Latar Belakang Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K/Pid.Sus/2012)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber pendapatan vital setiap negara yang bersumber dari pemungutan kepada masyarakat wajib pajak sebagai kewajiban seorang warga negara 3 . Di Negara Republik Indonesia perihal ini diatur dalam Pasal 23A Undang-undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Artinya pemungutan pajak bersifat resmi dan diatur oleh undang-undang serta peraturan terkait lainnya. Tindak pidana di bidang perpajakan dewasa ini semakin marak, terbukti dengan banyaknya jumlah kasus yang telah selesai dilakukan Penyidikan dan berkasnya dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan P-21 selama kurun waktu 2009-2012 yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan total perkiraan kerugian negara mencapai lebih dari 1,13 trilyun rupiah. Selama 4 tahun tersebut, 92 kasus telah dilanjutkan ke tahap penuntutan di pengadilan oleh kejaksaan dan 69 diantaranya telah divonis di pengadilan dengan putusan penjara dan total putusan denda hampir mencapai 4,3 trilyun rupiah. Kasus tindak pidana perpajakan didominasi oleh kasus faktur fiktif dan bendaharawan. Pelakunya didominasi oleh Wajib Pajak Badan sebanyak 68 kasus, 14 Wajib Pajak Bendaharawan dan 10 orang Wajib Pajak Orang Pribadi. 4 Modus operandi yang digunakan pelaku pun beragam sehingga menyulitkan dirjen pajak untuk mengendus kejahatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Pribadi terutama Wajib Pajak Badan. Jumlah Angka kerugian negara yang ditimbulkan tidaklah sedikit, disebabkan adanya manipulasi angka yang dilaporkan melalui Surat Pemberitahuan Pajak akibat dari 3 http:www.pajak.go.idcontentarticlepajak-sebagai-ujung-tombak-pembangunan Diakses pada tanggal 5 juni 2015. 4 http:www.pajak.go.idcontentarticlepenyelesaian-kasus-tindak-pidana-di-bidang perpajakan . Diakses pada tanggal 5 juni 2015. Universitas Sumatera Utara disalahartikannya penerapan sistem Self Assesment yang sesungguhnya bertujuan untuk menyederhanakan sistem administrasi dan birokrasi yang sebelumnya berbelit-belit, dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk secara aktif dapat menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. 5 Sasaran dari sistem administrasi yang dimaksud adalah agar pelaksanaan administrasi perpajakan dapat terlaksana dengan sederhana, rapi serta mudah dipahami oleh anggota masyarakat wajib pajak. Sistem yang memberi ruang kebebasan ini dijadikan sebagai celah oleh sebagian wajib pajak untuk melakukan kejahatan di bidang perpajakan dengan melakukan penyelewengan pajak untuk meraup keuntungan pribadi. Kasus mafia pajak Gayus Tambunan, Grup Bakrie, yakni PT Arutmin, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Bumi Resource 6 Mengindikasikan bahwa Wajib Pajak Badan perlu mendapat sorotan tajam oleh Direktorat Jenderal Pajak, ditambah lagi terungkapnya kasus Penggelapan Pajak terbesar periode 2002- 2005 oleh Asian Agri Group yang mencapai 1,25 trilyun rupiah. Kejahatan ini terungkap setelah dilaporkan oleh pegawainya sendiri yakni Vincentius Amin Sutanto, yang sebelumnya melakukan pembobolan atas rekening perusahaan senilai 3,1 juta dolar dan baru terambil 200 juta rupiah, setelah perbuatannya diketahui lantas ia melarikan diri keluar negeri untuk menghindar dari incaran pihak AAG. Negri singa menjadi lokasi pelariannya dengan membawa serta dokumen perusahaan. Sebagai upaya melindungi diri serta menyelamatkan keluarganya ia memilih membongkar skandal manipulasi pajak perusahaan. 7 Pada hari selasa 18 Desember 2012, Mahkamah Agung menyatakan Suwir Laut yang kala itu menjabat sebagai Tax Manager bersalah, dipidana selama 2 tahun dan denda 2 kali pajak terutang kepada 14 perusahaan yang tergabung dalam AAG sebesar 2,519 trilyun 5 Boediono. B, Perpajakan Indonesia Jakarta: Diadit Media, 2000, hlm 78. 6 http:www.kompasiana.combagjasiregarkasus-manipulasi-pajak-dari-bakrie-hingga bca_54f97f04a333111a648b4784 diakses pada 29 Juni 2015. 7 Dharmasaputra, Metta, Saksi Kunci Tempo, 2013 hlm 38. Universitas Sumatera Utara rupiah. 8 melihat angka kerugian negara yang timbul disertai sanksi denda yang dikenakan dalam putusan Mahkamah Agung tersebut memaksa mata kita terbuka lebar. Keberhasilan dirjen pajak dalam mengungkap kasus ini merupakan terobosan sekaligus prestasi yang membanggakan. Sebab, negara sangat membutuhkan pendapatan yang bersumber dari pajak karena hampir 70 dana APBN berasal dari pajak. 9 Oleh karenanya, pajak merupakan sumber pendapatan yang diutamakan negara melalui pemungutan kepada wajib pajak guna menunjang penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan kesejahteraan serta pertahanan negara dan berperan penting dalam pembangunan, menciptakan pemerataan perekonomian dan keadilan sosial. Kendati demikian, seiring perkembangan pemungutan pajak dinilai semakin memberatkan Wajib Pajak sehingga banyak terjadi penghindaran atas kewajiban tersebut. Beberapa penyebabnya yaitu pemungutan yang tidak merata, cenderung terjadi pemerasan oleh pegawai pajak di lapangan, penyimpangan dana oleh pejabat dirjen pajak maupun penggunaan dana APBNAPBD oleh pejabat pemerintahan yang dinilai tidak tepat sasaran 10 . Hal tersebut yang menjadi salah satu pemicu keengganan wajib pajak untuk melunasi kewajiban pemenuhan pajaknya. Tindakan penyimpangan dana hasil pajak oleh pejabat dirjen pajak sepantasnya tidak dapat ditolerir. Disamping itu, masih ramai masyarakat yang mengeluhkan tentang minimnya sarana dan prasarana yang dibangun oleh pemerintah sebagai pendukung kelancaran aktivitas perekonomian. Seperti, minimnya perbaikan ataupun pembangunan infrastruktur jalan yang berpengaruh pada harga barang-barang menjadi mahal karena tingginya biaya akomodasi. Hal tersebut berdampak pada pendapatan masyarakat menjadi terhambat dan cenderung mengalami kemerosotan. Sedangkan, kewajiban untuk membayar pajak tetap berjalan 8 http:m.tempo.coreadnews20130111087453787Asian-Agri-Berkukuh-Sudah-Membayar-Pajak . Diakses pada 5 Juni 2015. 9 http:www.pajak.go.idcontentpembiayaan-negara-70-persen-dari-pajak diakses pada 11 Juni 2015. 10 Simon Nahak, Hukum Pidana Perpajakan Malang: Setara Press, 2014, hlm 45. Universitas Sumatera Utara bagaimanapun kondisinya. Artinya, telah terjadi ketidakseimbangan antara pajak yang dibayarkan dengan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. 11 Tingginya pungutan pajak tidak sesuai dengan penghasilan yang didapat oleh Wajib Pajak Pribadi maupun Badan disertai rendahnya pembangunan sehingga terkesan menyengsarakan. Jika pajak ditinjau dari fungsi budgeter anggaran, adalah penerimaan negara dari pemungutan pajak-pajak negara dalam APBN yang merupakan bagian dari penerimaanpendapatan dalam negeri dimana jumlah penerimaan dalam negeri ini bila melebihi belanja rutin, maka sisanya merupakan tabungan pemerintah. Tabungan pemerintah bersama-sama dengan penerimaan pembangunan merupakan dana pembangunan. Oleh karena itu, semakin meningkatnya penerimaan negara dari hasil pemungutan pajak, semakin meningkatkan tabungan pemerintah, yang berarti semakin menjamin terselenggaranya proyek pembangunan. 12 Berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Oleh karenanya, masalah tersebut dapat mengancam kelanjutan penerimaan negara melalui pemungutan pajak. Bahkan, sudah banyak perusahaan nasional yang gulung tikar dan menjalankan usahanya di negara tetangga dengan alasan pemungutan pajak yang lebih ringan dan bebas dari pungutan liar. Fenomena ini harusnya menjadi cambukan bagi pemerintah khususnya dirjen pajak, untuk mengevaluasi kembali kebijakan pemungutan pajaknya, integritas serta kinerja pejabatnya sehingga penerimaan negara tidak berkurang dan wajib pajak dapat dengan senang hati memenuhi kewajiban pajaknya. Direktorat Jenderal Pajak perlu mengambil langkah antisipasif sebelum seluruh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Republik hijrah ke negara tetangga, yang mungkin akan memperkecil minat investor asing turut berpartisipasi dalam pembangunan. Kestabilan ekonomi Nasional masih bergantung pada perusahaan yang beroperasi di Republik ini, apabila perusahaan-perusahaan tersebut bangkrut atau menghentikan 11 http:www.pajak.go.idcontentarticlemenikmati-namun-tidak-merasakan diakses pada 11 Juni 2015. 12 Boediono. B, Op.Cit, hlm 52. Universitas Sumatera Utara produksinya. Tentu akan berimbas ke berbagai sektor kehidupan terutama perekonomian, otomatis tingkat pengangguran akan meningkat yang memungkinkan masyarakat mengambil jalan pintas demi memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan melakukan kejahatan yang menyebabkan angka kriminal pun turut meningkat. Negara kita masih mengalami krisis lapangan pekerjaan, oleh karenanya, tarif pajak yang dikenakan haruslah menjadi perhatian serius dengan menetapkan nilai pajak yang realistis dan tidak memberatkan perekonomian masyarakat serta biaya operasional perusahaan. Hal ini bertujuan agar perusahaan lokal dapat terus produktif dengan menghasilkan produk yang mampu bersaing dengan produk asing yang bebas beredar saat ini. Serta mampu menghadapi tantangan persaingan Masyarakat Ekonomi Asean hingga persaingan skala Global. Sebab, tak dapat dipungkiri bahwa eksistensi Wajib Pajak Badan cukup tinggi sebagai kontributor pajak. Berdasarkan bunyi Pasal 1 ayat 3 UUD yang menegaskan, Negara Indonesia Adalah Negara Hukum, yang artinya bahwa segala sesuatunya berlandaskan dan harus sesuai dengan norma serta aturan hukum yang berlaku. Dengan demikian, apabila ditemukan indikasi adanya tindak kejahatan oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan, baik itu di bidang perpajakan atau kejahatan umum wajib ditindak tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Kendati, upaya penyelesaian non-litigasi atau melalui pengadilan pajak kedepannya harus diutamakan dengan menerapkan sanksi administratif yang sifatnya preventif dan lebih efektif dalam menargetkan pengembalian kerugian keuangan negara. Kasus Asian Agri Group pada awalnya diputus bebas oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Tetapi, putusan tersebut akhirnya dibatalkan dengan Putusan Kasasi oleh Mahkamah Agung dengan ancaman hukuman dua 2 tahun pidana penjara terhadap terdakwa Suwir Laut, menetapkan pidana tersebut tidak akan dijalani kecuali jika di kemudian hari terdakwa dipersalahkan melakukan sesuatu kejahatan sebelum berakhirnya masa percobaan selama tiga 3 tahun . Serta menghukum perusahaan yang Universitas Sumatera Utara tergabung dalam Asian Agri Group membayar denda lebih dari dua trilyun sebagai syarat khusus selama satu 1 tahun. Mahkamah agung membatalkan dan dalam putusannya mengadili sendiri terdakwa AAG berdasarkan pertimbangan hukumnya. Dalam hal ini, pajak merupakan sumber pemasukan terbesar dalam APBN yang dari tahun ke tahun perlu peningkatan. Akan tetapi, dalam kenyataanya, terjadi kebocoran- kebocoran yang disebabkan oleh wajib pajak, aparat pajak maupun pihak ketiga sehingga optimalisasi penerimaan tersebut tidak dapat tercapai. 13 Apakah perbuatan dalam kasus AAG sudah termasuk klasifikasi Tindak Pidana Perpajakan ataukah hanya merupakan pelanggaran adminsitrasi atau merupakan delik lain dan bagaimanakah pertanggung jawaban pidananya.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967 K/Pid/2007 dan Putusan Mahkamah Agung

2 84 105

Pertanggung Jawaban atas Pemblokiran Rekening Nasabah Bank (Studi Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.43 K/Pdt.Sus/2013)

4 75 94

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA MUCIKARI DALAM TINDAK PIDANA KESUSILAAN

0 9 55

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 9

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 1

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 17

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 54

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012) Chapter III IV

0 0 34

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 4