Pengertian Sanksi Pidana Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Perbuatan Pidana

bertanggung jawab maka hanya seseorang yang mampu bertanggung jawab yang dapat dipertanggungjawabkan pidana-kan. 32 Pertanggung jawaban pidana dalam bahasa asing disebut “Toerekenbaarheid”,”Criminal Responsibility”,”Criminal Liability”. Pertanggung jawaban pidana dimaksudkan untuk menentukan apakah seseorang tersangkaterdakwa dipertanggungjawabakan atas suatu tindak pidana crime yang terjadi atau tidak. 33 Dengan perkataan lain apakah terdakwa akan dipidana atau tidak. Jika dipidana, harus tindakan yang dilakukan bersifat melawan hukum dan terdakwa mampu bertanggung jawab. Kemampuan tersebut memperlihatkan kesalahan dari petindak yang berbentuk kesengajaan atau kealpaan. Artinya tindakan tersebut tercela dan tertuduh menyadari tindakan yang dilakukan tersebut.

3. Pengertian Sanksi Pidana

Untuk pelanggaran yang dirasakan sebagai lebih merusak kepentingan umum, perlu diadakan sanksi yang lebih berat, yang disebut sebagai sanksi pidana. Penentuan sanksi pidana didasarkan pada benar-benar diperlukan adanya alat pemaksa pamungkas tertinggi Ultimum Remedium untuk menjamin suatu norma. Oleh karena itulah maka hukum pidana sering disebut sebagai benteng hukum Het strafrecht is het citadel van het recht. 34 Sanksi pidana perundang-undangan kita adalah : Pidana Mati, Penjara, Tutupan, Kurungan dan Denda sebagai Pidana Pokok. Disamping itu jika perlu ada pidana tambahan, yaitu pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang atau pengumuman keputusan hakim. Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 10 KUHP. Selain daripada itu, dikenal pula sanksi semacam sanksi berupa Tindakan perbaikan Maatregel yaitu apabila seorang anak yang belum cukup umur melakukan suatu tindak pidana tertentu, maka ia dapat dikembalikan kepada orang tuanya, atau diserahkan kepada pemerintah untuk dididik paksa terhadap anak-anak yang belum cukup umur sering dirasakan 32 E.Y. Kanter S.R. Sianturi, Op.Cit. Hlm 249. 33 Ibid , Hlm 250. 34 Ibid , Hlm 31. Universitas Sumatera Utara oleh anak itu sendiri, maupun oleh orang tua dari anak, sebagai tidak lebih ringan daripada sanksi pidana. Demikian juga jika ternyata seorang gila melakukan suatu tindak pidana, dapat diperintahkan supaya ia dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa. 35 “Dalam hukum pajak disamping sanksi administratif terdapat juga sanksi pidana. Sanksi administratif dijatuhkan oleh administrasi untuk pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya ringan dan diberikan dalam bentuk denda. Disamping sanksi administratif masih ada sanksi pidana yang dijatuhkan untuk pelanggaran pidana dan untuk kejahatan. Pelanggaran yang diancam dengan denda pidana yang ringan, lazimnya merupakan pelanggaran yang terjadi karena kealpaan, sedangkan denda pidana yang lebih berat dijatuhkan kepada tindak pidana yang dilakukan dalam bidang perpajakan yang dikualifikasikan sebagai kejaha tan.” 36 Sanksi pidana, dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP WvS telah menetapkan jenis-jenis pidana yang termaktub dalam Pasal 10 KUHP. Diatur dua pidana yaitu pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok terdiri atas empat jenis pidana, dan pidana tambahan terdiri atas tiga jenis pidana. 37 Jenis-jenis pidana menurut Pasal 10 KUHP ialah sebagai berikut : a. Pidana Pokok meliputi : 1. pidana mati 2. pidana penjara 3. pidana kurungan 4. pidana denda b. pidana tambahan meliputi : 1. pencabutan beberapa hak-hak tertentu 2. perampasan barang-barang tertentu 3. pengumuman putusan hakim. Apabila terpidana merupakan korporasi, maka pidana tambahan yang diberikan, sebagai berikut : 1. bahwa hak yang dicabut adalah segala hak yang diperoleh korporasi 35 Ibid. 36 Rochmat Soemitro, Pengantar Singkat Hukum Pajak Bandung : Eresco, 1992 Hlm. 31. 37 Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan Jakarta : Sinar Grafika, 2004 Hlm. 10. Universitas Sumatera Utara 2. bahwa pencabutan hak dijatuhkan pada korporasi maka bebas dalam menentukan lama pencabutan tersebut. 38

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967 K/Pid/2007 dan Putusan Mahkamah Agung

2 84 105

Pertanggung Jawaban atas Pemblokiran Rekening Nasabah Bank (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.43 K/Pdt.Sus/2013)

4 75 94

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA MUCIKARI DALAM TINDAK PIDANA KESUSILAAN

0 9 55

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 9

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 1

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 17

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 54

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012) Chapter III IV

0 0 34

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 4