Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama SMP

menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional melalui penguatan penanaman pendidikan karakter di semua tingkat satuan pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.” Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Sumber: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional --UUSPN. Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan karakter di semua tingkat satuan pendidikan sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter 2010: pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, sekolah berhak menentukan arah dan gaya pendidikan karakternya sendiri-sendiri menyesuaikan kebutuhan dan tingkat prioritas masing-masing yang penting adalah sejalan dan mengacu pedoman dari pemerintah nasional. Selain itu, untuk tiap jenjang satuan pendidikan juga disesuaikan dengan arah tujuan hasil lulusannya. Untuk setingkat SMP MTs, pendidikan diharapkan mampu mencetak lulusan SMPMTs yang memiliki kapasitas sebagai berikut Hidayatullah, 2010: 7: 1. Intergritas moral 2. Kepedulian yang tinggi pada orang lain 3. Kemampuan bekerja dalam kelompok dan dapat menghargai peran serta kontribusi anggota kelompok 4. Kemampuan berinovasi dan berkreasi 5. Kemampuan sebagai landasan berpikir yang kuat dan lurus 6. Percaya kepada kemampuan seseorang 7. Landasan jiwa kompetensi 8. Menghargai keindahan 9. Rasa memiliki Indonesia Berhubung pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program kurikulum satuan pendidikan, program pendidikan karakter tingkat SMP secara dokumen diintegrasikan ke dalam kurikulum, mulai dari visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Sedangkan secara pelaksanaan, diintegrasikan melalui kegiatan belajar mengajar KBM, budaya kehidupan keseharian di satuan pendidikan, dan kegiatan ekstrakurikuler Dirjen Pendidikan Dasar, 2011: 19.

E. SMP Berbasis Pesantren SBP

SMP Berbais Pesantren SBP merupakan pelajaran model sekolah yang mengintegrasikan keunggulan-keunggulan sistem pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan keunggulan sistem pendidikan di pesantren. Pada tataran implementasinya, SPB merupakan modal pendidikan unggulan yang mengintegrasikan pelaksanaan sitem persekolahan yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan sains dan keterampilan dengan pelaksanaan sistem pesantren yang menitikberatkan pada pengembangan sikap dan praktik keagamaan, peningkatan moralitas dan kemandirian dalam hidup. Dasar Hukum SMP Berbasis Pesantren adalah kesepakatan bersama antara direktur pembinaan sekolah menengah pertama dan direktur pendidikan diniyah dan pondok pesantren tentang pengembangan sekolah menengah pertama berbasis pesantren nomor: 815C3ll2008 dan nomor: DT.I.III832008 tanggal 9 Mei 2008. Dengan adanya MOU dua kementrian diatas, maka Direktorat Pembianaan SMP bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu sekolah, dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu pesantren. Sampai saat ini sudah terdapat 112 SMP seindonesia yang telah diadvokasi sebagai sekolah berbasis pesantren. Tujuan dan hasil yang diharapkan dari SBP adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan model pendidikan unggulan yang integrative dan komprehensif dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. 2. Mengembangkan modal pendidikan yang berorientasi pada pencapaian keungguluna komparatif comparative advantages dan keunggulan kompetitif competitive advantages dalam menghadapi persaingan global. 3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan intelektual fikr, skill ‘amal dan moralitas zikr dan qalb. Mengembangkan model pendidikan yang berwatak plural dan multikultural, kesetaraan gender dan demokratis. Purwoko dan Chakim, 2011: 24-25.