Ruang Lingkup Saran Penggunaan Modul

8 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 SEJARAH KETATANEGARAAN DI INDONESIA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menunjukkan dinamika ketatanegaraan Indonesia UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945, berlakunya UUD RIS,berlakunya UUD Sementara 1950, Dekrit Presiden dan Kembali ke UUD 1945 dan UUD 1945 Hasil Amandemen, dengan baik.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menganalisis penerapan UUD 1945 di awal kemerdekaan 2. Menganalisis penerapan UUD RIS di Indonesia 3. Menganalisis penerapan UUD Sementara di Indonesia 4. Menunjukkan penerapan UUD 1945 setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 5. Menunjukkan penerapan UUD 1945 di masa Orde Baru 6. Menganalisis penerapan amandemen UUD 1945 di era reformasi

C. URAIAN MATERI

1. Tinjauan Umum Konstitusi

Istilah konstitusi berasal dari kata “constituer” dalam bahasa Perancis yang berarti “membentuk”, jadi konstitusi dapat diartikan pembentukan. Dalam hal ini yang dibentuk adalah suatu negara, maka konstitusi mengandung awal atau permulaan dari segala macam peraturan pokok mengenai sendi-sendi pertama untuk menegakkan pondasi fundamental dalam bernegara Syahuri ,2005:30. Konstitusi di samping bersifat yuridis, juga memiliki makna sosiologis dan politis. Secara umum, konstitusi dan negara merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Bahkan setelah abad pertengahan, terdapat pendapat bahwa, tanpa konstitusi, negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi dapat diartikan sebagai dokomen yang tertulis, yang secara garis besar mengatur kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif serta lembaga- lembaga negara penting lainnya. 9 Konstitusi dibedakan dengan undang-undang dasar karena konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari undang-undang dasar. Konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu konstitusi tertulis undang-undang dasar dan konstitusi tidak tertulis konvensi. Negara Inggris merupakan contoh sebuah negara yang tidak memiliki konstitusi tertulis Muhammad Tahir Azhari dalam Syahuri, 2005: 31. Secara umum, konstitusi dan negara sebagai dua lembaga negara yang tidak dapat dipisahkan. Setiap negara mempunyai konstitusi namun tidak setipa negara mempunyai undang-undang dasar. Inggris tidak mempunyai undang-undang dasar, namun bukan berarti negara tersebut tanpa konstitusi. Konstitusi Inggris terdiri dari berbagai prinsip dan aturan dasar yang berkembang selama berabad-abad dalam sejarah negerinyakonvensi konstitusi. Aturan dasar tersebut antara lain Magna Charta 1215, Bill of Right 1689 dan Parliamen Act 1911. Konstitusi lahir sebagai suatu tuntutan dan harapan masyarakat untuk mencapai suatu keadilan. Negara dan konstitusi didirikan untuk menjamin hak asasi masyarakat suatu bangsa. Negara yang menganut sistem negara hukum dan teori kedaulatan rakyat dalam konsep pemerintahannya menggunakan konstitusi atau undang-undang dasar sebagai norma hukum yang tertinggi di samping norma hukum yang lain. Undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis, merupakan dokumen formal yang pada umumnya berisi tentang: 1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau 2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa 3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun masa yang akan datang Negara yang konstitusional digambarkan sebagai lembaga negara dengan fungsi normatif tertentu, yakni perlindungan bagi hak-hak asasi manusia, serta pengendalian dan pengaturan kekuasaan. Pada umumnya, materi konstitusi atau undang-undang dasar mencakup tiga hal yang fundamental, yaitu: 1. Pertama, adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganya 2. Kedua, ditetapkannya ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental 3. Ketiga, adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan Pembagian dan pembatasan tugas lembaga negara, oleh Montesquieu dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan, yaitu: 10 1 Legislatif, pemegang kekuasaan membentuk undang-undang 2 Eksekutif, pemegang kekuasaan dibidang pemerintahan 3 Yudikatif, pemegang kekuasaan dibidang kehakiman Negara hukum yang demokratis, akan memegang tiga prinsip ini, yang dikenal dengan trias politika. Meski dalam perkembangannya dalam pemerintahan di dunia terdapat inovasi dan variasi dalam penerapan demokrasi, namun nilai-nilai yang ada tetap berdasar pada prinsip trias politika tersebut. Secara umum, konstitusi dan negara sebagai satu kesatuan karena di era modern seperti sekarang ininegara tidak mungkin terwujud tanpa adanya konstitusi. Konstitusi terwujud sebagai kebutuhan kenegaraan serta suatu tuntutan dan harapan masyarakat untuk mencapai tujuan. Antara negara dan konstitusi maka masyarakat atau rakyat akan menyerahkan hak-hak tertenut kepada penyelenggara negara. Konstitusi juga memiliki fungsi untuk mengorganisir kekuasaan agar tidak digunakan secara paksa dan sewenang- wenang Syahuri .2005:37. Di dalam gagasannya konstitusi atau undang-undang dasar tidak hanya memfokuskan pada pembagian kekuasaan seperti yudikatif, eksekutif dan legislatif namun kontitusi juga mempunyai fungsi khusus yaitu menentukan atau membatasi kekuasaan di satu pihak dengan cara melakukan perimbangan kekuasaan di antra lembaga negara serta adanya jaminan hak-hak warga negara terkait hak-hak asasi dan hak politik. Dalam perkembangannya, sering kali konstitusi berubah atau diamandemen dengan berbagai alasan. Namun perubahan konstitusi ini tentunya harus tunduk pada aturan dan ketentuan tentang tehnik dan prosedur perubahan konstitusi yang telah diatur dalam konstitusi ini sehingga pada umumnya setiap konstitusi mencantumkan ketentuan perubahan konstitusi di dalamnya. Tiap-tiap konstitusi dalam suatu negara mempunyai tata cara dan metode tersendiri. Menurut C.F Strong, ada empat prosedur perubahan konstitusi Mahkamah Konstitusi, 2007:244, yaitu: 1 Perubahan konstitusi melalui lembaga legislatif 2 Perubahan konstitusi yang dilakukan melalui referendum atau plebisit 3 Perubahan konstitusi melalui perjanjian dengan negara-negara bagian, khususnya bagi negara berbentuk serikat