Model Pembelajaran Langsung Model Pembelajaran

xli

b. Model Pembelajaran Langsung

Proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan kecenderungan masih menggunakan model pembelajaran langsung. Dalam proses belajar mengajar semacam ini, model pembelajaran langsung cenderung masih belum dapat mengoptimalkan kemampuan siswa. Menurut Arends dalam Trianto 2007: 29 menyatakan bahwa, “model pembelajaran langsung adalah salah satu model mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Pengetahuan deklaratif dapat diungkapkan dengan kata-kata adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Istilah lain model pembelajaran langsung antara lain training model, active teaching model, mastery teaching, explicit instruction. Adapun ciri-ciri model pembelajaran langsung menurut Kardi Nur dalam Trianto 2007: 29 adalah sebagai berikut: 1 Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar; 2 Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran; dan 3 Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang xlii pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru. Menurut Kardi dalam Trianto 2007: 30 pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan. Sintaks Model Pembelajaran Langsung disajikan dalam 5 tahap sebagai berikut: Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Langsung Fase Peran Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Fase 3 Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik. Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. Trianto 2007: 31 Pada fase persiapan, guru memotivasi siswa agar siap menerima presentasi materi pelajaran yang dilakukan melalui demonstrasi tentang ketrampilan tertentu. xliii Pembelajaran diakhiri dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu mencoba memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau ketrampilan yang dipelajari ke dalam situasi kehidupan nyata.

c. Model Pembelajaran Struktural “Think-Pair-Share”

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL“THINK PAIR SHARE” PADA MATERI FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP SEMESTA

0 11 127

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN STRUKTURAL “THINK PAIR SHARE” PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 WONOSARI TAHUN PELAJ

0 8 57

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 2 64

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan K

0 2 19

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PBL BERBASIS THINK PAIR SHARE DAN MISSOURI Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Berbasis Think Pair Share dan Missouri Mathematic Project Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis

0 3 18

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PBL BERBASIS THINK PAIR SHARE DAN MISSOURI Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Berbasis Think Pair Share dan Missouri Mathematic Project Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis.

0 3 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Materi Pangkat Tak Sebenarnya (PTK pada Siswa Kelas IX SMP MUHAMMADIYAH

0 1 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Materi Pangkat Tak Sebenarnya (PTK pada Siswa Kelas IX SMP MUHAMMADIYAH

0 4 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MO

0 0 16

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DITINJAU DARI KECERDASAN SPASIAL SISWA | Tardi | 4829 10609 1 SM

0 0 12