Analisa Kasus Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K/Pid.Sus/2012)

3. Menetapkan bahwa pidana tersebut tidak akan dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim karena Terdakwa dipersalahkan melakukan sesuatu kejahatan atau tidak mencukupi suatu syarat yang ditentukan sebelum berakhirnya masa percobaan selama 3 tiga tahun, dengan syarat khusus dalam waktu 1 satu tahun , 14 empat belas perusahaan yang tergabung dalam AAGAsian Agri Group yang pengisian SPT tahunan diwakili oleh Terdakwa untuk membayar denda 2 dua kali pajak terutang yang kurang dibayar masing-masing 132 4. Menetapkan barang bukti berupa. 133 5. Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 2.500,- dua ribu lima ratus rupiah.

B. Analisa Kasus

Perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa yaitu melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, benar termasuk kualifikasi Tindak Pidana Perpajakan. 134 Telah terbukti berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, terdakwa telah melakukan penjualan di bawah pasar, melakukan Hedging fiktif, membebankan biaya yang disebut sebagai biaya Jakarta dan Management Fee. Dengan demikian maka pembuatan atau pengisian SPT tidak dilakukan berdasarkan laporan hasil audit Kantor Akuntan PubIik, padahal perusahaan sesungguhnya telah diaudit, dan telah dibuat laporan hasil audit Kantor Akuntan Publik, dengan mencantumkan tanda Tidak di audit sekalipun sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Ernst Young 2002 dan 2003 dan Kantor 132 Terlampir dalam Putusan Mahkamah Agung No.2239KPid.Sus2012. 133 Terlampir dalam Putusan Mahkamah Agung No.2239KPid.Sus2012. 134 Lihat Penjelasan Pasal 33 ayat 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007, Tindak Pidana Perpajakan adalah informasi yang tidak benar mengenai laporan yang terkait dengan pemungutan pajak dengan menyampaikan surat pemberitahuan, tetapi yang isinya tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara dan kejahatan lain yang diatur dalam undang-undang yang mengatur perpajakan. 134 Universitas Sumatera Utara Akuntan Publik Paulus Hadiwinata, bahkan kemudian SPT yang diajukan ke KPP ternyata berbeda dengan hasil audit dari Kantor Akuntan Publik ; Tindak pidana pajak yakni, suatu perbuatan yang berhubungan dengan tindak kejahatan di bidang Perpajakan, yang pelakunya dapat dikenakan hukum pidana sesuai ketentuang undang-undang yang berlaku, biasanya kejahatan perpajakan ini dilakukan tanpa kekerasan, sehingga kejahatan ini masuk dalam kelompok kejahatan jenis Concursus Idealis, artinya memiliki basis dasar dari kejahatan tertentu seperti : Penggelapan, Penipuan, Pemalsuan dan Pencurian dan sebagainya. Terdakwa didakwa melakukan penyampaian Surat Pemberitahuan yang isinya tidak benar. Pengertian Surat Pemberitahuan Yang Isinya Tidak Benar adalah mengisi surat permberitahuan yang seluruh atau sebagian isinya palsu sehingga dikategorikan tidak benar. Oleh karena itu, palsu diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak benar atau bertentangan dengan yang sebenarnya yang tercantum dalam surat pemberitahuan itu. Pada hakikatnya, kejahatan ini dapat dikatakan sebagai pemalsuan surat pemberitahuan oleh wajib pajak. 135 Lebih lanjut dapat diterangkan mengenai, Menyampaikan surat pemberitahuan danatau keterangan yang isinya tidak benar boleh secara utuh surat pemberitahuan dan keterangan sebagai suatu kejahatan. Ataukah, berdiri sendiri antara surat pemberitahuan dengan ketrangan yang isinya tidak benar. Sementara itu, seluruh atau sebagian dari surat pemberitahuan danatau keterangan yang isinya palsu sehingga dikategorikan tidak benar. Oleh karena itu, palsu diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak benar atau bertentangan dengan yang sebenarnya tercantum dalam surat pemberitahuan danatau keterangan itu. Pada hakikatnya, kejahatan ini dapat dikatakan sebagai pemalsuan surat pemberitahuan danatau keterangan yang dilakukan oleh wajib pajak. 136 135 M. Djafar Saidi Eka Merdekawati Djafar, Kejahatan di Bidang Perpajakan Jakarta : Rajawali Pers, 2012, Hlm 48. 136 Ibid., Hlm 51. Universitas Sumatera Utara Disamping itu, Perbuatan terdakwa telah memenuhi rumusan pasal yang didakwakan yang meliputi unsur-unsur. Kejahatan menyampaikan surat pemberitahuan yang isinya tidak benar, memuat unsur sebagai berikut : 1. Dilakukan oleh setiap orang 2. Dengan sengaja 3. Surat pemberitahuan yang disampaikan itu isinya tidak benar 4. Dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Dalam pertimbangannya Mahkamah Agung menyatakan bahwa perbuatan Terdakwa berbasis pada kepentingan bisnis 14 empat belas korporasi yang diwakilinya untuk menghindari Pajak Penghasilan dan Pajak Badan yang seharusnya dibayar oleh karena itu tidaklah adil jika tanggung jawab pidana hanya dibebankan kepada Terdakwa selaku individu akan tetapi sepatutnya juga menjadi tanggung jawab korporasi yang menikmati atau memperoleh dari hasil Tax Evation tersebut. Berdasarkan atas pertimbangan tersebut, kurang tepat apabila hanya terdakwa Suwir Laut yang mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut, karena perbuatan itu didasari kehendak korporasi termasuk yang menjabat pada posisi sentral Asian Agri. Oleh karenanya, sudah seharusnya korporasi turut menanggung akibat dari perbuatan tersebut. Sebab, ini merupakan kesalahan korporasi dengan melalui karyawannya terkhusus Suwir Laut alias Liu Che Sui alias Atak sebagai tax manager untuk melakukan pemalsuan SPT yang dilakukan secara berlanjut. Pihak-pihak yang melakukan kejahatan di bidang perpajakan tergolong sebagai pelaku delik pajak adalah wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. Dalam hukum pajak yang menjadi subjek hukum adalah wajib pajak. Wajib pajak menurut pengertian Pasal 1 ayat 2 UU KUP adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban Universitas Sumatera Utara perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada hakikatnya, wajib pajak tidak boleh terlepas dari konteks perorangan agar tetap dalam kedudukannya sebagai orang pribadi. Sementara itu, badan sebagai wajib pajak, dapat berupa badan tidak berstatus badan hukum dan badan yang berstatus badan hukum, baik yang tunduk pada hukum privat maupun yang tunduk pada hukum publik. 137 Subjek hukum perbuatan pidana di bidang perpajakan pada kasus ini adalah wajib pajak badan yang diwakili oleh karyawan perusahaan yang bernama Suwir Laut alias Liu che Sui alias Atak selaku tax manager, sebagaimana telah diuraikan tentang ruang lingkup subjek hukum yaitu dikenal Manusia persoon dan Badan Hukum recht persoon. Dalam perkara tersebut perbuatan pidana berupa penyampaian surat pemberitahuan yang isinya tidak benar dilakukan oleh beberapa karyawan yang memiliki jabatan fungsional menjalankan tugas untuk kepentingan dan keuntungan perusahaan. Pengertian Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseoran terbatas, perseroan komanditer, perseoran lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa secara berlanjut sehingga bukan lagi merupakan pelanggaran Perpajakan yang hanya dikenakan sanksi administrasi. Sebagaimana diatur dalam Pasasl 13A yang berbbunyi, pengenaan sanksi pidana merupakan upaya terakhir untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Namun, bagi wajib pajak yang melanggar pertama kali ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak dikenai sanksi pidana, 137 Ibid., Hlm 33. Universitas Sumatera Utara tetapi dikenasi sanksi administrasi. Karena dilakukan secara berturut-turut selama periode 2002-2005. Perbuatan berlanjut voorgezette handeling, diatur dalam Pasal 64 KUHP yang menyatakan, dalam hal aturan beberapa perbuatan meskipun perbuatan itu masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran sedemikian perhubungannya sehingga harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut, maka hanya satu aturan pidana saja yang dikenakan, jika berlainan. Maka dipakai aturan dengan pidana pokok terberat. 138 Mahkamah Agung memutus perkara ini dengan putusan yang menerapkan hukuman pemidanaan kumulatif, yaitu menghukum terdakwa dengan pidana penjara sekaligus menghukum 14 perusahaan yang tergabung dalam Asian Agri Group dengan hukuman denda sebesar dua kali jumlah pajak terutang atau kurang bayar. Berdasarkan uraian kasus posisi sebelumnya, bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa secara bersama-sama dengan Eddy Lukas EL, Lee Boon Heng LBH, Yoe Gie YG, Vincentius Amin Sutanto VAS, Djoko Soesanto Oetomo DO dan Paulina Shih PS, dengan merencanakan SPT tahunan PPH WP Badan fiktif untuk 14 empat belas perusahaan yang tergabung di dalam Asian Agri Group. SPT dari 14 empat belas perusahaan yang tergabung dalam AAG Tahun Pajak 2002, 2003, 2004 dan 2005 diisi dengan tidak benar dan tidak lengkap. Di dalam SPT tertulis belum diaudit padahal faktanya telah diaudit. Terdapat rekening atas nama Harel dan Eldo untuk menampung dana pembebanan biaya-biaya fiktif. Unsur dengan sengaja dan perbuatan terdakwa Menyampaikan surat pemberitahuan danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap sebagaimana diatur dalam Pasal 39 ayat 1 huruf C jo Pasal 43 UU KUP telah terpenuhi serta unsur menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dan Dilakukan secara 138 Jur Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Perkembangannya Jakarta : Softmedia, 2012, Hlm. 612. Universitas Sumatera Utara berlanjut sesuai dengan dakwaan primair yang didakwakan Penuntut Umum telah terbukti. Maka, terdakwa harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. Dalam putusannya, Mahkamah Agung menyatakan Terdakwa Suwir laut alias Liu Che Sui alias Atak Terbukti secara Sah dan Meyakinkan Bersalah Melakukan Tindak Pidana ”Menyampaikan Surat Pemberitahuan danatau Keterangan Yang Isinya Tidak Benar Atau Tidak Lengkap Secara Berlanjut” dan menjatuhkan pidana penjara kepada terdakwa selama dua tahun dengan masa percobaan tiga tahun. Mahkamah Agung juga menghukum 14 empat belas perusahaan yang tergabung dalam Asian Agri Group untuk membayar denda dua kali jumlah pajak terutang. Berikut unsur-unsur dalam Pasal 39 ayat 1 huruf c jo. Pasal 43 ayat 1 Undang- undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang No.16 Tahun 2000 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP yang didakwakan Penuntut Umum : 1. Setiap Orang 2. Dengan Sengaja 3. Menyampaikan Surat Pemberitahuan danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap 4. Dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara 5. Dilakukan secara berlanjut Penjelasan tentang unsur pasal yang didakwakan dengan relevansinya pada pokok perkara : 1 Unsur setiap orang, Terdakwa secara fungsional sebagai Tax Manager Asian Agri Group yang memegang andil dalam urusan perpajakan terhadap 14 perusahaan yang tergabung dalam AAG. Termasuk merencanakan upaya penggelapan pajak. 2 Unsur dengan sengaja, Terdakwa dengan sengaja menyampaikan surat pemberitahuan, danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap atas nama 14 perusahaan yang tergabung dalam Asian Agri Group. Universitas Sumatera Utara 3 Unsur Menyampaikan Surat Pemberitahuan danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, bahwa terdakwa bersama rekannya mengisi dan menyampaikan SPT secara tidak benar dan tidak lengkap dan ditulis belum diaudit, padahal faktanya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Ernst Young. 4 Unsur dapat menimbulkan kerugian negara, perbuatan terdakwa merugikan keuangan negara sebesar Rp 1.259.977.695.652,00 sebagaimana yang dihitung oleh DJP. 5 Unsur perbuatan berlanjut, perbuatan terdakwa dilakukan selama periode 2002-2005. Mahkamah Agung dalam perkara ini menyatakan mengadili sendiri. Oleh karena suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya. Dengan demikian, Mahkamah Agung akan mengadili sendiri dengan putusan yang dianggapnya tepat dan benar, setelah putusan pengadilan yang dikasasi dibatalkan. 139 Bahwa perbuatan terdakwa tersebut seperti yang didakwakan Penuntut Umum adalah Perbuatan Pidana. 140 Memperhatikan adanya unsur kesengajaan dan unsur tersebut telah terpenuhi, perlu diterangkan kembali agar lebih terang apa yang dimaksud dengan sengaja agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam penafsiran. Menurut Von Hippel, bahwa kesengajaan adalah kehendak untuk membuat suatu perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan akibat dari perbuatan itu. 141 Yang artinya seseorang tetap melakukan suatu perbuatan dengan menyadari konsekuensi dari perbuatan tersebut. Dalam hal ini terpidana melakukan perbuatan mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Penghasilan tidak sesuai dengan yang sebenarnya dikategorikan sebagai kesengajaan dengan maksud, yaitu untuk mengurangi pembayaran pajak yang seharusnya dibayar oleh 14 perusahaan yang tergabung dalam AAG. Terpidana selaku Tax Manager AAG dengan sengaja menyiapkan, mengisi dan 139 M. Yahya Harahap. Op. Cit, Hlm. 593. 140 Perbutan pidana Strafbaar feit menurut Simons adalah kelakuan yang diancam pidana yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan dilakukan oleh orang yang mampu dan bertanggung jawab. 141 Martiman Prodjohamidjojo, Op. Cit. Hlm. 47. Universitas Sumatera Utara menyampaikan SPT dari 14 empat belas perusahaan dibawah AAG pada tahun Pajak 2002, 2003, 2004, 2005 yang isinya tidak benar atau tidak lengkap. Pada poin ke-3 putusan a quo, Mahkamah Agung menerapkan pidana bersyarat, yang pada amarnya menetapkan hukuman penjara selama 2 dua tahun kepada terdakwa Suwir Laut serta hukuman percobaan selama 3 tiga tahun sebagai syarat umum dan syarat khususnya menghukum 14 empat belas perusahaan yang tergabung dalam AAG membayar denda 2 dua kali jumlah pajak terutang. Pidana Percobaan atau Pidana Bersyarat merupakan pidana yang menggantungkan syarat-syarat tertentu. Pidana Bersyarat menurut P.A.F Lamintang, adalah suatu pemidanaan yang pelaksanaanya oleh hakim telah digantungkan pada syarat-syarat tertentu yang ditetapkan dalam putusannya. 142 Muladi menyatakan, bahwa pidana bersyarat adalah suatu pidana, dalam hal mana si terpidana tidak perlu menjalani pidana tersebut, kecuali bilamana selama masa percobaan terpidana telah melanggar syarat umum atau khusus yang ditentukan oleh pengadilan. 143 Mengenai Pidana Bersyarat diatur dalam Pasal 14a-14f KUHP. 144 Ketentuan tentang Pidana Bersyarat masih tetap terikat dengan ketentuan pasal 10 KUHP, hanya batas pidana yang dapat digunakan tidak akan lebih satu tahun penjara atau kurungan. 145 Dalam Pasal 14a KUHP Hakim dapat menjatuhkan pidana atau kurungan “Maksimal satu tahun”, dalam putusannya hakim dapat memerintahkan agar putusan tidak perlu dijalani. Kecuali, jika di kemudian hari terdapat putusan yang menentukan lain, akibat dari si terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaannya berakhir atau karena si terpidana selama masa percobaan tidak memenuhi syarat khusus yang ditentukan dalam putusan tersebut. 146 142 P.A.F Lamintang, Hukum Penitentier Indonesia. Dalam Marlina, Hukum Penitensier Bandung : Refika Adiatama, 2011 Hlm. 135. 143 Muladi, Lembaga Pidana Bersyarat. Dalam Ibid. 144 Marlina, Hukum Penitensier Bandung : Refika Aditama, 2011. Hlm. 137. 145 Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana. Ibid. Hlm 281. 146 Buku Lengkap KUHP dan KUHAP Jogjakarta : Harmoni, 2011 Hlm., 20. Universitas Sumatera Utara Mengenai aturan lamanya pidana percobaan ini adalah bagi kejahatan dan pelanggaran dalam pasal 492, 504, 505, 506, dan 536 KUHP maksimal tiga tahun dan bagi pelanggaran lainnya maksimal dua tahun. Pidana bersyarat diperintahkan apabila 147 : 1. Dijatuhkan pidana penjara maksimal 1 tahun 2. Dijatuhi pidana kurungan, tidak termasuk pidana kurungan pengganti 3. Dijatuhi pidana denda, yang akan sangat memberatkan terpidana, tidak termasuk yang merupakan penghasilan negara, misalnya dalam delik narkotika sepanjang tidak diberlakukan pasal 30 ayat 2. Pedoman Hakim dalam menjatuhkan Pidana Bersyarat, dengan mempertimbangkan 148 : Pertimbangan yang bersifat Yuridis yaitu, pertimbangan hakim yang didasarkan pada faktor yang terungkap di dalam persidangan dan oleh undang-undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di dalam putusan, antara lain : a. Dakwaan jaksa penuntut umum b. Keterangan saksi c. Keterangan terdakwa d. Barang-barang bukti. Hal yang memberatkan dan meringankan dalam KUHP, terdiri dari : a. Jabatan Pasal 52 KUHP b. Residivis atau Pengulangan Titel 6 Buku 1 KUHP c. Gabungan atau Samenloop Pasal 65 dan 66 KUHP. Berdasarkan uraian diatas, bahwa hukuman Pidana bersyarat yang diterapkan Mahkamah Agung adalah tidak tepat, karena telah jelas diterangkan diatas vide pasal 14a 147 Sianturi Mompang L Panggabean, Hukum Penitensia di Indonesia Jakarta : Alumni Ahaem- Petahaem, Hlm. 131. 148 Marlina, Ibid. Hlm 148. Universitas Sumatera Utara KUHP. Bahwa, ketentuan tersebut hanya dapat diterapkan pada hukuman berupa penjara atau kurungan maksimal satu tahun. Dengan demikain, Putusan a quo seharusnya tidak dapat dieksekusi karena tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dikarenakan telah menyalahi aturan KUHAP serta tidak relevan dengan ketentuan Hukum Acara Pidana. Tindak pidana dalam perkara ini melibatkan korporasi Asian Agri Group yang dapat dikategorikan sebagai otak pelaku tindak pidana penggelapan pajak. Salah satu teori yang berkaitan erat disampaikan oleh Millar, dalam bukunya white collar crime menyatakan bahwa kejahatan korporasi corporate crime yang menjadi pelakunya adalah kalangan eksekutif dengan melakukan kejahatan untuk kepentingan korporasi dalam mencapai keuntungan. 149 Terdakwa secara bersama dengan Eddy Lukas, Lee Boon Heng, You Gie, Vincentius Lucas Sutanto, Djoko Susanto Utomo dan Paulina Sih. Terdakwa merencanakan SPT tahunan PPH WP Badan fiktif untuk 14 perusahaan yang tergabung di dalam AAG. Meskipun perbuatan ini dilakukan oleh beberapa orang karyawan seperti yang telah disebutkan. Namun, pertanggung jawaban pidana dapat turut dilimpahkan kepada korporasi karena perbuatan tersebut dilakukan oleh orang yang memiliki jabatan fungsional yang menggunakan wewenang yang diberikan perusahaan serta menjalankan tugas untuk mencapai tujuan atau kepentingan perusahaan. 150 Teori-teori pertanggungjawaban pidana korporasi 151 yang dikenal, sebagai berikut : 1. Dokrtin pertanggungjawaban pidana langsung Direct Liability Doctrine perbuatankesalahan pejabat senior diidentifkasi sebagai perbuatankesalahan korporasi. 2. Doktrin pertanggungjawaban pidana pengganti Vicarious Liability bahwa majikan adakah penanggung jawab utama dari perbuatan pada buruhkaryawan. 149 Mahmud Mulyadi dan Feri Antoni Surbakti, Op. Cit., Hlm. 24. 150 http:hasanudinnoor.blogspot.com201005penerapan-pertanggungjawabankorporasi.html , diakses pada 8 Juli 2015. 151 Arief, Barda Nawawi, Kapita Selekta Hukum Pidana Semarang : Citra Aditya Bakti, 2003, Hlm. 58. Universitas Sumatera Utara 3. Doktrin pertanggungjawaban pidana yang ketat menurut UU Strict Liability pertanggungjawban pidana korporasi dapat juga semata-mata berdasarkan Undang- undang. Yaitu dalam hal korporasi melanggar atau tidak memenuhi kewajibamkondisisituasi tertentu yang ditentukan oleh Undang-undang. Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan sengaja dan kesalahan, dalam pengertian hukum pidana dapat disebut ciri atau unsur kesalahan dalam arti luas, yaitu : 1. Dapat dipertanggungjawabkan pembuat 2. Adanya kaitan psikis antara pembuat dan perbuatan, yaitu adanya sengaja atau kesalahan dalam arti sempit Culpa. 3. Tidak adanya dasar peniadaan pidana yang menghapuskan dapatnya dipertanggungjawabkan sesuatu perbuatan kepada pembuat. 152 Perbuatan Pidana a quo dilakukan dengan sengaja. Von Hippel dalam bukunya tentang teori kehendak “Die Grenze von Vorsatz und Fahrlassigkeit, 1903. Sengaja, berarti akibat suatu perbuatan dikehendaki dan ini ternyata apabila akibat itu sungguh-sungguh dimaksud oleh perbuatan yang dilakukan itu. Perbuatan tersebut merupakan kehendak dari terdakwa terutama korporasi. 153 Mengenai Pertanggung jawaban pidana sebelum lebih jauh perlu kiranya diterangkan kembali, pertanggung jawaban pidana adalah pertanggung jawaban orang terhadap tindak pidana yang dilakukannya. Tegasnya, yang dipertanggungjawabkan orang itu adalah tindak pidana yang dilakukannya. Dengan demikian, terjadinya pertanggung jawaban pidana karena telah ada tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang. Pertanggung jawaban pidana pada 152 Jur Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Perkembangannya Jakarta : Softmedia, 2012, Hlm 173-174. 153 Ibid., Hlm 148. Universitas Sumatera Utara hakikatnya merupakan suatu mekanisme yang dibangun oleh hukum pidana untuk bereaksi terhadap pelanggaran atas kesepakatan menolak suatu perbuatan tertentu. 154 Dalam hukum pidana dikenal asas gein straft zonder schuld tiada pidana tanpa kesalahan. Namun, khusus tindak pidana yang dilakukan atau melibatkan korporasi, dalam hal pertanggungjawabannya dapat dianut doktrin strict liability, yaitu pertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan meniadakan unsur kesalahan ataupun doktrin vicaious liability tanggung jawab pengganti. Sehingga, korporasi dapat dipidana apabila memenuhi unsur- unsur perbuatan pidana sesuai dengan perbuatan yang didakwakan tanpa harus membuktikan unsur kesalahannya terlebih dahulu ataupun jika telah terbukti, namun pertanggungjawabannya dapat dialihkan kepada majikan atau korporasi. Mahkamah Agung dalam perkara a quo menggunakan teori Vicarious Liability sebagai pertimbangannya, yaitu menggabungkan Individual Liability dengan Corporate Liability. Tetapi, terdapat kekeliruan fatal yang disadari, bahwa Korporasi tidak didakwakan atau dijadikan sebagai subjek hukum dalam dakwaan Penuntut Umum. Barda N. Arief memandang Strict Liability sebagai pengecualian berlakunya asas tiada pidana tanpa kesalahan. Pada strict liability pembuatnya tetap diliputi kesalahan. Kesalahan dalam pengertian normatif. 155 Rancangan KUHP juga mengakui Strict Liability sebagai pertanggung jawaban pidana berdasar kesalahan, sebagaimana dirumuskan dalam pasal 32 ayat 3 RUU KUHP. Ditentukan bahwa : untuk tindak pidana tertentu, undang-undang dapat menentukan bahwa seseorang dapat dipidana semata-mata karea telah dipenuhinya unsur-unsur tindak pidana tanpa memperhatikan kesalahan. Anak kalimat tanpa memperhatikan kesalahan bukan berarti 154 Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan menuju kepada Tiada Pertanggung Jawaban Pidana Tanpa Kesalahan Jakarta : Kencana, 2006, Hlm 68. 155 Barda N Arief dalam Chairul Huda, Ibid., Hlm 84. Universitas Sumatera Utara dalam Strict Liability pertanggung jawaban pidana dilakukan dengan mengabaikan kesalahan pembuat. Sebaliknya kesalahan dipandang ada, sekalipun tidak tampak bentuknya. 156 Dalam Kapasitasnya, Mahkamah Agung terkesan telah melampaui batas kewenangannya abuse of power dalam memutus perkara a quo. Karena, Judex Juris dengan telah menyadari sebelumnya yang mana turut menghukum korporasi yang tidak didakwakan maupun disebut dalam tuntutan oleh Penuntut Umum dengan tanpa berpijak pada landasan hukum yang jelas. Penuntut Umum mengajukan dakwaan yang berbentuk subsidair, yaitu Dakwaan Primer : Melanggar Pasal 39 ayat 1 huruf c jo. Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2000 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP; Dakwaan Subsider : Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 38 huruf b jo. Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2000 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. Berdasarkan pada ketentuan bahwa Dakwaan merupakan dasar dari pemeriksaan di persidangan dan putusan, seharusnya putusan a quo berakibat cacat hukum. Sebab, Judex Juris telah keliru dalam menerapkan hukum dengan menyalahi ketentuan dalam pasal 182 ayat 4 KUHAP yang menyatakan, bahwa musyawarah hakim wajib berdasarkan pada Surat Dakwaan serta segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan persidangan. Putusan a quo dalam hal ini adalah tidak tepat karena hukuman terhadap korporasi tidak termuat dalam surat dakwaan dan telah menciderai keadilan dan kepastian hukum. Sebagaimana hukum yang dicita-citakan Ius Constituendum.. 157 Meskipun, setelah memperhatikan pertimbangan yang diuraikan terdapat kebenaran serta bermaksud menyelamatkan kerugian keuangan negara. 158 156 Ibid. , Hlm 84. 157 Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum Jakarta : Rineka Cipta, 2004, Hlm. 193. 158 Kerugian Negara adalah kekurangan uang, surat berharga dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat Perbuatan Melawan Hukum baik sengaja maupun lalai. Universitas Sumatera Utara Namun, hal tersebut tidak memiliki landasan hukum yang tepat karena tidak dimuat dalam surat dakwaan sebagai pedoman dalam mengadili suatu perkara pidana. Mengingat, Dakwaan merupakan dasar penting Hukum Acara Pidana karena berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu, hakim akan memeriksa perkara itu dan putusan hakim hanya boleh mengenai peristiwa-peristiwa dalam batas itu. 159 Disamping itu, Mahkamah Agung dalam putusan a quo terkesan memaksakan bahwa hukum yang berlaku di Republik ini wajib menuruti perkembangan hukum di belanda yang artinya membatasi lahirnya perangkat hukum nasional yang mandiri, melalui pertimbangannya yang menyatakan bahwa perkembangan hukum pajak di belanda telah menerima pertanggung jawaban pidana korporasi karena pajak menjadi andalan anggaran pendapatan negara yang dilandasi pada kepentingan praktis untuk menegakan hukum khususnya terhadap tindak pidana pajak badan atau korporasi dan Indonesia telah perlu mempertimbangkan untuk mengadopsi sendi-sendi penegakan hukum di sektor perpajakan di Belanda. Mahkamah Agung dalam kapasitasnya sebagai penegak hukum, seharusnya mengerti bagaimana tata cara mengadopsi paham atau peraturan hukum negara lain secara baik dan benar. Sebelum dipergunakan sebagai bagian dari pertimbangan hukumnya dalam menjatuhkan sebuah putusan yang berkeadilan. Perihal ini tentu dapat berakibat pada buruknya reputasi penegakan hukum pada lembaga peradilan setingkat Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan puncak. Demikian pula berimbas terhadap citra lembaga Peradilan Umum yang menjadikan Mahkamah Agung sebagai panutan dalam penegakan hukum. Penerapan sanksi yang tepat adalah, memprioritaskan sanksi pidana denda yang berorientasi pada pengembalian kerugian keuangan Negara. Penulis sependapat dengan pernyataan Simon Nahak dalam Bukunya berjudul, “Hukum Pidana Perpajakan”. Belliau menyatakan, Terdakwa atau Terpidana yang melakukan tindak pidana perpajakan yang 159 E. Bonn Sosrodanukusumo, Tuntutan Pidana. Hlm 163. Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kerugian negara, maka ia wajib membayar kerugian negara tersebut akibat dari perbuatannya yang melanggar hukum. Apabila terdakwa tidak mau membayar lunas, maka akan dikenakan hukuman pidana penjara dan mem bayar “lunas kerugian negara”. Apabila terdakwa atau terpidana tidak mau membayar kerugian negara, maka sanksi pidana yang diberlakukan sesuai dengan skala besarnya kerugian negara yang ditimbulkan. Lamanya pidana penjara mengacu pada skala kerugian negara, sehingga mencerminkan peradilan negara yang menegakkan hukum demi keadilan berdasarkan Pasal 3 ayat 2 UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang telah diubah dengan UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 2 ayat 2 menentukan “Peradilan Negara menerapkan dan menegakkan Hukum dan Keadilan berdasarkan Pancasila. 160 160 Simon Nahak, Op. Cit., Hlm 38-39 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967 K/Pid/2007 dan Putusan Mahkamah Agung

2 84 105

Pertanggung Jawaban atas Pemblokiran Rekening Nasabah Bank (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.43 K/Pdt.Sus/2013)

4 75 94

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA MUCIKARI DALAM TINDAK PIDANA KESUSILAAN

0 9 55

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 9

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 1

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 17

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 54

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012) Chapter III IV

0 0 34

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 4