Pengertian Pertanggungjawaban Pidana Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Perbuatan Pidana

arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlasananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil. 24 Tetapi tidaklah semua perbuatan yang melawan hukum atau bersifat merugikan masyarakat dapat disebut dengan perbuatan pidana. Tidaklah semua perbuatan yang merugikan masyarakat diberi sanksi pidana. Begitu pula, tidaklah dapat kita mengatakan bahwa hanya perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kerugian yang besar saja yang dijadikan perbuatan pidana. Adalah kewajiban pemerintah untuk dengan bijaksana menyesuaikan apa-apa yang ditentukan sebagai perbuatan pidana itu dengan perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat. Penentuan itu juga dipengaruhi oleh pandangan-pandangan, apakah ancaman dan penjatuhan pidana itu adalah jalan utama untuk mencegah dilanggarnya larangan-larangan tersebut. Jadi syarat utama dari adanya Perbuatan Pidana adalah kenyataan bahwa ada aturan yang melarang dan mengancam dengan pidana barang siapa yang melanggar larangan tersebut.” 25

2. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana

Dalam hal pertanggung jawaban pidana tidak cukup dengan dilakukannya perbuatan pidana saja, akan tetapi di samping itu harus ada kesalahan, atau sikap batin yang dapat dicela, ternyata pula dalam asas hukum yang tidak tertulis : tidak dipidana jika tidak ada kesalahan geen straf zonder schuld, ohne schuld keine strafe. 26 Asas pertanggungjawaban dalam hukum pidana adalah Tiada Pidana jika tanpa kesalahan Geen straf zonder schuld; Actus non facit reum nisi mens sist rea. Asas ini tidak disebut dalam hukum tertulis, tetapi asas ini dianut dalam penerapan hukum di Indonesia. 27 Banyak tulisan yang membicarakan tentang syarat-syarat dari mampu bertanggung jawab atau tidak mampu bertanggung jawab, syarat utamanya adalah bahwa telah dilakukan 24 Ibid. 25 Ibid. 26 Moeljatno, Op.Cit Hlm 63. 27 Ibid, Hlm 165. Universitas Sumatera Utara suatu perbuatan pidana. 28 Menurut pandangan-pandangan tradisional, di samping syarat- syarat objektif melakukan perbuatan pidana, harus dipenuhi pula syarat subjektif atau syarat- syarat mental untuk dapat dipertanggungjawabkan dan dijatuhkan pidana kepadanya. Syarat subjektif ini disebut kesalahan. 29 Mengenai kesalahan, baiknya diterangkan batasannya menurut Van Hammel kesalahan dalam suatu delik merupakan pengertian psikologis, berhubungan antara keadaan jiwa pelaku dan terwujudnya usnur-unsur delik karena perbuatannya. Kesalahan adalah pertanggungjawaban dalam hukum. 30 “Dalam hal pertanggung jawaban pidana ini juga diperluas oleh pengaruh kehendak untuk bebas dalam melakukan sesuatu atau indeterminisme aliran klasik dan kehendak yang tidak bebas atau determinisme aliran modern. Namun, perbedaan tersebut diakomodir oleh Soedarto melalui kompromi dengan menempuh jalan tengah, yaitu berpegang pada paham determinisme, tetapi tetap menerima kesalahan sebagai dasar hukum pidana.” 31 Kemampuan bertanggung jawab adalah keadaan normalitas kejiwaan dan kematangan yang membawa tiga kemampuan yaitu : 1. mengerti akibatnyata dari perbuatan sendiri 2. menyadari bahwa perbuatannya tidak diperbolehkan oleh masyarakat bertentangan dengan ketertiban masyarakat 3. mampu menentukan kehendaknya untuk berbuat. Pertanggungjawaban pidana menjurus kepada pemidanaan pentindak, jika telah melakukan suatu tindak pidana dan memenuhi unsur-unsurnya yang telah ditentukan dalam Undang-undang. Dilihat dari sudut terjadinya suatu tindakan yang terlarang diharuskan, seseorang akan dipertanggunajawab-pidanakan atas tindakan-tindakan tersebut apabila tindakan tersebut bersifat melawan hukum dan tidak ada peniadaan sifat melawan hukum atau Rechtsvaardigingsgrond atau alasan pembenar untuk itu. Dilihat dari sudut kemampuan 28 Roeslan Saleh, Op.Cit. Hlm. 32. 29 Ibid. 30 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana Jakarta : Rajawali Pers, 2014 Hlm. 79. 31 Moeljatno, Op. Cit. Hlm 83-84. Universitas Sumatera Utara bertanggung jawab maka hanya seseorang yang mampu bertanggung jawab yang dapat dipertanggungjawabkan pidana-kan. 32 Pertanggung jawaban pidana dalam bahasa asing disebut “Toerekenbaarheid”,”Criminal Responsibility”,”Criminal Liability”. Pertanggung jawaban pidana dimaksudkan untuk menentukan apakah seseorang tersangkaterdakwa dipertanggungjawabakan atas suatu tindak pidana crime yang terjadi atau tidak. 33 Dengan perkataan lain apakah terdakwa akan dipidana atau tidak. Jika dipidana, harus tindakan yang dilakukan bersifat melawan hukum dan terdakwa mampu bertanggung jawab. Kemampuan tersebut memperlihatkan kesalahan dari petindak yang berbentuk kesengajaan atau kealpaan. Artinya tindakan tersebut tercela dan tertuduh menyadari tindakan yang dilakukan tersebut.

3. Pengertian Sanksi Pidana

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967 K/Pid/2007 dan Putusan Mahkamah Agung

2 84 105

Pertanggung Jawaban atas Pemblokiran Rekening Nasabah Bank (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.43 K/Pdt.Sus/2013)

4 75 94

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA MUCIKARI DALAM TINDAK PIDANA KESUSILAAN

0 9 55

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 9

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 1

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 17

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 54

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012) Chapter III IV

0 0 34

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 4