UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
45
menang dalam Perang Dunia II tersebut. Namun ketika Sekutu belum datang ke Indonesia sehingga muncul Facum of Power maka kesempatan itu dimanfaatkan
dengan cermat oleh bangsa Indonesia untuk memerdekakan diri tanggal 17 Agustus 1945.
Namun sebelumnya perlu dikaju tentang konstitusi Indonesia yang dimulai dari “ hukum dasar” karya dokuritzu zyunbi cyoosakai Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan IndonesiaBPUPKI pada masa Pendudukan
Jepang. Mengenai badan penyelidik bentukan Jepang itu Muhammad Yamin, salah seorang dari anggota BPUPKI memberikan penjelasan dalam bukunya
yang berjudul Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Syahuri,2004:107-108, sebagai berikut.
‘Pada hari ulang tahun Raja Jepang, tanggal 29 April 1945 dibentuklah di atas
tanah, suatu
Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang: Dokuritzu Zyunbi Cyoo-sakai; Ketuanya Radjiman Wediodiningrat dan jumlah anggotanya
62 orang Indonesia…..Tugasnya jalah menyelidiki segala hal jang berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia, dan pekerjaani itu
berlangsung dalam suasanan Indonesia Merdeka kelak di kemudian hari.
Pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji kemerdekaan Indonesia oleh pemerintah Jepang kepada bangsa Indonesia yang dibahas dalam parlemen
Jepang. Janji ini disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang Kuniako Koiso yang diumumkan di depan upacara istimewa “the Imperial Diet” pada tanggal 7
September 1944. Janji ini dapat ditafsirkan bahwa pemerintah Jepang menarik
simpati pada semua elemen bangsa Indonesia agar rakyat Indonesai membantu pemerintah Jepang dalam menghadapi tentara Sekutu pada Perang Dunia II ,
karena diberbagai front pertempuran, tentara Jepang terbukti kewalahan menghadapi tentara Sekutu diberbagai tempat di Asia
Dari tanggal 28 Mei-1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan dua kali sidang pleno. Pada tanggal 1 Juni, Sukarno menyampaikan pidatonya untuk mengatasi
pertentangan antara pendukung negara sekuler dengan pendukung negara Islam. Dalam pidatonya, Sukarno mengemukakan Weltanschauung Indonesia,
yakni pandangan hidup dan politik, yang dianjurkannya sebagai dasar negara Indonesia, berupa lima sila, yaitu Nasionalisme,Internasionalisme atau
Perikemanusiaan, Demokrasi, Keadilan sosial, dan Ketuhanan. Kelima sila itu menjadi satu sebagai Pancasila Yamin dalam Nasution. 2001:11.
46
Untuk membahas sejarah ketatanegaraan Indonesia, titik tolaknya dimulai dari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Dengan kemerdekaan
tersebut berarti bangsa Indonesia telah menyatakan secara formal, baik kepada dunia luar atau kepada bangsa Indonesia sendiri, mulai saat dikumandangkan
kemerdekaan, bangsa Indonesia telah merdeka. Merdeka dapat diartikan bahwa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib bangsa dan tanah
airnya dalam berbagai bidang. Dalam hal ketatanegaraan, bangsa Indonesia akan menyususn negaranya sendiri. Berdirinya Negara Republik Indonesia
bersamaan dengan berdirinya tata hukum Indonesia beserta tata negaranya Joeniarto,1996:4-5. Prof. Mr. Muh Yamin menyebutkan bahwa proklamasi
sebagai sumber dari segala aturan hukum formal. Selanjutnya, konstitusi formal Indonesia sejak proklamasi adalah UUD 1945. Undang-Undang Dasar yang
telah disahkan ini secara resmi menggunakan istilah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indone
sia yang dikemudian hari dikenal sebagai “Undang- Undang Dasar 1945 atau UUD ‘45”. Naskah resmi dari UUD 1945 beserta
dengan “Penjelasan” , di kemudian dimuatkan untuk diundangkan sebagaimana mestinya di dalam Berita Republik Indonesia Tahun 1946 Tahun II No. 7
Joeniarto,1996:18. Meskipun demikian UUD 1945 yang didalam batang tubuhnya hanya terdiri
37 pasal bersifat sangat singkat dan supel, apalagi jika dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar negara-negara lainnya. Menurut penjelasan UUD 1945
ditegaskan, UUD 1945 hanya memuat garis-garis besar saja atau pokok-pokonya saja namun bersifat supel, untuk memberikan tempat kepada pemikiran-
pemikiran yang sesuai dengan dinamika revolusi saat itu. Namun demikian, meskipun dari namanya tidak menggunakan nama re
smi “ Undang-Undang Dasar Sementara”, tetapi sebenarnya UUD 1945 sejak semula oleh
Pembentuknya, dimaksudkan bersifat sementara Joeniarto,1996:40. UUD
1945 secara historis dinilai sebagai naskah UUD yang memang dimaksudkan bersifat sementara. Bahkan Bung Karno suatu hari menyatakan bahwa UUD
1945 adalah “revolutie grondwet dan “UUD kilat”, yang nantinya apabila keadaan sudah normal, dengan sendirinya akan diganti dengan UUD yang lebih
sempurna Muhammad Yamin dalam Asshiddiqie, 2005:6. Pasal 3 dan ayat 2 Aturan Tambahan memberi peluang dibentuk suatu
badan Permusyawaratan Rakyat, di mana antara lain bertugas menetapkan