cvii m13 vs m23
131,1025 0,0643 133,3197 15,2969
11,0500 Ho Ditolak
E. Pembahasan Hasil Analisis
Pada pembahasan hasil analisis, yang dimaksud dengan hipotesis adalah hipotesis pada penelitian.
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan diperoleh F
a
= 8,5258 3,84= F
tab
. sehingga F
a
merupakan anggota Daerah Kritik. Karena F
a
merupakan anggota Daerah Kritik maka H
0A
ditolak, ini berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi perlakuan model struktural
“Think-Pair-Share” dan siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran langsung. Berdasarkan rataan marginal pada siswa-siswa yang diberi model
struktural “Think-Pair-Share” adalah 79,4363 dan model pembelajaran langsung adalah 74,6672 jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran struktural
model “Think-Pair-Share” TPS menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung.sehingga dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar siswa-siswa yang diberi model struktural “Think-Pair-Share” memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa-siswa yang diberi model
pembelajaran langsung. Hal ini disebabkan karena model struktural “Think-Pair- Share” memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adanya interaksi antara siswa
melalui diskusi untuk menyelesaikan masalah yang akan meningkatkan ketrampilan siswa dan juga baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang
pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui gaya belajar belajar.
cviii Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model
pembelajaran struktural “Think-Pair-Share” menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada pokok
bahasan akar, pangkat dan logaritma.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
b
= 8,7913 3,00 = F
tab
, sehingga F
b
anggota Daerah Kritik. Karena F
obs
anggota Daerah Kritik maka H
0B
ditolak, ini berarti terdapat perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Selanjutnya dari uji lanjut pasca anava diperoleh DK= {F │F 6,00 }
dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. F
1-2
= 0,5262
Î
DK Hal ini berarti, tidak ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar
matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar matematika auditorial dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual.
b. F
1-3
= 17,1700
Î
DK Hal ini berarti, ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar
matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar matematika auditorial dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik.
c. F
2-3
= 12,886
Î
DK Ada perbedaan rataan yang signifikan antara prestasi belajar matematika pada
kelompok siswa dengan gaya belajar matematika visual dan prestasi belajar matematika pada kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik.
cix Berdasarkan data yang ada pada rataan marginal, uji anava dua jalan sel
tak sama dan uji lanjut pasca anava dapat disimpulkan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar auditorial sama baik dengan
prestasi siswa yang memiliki gaya belajar visual, siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dari prestasi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik,
dan siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih baik dari prestasi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
3. Hipotesis ketiga