Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

118 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Sasaran Jangka Menengah Renstra DPUP- ESDM Prop. DIY Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY Terjaganya kelestarian Lingkungan dan Kesesuaian Tata Ruang -Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan pemantauan -Penaatan Hukum Lingkungan Hidup belum berjalan dengan baik -Masyarakat Kabupaten Sleman masih kurang sadar akan lingkungan hidup dan perlu dilaksanakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. -Tersedianya peraturan perundangan di tingkat pusatkementerian -Potensi sumber daya alam -Dukungan program, kegiatan dan anggaran dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan pengendalian pencemaran lingkungan

3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Sleman diperlukan sebagai upaya sinkronisasi antara rencana tata ruang dengan rencana pembangunan. Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman, sinkronisasi tersebu bertujuan untuk mengintegrasikan antara rencana tata ruang wilayah dengan program dan kegiatan di bidang ke-PU-an dan perumahan. RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031 memiliki tujuan penataan ruang sebagai berikut : “Mewujudkan Ruang Kabupaten yang Tanggap terhadap Bencana dan Berwawasan Lingkungan dalam Rangka Menciptakan Masyarakat yang Sejahtera, Demokratis, dan Berdaya Saing”. Berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah tersebut, maka peran Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman lebih pada penyediaan infrastruktur wilayah yang mengarah pada penyediaan ruang yang tanggap terhadap bencana resilient dan berwawasan lingkungan. Lebih lanjut, tujuan penataan ruang Kabupaten Sleman dalam RTRW 2011-2031 diterjemahkan dalam 10 poin kebijakan penataan ruang wilayah, yaitu: 1. kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung geologi 2. Pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup 3. Pengembangan kawasan pertanian dalam rangka keamanan dan ketahanan pangan 4. Pengembangan kawasan pariwisata terintegrasi 5. Pengembangan kawasan pendidikan 6. Pengembangan industri menengah, kecil dan mikro yang ramah lingkungan 119 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis 7. Pengembangan kawasan permukiman yang aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan 8. Pemantapan prasarana wilayah 10.Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara Dari 10 kebijakan penataan ruang tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman memiliki peran dan fungsi yang cukup besar terhadap keberhasilan pencapaian seluruh kebijakan penataan ruang. Peran Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan mencakup bidang bina marga, cipta karya, Sumber Daya Air, perumahan dan pendataan, pembinaan dan pengawasan bangunan yang terkait secara langsung dengan 10 sepuluh kebijakan penataan ruang di dalam RTRW Kabupaten Sleman. Secara khusus, berkaitan dengan perwujudan poin kebijakan kesembilan, “pemantapan prasarana wilayah”, terdapat 2 dua strategi yaitu: 1. Memelihara dan mempertahankan fungsi jaringan prasarana wilayah 2. Mengembangkan prasarana transportasi masal Selanjutnya, penelaahan substansi rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana struktur dan pola ruang memuat informasi mengenai lokasi spasial yang akan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perumusan program dan kegiatan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman. Rencana struktur ruang sesuai dalam RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031 adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan sistem pusat kegiatan a. PKN kawasan perkotaan : Kecamatan Gamping Ds Ambarketawang, Ds Banyuraden, Ds Nogotirto, Ds Trihanggo, Kecamatan Godean Ds Sidoarum, Kecamatan Mlati Ds Sendangadi dan, Ds Sinduadi, Kecamatan Depok Ds Caturtunggal, Ds Maguwoharjo dan, DsCondongcatur, Kecamatan Ngemplak Ds Wedomartani, Kecamatan Ngaglik Ds Sariharjo, Ds Sinduharjo dan, Ds Minomartani b. PKW berada di Kecamatan Sleman c. PKL meliputi kawasan perkotaan kecamatan Godean, Prambanan, Tempel dan, Pakem d. PPK meliputi kawasan perkotaan Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati, Berbah, Kalasan, Ngemplak, Ngaglik, Turi dan, Cangkringan 2. Pengembangan sistem jaringan prasarana a. Jaringan Jalan 1 Jalan bebas hambatan Yogyakarta - Bawen Melewati Tempel, Turi, Pakem, Ngaglik, Ngemplak dan Yogyakarta - Surakarta Melewati Ngemplak, Kalasan 2 Jalan Arteri Primer 120 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis Yogyakarta - Semarang, Yogyakarta - Surakarta, Yogyakarta - Cilacap, Jalan lingkar perbatasan kabupaten simpang tiga Maguwoharjo dan simpang tiga Janti - Kabupaten Bantul 3 Jalan Kolektor Primer Jalan Yogyakarta simpang empat Kentungan – Kaliurang, Jalan Yogyakarta – Wonosari, Jalan Yogyakarta – Nanggulan simpang empat Demak Ijo – Kabupaten Kulonprogo, Jalan Prambanan – Piyungan simpang tiga Prambanan – Kabupaten Bantul, Jalan Tempel – Pakem – Prambanan, Jalan Tempel – Klangon simpang empat Tempel – Kabupaten Bantul, Jalan Yogyakarta – Pulowatu, Jalan Balangan – Kalibawang. 4 Jalan Lokal Jalan Yogyakarta – Kaliurang – Kota Yogyakarta simpang empat Kentungan, Jalan Yogyakarta – Nanggulan-Kabupaten Bantul simpang empat Demakijo, Jalan Yogyakarta – Pulowatu – Kota Yogyakarta simpang empat Nandan, seluruh jalan kabupaten di wilayah kabupaten b. Jaringan Jalan Kereta Api 1 Jaringan jalan kereta api Jakarta – Yogyakarta – Surabaya meliputi Stasiun Patukan di Kecamatan Gamping 2 Jaringan jalan kereta api Parangtritis – Yogyakarta – Borobudur meliputi Stasiun Sendang di Kecamatan Mlati, Stasiun Tridadi di Kecamatan Sleman, dan Stasiun Margorejo di Kecamatan Tempel c. Sistem Jaringan Irigasi, yaitu meliputi 2.082 Ha daerah irigasi di wilayah kabupaten Sleman. d. Sistem Pengendali Banjir 1 Peningkatan dan pengembangan bangunan pengendali banjir di Sungai Krasak sebanyak 23 sabo dam. 2 Peningkatan dan pengembangan bangunan pengendali banjir di Sungai Boyong sebanyak 56 sabo dam. 3 Peningkatan dan pengembangan bangunan pengendali banjir di Sungai Kuning sebanyak 16 sabo dam. 4 Peningkatan dan pengembangan bangunan pengendali banjir di Sungai Opak sebanyak 5 sabo dam. 5 Peningkatan dan pengembangan bangunan pengendali banjir di Sungai Gendol sebanyak 22 sabo dam. e. Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan 1 Sistem pelayanan air minum Berupa pengembangan jaringan air minum di kawasan koridor jalan arteri Yogyakarta – Surakarta - Kota Yogyakarta 2 Sistem jaringan air bersih 121 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis - Sistem air bersih perpipaan 85 melayani kawasan perkotaan dan 15 melayani kawasan pedesaan. - Sistem air bersih non perpipaan melayani kawasan di luar pelayanan sistem air bersih perpipaan. 3 Sistem pengelolaan prasarana drainase - Sistem pengelolaan prasarana drainase secara terpadu pada kawasan perkotaan - Sistem pengelolaan prasarana drainase yang berwawasan lingkungan, dengan drainase induk aliran : sungai Kuning, Sungai Tambakbayan, Sungai Gajahwong, Sungai Code, Sungai Winongo dan, Sungai Bedog. 4 Sistem pengelolaan prasarana air limbah - Pengembangan sistem pengelolaan prasaran air limbah secara terpadu kawasan perkotaan - Pengebangan sambungan rumah yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan prasarana pengolah air limbah - Pengembangan instalasi pengolah air limbah domestik dengan sistem komunal dalam kawasn permukiman dan perumahan - Sistem pengelolaan air limbah setempat terdapat pada setiap rumah tangga dengan satu unit pengolah sebelum dibuang ke badan air danatau diresapkan ke dalam tanah. 5 Sistem pengelolaan prasarana persampahan - Pengembangan tempat penampungan sampah sementara paling sedikit 40 buah di desa-desa di wilayah perkotaan - Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu meliputi: Kecamatan Gamping, Kecamatan Ngaglik dan, Kecamatan Sleman - Pembangunan tempat pemrosesan akhir sampah di Kecamatan Gamping untuk wilayah kabupaten bagian barat dan di Kecamatan Prambanan untuk wilayah kabupaten bagian timur 6 Sistem pengelolaan prasarana pengolah limbah B3 Penanganan limbah B3 baik setempat on-site atau terpusat off-site Setelah menelaah struktur ruang dan pola ruang, berikut identifikasi permasalahan berdasarkan telaah RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031 pada tabel 3.7 : Tabel 3.7. Komparasi terhadap Telaah RTRW Kab. Sleman 2011-2031 No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi DPUPKP Kab. Sleman Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 1. Rencana Struktur Ruang Pengembangan PKN; Pengembangan Belum disusunnya RTBL pada seluruh kawasan- kawasan yang ditetapkan sebagai PKN Terdapat kecamatan yang belum memiliki RDTR dan PZ sebagai basis penyusunan RTBL Tingginya investasi pada kawasan aglomerasi perkotaan yang juga berfungsi 122 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi DPUPKP Kab. Sleman Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong dan Pemantapan PKW; Pengembangan PKL; Pemindahan PPK; Pengembangan PPL; Pemindahan PPL sebagai PKN 2. Rencana Sistem jaringan transportasi darat Jaringan Jalan  Jalan dan jembatan kabupaten belum seluruhnya dalam kondisi mantap sesuai dengan target nasional  Adanya titik-titik kemacetan akibat tidak ada integrasi transportasi publik yang baik  Belum tersusunnya rencana sistem transportasi perkotaan terpadu ataupun rencana sistem transportasi regional  Database ruas jalan masih belum update karena keterbatasan SDM  Perlu kerjasama yang baik dengan Dinas Perhubungan dan BAPPEDA untuk menyusun sistem transportasi perkotaan  Perlu kerjasama yang baik dengan Pemerintah Kota Jogja dan Provinsi DIY untuk penyusunan rencana sistem transportasi regional 3. Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan jaringan air bersih, prasarana drainase, Prasarana Pengelolaan persampahan  Belum terpenuhinya akses air bersih 100  Belum ada sistem pengelolaan drainase terpadu sehingga banyak terjadi genangan, terutama di kawasan perkotaan dan permukiman padat  Belum ada analisis potensi genangan ataupun masterplan drainase Penyusunan masterplan baru dilakukan pada tahun 2017  Perlu kerjasama yang baik dengan PDAM  Perlu kerja sama masyarakat membuat sumur resapan  Cakupan layanan persampahan masih belum optimal  Kurangnya kesadaran masyarakat cth: membuang limbah rumah tangga ke saluran drainase  Terdapat kelompok- kelompok masyarakat yang berfokus pada pengelolaan sampah mandiri 4. Rencana Pola Ruang Kawasan peruntukan permukiman  Belum ada masterplan RTH perkotaan RTH publik  Belum terpenuhinya target 0 permukiman kumuh sehingga diperlukan upaya perbaikan lingkungan permukiman  Penyediaan lahan untuk RTH perkotaan maupun pengembangan perumahan baru cukup sulit  Terdapat SK Bupati tentang permukiman kumuh sebagai prioritas penanganan perbaikan lingkungan permukiman 5. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang  Belum optimalnya monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang  Keterbatasan data dan isntrumen pengendalian pemanfaatan ruang  Terdapat pembinaan dan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang dari Kementrian 123 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi DPUPKP Kab. Sleman Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 6. Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana Peningkatan, Pemeliharaan dan Pengembangan jalur evakuasi bencana; Peningkatan dan pengembangan barak pengungsi; Pembangunan hunian sementara; Pembangunan tempat hunian tetap; Pengembangan ruang terbuka; pengembangan ruang evakuasi penunjang - Belum ada penentuan jalan kabupaten yang ditetapkan menjadi jalur evakuasi - Kondisi jalan difungsikan untuk evakuasi dalam kondisi rusak karena masih digunakan untuk jalur angkut material - Keterbatasan dana - Penegakan aturan masih kurang Tersedianya pendanaan dari pusat 7. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan sumber daya air Masih terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang tidak berizin Adanya pertambahan jumlah penduduk; Kepemilikan tanah di masyarakat tidak luas Kabupaten Sleman sebagai Penyangga tanaman pangan dan daerah tangkapan air; Menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air Kesadaran masyarakat masih kurang; penegakan peraturan perundangan yang masih kurang Munculnya banyak industri yang sudah dilengkapi IPAL Instalasi Pengolah Air Limbah Masih banyak embung yang hanya dimanfaatkan untuk irigasi dan perikanan dan belum dimanfaatkan sebagai sarana air bersih Kebutuhan air bersih selama ini masih dicukupi oleh air permukaan; pengunaan mata air oleh masyarakat untuk kebutuhan air minum Masyarakat sudah memikirkan kebutuhan air mendatang; adanya Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan embung Masih adanya pelanggaran RTRW RDTR di kabupaten Sleman Adanya perkembangan penduduk dari penggunaan daerah sebagai tangkapan air hujan menjadi perumahan ; Kesadaran masyarakat yang masih kurang; Penegakan penertiban perundangan yang masih kurang Adanya pemberian kewenangan ke Kecamatan untuk mengawasi pelanggaran RTRW RDTR; Adanya peraturan perda yang mengatur RTRW di Kabupaten Sleman Masih terjadinya pelanggaran sempadan sungai Kesadaran masyarakat yang masih kurang akan peraturan perundangan Sumber Daya Air; Penertiban Pelanggaran Kepemilikan tanah di tebing lereng sungai menjadi hak milik; Regulasi pengelolaan SDA 124 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi DPUPKP Kab. Sleman Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong Sempadan sungai yang belum optimal dikarenakan kewenangan sungai pada pemerintah pusat yang mengakibatkan penanganannya menjadi lamban Sumber mata air kebanyakan masih dikuasai oleh penduduk sekitar Adanya anggapan sumber mata air untuk masyarakat sekitar; adanya UU desa yang menyebutkan mata air merupakan aset desa Adanya permintaan dari masyarakat untuk membangun mata air; adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan mata air sehingga di bentuk kelembagaan OPPE; Regulasi pengelolaan SDA Masih banyak mata air yang belum terkelola dengan baik dan sebagian lokasi mata air pada tanah milik penduduk Mata air yang ada di tanah hak milik tidak boleh dibebaskan oleh pemerintah Adanya kepedulian dan pemanfaatan masyarakat terhadap keberadaan mata air; adanya potensi mata air yang sudah terbangun Masih banyak bendung yang mempunyai endapan sehingga tidak berfungsi dengan sempurna optimal Banyak nya sedimentasi akibat material yang terbawa aliran sungai Pengangkatan sedimen secara berkala untuk meningkatkan daya tampung air dan sebagai pengendali banjir Banyaknya alih fungsi saluran irigasi sebagai drainase saluran hujan dan pelanggaran sempadan sungai Tidak adanya drainase lingkungan Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai keperluan Masih terjadinya genangan air pada lahan pertanian Kurangnya drainase pembuangan air hujan; kurangnya terpeliharnya saluran irigasi dan drainase Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai keperluan; adanya kegiatan Pemeliharaan saluran irigasi Masih banyak DI yang belum mempunyai pintu pengatur air Sulitnya mengatur alokasi air untuk irigasi; belum tercukupnya alokasi pemasangan pintu air di daerah irigasi Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai 125 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi DPUPKP Kab. Sleman Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong keperluan; adanya kegiatan Pemeliharaan saluran irigasi Identifikasi isu-isu strategis kemudian dipertajam dengan tinjauan kajian lingkungan hidup strategis KLHS. KLHS adalah rangkaian analisis analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau kebijakan, rencana danatau program. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah, dinyatakan bahwa KLHS wajib disertakan dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah yang berpotensi menimbulkan dampak dan atau resiko lingkungan hidup. Peninjauan KLHS dalam penyusunan rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman bertujuan agar programkegiatan yang diusulkan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman telah mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan. Peninjauan KLHS dalam penyusunan Renstra berupa kajian pengaruh rencana program dan langkah- langkah mitigasiadaptasi sebagai upaya meminimalkan potensi dampak terhadap lingkungan. Pada tinjauan KLHS dalam RPJMD Kabupaten Sleman, disebutkan program prioritas pada bidang sosial, fisik prasarana, dan ekonomi beserta pengaruh negatif program berikut rekomendasi mitigasiadaptasi. Terdapat 6 kajian dalam KLHS, yaitu 1 kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, 2 perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup, 3 kinerja layananjasa ekosistem, 4 efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, 5 tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, dan 6 tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Berdasarkan bidang kajian KLHS, terdapat beberapa aspek yang memiliki pengaruh terhadap bidang kerja Dinas Perkerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman. Aspek tersebut di antaranya adalah 1 pentingnya analisis daya dukung dan daya tampung dalam alokasi tata ruang Kabupaten Sleman, 2 tingginya laju konversi lahan pertanian ke lahan terbangun, serta 3 kurang optimalnya pengendalian tata ruang. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan yang berpusat pada aspek pengendalian tata ruang. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Kawasan Permukiman dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal ini dengan memberi prioritas pada program dan kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Di sisi lain, rencana program dan kegiatan yang bertumpu pada alih fungsi lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun contoh: pembangunan sarana ekonomi, pembangunan jalan dan 126 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis jembatan, serta pengembangan perumahan perlu dilakukan dengan konsep yang menekankan pada harmonisasi dengan alam dan diperketat pada proses perizinan kajian dampak lingkungan sebelum pembangunan tersebut dilaksanakan. Berikut tabel 3.8 yang menunjukkan identifikasi permasalahan berdasarkan analisis KLHS : Tabel 3.8. Komparasi terhadap Telaah KLHS No Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi DPUPKP Kab. Sleman Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 1. Analisis daya dukung terutama ketersediaan air tanah tidak mencukupi cenderung defisit dengan trend pertumbuhan lahan terbangun Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang RDTR dan PZ belum ada dan belum diPerdakan sehingga sulit untuk mengontrol pemanfaatan ruang  Proses legalisasi RDTR dan PZ cenderung lama  Keterbatsan kapasitas SDM untuk melakukan analisis daya dukung  Perda RTRW sebagai payung hukum pengendalian pemanfaatan ruang walaupun belum terlalu rinci  Moratorium pembangunan hotel dan apartemen sebagai bagian dari instrumen pengendalian 2. Tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim peningkatan suhu di daerah perkotaan dan peningkatan intensitas hujan  Jaringan drainase di Kabupaten Sleman belum dirancang untuk menghadapi kerentanan terhadap perubahan iklim  Sistem pengendalian pemanfaatan ruang belum memasukkan unsur adaptifitas terhadap perubahan iklim kemungkinan urban heat island dan perlunya masterplan sistem drainase Analisis tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim belum dilakukan karena keterbatasan SDM, data, dan teknologi Analisis tingkat kerawanan bencana telah mulai dilakukan 3 Normalisasi sungai yang tidak ramah lingkungan berpotensi mengganggu ekosistem sungai - Rusaknya ekosistem sungai Pemakaian bahan alat yang dapat merusak ekosistem sungai Penggunaan bahan alat yang ramah lingkungan 4 Berpotensi menimbulkan longsor, banjir, kekeringan dll - Terjadi genangan air di musim hujan - Alih fungsi saluran irigasi menjadi drainase - Pembuangan sampah di saluran irigasi dan drainase - Penutupan saluran - Meningkatkan pelaksanaan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi 5 Berpotensi menurunkan muka air tanah - Penurunan muka air tanah Pengambilan air tanah yang berlebihan - Pembatasan pengambilan air tanah - Konservasi air 127 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi DPUPKP Kab. Sleman Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong tanah 6 Berpotensi menyebabkan bencana kekeringan - Terjadi kekeringan didaerah rawan kekeringan - Pengambilan air tanah yang berlebihan - Terdapat suatu daerah yang potensi air nya kecil berkurang - Pengembangan sistem air minum di pedesaan - Pembuatan embung sebagai daya tampung air 7 Berpotensi merusak kelestarian kalau kewajiban pengelolaan lingkungan hidup tidak dilakukan -Hilangnya top soil akibat pengambilan material yang berlebihan -penurunan muka air tanah dalam jangka panjang akibat dari penggalian terlalu dalam - Banyak nya proses penambangan tanpa ijin - Penegakan hukum yang masih kurang terhadap pelaku penambangan - Sistem drainase konvensional Proses penambangan dilakukan dengan ijin dari instansi berwenang 8 Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan Pencemaran sungai Diperlukan sosialisasi dalam menjaga lingkungan - Adanya tanda peringatan dilarang membuang sampah limbah - Peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai 9 Langka terbatasnya SDA - Pengambilan sumber daya alam yang berlebihan - Langkanya potensi Sumber Daya Alam Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan Pembatasan pengambilan Sumber Daya Alam 10 Eksploitasi berlebihan terhadap sumber air yang berada di embung dapat menyebabkan krisis air pada lokasi yang berada di bawah embung tersebut - Krisis air di daerah hilir - Adanya keseimbangan antara air masuk ke embung dan air yang keluar dari embung - Pengangkatan sedimen secara berkelanjutan sehingga daya tampung air menjadi lebih besar - Eksploitasi air daerah bagian hulu - Erosi yang semakin besar pada permukaan tanah sehingga mempercepat sedimentasi embung - Pencemaran air berupa sampah limbah - Penggunaan konsep SDA secara berkelanjutan - Adanya dana dan peralatan mendukung pemeliharaan embung 128 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis