Sejarah Berdirinya Berkah Lidi

bekerja di PT PPP LONSUM LONSUM Sei Rumbia Estate di Dusun 84, Desa Rumbia, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Saat itu ada lowongan pekerjaan, selama tiga minggu beliau bekerja di bagian pegawai harian tetap setelah itu diangkat sebagai SKU. Awal beliau bekerja di perusahaan ini sebagai tukang deres karet, dimana perusahaan ini terdiri atas karet dan kelapa sawit, terkadang kalau dibutuhkan untuk menyinso beliau kerjakan juga. Pak Sudirman menderes sampai awal tahun 2009, kemudian beliau menjadi satpam sampai tahun 2010, tahun 2011 beliau bekerja dibagian kantor bagian logistik atau bagian material barang perusahaan. Pada tahun 2013 di khususkan pihak perusahaan untuk pengembangan kerajinan tangan lidi kelapa sawit.

2.2.1. Sejarah Berdirinya Berkah Lidi

Pada tahun 2011 Pak Sudirman pergi jalan-jalan ke daerah Bandung dengan suatu organisasi yang dipimpinnya, organisasi lokal yang jaringannya internasional. Organisasi tersebut bernama Pergerakan Buruh Perkebunan Independen.Terkadang, Pak Dirman melakukan pertemuan dalam organisasi yang dipimpimnya, seperti diJakarta, Bogor dan tahun 2011 kemaren di Bandung. Selesai pertemuan mereka biasanya membentuk tim atau kelompok diberikan dan untuk refreshing kemana pun mereka mau sebelum waktunya pulang. Kebetulan, saat itu Kelompok Pak Dirman memilih ke tempat makan restoran besar. Di sana, beliau melihat semua wadah makananya terbuat dari kerajinan tangan lidi kelapa biasa atau pohon kelapa makan atau jawa. Melihat hal tersebut, beliau merasa tertarik akan bentuknya yang unikdan berfikir alangkah bagusnya dikembangkan di Sumatera Utara. Dengan bahan baku lidi kelapa sawit yang melimpah Universitas Sumatera Utara diSumatera Utara khususnya Labuhanbatu Selatan, yang merupakan penghasil kelapa sawit terbesar se-Indonesia dan akan sangat bagus dikembangkan dan akan maju karena produk tersebut masih sangat langkah. Pak Dirman langsung mengambil satu piring kerajinan tersebut dengan niat membelinya, namun tidak diperboleh oleh pihak restoran. Ketika pihak restoran bertanya untuk apa di beli, Pak Dirman langsung menjawab untuk belajar membuat sendiri. Dikarenakan untuk belajar, Pak Dirman dikasih 3 produk piringnya secara gratis. Produk kerajinan tersebut berupa piring tempat makan, yang kemudian dibawa pulang oleh Pak Dirman. Beliau mulai penasaran dengan produk tersebut. Pak Dirman pun membuka atau membongkar satu produk piring tetapi beliau belum mengerti. Sampai akhirnya beliau membuka piring lalu mempelajarinya sampai beliau mengeri dan bisa memperaktekkannya dengan lidi kelapa sawit. Dahulu Pak Dirman tidak berfikir ide ini bisa menjadi omset besar artinya tidak berfikir ekonomi, melainkan hanya sekedar hoby dalam hal kerajinan. Saat itu untuk permulaan beliau membuat produk kerajinan ini berbentuk piring. Kemudian dengan ide kreativitas, beliau dan istri menjadi berkembang seperti tempat nasi, tempat buah, tempat sendok, mangkok buah besar dan lain-lain. Melihat produknya semakin bertambah Pak Dirman mengajarkan ilmu yang beliau miliki kepada orang lain. Awalnya kepada anak-anak remaja sekitar rumahnya. Namun karena masih remaja, mereka tidak berfikir produksi. Jadi tidak dikembangkan oleh mereka. Tetapi, ada juga orang tua anak remaja tersebut yang senang dan tertarik akan produk lidi kelapa ingin belajar kepada beliau. Produk Universitas Sumatera Utara kerajinan ini beliau berikan kepada tetangga, saudara, teman-temannya, dan kepada orang-orang yang beliau kenal yang mempunyai ideologi untuk kemajuan, seperti diberikan ke kantor Dewan, kantor Kepala Desa. Beliau tidak memberi tarif harga. Tetapi, kalau ada yang memberi uang dia ambil kalau tidak ada tidak masalah. Pada suatu hari, Pak Dirman ditantang oleh kantor Dinas untuk membuat bentuk baru, yaitu tempat buah berbentuk motor atau truk. Dengan bantuan istrinya, produk tersebut bisa dibuat dengan bagus. Tempat buah berbentuk motor atau truk tersebut diperkenalkan oleh Bupati Labuhanbatu Selatan. Melihat produk tersebut, respon Bupati kepada Pak Dirman sangat bagus. Beliau langsung disuruh untuk mengembangkan produk-produk tersebut. Saat itu Pak Dirman diberi uang oleh Bupati atas nama ia pribadi bukan atas nama pemerintah. Dana tersebut sebesar Rp 5.000.000 untuk mengembangkan usaha beliau. Dari dana tersebut, Pak Dirman mengajak anak- anak remaja setempat setiap malam minggu di rumah beliau untuk belajar membuat produk tersebut. Terkadang, Pak Dirman membelikan makanan dan minuman untuk mereka, bahkan yang suadah bisa membuat produk tersebut beliau kasih uang. Ada kalanya lidi yang dicari oleh remaja-remaja tersebut beliau bayar, untuk menambah semangat mereka. Hingga akhirnya, dana yang diberikan oleh Bupati sedikit demi sedikit bartambah. Beliau juga memperkenalkan produk Berkah Lidi daerah Labusel. Tepatnya diDinas Pendidikan, kantor Kepala Desa sei Rumbia, Disperindag ada event provinsi dan kabupaten, acara ulang tahun koperasi, pemdes yaitu PTG pameran teknologi tepat guna dan setiap ada event-event dari pemerintah, Universitas Sumatera Utara prosuk Berkah Lidi diikutsertakan. Seiringan dengan itu, produk kerajinan tangan tradisional beliau yang di Kantor Kepala Desa di lihat oleh Kak Irma dan Kak Dian yang bekerja di Rumah Pintar Rumpin. Kak Dian sebagai ketua Kordinasi Rumpin,apabila ada acara bukan melalui manejer perusahaan ini tetapi langsung ke Pusat perusahaan LONSOM di Medan. Saat itu,Kak Irma bertanya kepada Kepala Desa siapa yang membuat produk tersebut. Setelah diberitahu bahwa itu adalah karya Pak Dirman, Kak Irma langsung menelepon Pak Dirman untuk memastikan kebenarannyainformasi tersebut. Setelah menghubungi Pak Dirman, Kak Irma langsung memberitahu kepada pihak perusahaan atas karya beliau. Respon dari pihak perusahaan pun sangat bagus, khususnya menejer perusahaan yang sangat tertarik dengan produk beliau. Pihak perusahaan mengijinkan produk-produk Pak Dirman diletakkan di bagian perusahaan sebagai bentuk hiasan dinding. Jadi ketika tamu perusahaan dari luar datang, mereka melihat produk tersebut. Apabila ada yang tertarik bisa langsung dipesan oleh pak Dirman. Dengan diketahuinya bantuan dari perusahaan tersebut, beliau senang karena karyanya masih ada yang mendukung dan diminati orang lain. Kemudian, Pak Dirman dianjurkan mengikuti pameran di Jakarta yang mewakili dan mengisi stand Indofood karena perusahaan ini merupakan anak prusahaan Indofood. Pak Dirman dan kawan-kawan langsung memperaktekkan cara membuat kerajinan tangan lidi kelapa sawit tersebut atau yang dikatakan dengan demo. Dalam acara tersebut Pak Dirman mendapat juara dua, atas keberhasilan beliau tersebut kabarnya langsung sampai ke perusahaan. Universitas Sumatera Utara Peresmian Rumpin pertama di Bagerpang, Deli Serdang yang dihadiri oleh Bu Ani Yudhoyono. Meraka meminta produk-produk kerajinan tangan Pak Dirman dipamerkan di sana yang dibawakan oleh Kak Irma. Respon mereka pun sangat bagus melihat produk kerajinan tangan tersebut. Saat peresmian Rumpin yang kedua di Pulau Rambong, dihadiri oleh Bu Oke Hatarajasa. Saat itu, Pak Dirman mengikuti acara tersebut dan produk kerajinan tangan beliau juga dipamerkan di sana. Mereka juga membawa tim dari Jakarta tentang kerajinan juga. Peresmian Rumpin yang ketiga di Dolok Batu Bara, di sana kerajinan tangan Pak Dirman juga diikut sertakan dalam pameran. Kemudian peresmian Rumpin yang ketiga di Sei Rumbia Kotapinang, Labuhanbatu Selatan. Akhirnya pada tahun 2013 juga saat Rumpin yang ke empat di Sei Rumbia sudah dibangun. Pak Dirman dipekerjakan di Rumah Pintar Rumpin dengan fokus mengembangkan produk-produk kerajinan tangan tradisional miliknya. Namun beliau tetap digaji sesuai gaji beliau sebelumnya, hanya saja beliau difokuskan mengembangkan produk tersebut 15 15 Ibid hal 34-35 . Sebagaimana diketahui rumpin adalah binaan LONSUM untuk karyawan perusahaan yang dibangun melalui program Solidaritas Istri Kabinet Bersatu SIKIB. Menurut penuturan Pak Dirman bahwa SIKIB tidak ada memberikan bantuan berupa dana kepada Kelompok Berkah Lidi, namun bantuan yang beliau rasakan adalah dengan dibangunnya rumpin melalui SIKIB beliau bisa mengembangkan kerajinan lidi kelapa sawit miliknya. Pak Dirman juga mengatakan bahwa beliau selama ini belum ada menerima bantuan dana dari pihak manpun. Universitas Sumatera Utara Dari pihak perusahaan sama sekali tidak menerima uang dari Pak Dirman, pihak perusahaan berkata bahwa suatu saat apabila produk ini maju dan berkembang ingat bahwa ada pihak perusahaan yang mewadahi dan membantu beliau. Itu saja harapan dari pihak perusahaan kepada Pak Dirman. Mendengar hal tersebut beliau semakin semangat mengembangkan produk kerajinan tangan tradisioanl ini, sampai akhirnya beliau mengajak kawan-kawan dan tetangganya yang sudah beliau ajari sebelumnya untuk membentuk Usaha sebagai syarat untuk mengikuti berbagai pelatihan. Setelah semua berkas syaratnya di urus,kelompok ini diberi nama Berkah Lidi sehingga memiliki izin usaha PO. Berkah Lidi. Diberi nama Berkah Lidi karena Pak Dirman menganggap bahwa dari lidi kelapa sawit ini membawa berkah buat beliau. Artinya selain beliau dikenal banyak orang, dari produk ini juga bisa membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran serat dapat membantu perekonomian keluarga sebagai mata pencaharian tambahan.

2.2.2. Perkembangan Kelompok Berkah Lidi

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Salak di Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan (1970 – 200)

10 134 104

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Etek Dalam Kebudayaan Mandailing Di Desa Marisi, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan

2 93 108

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 19

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 1

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 1 29

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 2 61

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 3

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 2