terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan. Pasal 39 ayat 3 terkait dengan Tindak Pidana Percobaan, Pasal 39A terkait dengan Tindak Pidana Faktur Pajak.
1. Subjek Hukum Pidana
Menurut Riduan Syahrani, subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban manusia, yaitu manusia dan badan hukum.
54
Yang dapat dimintai pertanggungjawaban hukum disebut “subyek hukum” legal subject, yang menurut pendapat Jimly Asshidiqie,
adalah setiap pembawa atau penyandang hak dan kewajiban dalam hubungan-hubungan hukum. Subyek hukum dapat merupakan orang-perorangan natuurlijk persoon atau
menselijk persoon , dan bukan orang Recht Persoon.
55
Tindak Pidana Perpajakan dilakukan oleh Wajib Pajak yang perbuatannya merupakan Delik Pajak dan memenuhi unsur pidana perpajakan. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau
badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
56
Wajib Pajak terdiri dari Wajib Pajak Pribadi dan Wajib Pajak Badan, Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan
usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam
bentuk perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap.
57
Hukum tidak hanya memikirkan manusia sebagai subjek dalam hukum, dengan demikian, disamping manusia, hukum masih membuat konstruksi fiktif yang kemudian
diterima, diperlakukan dan dilindungi seperti halnya ia memberikan perlindungan terhadap
54
Riduan Syahrani dalam Simon Nahak, Ibid. Hlm 78.
55
Jimly Asshiddiqie dalam Simon Nahak, Ibid. Hlm 78.
56
Lihat Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
57
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdewawati Djafar, Kejahatan di Bidang Perpajakan Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hlm 33.
Universitas Sumatera Utara
manusia. Konstruksi yang demikian itu disebut Badan Hukum. Bagaimanapun juga, perluasan fiktif tersebut tentulah dimaksud untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam rangka
itulah hukum menciptakan suatu kepribadian yang baru tersebut. Badan yang diciptakannya itu terdiri dari corpus, yaitu struktur fisiknya dan ke dalamnya hukum memasukkan unsur
animus yang membuat badan itu mempunyai kepribadian. Oleh karena badan hukum ini
merupakan ciptaan hukum, maka kecuali penciptaannya, kematiannya pun juga ditentukan oleh hukum.
58
Mengingat kemajuan yang terjadi dalam bidang keuangan, ekonomi dan perdagangan, lebih-lebih di era globalisasi serta berkembangnya tindak pidana terorganisasi baik yang
bersifat domestik maupun transnasional, maka subjek hukum pidana tidak dapat dibatasi hanya pada manusia alamiah natural person tetapi mencakup pula korporasi, yaitu
kumpulan terorganisasi dari orang danatau kekayaan, baik merupakan badan hukum legal person
maupun bukan badan hukum. Dalam hal ini korporasi dapat dijadikan sarana untuk melakukan tindak pidana corporate criminal dan dapat pula memperoleh keuntungan dari
suatu tindak pidana crimes for corporation. Dengan dianutnya paham bahwa korporasi adalah subjek tindak pidana, berarti korporasi baik sebagai badan hukum maupun non-badan
hukum dianggap mampu melakukan tindak pidana dan dapat dipertanggungjawabkan dalam hukum pidana corporate criminal responsibility.
59
Subjek hukum pidana korporasi, perumusannya lebih luas bila dibandingkan dengan pengertian korporasi menurut hukum perdata, menurut hukum pidana pengertian korporasi
bisa berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum. Muladi memberikan contoh : firma dan CV Perseroan Komanditer merupakan bentuk badan usaha yang bukan badan hukum.
Suatu perkumpulan yang bukan badan hukum, tidak memerlukan syarat pengesahan akta pendirian oleh pemerintah. Tidak semua badan usaha berbadan hukum, badan usaha yang
58
Mohammad Ekaputra, Dasar-dasar Hukum Pidana Medan : USU Press, 2013, Hlm 24.
59
Ibid,. Hlm 25.
Universitas Sumatera Utara
dikategorikan sebagai badan hukum adalah : PT, Yayasan, Koperasi, BUMN dan bentuk badan usaha lain yang anggaran dasarnya disahkan oleh Menteri dan diumumkan dalam
berita negara, sedangkan UD, PD, Firma dan CV adalah badan usaha yang bukan badan hukum.
60
Recht persoon biasa disebut badan hukum yang merupakan persona ficta atau orang
yang diciptakan oleh hukum sebagai persona. Pandangan demikian dianut oleh Carl von Savigny, C.W. Opzoomer, A.N Houwing, dan Langemeyer. Oleh karena itu, badan hukum
adalah hanya fiksi hukum, dan pendapat ini disebut teori fiktif atau teori fiksi.
61
. Menurut UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
perubahan ketiga atas UU No. 16 Tahun 1983 menyatakan adanya beberapa pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana apabila terjadi tindak pidana di bidang perpajakan
meliputi
62
: a.
Wajib pajak orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan Pasal 1 ayat 2,
Pasal 13A, 38, 39, 39A, 40. b.
Pegawai Pejabat Pasal 34, 36A ayat 3 dan ayat 4, 41 ayat 1 dan ayat 2. c.
Badan, sekumpulan orangmodal yang merupakan satu kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseoran terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
invetasi kolektif dan bentuk usaha tetap Pasal 1 ayat 3, dan Pasal 32, 38, 39, 39A.
60
Ibid,. Hlm 26.
61
Ibid.
62
Simon Nahak, Op. Cit., Hlm 99-100.
Universitas Sumatera Utara
d. Pihak ketiga meliputi bank, akuntan publik, notaris, konsultan pajak, kantor
administrasi, instansi pemerintah, lembaga asosiasi Pasal 35 dan 35A e.
Setiap orang yang menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda..
Pasal 41B. Dalam lingkup tindak pidana di bidang perpajakan, yang berposisi sebagai pihak yang
dapat dimintai pertanggung jawaban pidana adalah Wajib Pajak, baik seseorang maupun badan hukumkorporasi yang di dalamnya terdapat subyek hukum orang dan subyek hukum
badan hukum. Akan tetapi yang diwajibkan untuk dibuktikan unsur kesalahan kepada pelakunya hanyalah subjek hukum orang yang memiliki akal untuk menentukan kehendaknya.
2. Unsur Perbuatan Pidana