xxviii setiap siswa. Berkenaan dengan ini, apakah tipe gaya belajar siswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa? 4.
Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan oleh kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses belajar dan hanya
mengorganisir sendiri apa yang diperolehnya tanpa mengkomunikasikan dengan siswa lain. Berkenaan dengan hal ini, apakah keaktifan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa? 5.
Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam membentuk hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan aplikasipenerapan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berkenaan dengan hal ini, apakah penerapan
pengetahuan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa?
C. Pemilihan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka tidak semua permasalahan di atas dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya membahas
masalah dalam menentukan sebuah model pembelajaran dan gaya belajar siswa sesuai dengan pengidentifikasian nomor satu dan empat.
D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari apa yang menjadi tujuan
dilaksanakannya penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
xxix 1.
Model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah model pembelajaran struktural “Think-Pair-Share” untuk kelas eksperimen dan
model pembelajaran langsung untuk kelas kontrol. 2.
Gaya belajar yang dibicarakan adalah cara yang khas dalam belajar matematika, baik di rumah maupun di kelas. Seperti cara belajar yang
dilakukan di rumah maupun di sekolah. Gaya belajar ada tiga tipe yaitu gaya belajar auditorial, gaya belajar visual, dan gaya belajar kinestetik.
3. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini dibatasi pada prestasi belajar
matematika pada materi pokok bentuk akar, pangkat dan logaritma untuk siswa SMA kelas X semester ganjil.
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pemilihan masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran struktural “Think-Pair-Share” dapat
menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran langsung pada materi pokok bentuk akar, pangkat dan
logaritma? 2.
Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai gaya belajar tipe visual, auditorial, dan kinestetik pada materi pokok bentuk
akar, pangkat dan logaritma?
xxx 3.
Pada gaya belajar tipe auditorial, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara model pembelajaran struktural “Think-Pair-
Share” atau model pembelajaran langsung? 4.
Pada gaya belajar tipe visual, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara model pembelajaran struktural “Think-Pair-
Share” atau model pembelajaran langsung? 5.
Pada gaya belajar tipe kinestetik, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara model pembelajaran struktural “Think-Pair-
Share” atau model pembelajaran langsung? 6.
Pada kelas yang menggunakan model pembelajaran struktural “Think-Pair- Share”, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik
antara gaya belajar tipe auditorial, visual, dengan kinestetik? 7.
Pada kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara gaya belajar tipe
auditorial, visual, dengan kinestetik? Bertolak dari uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Struktural “Think-Pair-Share” pada Materi
Pokok Bentuk Akar dan Pangkat Ditinjau dari Gaya Belajar Matematika Siswa Penelitian Dilakukan di SMA Kabupaten Pati Tahun Ajaran 20092010”.
xxxi
F. Tujuan Penulisan