LATIHAN RANGKUMAN SEJARAH KELOMPOK KOMPETENSI H

100 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN AUTENTIK MATA PELAJARAN SEJARAH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta dapat memanfaatkan hasil penilaian autentik pada mata pelajaran Sejarah SMASMK.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Mendalami konsep pemanfaatan hasil penilaian autentik. 2. Memanfaatkan hasil penilaian sikap mata pelajaran sejarah 3. Memanfaatkan hasil penilaian pengetahuan mata pelajaran sejarah 4. Memanfaatkan hasil penilaian keterampilan mata pelajaran sejarah

C. URAIAN MATERI

Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran Sejarah Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran Sejarah Indonesia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.

1. Konsep Pemanfaatan Hasil Penilaian Autentik Mata Pelajaran Sejarah SMAK

a Memanfaatkan Penilaian Kompetensi Sikap Secara umum, semua mata pelajaran memiliki tiga domain tujuan yaitu peningkatan kemampuan kognitif; peningkatan kemampuan afektif; dan peningkatan keterampilan berhubungan dengan berbagai pokok bahasan yang 101 ada dalam suatu mata pelajaran. Namun demikian, selama ini penekanan yang sangat menonjol, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam pelaksanaan penilaiannya adalah pada domain kognitif. Domain afektif dan psikomor agak terabaikan. Dampak yang terjadi, seperti yang menjadi sorotan masyarakat akhir- akhir ini, lembaga-lembaga pendidikan menghasilkan lulusan yang kurang memiliki sikap positif sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dan kurang terampil untuk menjalani kehidupan dalam masyarakat lingkungannya. Oleh karena itu, kondisi ini perlu diperbaiki. Domain kognitif, afektif, dan konatif atau psikomotor perlu mendapat penekanan yang seimbang dalam proses pembelajaran dan penilaian. Dengan demikian, penilaian sikap perlu dilaksanakan dengan sebaik- baiknya, dan hasil penilaiannya perlu ditindak-lanjuti. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian ratingscale yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Kompetensi sikap pada pembelajaran Sejarah Indonesia yang harus dicapai peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2. Guru Sejarah Indonesia dapat merancang lembar pengamatan penilaian kompetensi sikap untuk masing-masing KD sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang disajikan. Hasil observasidapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Contoh penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran Sejarah Indonesia. Penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran secara umum dapat dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai objek sikap sebagai berikut :  Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, guru perlu menilai tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkannya.  Sikap terhadap guru mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap guru, yang mengajar suatu mata pelajaran. Siswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru, akan cenderung mengabaikan hal-hal