orang, dan setiap orang tentu memiliki keinginan yang berbeda. Sehingga membuat setiap pesanan itu menjadi berbeda.
Dari permintaan-permintaan pelanggan tersebut juga Pak Dirman dan para anggotaperajin lainnya banyak belajar untuk membuat hal-hal yang baru.
Permintaan-permintaan tersebut menjadi salah satu sumber inspirasi bagi mereka dalam berkreasi.
4.4.3. Bonus
Pada umumnya orang akan senang membeli barang yang berkualitas dengan harga yang murah. Bahkan tidak jarang orang berusaha untuk memperoleh potongan
harga. Kita juga sering melihat sebuah toko yang ramai pengunjung ketika ada program diskon yang sedang berlangsung. Hal tersebut juga dilakukan oleh Pak
Dirman terhadap pelanggannya. Untuk hitungan tertentu, setelah kedua pihak sepakat, yang biasanya disebut proses tawar menawar, Pak Dirman mau memberikan
potongan harga atau bonus kepada pembeli. Untuk barang-barang yang besar, baik dari segi ukuran maupun harga, biasanya Pak Dirman melayani tawar menawar dari
pelanggan. Dari proses tersebutlah tidak jarang Pak Dirman mengurangi harga dari handycraft yang hendak dibeli tersebut. Di lain kondisi, Pak Dirman juga mau
memberikan bonus untuk pelanggannya. Misalnya seseorang sudah membeli banyak barang-barang kerajinan tangan Pak Dirman. Tanpa harus diminta pun beliau bisa
memberikan bonus berupa produk kerajinan tangan tradisional yang sepantasnya kepada pembeli tersebut secara gratis.
Dengan demikian, menurut pengakuan Pak Dirman bahwa dalam strategi usaha swadaya Kelompok Berkah Lidi meliputi strategi ekonomi, strategi
kreatifitas, strategi pemasaran dan strategi pelayanan kepada pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana diketahui strategi ekonomi meliputi strategi pemanfaatan barang bekas. Dalam strategi pemanfaatan barang bekas bahwaBarang bekas yang
digunakan untuk membuat produk-produk Bekah Lidi adalah barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar Kotapinang, Labuhanbatu Selatan.
Barang bekas tersebut adalah lidi kelapa sawit. Pemanfaatan barang bekas tersebut merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh Pak Dirman untuk menghemat
biaya produksi. Menurut beliau jika lidi kelapa sawit yang melimpah di Kotapinang dimanfaatkan dengan baik secara cuma-cuma, maka akan dapat
bernilai ekonomis. Selain itu dapat mengurangi penganguran dengan menjadi mata pencaharian tambahan bagi masyarakat setempat. Selain itu juga meliputi
nilai seni, nilai ekonomi dan nilai keuntungan. Dalam strategi kreatifitas terdapat strategi produksi. Strategi produksi
bahwa solusi memanfaatkan barang bekas yang menjadi salah satu strategi produksi beliau untuk menghemat biaya dan memanfaatkan sumber daya alam
SDA yang melimpah di Kotapinang, Labuhanbatu Selatan. Lidi kelapa sawit yang sudah bersih dibeli seharga Rp. 2.000 per kilonya, dapat diubah menjadi
kerajinan tangan yang menarik dan memiliki niali jual yang lebih tinggi dibandingkan harga bahan bakunya. Salah satu contoh adalah lampion duduk SBF
lidi kelapa sawit dikombinasikan dengan lampu dan wayar yang dijual seharga Rp. 45.000. Dalam strategi pemasaran, malalui media cetak, melalui wadah dari
PT PP LONSUM Sei Rumbia dan mengikuti pameran. Dalam strategi pelayanan kepada pelanggan meliputi pesan antar, permintaan request dan bonus.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang sama diungkapkan oleh Borden 2000 menyebut cara-cara memasarkan atau mempromosikan produk sebagaipromotion mix,yang terdiri dari
6 jenis. Namun dalam konteks usaha kecil, biasanya hanya digunakan empat jenis: personal selling melibatkan diri sendiri dalam penjualan, selas promotion
pemasaran dengan memberikan hadiah atau potongan secara langsung berdasarkan omzet penjualan, trade fairs and exibition pameran, dan
advertising menggunakan media seperti koran, majalah, brosur, poster, spanduk dan plang. Daya beli masyarakat juga merupakan kondisi sosial ekonomi yang
menjadi salah satu faktor eksternal bagi tumbuhnya prilaku wirausaha. Ada kecenderungan, semakin tinggi daya beli masyarakat, semakin tinggi prilaku
wirausaha dan sebaliknya. Pada masyarakat yang daya belinya tinggi, prilaku wirausahanya pun lebih berkualitas, terutama dalam dimensi manajemen
wirausaha.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Desa Perkebunan Sei Rumbia mempunyai bahan baku yang sangat memadai sebagai sumber inspirasi ide kreatif. Dengan alam beriklim subtropis
yang bersahabat, tanah yang luas serta alam yang indah sejak dahulu dikenal dengan icon kelapa sawit. Peluang emas ini dimanfaatkan oleh Pak Dirman dkk
sebagai usaha kecil menengah yang berbasis ekonomi kreatif. Sebagaimana diketahui bahwa lidi kelapa sawit biasanya hanya menjadi sampah atau bagian
tidak berguna dari pohon kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Namun, ditangan Pak Dirman lidi kelapa
sawit disulap menjadi barang yang bernilai ekonomis dan diminati banyak orang. Kelompok ini dalam menjalankan usahanya menggunakan baerbagai strategi
dalam pemanasaran produknya. Strategi pemasarannya seperti melalui media cetak, mengikuti pameran, pesan antar, permintaan memberikan bonus dan
lainnya. Sebagai suatu kelompok usaha, kegiatan ini dapat menjadi mata
pencaharian tambahan bagi masyarakat setempat, khususnya para pengrajin Kelompok Berkah Lidi. Mata pencaharian merupakan suatu aktivitas usaha yang
dilakukan oleh kebanyakkan orang untuk memenuhi hidupnya. Kebutuhan yang semakin meningkat, membuat para pengrajin kelompok ini mencari pekerjaan
tambahan.
Universitas Sumatera Utara