mempermudah cahaya matahari untuk masuk ke kamar mandi dimana cahaya matahari tersebut dapat membunuh bakteri yang ada di kamar mandi.
Ketidaktersediaan ventilasi di kamar mandi menyebabkan kamar mandi masyarakat menjadi pengap dan gelap jika tidak ada cahaya lampu.
Penelitian ini sejalan dengan Geo 2012 yang menyatakan ada hubungan antara jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita. Namun penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Siti 2014 yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara jamban keluarga dengan kejadian diare.
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit diantaranya tipus, kolera, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dan
sebagainya. Kotoran manusia merupakan buangan padat selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan, juga merupakan media penularan penyakit pada
masyarakat. Oleh sebab itu perlu sekali menjaga kebersihan jamban dan kamar mandi, sehingga tidak terjadi penularan penyakit yang diakibatkan oleh tinja
Azwar, 2009.
5.2.3 Hubungan antara Sarana Pembuangan Air Limbah dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan exact fisher karena terdapat lebih dari 25 expected count yang nilai nya kurang dari 5 maka diperoleh nilai
p= 0,009 lebih kecil dari nilai
∝
= 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sarana pembuangan air limbah dengan kejadian penyakit diare
dengan PR=0,000, yaitu CI 95 [0,000,0,000] yang menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
responden dengan sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat tidak memiliki peluang kejadian diare pada balitanya.
Berdasarkan hasil observasi, sarana pembuangan air limbah responden yang ada sebagian besar tebuka yaitu air limbah langsung dibuang melalui got
disekitar rumahnya. Sistem pembuangan air limbah yang tidak tertutup dapat menimbulkan bau dan menjadi sarang berkembang biaknya vektor penyebar
penyakit. Bahkan terdapat rumah yang tidak memiliki penampungan sisa air limbah sehingga air limbah langsung jatuh ke tanah tanpa penampungan sehingga
mencemari lingkungan. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti
Rahma 2006 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku ibu terhadap pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada anak balita usia 2-5
tahun Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bintoro
2010, di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar, hasilnya menyatakan bahwa pengolahan air limbah yang tidak memiliki saluran pembuangan air
limbah, akan mengakibatkan kejadian diare sebesar 2,50 kali dibandingkan dengan pembuangan limbah yang ada SPAL dengan nilai p = 0,026 yang artinya
ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita.
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan. Pembuangan air limbah yang tidak dikelola dengan baik dan memenuhi syarat kesehatan dapat
Universitas Sumatera Utara
mengkontaminasi air permukaan maupun air tanah dan digunakan sebagai tempat perindukan vektor penyakit sehingga menjadi sumber penularan penyakit.
Sarana pembuangan air limbah dimaksudkan agar tidak ada air yang tergenang di sekitar rumah, sehingga tidak menjadi tempat perindukan serangga
atau dapat mencemari lingkungan maupun sumber air Slamet, 2009.
5.2.4 Hubungan antara Sarana Pembuangan Sampah dengan Kejadian Diare