Kultur Kepesantrenan Pembagian Jadwal Keseharian Sekolah dan Ma’had SMPIT Nurul

Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran berupaya membekali santri dengan kultur-kultur kepesantrenan, yaitu: a. Pendalaman ilmu agama tafaqquh fi al-Din b. Mondok muqim c. Kepatuhan tha’ah d. Keteladanan uswatun hasanah e. Kesalehan shahih f. Kemandirian I’timad ala al-nafs g. Kedisiplinan intidzom h. Kesederhanaan zuhd i. Toleransi tasamuh j. Rendah hati tawadlu’ k. Ketabahan shabr l. Kesetiakawanan ukhuwah

7. Pembagian Jadwal Keseharian Sekolah dan Ma’had SMPIT Nurul

Islam Tengaran NO JAM KEGIATAN 1 04.30-04.50 Shalat Subuh dan Dzikir 2 05.00-06.15 Setoran tahfidz Al Qur’an 3 06.15-07.00 Mandi, makan pagi dan kebersiahan kamar 4 07.30-13.40 Reguler KBM 5 13.40-15.00 Makan siang Istirahat 6 15.00-15.30 Shalat Ashar 7 15.30-16.10 Progam Bahasa Arab ekstra kurikuler 8 16.10-17.00 Mandi dan kebersihan kamar 9 17.00-17.45 Muraja’ah hafalan 10 17.45-18.30 Shalat Maghrib Tahsin Al Qur’an 11 18.30-19.00 Makan malam 12 19.00-19.30 Shalat Isya’ 13 19.30-20.15 Progam Bahasa Inggris conversation 14 20.15-22.00 Belajar mandiri kelompok 15 22.00-04.00 Istirahat malam 16 04.00-04.30 Shalat Tahajud persiapan shalat subuh

B. Temuan penelitian

1. Penerapan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran

tahun ajaran 20112012. Data yang berhasil dihimpun oleh penulis terkait pendidikan karakter di SMPIT Tengaran, didapatkan melalui wawancara kebeberapa sumber. Diantaranya, Waka kurikulum. Hasil wawancara secara khusus yang penulis lakukan kepada Kepala Sekolah pada tanggal 27 Mei 2012 mempunyai hasil sebagai berikut: “Pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran dilaksanakan secara continue mulai dari seekolahan hingga asrama atau ma’had. Mengenai media, banyak sekali yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan sesuai dengan topic pembelajaran. Diantaranya adalah LCD, buku panduan pembelajaran, study kasus, dan alat-alat peraga yang digunakan dalam metode drama. Kalau mengenai kesulitan itu pastilah ada dalam segala sesuatu hal, namun seorang guruustadz harus pintar- pintar menyikapinya. Diantaranya dalam pendidikan karakter ini adalah membutuhkan waktu yang relative lama dan sangat membutuhkan kemampuan guru yang inovatif dan kreatif dalam pembelajarannya. Kesulitan yang paling sering adalah terkendalanya pembelajaran karena karakter dari masing-masing siswa yang beragam. Untuk menyikapi kesulitan-kesulitan yang ada, pihak SMPIT terus memberikan pemahaman-pemahaman terhadap guru yang harus pintar menyikapinya masalah dengan memanfaatkan media yang ada”. “Untuk penerapan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran, semua guru diberikan buku panduan untuk melaksanakan kompetensi-kompetensi pembelajaran yang ada yang disitu sudah ada karakter-karakter yang menjadi fokus pembelajaran. Namun semua guru dalam melaksananakan pembelajaran banyak inovasinya. Akan tetapi tidak hanya cukup sampai disitu karena setelah KBM di SMPIT semua siswa melanjutkan kegiatannya di Ma’had yang semuanya berdasarkan pendidikan karakter. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran seringkali menggunakan media LCD untuk menyampaikan materi yang bisa berupa kisah-kisah, motivasi. Dan ada juga pemanfaatan media alam dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam penerapan pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah kemampuan dari masing-masing siswa yang tidak sama. Ada yang cepat menangkap materi pelajaran dan ada juga yang membutuhkan waktu dalam penangkapan materi pelajaran. Masalah yang sering muncul, kurang lebih sama dengan kesulitan-kesulitan yang di atas. Yaitu tingkat intelegensi siswa yang berbeda. Untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang ada, semua dewan guruustadz selalu membicarakan masalah- masalah yang ada dan semua masalah tersebut dicarikan solusi bersama oleh musyawarah. Penerapan pendidikan karakter di Ma’had Nurul Islam adalah melalui pembiasaan-pembiasaan tingkah laku seperti shalat berjamaah, kegiatan kebersihan, jam belajar malam, belajar kelompok dll. Kalau menyinggung media, pendidikan karakter di Ma’had Nurul Islam lebih banyak menggunakan media keteladanan dan kedisiplinan dalam meajalankan kegiatan. Kalau kesulitan, pastilah ada. Namun kesulitan