Tata cara pembatalan perkawinan

mempergunakan haknya untuk mengajukan permohonan pembatalan, maka haknya gugur”. Apa yang dimaksud dengan kata di bawah ancaman yang melanggar hukum sesungguhnya juga belum jelas, melanggar hukum yang mana hukum pidana, hukum adat, atau hukum agama. Tidak jelas sebaiknya yang dijadikan ukuran adalah adalah bentuk dan sifat ancamannya yang patut dikategorikan dengan perbuatan dengan kekerasan yang menakutkan dengan menguunakan atau tanpa senjata, sehingga suami atau isteri terpaksa melakukan perkawinan. Sedangkan mengenai salah sangka mngenai diri suami atau isteri, hendaknya ditafsirkan tubuh luar dan tubuh dalam atau penyakit cacat tubuh. Jalan mengatasinya agar tidak terjadi salah sangka, maka ketika perkawinan dilangsungkan antara kedua mempelai didekatkan duduknya atau diperkenalkan tubuh dan rupanya terlebih dahulu oleh Pegawai Pencatat Perkawinan. Yang dimaksud salah sangka disini bukan mengenai identitas seseorang, pangkat, kedudukan, kekayaan dan sebagainya, melainkan mengenai diri suamiisteri. 61

4. Tata cara pembatalan perkawinan

Permohonan pembatalan perkawinan dapat diajukan ke pengadilan Pengadilan Agama bagi muslim dan Pengadilan Negeri bagi non-muslim di dalam daerah hukum dimana perkawinan telah dilangsungkan atau di tempat tinggal pasangan suami-isteri. Atau bisa juga di tempat tinggal salah satu dari pasangan baru tersebut. Tata cara mengajukan permohonan pembatalan perkawinan dilakukan sesuai dengan tata cara mengajukan gugatan perceraian Pasal 38 ayat 2 61 Arso Sostroatmojo dan Wasit Aulawi, Hukum Perkawinan di Indonesia, Bulan Bintang, Jakarta, 1981, hal. 69 Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Hal-hal yang berhubungan dengan pemanggilan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Pasal 20 sd Pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. 62 Prosedur atau tata cara yang harus dilakukan untuk mengajukan permohonan pembatalan perkawinan yaitu antara lain: a. Pengajuan gugatan. Surat permohonan pembatalan perkawinan diajukan kepada Pengadilan Agama yang meliputi: 1 Pengadilan dalam daerah hukum dimana perkawinan dilangsungkan; 2 Pengadilan dalam daerah hukum di tempat tinggal kedua suami isteri; 3 Pengadilan dalam daerah hukum di tempat kediaman suami; 4 Pengadilan dalam daerah hukum di tempat kediaman isteri. Surat permohonan tersebut dibuat secara tertulis atau lisan, pemohon bisa datang sendiri atau diwakilkan kepada orang lain yang akan bertindak sebagai kuasanya. Surat permohonan yang telah dibuat oleh pemohon disertai lampiran yang terdiri dari: a Fotocopy tanda penduduk. b Surat keterangan atau pengantar dari kelurahan bahwa pemohon benar-benar penduduk setempat. c Surat keterangan tentang hubungan pihak yang dimohonkan pembatalan perkawinan dengan pihak pemohon. 62 Riduan syahrani, Op.Cit., hal. 89 Universitas Sumatera Utara d Kutipan akta nikah. b. Penerimaan perkara. Surat permohonan harus didaftar terlebih dahulu oleh panitera, SKUM atau Surat Kuasa untuk Membayar yang di dalamnya telah ditentukan berapa jumlah uang muka yang harus dibayar, lalu pemohon membayar panjar biaya perkara setelah itu pemohon menerima kuitansi asli. Surat permohonan yang telah dilampiri kuitansi dan surat-surat yang berhubungan dengan permohonan tersebut diproses dan dilakukan pencatatan dan diberi nomor perkara. Pemohon tinggal menunggu panggilan sidang. c. Pemanggilan. Panggilan sidang secara resmi disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan atau kuasa sahnya, bila tidak dijumpai disampaikan melalui LurahKepala Desa yang bersangkutan. Panggilan selambat-lambatnya sudah diterima oleh pemohon 3 tiga hari sebelum sidang dibuka. Dalam menetapkan tenggang waktu antara pemanggilan dan diterimanya panggilan tersebut perlu diperhatikan. Pemanggilan tersebut harus dilampiri salinan surat permohonan. d. Persidangan. Hakim harus sudah memeriksa permohonan pembatalan perkawinan selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari setelah diterimanya berkassurat permohonan tersebut. Pengadilan Agama akan memutuskan untuk mengadakan sidang jika terdapat alasan-alasan seperti yang tercantum Universitas Sumatera Utara dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Bab IV Pasal 22 sampai dengan Pasal 27. e. Putusan. Putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka panitera berkewajiban untuk : 1 Mengirimkan satu salinan putusan Pengadilan kepada Pegawai Pencatat di tempat pembatalan perkawinan terjadi dan Pegawai Pencatat mendaftarkan putusan pembatalan perkawinan dalam sebuah daftar yang dipergunakan untuk itu. 2 Memberikan putusan yang telah dilegalisir oleh Pengadilan Agama sebagai surat bukti telah terjadi pembatalan perkawinan kepada para pihak. 3 Mengirimkan satu salinan putusan Pengadilan kepada Pegawai Pencatat tempat perkawinan dilangsungkan kemudian dicatat pada bagian pinggir dari daftar catatan perkawinan. Selain itu pengajuan pembatalan perkawinan memiliki batas waktu. Untuk perkawinan yang dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum atau pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah sangka mengenai diri suami atau isteri, pengajuan pembatalan perkawinan itu dibatasi hanya dalam kurun waktu enam bulan setelah perkawinan terjadi. Apabila sampai lebih dari enam bulan suamiisteri masih hidup bersama sebagai suami isteri, maka hak untuk mengajukan permohonan pembatalan perkawinan bagi suamiisteri dianggap gugur Pasal 27 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

5. Akibat hukum pembatalan perkawinan

Dokumen yang terkait

Perkawinan Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Tentang Perkawinan

2 93 97

Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang NO. 1 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Pada Pengadilan Agama Medan)

3 123 72

Akibat Hukum Pembatalan Perkawinan Poligami Tanpa Izin Dan Kaitannya dengan Status Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Studi di Pengadilan Agama Klas I-A Medan)

2 35 156

Anak luar nikah dalam undang-undang perkawinan No.1 Tahun 1974: analisis putusan MK tentang status anak luar nikah

0 3 86

Pembatalan Perkawinan Dan Akibat Hukumnya Menurut Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Semarang)

0 18 159

Perkawinan Dibawah Umur Menurut Undang Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan (studi di Pengadilan Agama Klaten)

0 9 183

PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA PEMALSUAN IDENTITAS (Studi Kasus Pengadilan Agama Surakarta) Pembatalan Perkawinan Karena Pemalsuan Identitas (Studi kasus di Pengadilan Agama Surakarta).

0 1 19

PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA PEMALSUAN IDENTITAS (Studi pada Pengadilan Agama Surakarta).

0 7 20

Akibat Hukum Adanya pembatalan perkawinan kedua yang perkawinannya tanpa izin istri pertama yang dilangsungkan menurut Hukum Agama berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

1 1 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBATALAN PERKAWINAN A. Pengertian Pembatalan Perkawinan A.1. Pengertian Pembatalan Perkawinan menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974 - Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang NO. 1 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Perkawina

0 0 19