rumah-rumah atau tercemar pada saat disimpan di rumah. Pencemaran dirumah terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar
menyentuh air pada saat mengambil air ataupun makanan dari tempatnya Widoyono, 2011.
5.2.2 Hubungan antara Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan exact fisher karena terdapat lebih dari 25 expected count yang nilai nya kurang dari 5 maka diperoleh nilai p
= 0,004 lebih kecil dari nilai
∝
= 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita dengan PR=0,064, yaitu
CI 95 [0,005, 0,748] yang menunjukkan bahwa responden dengan jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat memiliki peluang kejadian diare pada
balitanya 0,064 kali lebih besar dibandingkan responden dengan jamban keluarga yang memenuhi syarat.
Sarana jamban keluarga yang dimiliki masyarakat di Lingkungan Pintu Angin kebanyakan sudah menggunakan jenis leher angsa, memiliki air yang
cukup, landaimiring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya. mudah dibersihkan, aman digunakan, dan telah dilengkapi dengan
dinding dan atap pelindung. Namun hal ini tidak dibarengi dengan kondisi sanitasi yang baik. Kurangnya kepedulian dan pengetahuan masyarakat akan kebersihan
jamban membuat banyak masyarakat yang sangat jarang untuk membersihkan jambannya. Hal ini menyebabkan jamban mengeluarkan bau yang tidak sedap dan
dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Selain itu, banyak pula masyarakat yang tidak tahu akan pentingnya ventilasi untuk menjaga sirkulasi udara segar dan
Universitas Sumatera Utara
mempermudah cahaya matahari untuk masuk ke kamar mandi dimana cahaya matahari tersebut dapat membunuh bakteri yang ada di kamar mandi.
Ketidaktersediaan ventilasi di kamar mandi menyebabkan kamar mandi masyarakat menjadi pengap dan gelap jika tidak ada cahaya lampu.
Penelitian ini sejalan dengan Geo 2012 yang menyatakan ada hubungan antara jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita. Namun penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Siti 2014 yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara jamban keluarga dengan kejadian diare.
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit diantaranya tipus, kolera, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dan
sebagainya. Kotoran manusia merupakan buangan padat selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan, juga merupakan media penularan penyakit pada
masyarakat. Oleh sebab itu perlu sekali menjaga kebersihan jamban dan kamar mandi, sehingga tidak terjadi penularan penyakit yang diakibatkan oleh tinja
Azwar, 2009.
5.2.3 Hubungan antara Sarana Pembuangan Air Limbah dengan Kejadian Diare