5.3 Hubungan antara Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita
5.3.1 Hubungan antara Kebersihan Tangan dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan exact fisher karena terdapat lebih dari 25 expected count yang nilai nya kurang dari 5 maka diperoleh nilai p
= 0,017 lebih kecil dari nilai
∝
= 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kebersihan tangan dengan kejadian penyakit diare dengan PR=0,375, yaitu
CI 95 [0,051,2,772] yang menunjukkan bahwa responden dengan kebersihan tangan ibu yang tidak baik memiliki peluang kejadian diare pada balitanya 0,375
kali lebih besar dibandingkan responden dengan kebersihan tangan ibu yang baik. Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar responden sudah melakukan
kebiasaan cuci tangan. Namun kebanyakan hanya mencuci tangan pakai sabun saat setelah BAB, selebihnya responden beranggapan bahwa mencuci tangan
dengan air saja sudah cukup. Selain itu, kebanyakan responden juga hanya sekedar mencuci tangan tanpa menggosok kedua permukaan tangan dan sela-sela
jari ketika mencuci tangan. Sebagian besar dari mereka terbiasa mencuci tangan hanya ketika tangan mereka terlihat kotor saja. Padahal tangan yang terlihat bersih
belum tentu bebas dari kuman penyebab penyakit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurfadhila 2014 tentang
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hiegene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang Tahun 2014
yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistic antara kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare pada balita p = 0,0001.
Universitas Sumatera Utara
Hasil ini juga sejalan dengan pendapat dari Dirjen PPM PLP dalam bukunya materi program P2 diare pada pelatihan P2ML terpadu bagi dokter
Puskesmas bahwa personal hygiene adalah langkah pertama untuk hidup lebih sehat. Dasar kebersihan adalah pengetahuan. Banyak masalah kesehatan yang
timbul akibat kelalaian kita, tetapi standar hygiene dapat mengontrol kondisi ini. Personal hygiene mencakup praktek kesehatan seperti mandi, keramas,
menggosok gigi, dan memcuci pakaian. Memelihara personal hygiene yang baik membantu mencegah infeksi dengan membuang kuman atau bakteri yang hidup di
permukaan kulit. Faktor perilaku mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan menurunkan angka kejadian diare. Kebiasaan tidak mencuci
tangan mempunyai risiko 1,88 kali lebih besar akan menderita diare dibanding yang mencuci tangan. Mencuci tangan dapat menurunkan risiko terkena diare
sebesar 47. Depkes RI, 1993 Hal serupa juga diutarakan oleh Kusumaningrum 2011, kebiasaan cuci
tangan berpengaruh terhadap terjadinya kejadian diare pada balita. Hal itu disebabkan karena balita sangat rentan terhadap mikroorganisme dan berbagai
agen infeksius. Segala aktivitas balita dibantu oleh ibu, sehingga cuci tangan sangat penting sebelum dan sesudah kontak dengan balita.
5.3.2 Hubungan antara Kebersihan Kuku dengan Kejadian Diare