Indikator Partisipasi Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Demokrasi

1 Partisipasi dalam pengambilan keputusan, terutama berkaitan dengan alternatif tujuan dari suatu rencana program. Partisipasi dalam pengambilan keputusan bermacam-macam seperti kehadiran dalam rapat, sumbangan pikiran, gagasan diskusi dan lain-lain. Dengan demikian partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif berasarkan musyawarah untuk mufakat. 2 Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana yang telah disepakati sebelumnya, baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan tujuan. Di dalam tahap pelaksanaan suatu program sangat dibutuhkan keterlibatan berbagai unsur, khususnya pemerintah dalam kedudukannya sebagai fokus atau sumber utama usaha peningkatan mutu. 3 Partisipasi dalam mengambil manfaat, yang tidak terlepas dari kualitas maupun kuantitas hasil pelaksanaan program yang bisa dicapai. Dari segi kualitas akan ditandai dengan adanya peningkatan output, sedangkan dari segi kuantitas dapat dilihat dari besar prosentase keberhasilan program yang dilaksanakan. 4 Partisipasi dalam evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atau ada penyimpangan. Partisipasi ini lebih mengedepankan tindakan preventif. Dengan demikian diharapkan pelaksanan suatu program dapat sesuai aspirasi masyarakat. Sedangkan menurut Sastro Poetro 1998, jenis-jenis partisipasi antara lain sebagai berikut : 1 Partisipasi buah pikiran yang diberikan dalam bentuk pemikiran, gagasan, rapat-rapat dan pertemuan, dll. 2 Partisipasi yang diberikan dalam bentuk uang atau kekayaan. 3 Partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga, mengemukakan ketrampilan atau ilmu yang dimiliki. 4 Partisipasi sosial yang diberikan semata-mata sebagai tanda paguyuban. Supaya berbagai jenis partisipasi dapat terwujud, maka masyarakat harus bergerak untuk berpartisipaasi. Smith dan Blustain Ndraha, 1990 mengemukakan bahwa masyarakat akan berpartisipasi jika : 1 Partisipasi dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah masyarakat. 2 Partisipasi memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan. 3 Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat. 4 Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh masyarakat.

c. Indikator Partisipasi

Partisipasi tidak sekedar fisik saja, selama ini ada kesan bahwa masyarakat dikatakan sudah berpartisipasi ketika sudah terlihat secara fisik, seperti mengikuti penyuluhan, mengikuti kerja bakti. Esensi yang terkandung dalam partisipasi sebenarnya tidak sesempit itu. Inisiatif dan sumbang saran dari warga masyarakat dikatakan sebagai wujud partisipasi. Tjokroamidjojo dalam Hempri 2003: 58 mengungkapkan bahwa kaitan partisipasi masyarakat dengan pembangunan sebagai berikut : 1 Keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat tersebut dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini terutama berlangsung dalam proses politik tetapi juga dalam proses sosial hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan masyarakat. 2 Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalampelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat berupa sumbangan dalam memobilisasi sumber-sumber pembiayaan dalam pembangunan dan lain-lain. 3 Keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan.Bagian-bagian daerah maupun golongan-golongan masyarakat tertentu dapat ditingkatkan keterlibatannya dalam bentuk kegiatan produktif mereka melalui perluasan dan pembinaan-pembinaan tertentu.

d. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Demokrasi

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan politik melalui Pemilu, khususnya masyarakat yang telah memiliki hak memilih akan menentukan dalam proses pembangunan politik tersebut. Menurut Margono dalam Yustina dan Sudrajat 2003, partisipasi masyarakat dalam pembangunan ialah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan, ikut kegiatan- kegiatan pembangunan dan ikut serta memanfaatkan serta menikmati hasil-hasil pembangunan. Partisipasi begitu penting dalam sebuah sistem politik demokrasi. Demokrasi itu sendiri mengasumsikan bahwa yang paling mengetahui tentang apa yang baik bagi seseorang adalah orang itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan partisipasi secara terus-menerus dari masyarakat untuk menunjukkan apa yang dianggap baik bagi dirinya. Upaya masyarakat untuk menunjukkan apa yang dianggap baik sesuai dengan aspirasi dan kepentingannya bisa dilakukan dengan melalui berbagai cara Asfar,2006: 13. Menurut Margono dalam Yustina 2003: 8, partisipasi dalam pembangunan dapat dibagi menjadi 5 lima macam, yaitu : 1 Ikut memberi input proses pembangunan, menerima imbalan atas input tersebut dan ikut menikmati hasilnya. 2 Ikut memberi input dan menikmati hasilnya. 3 Ikut memberi input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil pembangunan secara langsung. 4 Menikmati memanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut memberi input. 5 Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menikmati hasilnya. Dalam pembangunan politik yang menentukan arah bangsa dibangun, partisipasi masyarakat khususnya yang telah mempunyai hak pilih dalam Pemilu sangat penting. Karena dalam pembangunan dalam bidang apapun termasuk pembangunan politik melalui Pemilu, tanpa adanya partisipasi masyarakat, keberhasilan pembangunan tersebut tidak dapat dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat itu. Dengan demikian proses pembangunan itu dapat dikatan tidak berhasil. Seperti yang dikemukanan oleh Margono dalam Yustina dan Sudrajat 2003, bahwa ada tiga syarat yang diperlukan agar masyarakat berpartisipasi, yaitu adanya kesempatan untuk membangun kesempatan dalam pembangunan, kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan dan kemauan untuk berpartisipasi. Menurut Himawan S Pambudi 2003 : 60 yang berhubungan dengan partisipasi dan pemberdayaan, dalam bidang politik adalah menggerakan perubahan sedemikian rupa, sehingga dipenuhinya syarat minimal bagi sebuah kondisi baru. Syarat yang harus dipenuhi menyangkut dua hal utama, yakni 1 kepastian mengenai pengakuan hak-hak dasar rakyat untuk ambil bagian dalam proses politik; 2 adanya suatu kepastian mengenai mekanisme yang memungkinkan adanya kontrol dari masyarakat terhadap proses penyelenggaraan pemerintahan.

e. Partisipasi Politik

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilihan legislatif 2009 kecamatan tanah sareal kota Bogor

0 30 76

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Legislatif 2009 Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor

0 3 76

ANALISIS KERUANGAN BASIS PEMILIH PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DAN 2009 DI KABUPATEN Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang.

0 2 18

ANALISIS KERUANGAN BASIS PEMILIH PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DAN 2009 DI KABUPATEN Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang.

0 0 18

Pengaruh Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2015 (Studi terhadap perilaku pemilih di Desa Kepoh, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali).

0 0 17

Pengaruh Sosialisasi Politik Komisi Pemilihan Umum Kota Pematangsiantar Terhadap Minat Kelompok Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2014

0 0 15

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum

0 0 19

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

0 0 8

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 di Kelurahan Panyanggar Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tri Eva Juniasih

0 0 13