk tetap jajan disana. Hal ini berkaitan dengan komponen sikap yang dikemukakan Allport yaitu kehidupan emosional atau evaluasi responden terhadap objek artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. Dalam hal ini, sikap siswa terhadap pemilihan makanan bergizi dan berimbang dipengaruhi oleh rasa suka dan tidak suka yang diperoleh oleh pengalaman siswa tersebut. Siswa tetap memilih jajan dipinggir jalan karena merasa suka dan sudah menjadi suatu kebiasaan. Selain itu sikap ini juga dipengaruhi dengan ada tidaknya ketersediaan makanan aman yang ada di sekitar lingkungan siswa.

Tidak adanya kantin di dalam lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor siswa untuk mengkonsumsi jajanan yang tidak aman di luar sekolah dan menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa. Penyediaan kantin sekolah tidak hanya menjadi sarana


(53)

penyedia Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang sehat tapi juga menjadi determinan untuk perilaku memilih jajanan yang sehat dan aman.

Seperti yang dikemukakan oleh Newcomb, yang dikutip Notoatmodjo (2010) salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesedian untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi menggunakan media Flash Card lebih sering untuk menstimulus peningkatan pengetahuan dan sikap siswa terkait makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman.

Sikap siswa yang sudah baik setelah pemberian penyuluhan dapat menjadi perilaku yang baik bila memenuhi beberapa syarat determinan perilaku yang dikemukaan oleh Shenandu B Kar dalam Notoatmodjo (2010) antara lain diperlukan dukungan dari masyarakat sekitar, dalam hal ini guru dan orang-orang yang berada di linkungan sekolah untuk membatasi siswa membeli jajanan diluar dari lingkungan sekolah dan terus memberikan pengetahuan tentang makanan yang sehat, dan adanya situasi dan kondisi yang memungkinkan yaitu ketersediaan kantin sekolah yang bersih dan sehat.


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Terjadi peningkatan pengetahuan siswa setelah dilakukan penyuluhan dengan flash cardyang ditunjukkan dari peningkatan skor pre-testdan post-testsiswa. Skor pre-testberada pada tingkat kurang baik (67,2%), setelah dilakukan penyuluhan skor post-testmeningkat menjadi tingkat sedang (94,0%).

2. Terjadi peningkatan sikap siswa setelah dilakukan penyuluhan dengan flash card yang ditunjukkan dari peningkatan skor pre-testdan post-testsiswa. Hasil skor pre-testsikap siswa sebelum dilakukan penyuluhan berada pada tingkat sedang (70,2%), setelah dilakukan penyuluhan hasil skor post-testmeningkat menjadi tingkat baik (76,1%).

3. Penyuluhan tentang makanan bergizi, beragam, seimbang, dan aman dengan menggunakan flash card mempengaruhi pengetahuan dan sikap siswa kelas 1-3 sekolah dasar. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan yang berpengaruh positif antara pengetahuan dan sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluhan, sehingga penyuluhan dengan flash card dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa.

6.2. Saran

1. Kepada pelaksana bidang gizi di Puskesmas dan pihak sekolah untuk menggunakan flash cardsebagai media untuk memberikan pengetahuan gizi kepada siswa dengan desain yang dibuat semenarik mungkin.


(55)

2. Kepada pihak sekolah untuk menyediakan kantin sekolah agar siswa dapat merubah perilaku mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat dan aman di luar lingkungan sekolah menjadi perilaku mengkonsumsi jajanan yang sehat yang ada di dalam lingkungan sekolah.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, F, 2010, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Media Booklet Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Santri Tentang Kesehatan Reproduksi di Pesantren Darul Hikmah Dan Ta’dib Al Syakirin Di Kota Medan Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Almatsier, S, 2009,Prinsip Dasar Ilmu Gizi,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Anne, S, 2012, Efektivitas Penggunaan Media Flash Card dalam Meningkatkan

Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arsyad, A, 2010, Media Pembelajaran, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta.

BPOM RI. 2012. Laporan Semester 2 BPOM 2012. Badan Pengawasan Obat dan makanan RI 2012

Depkes RI 2005, Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah,Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI 2010, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Firdaus, K 2010, Efektivitas Permainan Flash Card Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Pra Sekolah di TK Sunan Pandan Aran Ngaglik Sleman Yogyakarta, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Fitriani, S, 2011,Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Haditono, 2004, Psikologi Perkembangan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Haryanto, 2002, Pola Makan Anak Sekolah,http://www.gizi.net diakses pada tanggal 12

November 2012 pukul 00.30 WIB.

Hastono, S.P, 2006, Basic Data Analysis for Health Research, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Hastuti, S, 1989, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Beringin Kabupaten Dati II Semarang Propinsi Jawa Tengah, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.


(57)

Iswaranti, 2007, Jajanan Di Indonesia Berkualitas Buruk, www.republika.co.id diakses tanggal 12 November 2012 pukul 00.20 WIB.

Kemenkes RI, 2002, Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan untuk petugas), Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Khairunnisak, 2008, Pengaruh Penyuluhan Sayur dan Buah Terhadap Pengetahuan Remaja Putri SMAN 1 Julok Kabupaten Aceh Timur NAD, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Khomsan, A 2010, Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kurniawan, N, 2008, Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, http://nhowitzer.multiply.com/journal/item/3 diakses tanggal 12 November 2012 pukul 23.25 WIB.

Liputo, N. I 2007, Menu Beragam Bergizi Dan Seimbang Untuk Hidup Sehat, Disampaikan Pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang, Universitas Andalas, Padang.

Lucie, 2005,Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ghalia Indonesia, Bogor.

Mubarak dan Iqbal, W., 2007,Promosi Kesehatan: sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Mutiah, K, 2012,Pengaruh Penggunaan Math Flash Cards Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Pada Materi Pokok Sudut Pusat dan Sudut Keliling Lingkaran Semester Genap di MTs Putri Sunniyah Selo Tahun Ajaran 2011-2012, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Notoadmodjo, S 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Cetakan Kelima, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmodjo, S 2007, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmodjo, S, 2010,Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi nya. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Pandiangan, T, 2005, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah Plus Audiovisual pada Pengetahuan dan Sikap Remaja SLTP di Tapanuli Utara, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


(58)

Paramitha,A, dan Pramono,M.S, 2011, Peningkatan Pengetahuan Anak-Anak Tentang PHBS Dan Penyakit Menular Melalui Teknik KIE Berupa Permainan Elektronik, Jurnal, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol-14, No.4: 311-319.

Pulungan, R, 2008, Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Purwanto, H, 1993, Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Riduwan, 2005, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian,Alfabeta, Bandung. Rohima, 2012, Peningkatan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui

Permainan Geometri Box Di Taman Kanak-Kanak Tunas Karya Padang Panjang, Skripsi, Universitas Negeri Padang, Padang.

Sartika, 2014, Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dalam Pemilihan Jajanan Sehat Menggunakan Alat Permainan Edukatif Ular Tangga, Artikel, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya.

Saragih, F, 2010, Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat Dan Gizi Seimbang Di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sari, N.C, 2008. Pengaruh Penyuluhan Kadarzi terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Kadarzi serta Pola Konsumsi Pangan pada Ibu Hamil di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok Tahun 2008. Skripsi FKM-USU. Medan.

Semiawan, C, 1998, Pendekatan Keterampilan Proses, Gramedia, Jakarta

Sitepu, A 2008, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Disertai Pemutaran VCD Dan Tanpa Pemutaran VCD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soekirman, 2000,Ilmu Gizi dan Aplikasinya, Direktorat Jendral, Jakarta. Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.


(59)

Suiraoka, 2012, Media Pendidikan Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Supariasa, I.D, Bakri, B., dan Fajar, I., 2002, Penilaian Status Gizi,EGC, Jakarta. Surana, T, 2004, Bagaimana Flash Cards Dan Dot Cads Mampu Meningkatkan

Kecerdasan Anak,dalam http://www.infobalitacerdas.comdiakses tanggal 05 November 2012, pukul 10.00 WIB.

Susilana dan Riyana, 2008, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, CV. Wacana Prima, Bandung.

Tedjasaputra, M.S., 2001, Bermain, Mainan, dan Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini, PT Gramedia Widiasaranan Indonesia, Jakarta.

Yusuf, S, 2005, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.


(1)

5. Flash cardmakanan aman dan tidak aman

Flash cardmakanan aman dan tidak aman berbentuk kartu segi empat dengan ada dua ujung lebih di atas dan bawahnya , dan hanya terdiri dari satu bagian depan saja yang berisi gambar dan keterangan gambar. Flash cardmakanan aman dan tidak aman terbagi atas dua bagian yaitu:

flash card makanan aman terdiri dari makanan yang dijual di tempat tertutup, makanan belum kadaluarsa, makanan berkemasan baik, makanan berwarna alami, makanan yang dibungkus dengan bahan aman, makanan yang tidak tercemar, makanan yang tidak berjamur, makanan yang tidak basi, makanan yang tidak dihinggapi lalat, makanan yang terbungkus.  Flash card makanan yang tidak aman terdiri dari makanan yang dijual di

pinggir jalan, makanan kadaluarsa, makanan berkemasan rusak, makanan yang berwarna mencolok, makanan yang dibungkus dengan Styrofoam, makanan yang berjamur, makanan yang basi, makanan yang dihinggapi lalat, makanan yang tercemar fisik.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6.9.flash cardmakanan yang tidak aman


(2)

(3)

Lampiran 7

Dokumentasi Penelitian

Siswa dibagi atas beberapa kelompok, dimana dalam satu kelompok terdiri dari 10-11 siswa. Penelitian dimulai dengan melakukan ceramah tentang makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman dengan menggunakan presentasi yang ditampilkan di layar papan tulis siswa.

Gambar 7.1. para siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kemudian dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah

Setelah melakukan penyuluhan, penyuluh memberikan setumpuk flash card kepada masing-masing kelompok lalu menyebutkan gambar pada flash cardsecara bergantian secara cepat, lalu menyuruh anak-anak untuk menyebutkan gambar flash cardsecara cepat juga.


(4)

Gambar 7.2. penyuluh memberikan setumpuk flash cardkepada kelompok lalu menyebutkan nama gambar flash carddan menyuruh siswa untuk menyebut gambar flash cardsecara cepat Setelah itu penyuluh mengajak siswa untuk bermain mengelompokkan kartu sesuai dengan nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Kartu dikelompokkan menjadi makanan mengandung karbohidrat, protein dan lemak, vitamin, dan mineral. Permainan ini dilakukan serentak dan diulangi sebanyak dua kali dengan diawasi oleh penyuluh di masing-masing kelompok.


(5)

Gambar 7.3. siswa diberi kartu kandungan gizi makanan dan setumpuk flash card lalu mengelompokkannya sesuai nilai gizinya.

Gambar 7.4. masing-masing siswa mendapat giliran untuk mengelompokkan makanan sesuai dengan nilai gizinya hingga akhirnya semua kartu terkelompokkan

Permainan mengelompokkan makanan juga dilakukan pada makanan aman dan tidak aman, penyuluh memberikanflash cardpada masing-masing kelompok lalu diajak untuk mengelompokkan kartu makanan ke kelompok aman dan tidak aman.


(6)

Gambar 7.5. siswa dalam masing-masing kelompok mengelompokkan kartu ke dalam kelompok makanan aman dan tidak aman


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

13 146 110

Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 8 110

Cover Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 16

Abstract Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 2

Chapter I Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 6

Chapter II Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 14 18

Reference Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

1 5 4

Appendix Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluhan - Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Beragam Seimbang dan Aman Dengan Menggunakan Flash Card Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Anak Kelas 1-3 SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2014

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN BERGIZI BERAGAM SEIMBANG DAN AMAN DENGAN MENGGUNAKAN FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK KELAS 1 – 3 SD ISLAM TITI BERDIKARI KECAMATAN MEDAN LABUHAN TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 13