Telaah Renstra pada Kementerian PUPERA

111 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis PUPESDM dan Kementrian PUPERA tidak memasukkan indikator tersebut. Adanya perbedaan masing masing indikator dikarenakan adanya pembagian kewenangan antara Provinsi, Kabupaten dan Kementrian, Kemetrian PUPERA tidak menangani rehab pasca bencana, hanya melimpahkan mengucurkan dana mendukung alokasi anggaran untuk rehab pasca bencana. Pada Bidang Sumber Daya Air di Kabupaten Sleman dengan indikator Cakupan Ketersediaan air untuk Pertanian dapat tercapai sebesar 75,07 dari target sebesar 75 dikarenakan adanya dukungan bantuan dana diluar APBD seperti DAK, Dana Hibah, APBD Provinsi, ketersediaan juru, tenaga PHL dilapangan yang lebih memadai, masyarakat pengguna air yang kompetensi, ketersediaan dana operasional pemeliharaan pintu air, tersedianya cukup banyak sumber air yang layak mata air dan sungai. Pada Dinas PUPESDM Prov DIY dengan indikator Persentase luasan DI yang terlayani air irigasi dengan target sebesar 81,00 dan pada kementrian PUPERA dengan indikator Peningkatan layanan jaringan irigasi 244.962,37 ha; Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi 691.490,27 ha; Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi 3.345.174 ha. Adanya perbedaan indikator dikarenakan adanya pembagian kewenangan masing masing, dengan tetap mendukung pengelolaan sumber daya air yang optimal. Pada indikator Persentase ketersediaan air baku di Kabupaten Sleman dapat tercapai sebesar 68,32 dari target sebesar 65 dikarenakan tersedianya dukungan infrastruktur untuk pengelolaan air baku, partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan, adanya bantuan dana diluar APBD seperti DAK, Dana Hibah, APBD Provinsi, masyarakat pengguna air yang kompetensi dan adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan. Pada Dinas PUPESDM dengan indikator Peningkatan penyediaan debit air baku dengan target 1.600 ldt dan pada Kemetrian PUPERA dengan indikator Peningkatan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku dengan target 12 m3dtk; Pengembalian fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku dengan target 1,70 m3dtk; Terjaganya fungsi dan debit layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku dengan terget 57,88 m3dtk; Peningkatan kapasitas tampung sumber air dengan target – juta m3; Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air dengan target 766,40 juta m3; Terjaganya kapasitas tampung sumber air dengan target 15.969 juta m3; Jumlah konstruksi embung dan bangunan penampung air lainnya yang dilaksanakan 114 buah; Jumlah konstruksi embung dan bangunan penampung air lainnya yang direhabilitasi 182 buah. Adanya perbedaan masing masing indikator dikarenakan adanya pembagian kewenangan masing masing yang berbeda.

3.3.1 Telaah Renstra pada Kementerian PUPERA

Telaah renstra pada Kementrian PUPERA dilakukan dengan melakukan review terhadap sasaran jangka menengah Kementrian PUPERA dan identifikasi permasalahan yang dihadapi DPUPKP Sleman untuk mencapai sasaran tersebut. Identifikasi permasalahan juga mencakup identifikasi faktor penghambat dan pendorong. 112 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis Secara lebih detail, komparasi terhadap sasaran renstra Kementrian PUPERA dijelaskan pada tabel 3.5 berikut : Tabel 3.5. Komparasi terhadap Sasaran Renstra Kementrian PUPERA No Sasaran Jangka Menengah Kementrian PUPERA Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong Bidang Pendataan, Pembinaan dan Pengawasan Bangunan Jasa Konstruksi dalam rangka mewujudkan struktur usaha pelaku konstruksi yang kokoh, andal dan berdaya saing Sertifikasi yang belum sesuai kriteria Pihak ketiga kurang menganggap penting akan sertifikasi Potensi pembangunan yang tinggi membutuhkan kriteria sesuai dengan keahliannya Bidang Bina Marga 1 Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing Belum 100 jalan yang mengakses Sleman dalam kondisi mantab Keterbatasan dana penanganan jalan Tersedianya Dana DAK 2 Meningkatnya kemantapan jalan nasional Belum adanya pembatasan muatan ke jalan nasional Kurangnya regulasi dan penegakan Pendanaan dari pusat Bidang Perumahan dan Cipta karya 3 Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat; Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak; Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat  Belum terpenuhinya target 0 permukiman kumuh  Pengembangan perumahan layak huni terhambat dengan permasalahan pengadaan tanah  Belum terdapat peraturan pelaksanaan pengelolaan PSU  Permukiman kumuh yang perlu mendapat penanganan telah terpetakan SK Bupati  Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap revitalisasi kawasan  Dengan trend pertumbuhan area terbangun yang semakin pesat, ketersediaan air tanah diperkirakan berkurang bahkan defisit  Belum terpenuhinya target akses air bersih 100 Perlu kajian daya dukung air terutama jika trend pertumbuhan area terbangun semakin pesat di Kabupaten Sleman Kerjasama yang baik dengan PDAM dan ESDM Belum ada sistem pengelolaan proses dari perencanaan, pengaturan, pengawasan s.d pemeliharaan drainase terpadu sehingga banyak terjadi  Belum ada analisis potensi genangan ataupun masterplan drainase  Kurangnya kesadaran masyarakat cth: 113 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Sasaran Jangka Menengah Kementrian PUPERA Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong genangan, terutama di kawasan perkotaan dan permukiman padat membuang limbah rumah tangga ke saluran drainase Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman Belum terpenuhinya target 0 permukiman kumuh  Belum terdapat peraturan pelaksanaan pengelolaan PSU  Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap peningkatan infrastruktur permukiman Pengembangan perumahan layak huni terhambat dengan permasalahan pengadaan tanah  Moratorium pembangunan hotel dan apartemen termasuk rusun  Belum terdapat peraturan pengelolaan PSU  Permukiman kumuh yang perlu mendapat penanganan telah terpetakan SK Bupati  Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap revitalisasi kawasan Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan dengan sasaran program menurunnya kekurangan tempat tinggal Backlag dan menurunnya rumah tidak layak huni Harga tanah mahal; ketersedian lahan terbatas; nilai jual tidak seimbang dengan program program rumah murah Program FLPP Fasilitasi Likuiditas Pembiayaan Perumahan tidak dapat dilaksanakan karena belum adanya kawasan untuk perumahan MBR Adanya Rusunawa untuk MBR Bidang SDA Meningkatnya ketahanan air 17 Menigkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku -Belum optimalnya Perlindungan dan pelestarian sumber air berupa, embung dan mata air -Beberapa embung yang sudah terbangun tidak optimal dalam fungsi dan operasionalnya -Banyak sumber mata air yang belum terbangun karena keterbatasan anggaran -Ketidakjelasan akan kewenangan pengelolaan embung mata air sehingga menghambat upaya pengelolaan kelestarian sumber air -Degradasi Penurunan kualitas lingkungan di kawasan resapan air -Alih fungsi lahan konservasi menjadi area terbangun -Masih kurangnya fasilitasi dan kooordinasi pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air -Partisipasi masyarakat masih rendah -Belum optimalnya perlindungan tebing sungai -Belum optimalnya pembangunan -SDM yang berkomitmen tinggi -Regulasi pengelolaan SDA -Lembaga koordinasi SDA -Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan tampungan air -Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai 114 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Sasaran Jangka Menengah Kementrian PUPERA Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong tampungan air keperluan Meningkatnya Kapasitas Tampung Sumber sumber air peningkatan kapasitas tampung sumber air; Pengembalian fungsi dan kapasitas tampung sumber air; Terjaganya kapasitas tampung sumber air -Belum optimalnya Perlindungan dan pelestarian sumber air berupa, embung dan mata air -Beberapa embung yang sudah terbangun tidak optimal dalam fungsi dan operasionalnya -Banyak sumber mata air yang belum terbangun karena keterbatasan anggaran -Ketidakjelasan akan kewenangan pengelolaan embung mata air sehingga menghambat upaya pengelolaan kelestarian sumber air -Degradasi Penurunan kualitas lingkungan di kawasan resapan air -Alih fungsi lahan konservasi menjadi area terbangun -Masih kurangnya fasilitasi dan kooordinasi pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air -Partisipasi masyarakat masih rendah -Belum optimalnya perlindungan tebing sungai -Belum optimalnya pembangunan tampungan air -SDM yang berkomitmen tinggi -Regulasi pengelolaan SDA -Lembaga koordinasi SDA -Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan tampungan air -Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai keperluan 18 Meningkatnya kinerja layanan irigasi Peningkatan layanan jaringan irigasi; Pengembalian fungsi dan layanan jaringan irigasi; Terjaganya fungsi dan layanan jaringan irigasi -Banyaknya jaringan irigasi dalam kondisi rusak sehingga tidak dapat memberikan pelayanan kebutuhan air secara optimal -Masih ada sebagian jaringan irigasi yang bukan irigasi teknis semi teknis, non teknis dan tadah hujan -Masih banyaknya pelanggaran sempadan saluran irigasi dan alih fungsi saluran irigasi menjadi drainese saluran hujan -Keterbatasan SDM, baik kuantitas maupun kualitas terutama jumlah juru pengairan yang tidak seimbang dengan daerah irigasi yang harus dilayani -Pelaksanaan OP Jaringan Irigasi belum optimal -Kurangnya partisipasi masyarakat petani dalam pengelolaan Jaringan Irigasi -Belum optimalnya penyelenggaraan pengelolaan daerah irigasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupatenkota -Alih fungsi lahan pertanian -Konflik pemanfaatan air -Adanya kekurangan air untuk kebutuhan irigasi -Tidak seluruh masyarakat memahami dan mendukung pembangunan embung serta jaringan irigasi -SDM yang berkomitmen tinggi -Regulasi pengelolaan SDA -Lembaga koordinasi SDA -Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai keperluan 19 Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air Terbatasnya Ketersediaan embung dalam memenuhi kebutuhan air baku; Banyaknya embung yang kurang Sulitnya pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur SDA; Tidak seluruh Dukungan pemerintah pusat; Regulasi pembangunan infrastruktur 115 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Sasaran Jangka Menengah Kementrian PUPERA Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong berfungsi optimal; Masih banyaknya sumber airmata air yang berada di lahan pribadi yang dikuasai oleh pribadiswasta sehingga menyulitkan upaya pelindungan dan pengelolaannya Masyarakat memahami dan mendukung pembangunan embung baru; adanya permasalahan perizinan alih fungsi lahan milik pribadi untuk kepentingan embung; Belum jelasnya Regulasi yang mengatur tentang kewenangan pengelolaan embung antara pemerintah pusat dan daerah ; Kurangnya koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penyediaan dan pengelolaan Embung SDA; Kelembagaan Pengelola Sumber air OPPE Organisasi Petani Pengguna Embung dan OPPMA Organisasi Petani Pengguna Mata Air; Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan tampungan air; Sosialisasi kepada Masyarakat tentang pentingnya perlindungan dan pengelolaan SDA Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air Sifatnya penanganan darurat sehingga perlu penanganan lebih lanjut dikarenakan bukan kewenangan Pemkab, melainkan kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dan Pemerintah Pusat Kurang koordinasi dengan Pemerintah Pusat Balai Besar Penanganan darurat dari laporan masyarakat Meningkatnya pengendalian dan pengawasan Banyaknya bangunan yang belum berijin dan belum sesuai peruntukannya Lemahnya regulasi tentang penindakan bangunan tidak berizin Kesadaran masyarakat dalam memproses perizinan semakin meningkat Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas Masih banyak SDM yang belum mempunyai kemampuan dibidang tugasnya Jumlah PNS tidak seimbang dengan tugas pokok dan fungsinya Peningkatan kemampuan dan kualitas SDM Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas Kinerja Pegawai belum maksimal Banyak pegawai yang memasuki masa pensiun Pembinaan pegawai untuk peningkatan kinerja Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaaan umum dan perumahan rakyat Kurangnya pengetahuan dan keadilan untuk meningkatkan inovasi teknologi terapan bidang ke PU an Kurangnya tenaga ahli di bidang Teknologi Terapan Inovasi Teknologi terapan di Bidang ke PU an untuk meningkatkan kualitas dan efisien di pekerjaan sehingga semakin tumbuh dan berkembang Meningaktnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, Terdapatnya regulasi dan informasi publik -Regulasi memerlukan -Keterlibatan masyarakat dalam 116 DPUPKP KAB. SLEMAN 2017 -2021 Rencana Strategis No Sasaran Jangka Menengah Kementrian PUPERA Permasalahan Pelayanan DPUPKP Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong data dan informasi publik serta sarana dan prasarana yang belum optimal proses yang panjang -Kebutuhan masyarakat dalam memperoleh informasi publik masih melalui proses yang lama memperoleh informasi publik semakin meningkat -permasalahan yng terjadi di masyarakat semakin komplek sehingga perlu dilakukan perumusan regulasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Penaatan Hukum Lingkungan Hidup di Kabupaten Sleman belum berjalan dengan baik; Keterbatasan Anggaran untuk Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup terbilang masih terbatas; Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia SDM masih kurang dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Sleman Meningkatnya Pencemaran dan pembuangan SampahLimbah ke sungai Masyarakat, Dunia usaha, instansi vertical dan instansi lainnya sama-sama menjaga lingkungan sesuai kewenangannya

3.3.2 Telaah Renstra DPUP ESDM