Persepsi pemilih terhadap Pemilu Legislatif 2004 Perilaku Pemilih Terhadap Pemilu Legislatif 2004

cclix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Persepsi pemilih terhadap Pemilu Legislatif 2004

Pengetahuan pemilih terhadap Pemilu Legislatif 2004 adalah untuk memilih partai politik dan wakil rakyat secara langsung, yang dianggap mampu mewakili suara kebutuhan masyarakat yang telah memilihnya. Pemahaman terhadap Pemilu Legislatif 2004 hanya dipahami oleh panitia pelaksana Pemilu, simpatisan partai politik, sedangkan sebagian masyarakat umum kurang memahami. Sikap dari berbagai kelompok masyarakat secara umum menyatakan setuju dengan Pemilu Legislatif, sedangkan sebagian kelompok masyarakat menyatakan tidak setuju, Pemilu dianggap tidak ada manfaatnya dan tidak seperti yang diharapkan. Tanggapan masyarakat secara umum menyatakan penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2004 sudah berjalan baik dan lancar meskipun sistemnya rumit dan membingungkan. Partai politik dan calon kurang melakukan sosialisasi terhadap program kerjanya ke masyarakat akibatnya kurang dikenal dan dipahami oleh masyarakat.

2. Perilaku Pemilih Terhadap Pemilu Legislatif 2004

Masyarakat menggunakan hak pilih sesuai dengan hati nurani karena mempunyai alasan, sebagai warga negara Indonesia, untuk mencari pemimpin, menyalurkan aspirasinya untuk memilih wakil rakyat langsung dan cclx menginginkan perubahan ekonomi yang lebih baik. Sebagian masyarakat tidak menggunakan hak pilih karena beberapa faktor seperti tidak diberi tahu dan tidak mau tahu, tidak terdaftar sebagai pemilih, tidak menerima kartu pemilih dari panitia Pemilu. Pemilih, bersikap pasif, tidak memahami manfaat Pemilu, ingin netral tidak senang berpolitik. Pemilih mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarga karena mempunyai pandangan calon cenderung memperkaya diri sendiri lupa dengan pemilih. Pemilih mencoblos partai dan calon karena mengikuti karena pertimbangan ikatan emosional pribadi, organisasi keagamaan, daerah asal calon, kultur atau budaya, dengan partai dan calon. Hubungan ikatan idiologis tidak muncul secara nyata. Sebagian masyarakat pemilih hanya memilih partai karena tidak mengenal calon tetapi lebih mempercayai partai.

3. Partisipasi Politik Terhadap Pemilu Legislatif 2004

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilihan legislatif 2009 kecamatan tanah sareal kota Bogor

0 30 76

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Legislatif 2009 Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor

0 3 76

ANALISIS KERUANGAN BASIS PEMILIH PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DAN 2009 DI KABUPATEN Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang.

0 2 18

ANALISIS KERUANGAN BASIS PEMILIH PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DAN 2009 DI KABUPATEN Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 Dan 2009 Di Kabupaten Magelang.

0 0 18

Pengaruh Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2015 (Studi terhadap perilaku pemilih di Desa Kepoh, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali).

0 0 17

Pengaruh Sosialisasi Politik Komisi Pemilihan Umum Kota Pematangsiantar Terhadap Minat Kelompok Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2014

0 0 15

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum

0 0 19

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

0 0 8

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 di Kelurahan Panyanggar Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tri Eva Juniasih

0 0 13