kejahatan “Penipuan” sehingga tidak semua perbuatan adalah pemalsuan. Perbuatan pemalsuan tergolong kelompok kejahatan penipuan apabila seseorang
memberikan gambaran tentang sesuatu gambaran atas barang seakan-akan asli atau benar, sedangkan sesungguhnya atau kebenaran tersebut tidak dimilikinya.
Karena gambaran data ini orang lain mempercayai bahwa keadaan yang digambarkan atas barangsuratdata tersebut adalah benar atau asli. Pemalsuan
terhadap tulisandata terjadi apabila isinya atau datanya tidak benar.
2. Pemalsuan identitas dalam perkawinan
Pemalsuan identitas atau biasa disebut dengan manipulasi identitas terdiri dari dua suku kata yakni manipulasi dan identitas. Manipulasi merupakan kata
serapan yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “manupilation” yang berarti
“penyalahgunaan atau penyelewengan”.
69
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manipulasi diartikan sebagai upaya kelompok atau perseorangan untuk
mempengaruhi perilaku sikap dan pendapat orang lain tanpa orang itu menyadarinya.
70
Definisi identitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti ciri-ciri, keadaan khusus seseorang, jati diri. Definisi lain dari
identitas yakni persamaan, tanda-tanda, ciri-ciri.
71
Jadi dapat disimpulkan bahwa manipulasi identitas dalam perkawinan adalah upaya penyelewengan atau penyimpangan yang dilakukan seseorang untuk
memalsukan data-data baik berupa status, tada-tanda, ciri-ciri maupun keadaan
69
John M Echols Dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, 2000, hal. 372
70
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 712
71
Santoso Ananda Dan A.R Al-Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit Alumni, Surabaya, 2000, hal. 157
Universitas Sumatera Utara
khusus seseorang atau jati diri yang dinilai sebagai suatu tindak pidana berupa kebohongan kepada pejabat Negara yang tujuannya untuk bisa melangsungkan
perkawinan. Manipulasi dapat terdiri dari berbagai macam diantaranya adalah manipulasi nama, usia, alamat, agama bahkan status.
Pemalsuan merupakan salah satu bentuk perbuatan yang disebut sebagai kejahatan yaitu sebagai suatu perbuatan yang sifatnya bertentangan dengan
kepentingan hukum.
72
Kejahatan yang serupa dengan penipuan adalah kejahatan memperdaya yang lain, termasuk melalui penggunaan benda yang diperoleh
melalui pemalsuan. Menyalin, pengganda, dan mereproduksi tidak dianggap sebagai pemalsuan, meskipun mungkin mereka nanti dapat menjadi pemalsuan
selama mengetahui dan berkeinginan untuk tidak dipublikasikan. Pemalsuan identitas atau penyalahgunaan kartu pengenal ini dapat saja
terjadi, karena pada saat ini sudah terlalu banyak pemohon KTP, Akta Kelahiran, ataupun kartu pengenal lainnya. Tujuan kejelasan identitas adalah adanya kejelasan
hukum terhadap orang atau individu demi menjaga hak dan kewajibannya dalam hukum dan juga sebagai perlindungan hukum bagi individu tersebut. Usaha
pemberian perlindungan terhadap individu maka dibutuhkan identitas yang jelas yang mana identitas tersebut dicatatkan dalam dokumen kependudukan.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memang tidak mengatur sanksi pidana bagi suamiisteri yang melakukan pemalsuan identitas dalam
perkawinan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan hanya mengatur pembatalan perkawinan, jika para pihak tidak memenuhi syarat-syarat
perkawinan. Pemalsuan akta dalam perkawinan atau pemalsuan surat yang dilakukan
72
Adami Chazawi, Op.Cit., hal. 6
Universitas Sumatera Utara
oleh sesorang merupakan suatu tindak pidana yang diatur dalam Buku II KUHP adalah suatu tindak pidana yang dapat dikenakan sanksi suatu tindak pidana yang di
dalamnya mengandung unsur keadaan ketidakbenaran atau palsu atas suatu obyek yang sesuatunya itu tampak dari luar seolah-olah benar adanya padahal sesungguhnya
bertentangan dengan yang sebenarnya. Ditinjau dari segi yuridis pemalsuan surat perkawinan mempunyai dua
kemungkinan yaitu perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan surat palsu dapat dimintakan pembatalannya dan apabila tidak dimintakan pembatalannya maka status
perkawinan tetap sah. Dengan demikian dapat diketahui konsekuensi pemalsuan surat perkawinan itu adalah kejahatan yang terjadi dalam lapangan hukum perdata yang
diakhiri dengan hukum pidana yaitu melanggar ketentuan Pasal-Pasal dalam KUH. Pidana sebagaimana tercantum dalam Pasal 253, 264, 266, 267, 268, 269, 270, 271,
274, 275 dan ditambah dengan Pasal 242 tentang sumpah palsu dan keterangan palsu. Pemalsuan identitas tidak akan terjadi apabila perkawinan dilaksanakan
dengan mengikuti prosedur yang berlaku. Perkawinan yang baik adalah perkawinan yang dilakukan antara pria dan wanita yang sama akidah, akhlak dan tujuannya, di
samping cinta dan ketulusan hati. Di bawah naungan keterpaduan itu, kehidupan suami isteri akan tentram, penuh cinta dan kasih sayang, keluarga akan bahagia dan
anak-anak akan sejahtera. Dalam pandangan Islam, kehidupan keluarga seperti itu tidak akan terwujud secara sempurna kecuali jika suami isteri berpegang teguh
melaksanakan ajaran Islam. Jika agama keduanya berbeda, maka akan timbul berbagai kesulitan dalam keluarga dan dalam proses perizinan pernikahannya akan
dipersulit. Selain itu pula akan menemukan kesulitan dalam pelaksanaan ibadah, pendidikan anak, pembinaan tradisi keagamaan, dan lain-lain.
73
73
Ahmad Sukardja, Op.Cit., hal.10
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor-Faktor penyebab terjadinya pemalsuan Iientitas dalam perkawinan