kondisi sanitasi lingkungan dan personal hygiene ibu yang belum memenuhi syarat kesehatan.
Pencegahan penyakit diare dapat dilakukan dengan memperhatikan personal hygiene yang bertujuan untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan
keindahan dan juga meningkatkan kesehatan individu agar dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain sehingga faktor-faktor
yang mempengaruhi hygiene perorangan harus diperhatikan yang salah satunya adalah tingkat pengetahuan yaitu pengetahuan hygiene perorangan sangat penting
karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan tetapi berbekal pengetahuan tidak cukup karena kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh
tertentu pada kualitas orang tersebut karena pengetahuan penting dalam meningkatkan status kesehatan individu Wartonah, 2006.
5.2 Hubungan antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita
5.2.1 Hubungan antara Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan chi square diperoleh nilai p = 0,016 lebih kecil dari nilai
∝
= 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sarana air bersih dengan kejadian penyakit diare balita dengan PR=0,027,
yaitu CI 95 [0,003, 0,230] yang menunjukkan bahwa responden dengan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat memiliki peluang kejadian diare
pada balitanya 0,027 kali lebih besar dibandingkan responden dengan sarana air bersih yang memenuhi syarat.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar responden penelitian memiliki sarana air bersih yang berasal dari PDAM dan mata air pegunungan yang secara fisik sudah memenuhi
syarat kesehatan berdasarkan Permenkes No. 416MenkesPer1990, yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak keruh. Air bersih ini digunakan
untuk menyuci peralatan makan dan minum, menyuci bahan makanan, mandi, dan minum. Namun, setengah dari responden mengatakan bahwa air mereka sering
mengalami kekeruhan apabila sedang musim hujan dan air tersebut tetap digunakan untuk mencuci alat makan dan dimasak sebagai air minum. Jika
sumber air yang digunakan terkontaminasi bakteri patogen seperti E.Coli maka peralatan makan dan minum berisiko untuk terkontaminasi, terlebih jika perilaku
mencucinya kurang baik. Akibatnya terjadi rantai penularan penyakit diare. Selain itu, sarana air bersih yang tercemar juga disebabkan karena
sebagian besar tempat penampungan air responden terdapatnya bercak-bercak kotoran atau lumut pada dinding atau lantai
yang memungkinkan terkontaminasinya air bersih dengan mikroorganisme patogen yang dapat
menimbulkan diare pada balita. Penelitian ini sejalan dengan Siti 2014 yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian diare. Menurut Slamet 2009, Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
merupakan media penularan penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.
Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke
Universitas Sumatera Utara
rumah-rumah atau tercemar pada saat disimpan di rumah. Pencemaran dirumah terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar
menyentuh air pada saat mengambil air ataupun makanan dari tempatnya Widoyono, 2011.
5.2.2 Hubungan antara Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare