Dari pihak perusahaan sama sekali tidak menerima uang dari Pak Dirman, pihak perusahaan berkata bahwa suatu saat apabila produk ini maju dan
berkembang ingat bahwa ada pihak perusahaan yang mewadahi dan membantu beliau. Itu saja harapan dari pihak perusahaan kepada Pak Dirman. Mendengar hal
tersebut beliau semakin semangat mengembangkan produk kerajinan tangan tradisioanl ini, sampai akhirnya beliau mengajak kawan-kawan dan tetangganya
yang sudah beliau ajari sebelumnya untuk membentuk Usaha sebagai syarat untuk mengikuti berbagai pelatihan. Setelah semua berkas syaratnya di urus,kelompok
ini diberi nama Berkah Lidi sehingga memiliki izin usaha PO. Berkah Lidi. Diberi nama Berkah Lidi karena Pak Dirman menganggap bahwa dari lidi kelapa sawit
ini membawa berkah buat beliau. Artinya selain beliau dikenal banyak orang, dari produk ini juga bisa membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran serat
dapat membantu perekonomian keluarga sebagai mata pencaharian tambahan.
2.2.2. Perkembangan Kelompok Berkah Lidi
Awalnya Usaha Swadaya Berkah Lidi ini didirikanoleh Pak Dirman mendapat ejekan dari masyarakat setempat. Saat itu beliau menggeluti usaha ini
dengan pendapatan dan penghasilan yang belum pasti. Sedangkan tetangga- tetangga lainnya setelah pulang bekerja, kebanyakkan darimereka bekerja lagi div
III sebagai Reflanting untuk menambah penghasilan mereka. Penghasilannya pun mencapai Rp 60.000 per hari, sehingga saat gajian mereka mencpai Rp 2.000.000
– Rp 3.000.000 per bulan. Hal ini juga menjadi komplen dalam rumah tangga Pak Dirman.Istrinya mengeluh masalah ekonomi,karena setiap pulang bekerja dan
waktu luang Pak Dirman hanya mengerjakan produk lidi kelapa sawit satiap
Universitas Sumatera Utara
harinya yang belum tau pendapatan dan penghasilannya berapa. Sampai istri Pak Dirman berkata kepada beliau “kalau memang bisa kaya dari situ, saya rela.
Tengok suami-suami orang lain itu kerja di Reflantingasal gajian nanti Rp 2.000.000 – Rp 3.000.0000per bulan. Namun hal tersebut tidak ditanggapi oleh
Pak Dirman, beliau tetap memilih fokus pada produk kelapa sawit yang digelutinya, Pak Dirman berfikirbahwa:
“Sekecil apapun perbuatan saya, saya tekuni, pasti bermanfaat pasti berguna. Apalagi ini masih unik
dan antik. Kalau kita mau berbuat sesuatu pasti ada rintangan, apabila tidak ada rintangan berarti
perbuatan itu tidak bagus. Kita mau berbuat baik pasti ada rintangan, kalau tidak ada rintangan berarti
itu gak bagus karena gak ada cobaan pasti berjalan di tempat aja, dia gak ada ujiannya. Sesuatu usaha
kalau ada ujian pasti ada peningkatan, karena dari ujian itulah tadi pasti ada peningkatan. Jadi penilaian
peningkatan dari ujian itulah tadi”.
Dengan keyakinan Pak Dirman tersebut, beliau terus menggeluti kerajinan tangan tradisional lidi kelapa sawit ini. Beliau juga sangat terbuka dengan
masyrakat sekitar.Dikarenakan produknya yang unik, banyak orang yang ingin belajar dengan beliau. Namun, tidak semua diantara meraka menggeluti kerajinan
ini, dikarenakan mereka hanya tertarik akan produknya yang unik saja dan hanya sekedar memuaskan hobi saja dan tidak berjalan lagi. Tetapi yang lebih dominan
produktif adalah orang-orang yang niat belajar yang datang ke rumah Pak Dirman. Orang-orang aktif yang dimaksud adalah orang-orang yang membuat produk
kerajinan tangan ini secara bekelanjutan. Kelompok Berkah Lidi ini dalam proses pembuatannya dilakukukan di rumah masing-masing atau di sebut dengan Home
Industry dan mereka pajangkan di rumah masing-masing. Home Industry atau
Universitas Sumatera Utara
biasanya ditulisdieja dengan Home Industri adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil, karena jenis
kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah
16
“Kirimkan orang kita ke India karena konsumen terbesar lidi adalah India, jadi satu minggu ada
teman beliau mengirm lidi sampai depalan kontenar, . Apabila ada pemesanan, Pak Dirman
langsung menelepon anggota atau pengrajin kelompok ini. Seperti halnya ada pemesanan 500 produk, dari setiap anggota di ambil dari rumahnya masing-
masing kemudian hasil uangnya diberi sesuai dengan barang yang dijual. Dikarenakan setiap tahunnya pihak Disperindag Labuhanbatu Selatan
mengadakan studi banding, Pak Dirman memintauntuk melakukan studi banding ke Ciamis, karena di Ciamis pusat lidi terbesar di Indonesia. Tahun lalu beliau
mengikuti studi banding di Semarang, namun hasilnya tidak sesuai karena bahan bakunya lidi kelapa sawit tidak mendukung. Jadi tidak berjalan lancar, begitu juga
saat di Magelang, Seleman, dan Yogyakarta. Pihak Disperindag Labuhanbatu Selatan pun memberi kabar akan diadakannya studi banding untuk tahun depan,
namun Pak Dirman berkata bahwa: “Terus terang kalau studi banding ke daerah-daerah
yang tidak dominan, buat apa? Menghabiskan uang negara aja dan sia-sia. Jadi pulang studi banding gak
ada hasilnya, yang dari kita pelajari itu gak ada”.
Menurut Pak Dirman studi banding yang bagus itu di Ciamis dan India karena lidi kelapa sawit dikirim ke India. Sebelumnya saat Pak Dirman bertemu dengan
Bupati Labuhanbatu Selatan, beliau memberi saran kepada Bupati Labusel tersebut dan berkata:
16
http:ketrampilanhomeindustry.blogspot.co.id200907pengertian-home-industry.html.
Universitas Sumatera Utara
untuk dijadikan antinyamuk. Pelajari semua itu bagaimana sampai jadi antinyamuk, baru pulang ke
Labusel. Ya pemerintahlah bangunlah pabrik antinyamuk, jadi dapat mengurangi pengangguran”.
Menurut penuturan Pak Dirman, respon Bupati pun saat itu iya-iya saja. Beliau menegaskan kembali:
“Studi banding itu jangan hanya mau jalan-jalan menghabiskan uang negara, begitu pulang hanya
oleh-oleh yang dapat, hal tersebut pernah dialami oleh Pak dirman sendiri. Padahal setidaknya kan kita
bisa membandingkan bagaimana hasil di sana dan di sini, oo maju di sana, kenapa kita tidak bisa maju,
kan seharuskan kita bisa memajukan daerah kita”.
Hal itu lah saran dan harapan dari pak Dirman kepada Bupati labusel saat bertemu secara langsung. Pak Dirman menegaskan bahwa berbicara tentang
kelapa sawit, perkebunan kelapa sawit yang terluas seindonesia adalah di Sumatera Utara. Sumatera Utara yang terluas adalah Labusel, Labusel yang
terluas adalah Torgamba sehingga harus dimanfaatkan dengan baik. Perlahan tapi pasti, dengan semangat kerja keras serta keberanian Pak Dirman memberi
kritikan, saran serta masukan kepada pemerintah, akhirnya ada perkembangan tindak lanjut dari keluhan Pak Dirman kepada pemerintah. Selamai ini beliau
banyak mengeluh kepada pemerintah tentang pembinaan.Dikarenakan selama ini beliau mengikuti pembinaan secara pribadi, bahkan beliau berfikir semua ini
beliau lakukan untuk kepentingan sosial tidak untuk materi atau uang. Dukungan dari pemerintah saat ini, seperti setiap diadakannya pameran Dekranas Dewan
Kerajinan Nasional produk-produk Kelompok Berkah Lidi diikutsertakan dalam acara tersebut dan juga dalam acara Pekan Raya Sumatera Utara PRSU.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses pemasarannya, yang dahulunya pak Dirman sendirian memperkenalkan produk lidi kelapa sawit secara langsung kepada masyarakat
maupun pemerintah, dengan keluhan dan kerja keras Pak Dirman, saat ini pemasarannya sampai ke Batu Bara, Labusel, Medan Dan Langkat. Dukungan
dari perusahaan LONSUM kepada Pak Dirman adalah beliau difokuskan pada kerajinan lidi kelapa sawit di Rumpin, pihak perusaahan juga membantu mereka
masalah pemasaran. Sebagaimana diketahui setiap ada tamu perusahaan dari luar negri seperti Singapore dan Jepang, Kelompok Berkah Lidi membawa produk-
produk mereka ke perusahaan LONSUM. Tidak jarang tamu dari perusahaan tersebut tertarik untuk membelinya sebagai buah tangan mereka dari Indonesia
dan pemesanannya paling banyak sekitar seratus proruk Berkah Lidi. Awal tahun 2015, ada acara pameran ulang tahun Dekranas dewan
kerajinan nasional, roduk-produk Berkah Lidi ikut serta dalam pameran tersebut. Di sinilah Kelompok Berkah Lidi ada hubungan komunikasi dengan ke Malaysia
yang dikenalkan oleh teman Pak Dirman. Dikarenakan orang Malaysia berlangganan kepada temannya dalan kerajinan lukisan timbul dari sisa bubuk teh,
semacam pemanfaatan limbah juga atau daur ulang. Semenjak saat itu orang Malaysia sering membawa pulang produk-produk Berkah Lidi. Saat orang
Malaysia tersebut datang kembali, mereka memesan produk-produk Berkah Lidi sebannyak satu bulan harus ada satu kontener sekitar 15.000 produk lidi kelapa
sawit. Sedangkan produksi Berkah Lidi paling banyak hanya mencapai 2.000 produk. Jadi Kelompok Berkah Lidi tidak bisa memenuhi permintaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut,karena terlalu banyak dan mereka tidak sanggup karena mereka juga masih ada masyarakat lokal yang harus mereka penuhi juga.
Maka dari itu, saat ini yang menjadi tujuan utama kelompok Berkah Lidi adalah di tahun 2017 produk mereka harus gol ekspor ke luar negri. Hal
tersebutlah yang yang dipirkan oleh mereka. Semakin banyak pemesanan produk Kelompok Berkah Lidi maka semakin berkembang pula lah usaha kelompok ini.
Menurut penuturan Pak Dirman, kelompok ini juga memberdayaakan masyarakat sekitar untuk bahan baku dan proses pemasarannya atau dikatakan dengan
pemberdayaan ekonomi. Kelompok ini memberdayakan masyarakat mencari bahan baku lidi kelapa sawit kemudian bahan baku tersebut dibeli oleh Kelompok
Berkah Lidi dengan harga Rp. 2.000 per kg. Sedangkan apabila para pencari bahan baku menjual kepada motor pick up dari luar yang datang ke tempat
mereka, dibeli dengan harga Rp. 1.800 per kg. Itu pun sudah harus dikeringkan terbih dahulu, sedangkan apabila lidi kelapa sawit dikeringkan akan berkurang
timbangannya berkurang 1 ons. Selain itu, menurut penuturan Pak Dirman bahwa pemberdayaan ekonomi lainnya adalah pelatihan pembuatan anyaman lidi kelapa
sawit. Sebagaimana diketahui, bahwa Pak Dirman sering mengikuti acara pelatihan pembuatan kerajinan lidi kelapa sawit di beberapa daerah seperti Aceh,
Bandung, Riau dan lainnya apabila diminta atau diundang oleh pengrajin lainnya Dikarenakan ilmu yang sudah dibekali dalam pelatihan, nantinya akan bisa
dipergunakan oleh para peserta untuk membuka usaha baru yang akan menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Mulai dari awal Pak Dirman sendirian memngembangkan produk lidi kelapa sawit sampai akhirnya terbentuk usaha swadaya yang bernama Berkah Lidi
dengan izin usaha SIUPTDP 50300448BPPTPM-LSSIUPTDP-022952000398. Adapun pengurus Kelompok Berkah Lidi adalah Kasirin sebagai Ketua,
Parmohonan Pane sebagai wakil ketua, Arbahari sebagai sekretaris dan Rasyid sebagai bendahara. Sedangkan anggotanya yaitu Joko Darma Asmara, Andi
Sanjaya, Sandi, Gina Artiana Sinaga, Malik Abdul Aziz, Nurhasanah, Yati, Angga Alawa, Asma, Mujilah. Sebagaimana diketahui bahwa pengrajin lidi kelapa sawit
ini ada yang bekerja sebagai karyawan perusahaan, seperti Joko Darma, Andi Sanjaya, Kasirin, Parmohonan Pane, Rasyid, Angga Alawa dan Arbahari. Gina
Atiana Sinaga merupakan istri dari Ksirin, Mujilah merupakan istri dari Sudirman. Sedangkan yang lain seperti Nurhasanah, Yati, dan Asmah suami mereka bekerja
sebagai tukang deres ladang orang lain.Sandi bekerja sebagai penjaga ponsel dan menjaga warung milik keluarga. Malik Abdul Aziz bekerja di toko kedai grosiran.
Dengan demikian, pekerjaan kerajinan lidi kelapa sawit ini hanya sebagai mata pencaharian tambahan bagi pengrajin.
Dalam hal penghasilan utama dan penghasilan tambahan yang diperoleh para pengrajin berbeda satu dengan lainnya. Sebagaimana diketahui penghasilan
dari pekerjaan utama Pak Dirman sebesar Rp. 2.400.000 per bulan, dan penghasilan tambahan dari kerajinan lidi kelapa sawit bersama istri Bu Mujilah
sebesar Rp. 1.500.00 per bulan. Dari penghasilan tersebut mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari dan selebihnya ditabung. Penghasilan dari pekerjaan utama
Pak Kasirin sebesar Rp. 2.100.000 per bulan, dan penghasilan tambahan dari
Universitas Sumatera Utara
kerajinan lidi kelapa sawit bersama istri Bu Gina sebesar Rp. 450.000 per bulan. Dari penghasilan tersebut mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari dan
selebihnya ditabung. Penghasilan dari pekerjaan utama selaku karyawan perusahaan seperti Pak Joko Darman, Pak Andi Sanjaya, Pak Arbahari, Pak
Parmohonan Pane, Pak Rasyid, Pak Angga Alawa sebesar Rp. 2.100.000 per bulan. Kemudian penghasilan tambahan dari kerajinan lidi kelapa sawit Pak Joko
Darman sebesar Rp. 230.000 per bulan, Pak Andi Sanjaya sebesar Rp. 220.000 per bulan, Pak Arbahari sebesar Rp. 200.000 per bulan, Pak Parmohonan Pane
sebesar Rp 300.000 per bulan, Pak Rasyid sebesar Rp 400.000 per bulan, dan Pak Angga Alawa sebesar RP. 210.000 per bulan. Dimana penghasilan mereka
digunakan untuk keperluana sehari-hari dan selebihnya ditabung. Sedangkan Bu Nurhasanau, Bu Yati, dan Bu Asmah sebagai ibu rumah
tangga yang bertempat tinggal di Desa Bunut. Suami mereka bekerja sebagai tukang deres ladang orang yang penghasilannya masing-masing sebesar Rp.
1.500.000 per bulan. Penghasilan tambahan yang diperoleh Bu Nurhasanah dari kerajinan lidi kelapa sawit sebesar Rp. 200.000 per bulan, Bu Yati sebesar Rp.
180.000 per bulan, dan Bu Asmah sebesar Rp 180.000 per bulan, dan mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari kemudian selebihnya ditabung. Penghasilan
dari pekerjaan utama Bang Sandi sebesar Rp. 1.500.00 per bulan, Bang Malik Abdul Aziz sebesar Rp 1.800.00 per bulan. Penghasilan tambahan Bang Sandi
dari kerajinan lidi kelapa sawit sebesar Rp 300.000 Rp per bulan, dan bang Malik Abdul aziz sebesar Rp. 200.000 per bulan, dan mereka gunakan untuk keperluan
sehari-hari kemudian selebihnya ditabung.
Universitas Sumatera Utara
Alasan para pengrajin ikut Kelompok berkah Lidi adalah untuk menambah wawasan dan mengembangkan jiwa seni yang merupakan hoby seperti yang
diungkapkan oleh Bu Gina, Bu Asmah, Bu Mujilah, Bu Yati, Pak Kasiri, Pak Rasyid dan lainnya. Selain itu untuk mengisi waktu luang agar tidak terbuang sia-
sia dan untuk menambah ilmu seperti yang diungkapkan oleh Bang Sandi. Kemudian, pengaruh yang dirasakan oleh pengrajin sesudah ikut Kelompok
Berkah Lidi adalah menambah penghasilan keluarga, biaya sehari-hari, buat jajan anak, menjadi banyak jaringan dan teman, untuk beli beras sampai
penghasilannya ditabung untuk biaya sekolah anak seperti yang diungkapkan oleh pengrajin.
Lain halnya dengan Bang Sandi dan Bang Malik Abdul Aziz yang belum menikah, menurut penuturan mereka pengaruh yang dirasakan setelah ikut
Kelompok Berkah Lidi adalah untuk menambah uang saku, uang jajan dan menambah tabungan, banyak teman. Sedangkan sebelum ikut Kelompok Berkah
Lidi, menurut penuturan para pengrajin seperti Bu Gina, Pak Kasiri, pak Rasyid, Bu Mujilah, Bu Yati dan lainnya bahwa mereka hanya mengharapkan gaji dari
pekerjaan utama mereka untuk keperluan sehari-hari yang pas-passan karena kebutuhan semakin meningkat. Selain itu banyak waktu luang yang sia-sia, dan
teman belum bisa mengembangkan jiwa seni mereka. Dari sejumlah orang yang pernah ikut belajar membuat kerajinan lidi
kelapa sawit, ada bebarapa yang tidak mau ikut Kelompok Berkah Lidi. Sebagaimana diketahui Mbak Mitra dan Bang Heriyanto pasangan suami istri
yang pernah ikut belajar tetapi tidak mau ikut Kelompok Berkah Lidi karena
Universitas Sumatera Utara
menurut mereka cukup sulit untuk membuat kerajinan tangan tersebut. Selain itu Bang Poniman tidak mau ikut Kelompok Berakah Lidi karena pemasarannya yang
belum berkembang dan proses pembuatannya yang lumayan lama. Sedangkan Menurut Bu Erna bahwa beliau pernah belajar membuat kerajinan ini tetapi tidak
aktif atau tidak ikut Kelompok Berkah Lidi karena beliau tidak mempunyai jiwa seni dan beliau mengatakan hanya ikut-ikutan karena diajak oleh temannya.
Adapun alamat distributornya Kelompok Berkah Lidi adalah JL. Jambi Gg. Jambi IV No 6 Binjai Selatan, JL. Amd. Purwodadi B-Simpang, Mangga
Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu, Desa Perkebunan Sisumut, Simpang Proyek Kabupaten Labuhanbatu, JL. Teluk Panji Desa Bunut Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Cabang pemasarannya adalah JL. Jambi Gg. Jambi IV No 6 Binjai Selatan, JL. Amd. Purwodadi B-Simpang, Mangga Rantauprapat
Kabupaten Labuhanbatu, Desa Perkebunan Sisumut, Simpang Proyek Kabupaten Labuhanbatu, JL. Teluk Panji Desa Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan
yang bertugas sebagai pemasaran adalah Mimi Ariyani Siregar, Sudarianto, Aidil Syahputra, Siregar, S.Kom, Ali Warman Setia Pohan, Parmohonan Pane.
Kelompok Berkah Lidi juga memberikan garansi produknya apabila ada kerusakan produk sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan keterangan
bahwa untuk semua type produk yang dibeli selama pemakaian kurun waktu 6 bulan rusak diakibatkan karena hal yang dianggap kerusakan pabrikprosahaan
dari PO. Berkah Lidi selama dipakai konsumen, maka pihak dari PO. Berkah Lidi akan mengganti kembali berupa bentuk barang konsumen dapat
memberikanmenunjukkan kartu garansi tersebut ke setiap Outlet pembelian dan
Universitas Sumatera Utara
pemasaran produk tersebut. Garansi produk hanya berlaku 6 bulan dan dapat memberikan jaminan setiap produk untuk satu 1 kali return product sesuai
ketentuan pembelian produk. Demikian pernyataan garansi prosuk ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan sesuai ketentuan yang berlaku.
Saat ini Kelompok Berkah Lidi sudah bisa dikatakan mandiri. Setiap ada pelatihan yang diadakan dari tingkat Sumatera Utara kelompok ini yang diajukan oleh pihak
pemerintah dan Kelompok Berkah Lidi ini langsung membawa produk-produk mereka ke acara pelatihan tersebut. Dalam mengikuti acara pelatihan tersebut
mereka tidak pernah bergantung kepada orang lain, Pak Dirman mengatakan bahwa:
“Kami ini tidak pernah berfikir kalau berangkat itu meminta uang untung ongkos, yang penting
bagaimana caranya mandiri dan maju”.
Sampai saat ini Pak Dirman sudah banyak melatih orang lain bahkan sampai saat ini13 gelombang, seperti gelombang pertama yaitu Pak Rasyid, gelombang
kedua ada orang yang bertempat tinggal di Tugu sari Kotapinang, gelombang ke tiga yaitu Pak Kasirin, gelombang ke empat orang Kalangsari Kotapinang
seterusnya sampai ke gelombang 13 dan acara pelatihan ini adalah gelombang ke 13. Dari awal gelombang sampai akhir semua Pak Dirman yang langsung turun
tangan mengajari mereka dan setelah mereka sudah mahir, mereka juga melatih di tempat mereka masing-masing bagi yang niat dan tertarik dengan produk Berkah
Lidi. Namun sangat disayangkan hanya beberapa orang saja yang aktif dalam produksi kerajinan Berkah Lidi ini.
Universitas Sumatera Utara
Untuk perkembangan model produk Berkah Lidi, Bu Mujilah istri Pak Dirman memberi inspirasi produk baru yang akan dibuat, saat ada pertemuan
dengan pengurus dan anggota Berkah Lidi, mereka juga memikirkan produk baru yang akan dibuat bahkan kalau ada pemesanan atau tantangan seperti kantor Dinas
untuk membuat tempat buah berbentuk mobil truk mereka bisa membuatnya. Seperti halnya membuat mobil truk tempat buah beliau hanya satu kali gagal
dalam membuatnya untuk yang kedua kali beliau mencoba langsung bisa dalam waktu dua hari begitu juga produk baru lainnya. Kelompok Berkah Lidi ini juga
mengadakan pertemuan atau semacam rapat evaluasi kelompok mereka, pertemuannya diadakan tidak menetap terkadang di rumah Pak Dirman terkadang
di rumah pengurus dan anggotanya dan pertemuannya juga tidak menentu terkadang dua minggu sekali bahkan bisa sampai satu bulan sekali. Dari awal
terbentuknya Berkah Lidi, kelompok selalu ditutut untuk mandiri dengan tidak bergantung kepada orang atau pihak lain untuk kemajuan usaha Berkah Lidi
kedepannya. Perkembangan Kelompok Berkah Lidi sampai saat ini sudah mulai terlihat,
dukungan dan bantuan dari pemerintah setempat sudah ada seperti produk Kelompok Berkah Lidi selalu diikutsertakan dalan acara pameran event dari
pemerintah setempat seprti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag, Dinas Pemuda Olahraga Dispora dan lainnya dan dukungan dari Disperindag
Provinsi berupa pelatihan untuk kelompok ini di Rumpin. Pada akhirnya dengan semangat kerja keras Pak Dirman untuk maju, dari beliau berjuang sendiri
memperkenalkan produk lidi kelapa sawit kepada tetangga, teman, kerabat sampai
Universitas Sumatera Utara
kepada pihak pemerintah akhirnya perlahan-lahan hasil kerja keras beliau diminati oleh masyarakat dan pemerintah setempat serta diminati sampai ke luar kota
bahkan luar negri. Dalam hal pemasaran juga, apabila ada pesanan dari agen atau tengkulak,
Pak Dirman mengambil kerajinan dari setiap pengurus dan anggota untuk dijual ke tengkulak kemudian hasilnya dibagi sesuai produk yang dijual. Sehingga pada
akhirnya terbentuknya Kelompok Berkah Lidi ini sebagai mata pencaharian masyarakat dapat tercapai. Saat ini Kelompok Berkah Lidi sedang fokus maslah
label, label dari kerajinan lidi tangan ini sedang diurus oleh kelompok untuk hak paten.
2.4. Peemberian Dana Sebagai Bentuk Dukungan dari Pemerintah