Menurut penuturan Bu Irma semakin banyak anak atau keluarga yang membantu mencari dan membersihkan lidi kelapa sawit ini, maka hasilnya akan
betambah banyak, paling sedikit penghasilan beliau seminggu bisa mencapai Rp. 100.000. Lidi kelapa sawit yang dikeringkan terlebih dahulu, dalam 1 kg apabila
dikeringkan beratnya akan menyusut, setelah kering biasanya berat lidi yang tadinya 1 kg menjadi 7 ons, udah gitu mengeringkannya juga lumayan lama
sekitar dua sampai tiga hari belum lagi kalau hujan akan lebih lama keringnya. Bu Irma juga mencari lidi ini tidak setiap hari, terkadang kalau beliau malas atau
capek, beliau tidak mencari lidi, menurut beliau cari lidi ini hanya sebagai matapencaharian tambahan bukan matapencaharian pokok, jadi beliau tidak
terlalu sering mencari lidinya.Dengan demikian, menurut pengakuan Bu Irma bahwa pekerjaan mencari lidi kelapa sawit sebagai mata pencaharian tambahan
sangat membantu perkonomian keluarga.
3.1.4. Bu Marini
Setelah selesai mewawancarai Bu Irma, penulis juga mewawancarai salah satu tetangganya yang bernama Bu Marini atau sering di panggil dengan Bu Rini.
Bu Rini lahir di Sei Rumbia tanggal 20 September 1982, suaminya bernama Pak Sugeng. Bu Rini merupakan ibu rumah tangga, beliau juga mencari lidi kelapa
sawit sama seperti Bu Irma. Pak Sugeng yang bekerja sebagai Satpam di perkebunan Desa Sisumut. Sepulang kerja, beliau mencari lidi kemudian
membawa pulang lidi tersebut untuk dibersihkan oleh Bu Rini. Sama seperti keluarga Bu Irma, terkadang Pak Sugeng sore hari kalau tidak ada kesibukan
Universitas Sumatera Utara
mencari lidi kelapas sawit bersama anknya, terkadang Bu Rini sendiri yang mencari lidi kelapa sawit sendirian.
Foto 13 Bu Rini Sedang Membersihkan Lidi Kelapa Sawit
Sumber : Dokumentasi pribadi tahun 2016
Lidi kelapa sawit yang diambil juga lidi yang sudah dijatuhkan oleh pemanen pekerja di perkebunan ini, Bu Rini mengatakan bahwa:
“Dari hasil membersihkan lidi ini lumayan juga lah uangnya dek, bisa buat uang jajan anak, membantu
ekonomi keluargalah dek, bukannya susah bersihkannya, ini juga kan kegiatan positif. Daripada
menggosip yang gak bener sama orang lain mendingan membersirkan lidi ini, dapat uang lagi”.
Bu Rini juga membersihkan lidi kelapa sawit ini waktu luang saja, tidak terlalu memaksakan pendapatan satu hari hasilnya berapa, yang terpenting waktu
luangnya tidak sia-sia. Bu Rini juga memnjual lidinya kepada Pak Kasirin, dan apabila Pak Kasirintidak memesan beliau juga menjualnya kepada mobil pick up
yang datang satu minggu sekali untuk mencari lidi kering sama seperti Bu Irma. Namun, Bu Rini lebih suka menjaul lidi kelapa sawit milik nya kepada Pak
Kasirin. Selain Pak kasirin merupakan tetangga beliau, harga jual lidi kelapa sawit
Universitas Sumatera Utara
lebih mahal dan tidak perlu dijemur. Setiap Pak Kasirin membutuhkan bahan baku lidi kelapa sawit untuk anyamannya, beliau langsung menemui Bu Rini untuk
membeli lidi kelapa sawit miliknya.Bu Rini mengatakan: “Ya hasilnya lumayan lah dek untuk satu minggu
ibu bisa dapat Rp. 60.000, jadi satu bulan itu bisa dapat Rp. 240.000. Itu baru satu bulan, kalau di
tabung terus kan hasilnya semakin banyak lagi, makanya ibu masih tetap mencari dan
membersihkan lidi kelapa sawit. Lagian enak juga karena tetangga juga ada beberapa yang mencari
lidi, jadi mobil pick up nya masih mau masuk ke sini”.
Dengan demikian, menurut pengakuan Bu Irma dan Bu Rini bahwa pekerjaan mencari lidi kelapa sawit sebagai mata pencaharian tambahan juga
sangat membantu perkonomian keluarga. Anggota keluarga Bu Rini seperti suami dan anak-anaknya juga ikut membantu beliau mengambil lidi kelapa sawit dan
membersihkannya. Dalam membantu ekonomi keluarga dengan mencari lidi kelapa sawit, peran keluarga sangat penting. Keikutsertaan anggota keluarga
seperti suami dan anak-anak membuat pekerjaan ini lebih efektif. Keluarga adalah unitsatuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil
dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang
melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.Saling bahu-membahu dalam membantu ekonomi ekonomi keluarga,
secara tidak langsung menciptakan kedekatan antar anggota keluarga, menumbuhkan nilai-nilai positif dan menciptakan kehangatan dalam keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang sama dijelaskan oleh F. Soe’oed 2012:90 bahwa keluarga besar berperan sebagai sistem sosial atau kelompok primer yang menjadi agen
sosialisasi. Mereka berperan penting dalam mentransmisikan nilai-nilai yang ada dalam keluarga kepada anggota-anggotanya. Keluarga yang sebgaian besar
anggotanya menjalankan kegiatan wirausaha akan mentransmisikan kegiatan yang sama pada anggotanya. Namun demikian, selain melalui bakat yang diturunkan
secara genetis faktor nature, profesi dan prilaku wirausaha juga dapat diperoleh melalui proses belajat faktor narture atau gabungan dari keduanya. Secara
tradisional, wirausahawan yang berhasil akan menurunkan profesi serta segala perangkatnya kepada anak atau saudara terdekat mereka. Dengan demikian, secara
tidak disadari proses sosialisai pekerjaan dari orang tua kepada anak. Atau antargenerasi, telah terjadi dalam keluarga. Itulah mengapa dukungan dari
keluarga bisa membentuk prilaku wirausaha yang berkualitas tinggi
23
23
Ibid Hal 14
.
3.2. Peralatan Pembuatan Anyaman