BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perbuatan pidana atau diistilahkan Tindak Pidana di bidang Perpajakan adalah suatu
perbuatan yang pelakunya Wajib Pajak PribadiNatuurlijk Persoon Orang, Pegawai Pajak, Pihak Ketiga yaitu Bank, Notaris, Konsultan Pajak, Kantor Admnistrasi, dll
dan Wajib Pajak BadanRecht Persoon. Pada umumnya kejahatan tersebut berupa penghindaran terhadap pemungutan atau manipulasi atas laporan pajak yang
dilakukan karena kelalaian atau sengaja sehingga dapat menimbulkan kerugian pada keuangan Negara.
Dalam hal Pertanggung Jawaban terhadap Manusia, perlu diperhatikan hal mendasar yaitu adanya Kesalahan meliputi Kesengajaan atau Kelalaian, Alasan
Pemaaf dan bagaimana kemampuan bertanggung jawab daripada si pelaku. Sedangkan pertanggung jawaban terhadap Badan Hukum berpedoman pada tiga teori
yang mengesampingkan kesalahan atau meniadakan asas Korporasi tidak dapat dipidana Universitas Delinquere Non Potest yaitu Identification Theory Teori
Identifikasi, Strict Liablity Tanggung Jawab Langsung, Vicarious Liability Tanggung Jawab Pengganti. Ketiga teori ini meniadakan unsur kesalahan sehingga
dapat dibebankan pertanggung jawaban terhadap korporasi. Ancaman pidana yang diatur dalam UU KUP adalah pidana penjara paling lama enam tahun dan denda
paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Ancaman pidana tersebut dilipat duakan apabila seseorang mengulangi tindak pidana
di bidang perpajakan sebelum lewat satu tahun, terhitung sejak pidana penjara yang dijatuhkan selesai dijalani.
Universitas Sumatera Utara
2. Bahwa perbuatan pidana yang dilakukan terdakwa telah memenuhi rumusan pasal
serta unsur-unsur Tindak Pidana Perpajakan, yaitu dengan sengaja melakukan pemalsuan surat pemberitahuan dengan menyampaikan surat pemberitahuan yang
isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga menimbulkan kerugian keuangan negara.
Mengenai pertanggung jawaban pidana, dalam putusannya Mahkamah Agung telah mempertimbangakan kerugian keuangan negara yang jumlahnya tidak sedikit
sehingga memutuskan turut menghukum pertanggung jawaban korporasi untuk membayar denda dengan menerapkan teori Corporate Liability. Namun, Mahkamah
Agung kurang mengindahkan Dakwaan Penuntut Umum yang tidak mencantumkan hal tersebut dalam surat dakwaannya.
B. Saran